Amsal 1:7-33

Amsal 1:7-33 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sikap hormat dan takut akan TUHAN adalah cara yang pertama dan terutama untuk menjadi bijak, tetapi orang-orang bebal tidak menghargai kebijaksanaan dan tak mau diajar. Anakku, dengarkanlah nasihat ayahmu, dan jangan tinggalkan didikan ibumu. Karena nasihat dan didikan orangtuamu ibarat mahkota yang akan membuat engkau dihormati, dan seperti kalung peringatan yang menuntun langkah hidupmu. Anakku, janganlah tergoda bila orang berdosa membujukmu mengikuti perbuatan mereka! Orang jahat berkata, “Bergabunglah dengan kami. Kita akan membagi rata semua harta yang kita rampas! Rumah-rumah kita akan penuh dengan hasil jarahan! Mari kita mengintai orang dan menyerang mereka diam-diam lalu merampas seluruh harta benda mereka! Tak usah pikirkan alasannya. Musnahkan saja walau mereka tak bersalah. Kita akan menelan mereka hidup-hidup, seakan melempar mereka bulat-bulat ke dalam Syeol.” Anakku, jangan mengikuti jalan hidup mereka! Jauhkan dirimu dari perbuatan mereka. Orang-orang itu cepat berbuat jahat bahkan tak segan-segan menumpahkan darah. Namun, sesungguhnya keserakahan mereka bagaikan perangkap yang akan membunuh mereka sendiri. Burung pun tidak akan masuk perangkap kalau melihat jaring dipasang di depan matanya, tetapi orang-orang semacam itu memasang jerat untuk diri sendiri. Perbuatan mereka seperti senjata makan tuan. Hikmat ibarat seorang guru yang berseru di jalan-jalan, di tempat-tempat umum dia memanggil-manggil orang untuk mendengarkannya. Di persimpangan jalan dia berteriak mengundang orang banyak, dan di pintu-pintu gerbang dia mengumumkan dengan lantang. Begini katanya, “Hai orang-orang yang tidak berpengalaman, sampai kapan kalian senang tinggal dalam kebodohanmu? Hai para pengejek, sampai kapan kalian senang menghina orang? Dan orang-orang bebal, apakah kalian mau tetap menolak pengetahuan? Bila kalian mau berbalik dan memperhatikan teguranku, kepadamu aku akan melimpahkan pengajaran-pengajaran dari hatiku.” Tetapi Hikmat itu juga ibarat guru yang mengeluh, “Ketika aku memanggil, kalian tidak mau mendengar. Ketika aku mengulurkan tangan untuk memberimu pertolongan, kalian tidak memperhatikan. Kalian mengabaikan semua nasihatku dan menolak semua teguranku. Kelak malapetaka akan menyerbu kalian seperti badai dan angin topan, dan bencana yang kalian takutkan akan menimpamu sehingga kalian sangat terjepit dan menderita. Pada waktu itu aku akan tertawa getir atasmu, karena sebelumnya kalian tidak mau mendengar ajaranku yang dapat menyelamatkanmu. “Saat itu, kalian akan berteriak minta tolong kepadaku, tetapi aku tidak akan menjawab. Dengan cemas kalian akan mencari aku ke sana kemari, tetapi kalian tidak akan menemukanku. Mengapa? Karena kalian membenci pengetahuan dan sudah memilih untuk tidak takut akan TUHAN. Kalian menolak nasihatku dan meremehkan teguranku. Itu sebabnya kalian akan menanggung akibat perbuatanmu sendiri. Jalan hidup yang kalian pilih membuatmu mual, seperti orang mau muntah karena kekenyangan. Orang yang tak berpengalaman akan ikut jalan sesat lalu binasa. Orang bebal akan hancur karena merasa paling benar dan tak mau memperhatikan teguran. Tetapi orang yang mendengarkan aku akan hidup tenteram. Mereka tak perlu cemas akan bahaya.”

Amsal 1:7-33 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu. Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut; jikalau mereka berkata: ”Marilah ikut kami, biarlah kita menghadang darah, biarlah kita mengintai orang yang tidak bersalah, dengan tidak semena-mena; biarlah kita menelan mereka hidup-hidup seperti dunia orang mati, bulat-bulat, seperti mereka yang turun ke liang kubur; kita akan mendapat pelbagai benda yang berharga, kita akan memenuhi rumah kita dengan barang rampasan; buanglah undimu ke tengah-tengah kami, satu pundi-pundi bagi kita sekalian.” Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka, karena kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah. Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap, padahal mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri. Demikianlah pengalaman setiap orang yang loba akan keuntungan gelap, yang mengambil nyawa orang yang mempunyainya. Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya, di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya. ”Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu. Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku. Oleh karena mereka benci kepada pengetahuan dan tidak memilih takut akan TUHAN, tidak mau menerima nasihatku, tetapi menolak segala teguranku, maka mereka akan memakan buah perbuatan mereka, dan menjadi kenyang oleh rencana mereka. Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka.”

Amsal 1:7-33 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Orang bodoh tidak menghargai hikmat dan tidak mau diajar. Perhatikanlah apa yang dikatakan ayah ibumu kepadamu, anakku, sebab ajaran-ajaran mereka menambah budi baikmu seperti hiasan kepala dan kalung memperindah rupamu. Kalau orang berdosa membujuk engkau, anakku, janganlah turuti bujukan mereka. Seandainya mereka berkata, “Ayo, mari kita mencari orang dan mengeroyok dia. Untuk iseng-iseng, mari kita menyerang orang yang tak bersalah. Sekarang mereka hidup senang dan sehat, tapi nanti mereka akan menjadi seperti orang yang setengah mati. Kita ambil barang-barang mereka yang berharga, supaya rumah kita penuh dengan barang rampasan. Mari ikut! Nanti hasil curiannya kita bagi rata!” Janganlah ikut dengan orang-orang yang demikian, anakku! Jauhilah mereka. Mereka tidak dapat tinggal diam kalau belum berbuat jahat. Mereka ingin cepat-cepat membunuh. Sedangkan burung pun tidak akan masuk ke dalam jaring yang dibentangkan di depan matanya, tetapi orang-orang jahat itu malah memasang jerat untuk dirinya sendiri -- jerat yang akan mencelakakan mereka. Memang, orang yang mencari nafkah dengan memakai kekerasan akan membayarnya dengan nyawanya sendiri. Dengarlah! Hikmat memanggil di jalan-jalan dan berteriak di lapangan-lapangan! Ia berseru di pintu-pintu gerbang dan di tempat-tempat yang ramai: “Hai orang-orang bebal! Sampai kapan kamu mau tetap demikian? Kapan tiba waktunya kamu berhenti meremehkan pengetahuan dan menolak pelajaran? Dengarkanlah aku apabila aku menegurmu, maka kepadamu akan kunyatakan isi hatiku dan kuajarkan pengetahuanku. Kamu sudah kupanggil, namun kamu menolak dan tak mau menghiraukan. Semua nasihatku kamu abaikan dan teguranku kamu tolak. Karena itu, kalau kamu celaka, aku akan menertawakan kamu. Apabila kamu ketakutan, aku akan mengejek kamu. Ya, aku akan mengejek kamu apabila kamu cemas dan menderita karena ditimpa bencana yang datang seperti badai. Pada waktu itu kamu akan memanggil aku, tetapi aku tak akan menyahut. Kamu akan mencari aku ke mana-mana tetapi tak akan menemukan aku. Kamu seperti orang yang tak pernah suka mendapat pengetahuan, dan enggan mentaati TUHAN. Kamu tidak pernah mau menerima nasihat-nasihatku atau memperhatikan teguran-teguranku. Karena itu, kamu akan merasakan akibat dari perbuatan-perbuatanmu dan rencana-rencanamu yang buruk. Orang yang tak berpengalaman akan mati karena mengabaikan aku, dan orang bodoh akan hancur karena tak menghiraukan aku. Tetapi orang yang mendengarkan aku akan terpelihara. Ia hidup dengan aman dan tak perlu takut.”

Amsal 1:7-33

Amsal 1:7-33 TBAmsal 1:7-33 TBAmsal 1:7-33 TBAmsal 1:7-33 TB