Markus 14:10-52

Markus 14:10-52 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Lalu Yudas dari desa Kariot, salah satu dari kedua belas murid Yesus, pergi kepada imam-imam kepala untuk memberitahukan bahwa dia bersedia membantu mereka menangkap Yesus. Mendengar hal itu, mereka senang sekali dan berjanji memberikan sejumlah uang kepadanya. Lalu Yudas mulai mencari kesempatan untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Hari pertama Perayaan Roti Tidak Beragi sudah tiba, yaitu hari di mana semua domba Paskah dipotong. Lalu murid-murid Yesus bertanya kepada-Nya, “Guru, di mana Engkau mau mengadakan perjamuan Paskah? Biar kami pergi ke sana untuk menyiapkannya.” Yesus pun menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke Yerusalem. Di sana kalian akan bertemu dengan seorang hamba laki-laki yang sedang membawa bejana tanah liat berisi air. Ikutilah dia. Waktu dia masuk ke dalam rumah, ikutlah masuk ke sana dan katakanlah kepada pemilik rumah itu, ‘Pak, Guru kami menanyakan kepada Bapak: Di manakah tempat Dia dan murid-murid-Nya akan makan perjamuan Paskah?’ Nanti orang itu akan menunjukkan satu ruangan besar di lantai atas yang sudah lengkap dengan meja dan perabot lainnya. Siapkanlah perjamuan Paskah kita di sana.” Maka kedua murid itu pergi ke Yerusalem dan mereka menemukan segala hal tepat seperti yang sudah Yesus katakan kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan makanan Paskah di situ. Malam harinya, Yesus datang bersama murid-murid-Nya. Waktu mereka sedang makan, Dia berkata kepada mereka, “Aku menegaskan kepadamu: Salah seorang dari kalian yang makan bersama-Ku ini akan menyerahkan Aku kepada orang-orang yang memusuhi-Ku.” Mendengar itu, mereka sangat sedih dan bergiliran bertanya kepada Yesus. Murid yang satu berkata, “Pasti bukan saya, ya Tuhan?” Dan yang lain juga bertanya, “Semoga bukan saya, ya?” Jawab Yesus, “Salah satu orang di antara kalian yang mencelupkan roti ke dalam mangkuk ini bersamaan dengan-Ku akan menjual Aku. Karena seperti yang sudah ditulis dalam Kitab Suci, Aku, Sang Anak Adam, memang sudah ditetapkan untuk mati dibunuh, tetapi celakalah orang yang menyerahkan Aku untuk dibunuh! Lebih baik kalau orang itu tidak pernah dilahirkan.” Dalam perjamuan itu, Yesus mengambil sebuah roti dan mengucap syukur kepada Allah. Lalu Dia menyobek-nyobek roti itu, dan sambil memberikannya kepada para murid, Dia berkata, “Ambillah roti ini dan makanlah. Inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu, Yesus mengambil cawan berisi air anggur lalu mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Dia memberikannya kepada mereka supaya setiap orang bergiliran minum dari cawan itu. Saat memberikan cawan itu, Dia berkata, “Inilah darah-Ku yang akan ditumpahkan untuk banyak orang. Darah kematian-Ku menjadi tanda bahwa perjanjian yang baru antara Allah dan manusia sudah disahkan.” Kata Yesus lagi, “Aku menegaskan kepadamu: Aku tidak akan minum anggur seperti ini lagi sampai tiba waktunya kerajaan yang dijanjikan Allah sudah nyata. Pada saat itu barulah Aku akan minum air anggur baru.” Sesudah menyanyikan sebuah lagu pujian kepada Allah, Yesus bersama murid-murid-Nya pergi ke Bukit Zaitun. Dalam perjalanan, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Malam ini kamu masing-masing akan berhenti percaya kepada-Ku dan meninggalkan Aku. Karena harus terjadi sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Suci, di mana Allah berkata, ‘Aku akan membunuh Sang Gembala. Pada waktu itu domba-domba-Nya akan lari ke sana kemari.’ Tetapi sesudah Allah membangkitkan Aku kembali dari kematian, Aku akan mendahului kalian ke Galilea.” Lalu Petrus berkata, “Mungkin teman-teman lain akan berhenti percaya dan meninggalkan Engkau, tetapi saya tidak!” Jawab Yesus kepadanya, “Aku menegaskan kepadamu: Malam ini sebelum ayam berkokok dua kali, kamu sudah tiga kali mengaku tidak kenal Aku.” Tetapi Petrus menjawab lagi dengan tegas, “Kalau pun harus mati bersama Engkau, saya siap! Karena saya tidak akan pernah mengatakan bahwa saya tidak mengenal Engkau!” Semua murid yang lain juga berkata begitu. Sesudah Yesus dan murid-murid-Nya sampai di suatu taman yang bernama Getsemani, Dia berkata kepada mereka, “Kalian duduk di sini dulu, sementara Aku pergi berdoa.” Lalu Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes ikut bersama-Nya. Waktu itu Dia mulai merasakan ketakutan hebat dan kegelisahan yang mendalam. Kata Yesus kepada mereka, “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Kalian tetaplah di sini. Teruslah terjaga dan jangan tidur.” Yesus pun berjalan sedikit jauh dari mereka, lalu sujud dan berdoa supaya Dia— kalau Allah menghendaki— bisa lepas dari kesusahan yang sudah dekat. Yesus berdoa, “Abba, Bapa, Engkau mampu melakukan segala sesuatu. Tolong lepaskan Aku dari kesusahan ini! Tetapi janganlah kehendak-Ku yang terjadi. Biarlah kehendak Bapa saja yang jadi.” Sesudah selesai berdoa, Dia kembali kepada ketiga murid-Nya tadi dan mendapati mereka sedang tidur. Lalu Dia berkata kepada Petrus, “Simon, apakah kamu tidur? Ternyata kamu tidak sanggup menahan kantuk satu jam saja!” Kata Yesus lagi, “Jangan tidur. Berdoalah terus supaya kamu masing-masing tidak berdosa waktu iblis mencobaimu. Memang rohmu ingin berbuat yang baik, tetapi tubuhmu tidak sanggup.” Lalu Yesus kembali ke tempat yang tadi untuk berdoa, dan doa-Nya pun sama seperti sebelumnya. Selesai berdoa, Dia kembali dan mendapati mereka sedang tertidur lagi karena terlalu mengantuk. Yesus menegur mereka, tetapi ketiganya diam saja karena sangat malu dan tidak tahu harus menjawab apa. Sesudah itu Yesus pergi lagi berdoa untuk ketiga kalinya. Dan waktu kembali kepada mereka, Dia berkata, “Sudah cukup kalian tidur dan istirahat! Lihat, tiba waktunya Aku, Sang Anak Adam, diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, mari kita pergi! Dia yang menyerahkan Aku sudah datang.” Waktu Yesus masih berbicara, tiba-tiba Yudas, yaitu salah satu dari kedua belas murid-Nya, datang bersama segerombolan besar orang yang bersenjatakan pedang dan batang kayu pemukul. Mereka adalah suruhan para imam kepala, ahli Taurat, dan pemimpin orang Yahudi. Sebelumnya Yudas sudah memberitahu mereka, “Orang yang saya peluk, itulah Yesus. Tangkap dia dan bawa pergi dengan penjagaan ketat!” Waktu Yudas tiba, dia langsung mendekati Yesus dan berkata, “Salam, Guru.” Lalu dia memeluk Yesus. Maka orang-orang itu segera menangkap Yesus. Tetapi salah satu murid Yesus mengeluarkan pedangnya dan menyerang seorang budak imam besar. Dia memotong salah satu telinganya. Lalu Yesus berkata kepada orang banyak itu, “Ternyata kalian pikir Aku ini penjahat, sehingga kalian merasa harus mengajak rombongan besar yang bersenjata ke sini! Padahal setiap hari kalian melihat Aku mengajar di teras rumah Allah. Kenapa kalian tidak menangkap Aku di sana?! Tetapi hal ini sudah ditetapkan untuk terjadi pada-Ku sesuai dengan yang tertulis dalam Kitab Suci.” Pada waktu itu semua murid-Nya lari meninggalkan Dia. Seorang pemuda berusaha mengikuti Yesus dari belakang. Dia hanya berpakaian kain halus. Mereka hampir menangkap dia juga dengan memegang kain itu, tetapi dia melepaskan kainnya dan lari telanjang.

Markus 14:10-52 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepada-Nya: ”Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Ia menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan: ”Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!” Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, datanglah Yesus bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Ketika mereka duduk di situ dan sedang makan, Yesus berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku, yaitu dia yang makan dengan Aku.” Maka sedihlah hati mereka dan seorang demi seorang berkata kepada-Nya: ”Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: ”Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia yang mencelupkan roti ke dalam satu pinggan dengan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ”Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: ”Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun. Lalu Yesus berkata kepada mereka: ”Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai. Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” Kata Petrus kepada-Nya: ”Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” Lalu kata Yesus kepadanya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini, malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Tetapi dengan lebih bersungguh-sungguh Petrus berkata: ”Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua yang lain pun berkata demikian juga. Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: ”Duduklah di sini, sementara Aku berdoa.” Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka: ”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.” Ia maju sedikit, merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya: ”Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.” Setelah itu Ia datang kembali, dan mendapati ketiganya sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ”Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Lalu Ia pergi lagi dan mengucapkan doa yang itu juga. Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya. Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: ”Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.” Waktu Yesus masih berbicara, muncullah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: ”Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat.” Dan ketika ia sampai di situ ia segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: ”Rabi,” lalu mencium Dia. Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Kata Yesus kepada mereka: ”Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di tengah-tengah kamu mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi haruslah digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci.” Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.

Markus 14:10-52 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Lalu Yudas Iskariot, seorang dari kedua belas pengikut Yesus, pergi kepada imam-imam kepala dengan maksud mengkhianati Yesus kepada mereka. Mereka senang sekali mendengar tawaran itu, dan berjanji akan memberi uang kepada Yudas. Maka Yudas pun mulai mencari kesempatan untuk mengkhianati Yesus. Pada hari pertama dalam Perayaan Roti Tidak Beragi -- pada waktu orang menyembelih domba Paskah -- pengikut-pengikut Yesus bertanya kepada-Nya, “Di manakah Bapak ingin kami menyiapkan makanan Paskah untuk Bapak?” Maka Yesus menyuruh dua orang dari mereka, “Pergilah ke kota, di sana seorang laki-laki yang sedang membawa sebuah kendi berisi air, akan bertemu dengan kalian. Ikutilah dia ke rumah yang ia masuki dan katakanlah kepada pemilik rumah itu, ‘Bapak Guru bertanya, di mana tempat Dia dan pengikut-pengikut-Nya akan makan makanan Paskah.’ Orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar. Ruangan itu sudah teratur, lengkap dengan perabotannya. Siapkanlah semuanya di sana untuk kita.” Lalu kedua orang pengikut Yesus itu pergi ke kota. Di sana mereka mendapati semuanya tepat seperti yang dikatakan oleh Yesus. Lalu mereka pun menyediakan makanan Paskah. Malamnya, Yesus datang dengan kedua belas pengikut-Nya. Dan sementara mereka duduk makan, Yesus berkata, “Dengarkan: seorang dari antara kalian, yang sekarang ini makan bersama-Ku akan mengkhianati Aku.” Mendengar itu, pengikut-pengikut Yesus menjadi sangat sedih. Lalu seorang demi seorang mulai bertanya kepada Yesus, “Tentu bukan saya yang Bapak maksudkan?” Yesus menjawab, “Dia salah seorang dari kalian yang dua belas ini, yang makan sepiring dengan Aku. Memang Anak Manusia akan mati seperti yang tertulis dalam Alkitab. Tetapi alangkah celakanya orang yang mengkhianati Anak Manusia itu! Lebih baik untuk orang itu kalau ia tidak pernah dilahirkan sama sekali!” Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti dan mengucap doa syukur kepada Allah. Kemudian Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya, lalu memberikannya kepada pengikut-pengikut-Nya sambil berkata, “Ambil dan makanlah, ini tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil sebuah piala anggur. Ia mengucap doa syukur kepada Allah, lalu memberikan piala itu kepada pengikut-pengikut-Nya. Kemudian mereka semua minum anggur itu. Sesudah itu Yesus berkata, “Inilah darah-Ku yang mensahkan perjanjian Allah, darah yang dicurahkan untuk banyak orang. Percayalah: Aku tidak akan minum anggur ini lagi, sampai pada waktu Aku minum anggur yang baru bersama kalian di Dunia Baru Bapa-Ku.” Kemudian mereka menyanyikan sebuah nyanyian pujian. Dan sesudah itu mereka pergi ke Bukit Zaitun. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Kamu semua akan lari meninggalkan Aku. Sebab dalam Alkitab tertulis, ‘Allah akan membunuh gembalanya, dan kawanan dombanya akan tercerai-berai.’ Tetapi setelah Aku dibangkitkan kembali, Aku akan pergi mendahului kalian ke Galilea.” “Tidak,” jawab Petrus, “biar mereka semua meninggalkan Bapak, saya sekali-kali tidak.” “Ingat,” kata Yesus, “malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau tiga kali mengingkari Aku.” Petrus menjawab dengan tegas, “Biar saya harus mati bersama-sama dengan Bapak, sekali-kali saya tidak akan berkata bahwa saya tidak mengenal Bapak!” Dan pengikut-pengikut yang lain berkata begitu juga. Mereka sampai di suatu tempat yang bernama Getsemani, dan Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Duduklah di sini sementara Aku pergi berdoa.” Lalu Yesus mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes pergi bersama-sama dengan Dia. Ia mulai merasa sedih dan gelisah. “Hati-Ku sedih sekali,” kata Yesus kepada mereka, “rasanya seperti mau mati saja. Tinggallah di sini dan berjagalah!” Yesus pergi lebih jauh sedikit lalu tersungkur ke tanah dan berdoa. Dalam doa-Nya Ia minta kalau boleh Ia tidak usah mengalami saat penderitaan itu. “Bapa, ya Bapa,” kata-Nya, “tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Bapa. Angkatlah penderitaan ini daripada-Ku. Hanya janganlah mengikuti kemauan-Ku melainkan kemauan Bapa.” Sesudah itu Yesus kembali dan mendapati pengikut-pengikut-Nya sedang tidur. Ia berkata kepada Petrus, “Simon, tidurkah engkau? Hanya satu jam saja, engkau tidak dapat berjaga-jaga?” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Berjaga-jagalah, dan berdoalah supaya kalian tidak mengalami cobaan. Memang rohmu mau melakukan yang benar, tetapi kalian tidak sanggup karena tabiat manusia itu lemah.” Sekali lagi Yesus pergi berdoa dengan mengucapkan kata-kata yang sama. Sesudah itu Ia kembali lagi kepada pengikut-pengikut-Nya dan mendapati mereka masih juga tidur, karena mereka terlalu mengantuk. Maka mereka tidak tahu apa yang harus mereka katakan kepada Yesus. Ketika Yesus kembali kepada mereka untuk ketiga kalinya, Ia berkata, “Masihkah kalian tidur dan istirahat? Cukuplah! Sudah sampai waktunya Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, mari kita pergi. Lihat! Orang yang mengkhianati Aku sudah datang!” Sementara Yesus masih berbicara, datanglah Yudas, seorang dari kedua belas pengikut-Nya itu. Bersama-sama dengan dia datang juga banyak orang yang membawa pedang dan pentungan. Mereka diutus oleh imam-imam kepala, guru-guru agama dan pemimpin-pemimpin Yahudi. Si pengkhianat sudah menentukan suatu tanda bagi mereka. “Orang yang saya cium,” katanya kepada mereka, “Dialah orangnya. Tangkap Dia dan bawa Dia dengan penjagaan yang ketat.” Pada waktu Yudas datang, ia langsung pergi kepada Yesus dan berkata, “Bapak Guru!” kemudian ia mencium Yesus. Lalu orang-orang yang datang bersama-sama dengan Yudas itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Tetapi salah seorang yang berada di situ mencabut pedangnya dan memarang hamba imam agung sampai putus telinganya. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Apakah Aku ini penjahat, sampai kalian datang dengan pedang dan pentungan untuk menangkap Aku? Setiap hari Aku mengajar di Rumah Tuhan di depan kalian, dan kalian tidak menangkap Aku. Tetapi memang sudah seharusnya begitu, supaya terjadilah apa yang tertulis dalam Alkitab.” Semua pengikut-Nya lari meninggalkan Yesus. Seorang muda, yang hanya memakai sehelai kain untuk menutupi badannya, mengikuti Yesus. Orang-orang mau menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya itu, lalu lari dengan telanjang.

Markus 14:10-52 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Lalu Yudas Iskariot, salah seorang murid-Nya, pergi kepada para imam kepala dengan maksud menyerahkan Yesus kepada mereka. Ketika para imam kepala mendengar maksud kedatangannya, mereka senang sekali dan berjanji akan memberinya uang. Karena itu, Yudas mulai mencari-cari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama Perayaan Roti Tidak Beragi, yaitu pada hari anak domba dipersembahkan, murid-murid bertanya kepada Yesus di mana Ia ingin makan perjamuan Paskah. Ia menyuruh dua orang dari mereka pergi ke Yerusalem untuk mempersiapkannya. “Pada waktu kalian berjalan,” kata-Nya, “kalian akan melihat seorang laki-laki membawa kendi berisi air berjalan ke arah kalian. Ikuti dia. Sesampainya di rumah yang dimasukinya, katakanlah kepada pemilik rumah, ‘Guru kami minta agar Tuan menunjukkan kepada kami ruangan di mana Ia dapat makan perjamuan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya.’ Ia akan membawa kalian ke atas, ke ruangan besar yang telah disediakan. Siapkanlah perjamuan kita di sana!” Kedua murid itu pergi ke kota dan mendapati semuanya seperti yang telah dikatakan Yesus, lalu menyiapkan perjamuan Paskah. Pada senja hari sampailah Yesus dan kedua belas murid-Nya. Sedang mereka duduk sekeliling meja dan makan, Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepada kalian, seorang dari kalian yang sekarang sedang makan bersama-sama dengan Aku di sini, akan mengkhianati Aku.” Mereka sangat bersedih hati, dan seorang demi seorang bertanya kepada-Nya, “Sayakah orangnya?” Ia menjawab, “Yang akan mengkhianati Aku ialah seorang dari kalian yang dua belas ini, yang mencelupkan roti ke dalam mangkuk bersama-sama dengan Aku. Aku harus mati, sebagaimana dahulu telah dinubuatkan oleh para nabi; tetapi celakalah orang yang mengkhianati Aku. Terlebih baik bagi orang itu seandainya ia tidak pernah dilahirkan!” Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti dan mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Dia memecah-mecahkan roti itu serta membagikannya kepada mereka sambil berkata, “Makanlah, inilah tubuh-Ku.” Setelah itu Ia mengambil sebuah cawan anggur, mengucap syukur kepada Allah, lalu memberikannya kepada mereka. Mereka semua minum dari cawan itu. Ia berkata kepada mereka, “Inilah darah-Ku, meterai Perjanjian Baru, yang dicurahkan bagi orang banyak. Dengan sesungguhnya Kukatakan bahwa Aku tidak akan minum anggur lagi sampai hari Aku meminum air anggur yang baru di dalam Kerajaan Allah.” Setelah menyanyikan sebuah lagu pujian, mereka pergi ke Bukit Zaitun. “Kalian semua akan meninggalkan Aku,” kata Yesus kepada mereka, “karena Allah telah menyatakan dengan perantaraan para nabi, “ ‘Aku akan membunuh Gembala dan domba-domba-Nya akan bercerai-berai.’ “Tetapi setelah Aku dibangkitkan dari antara orang mati, Aku akan pergi ke Galilea dan menemui kalian di sana.” Petrus berkata kepada-Nya, “Apa pun yang akan dilakukan oleh yang lain, saya sendiri tidak akan meninggalkan Guru!” “Petrus,” kata Yesus, “sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sebelum ayam berkokok dua kali esok pagi, engkau akan menyangkal Aku tiga kali.” “Tidak!” seru Petrus. “Saya tidak akan menyangkal Guru, sekalipun saya harus mati bersama-sama dengan Guru!” Dan murid-murid yang lain juga berkata demikian. Mereka sampai di kebun zaitun, yang disebut Taman Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Duduklah di sini sementara Aku pergi berdoa.” Ia membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk menyertai-Nya dan Ia mulai merasa gelisah dan susah hati. Ia berkata kepada mereka, “Jiwa-Ku hancur karena sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjagalah dengan Aku!” Ia pergi lebih jauh sedikit, berlutut di tanah dan berdoa agar jika mungkin, saat-saat mengerikan yang menantikan Dia dapat dihindarkan. “Bapa,” kata-Nya, “segala sesuatu mungkin bagi-Mu. Singkirkan kiranya cawan ini daripada-Ku. Tetapi kehendak-Mu jugalah yang berlaku, bukan kehendak-Ku.” Lalu Ia kembali kepada ketiga murid-Nya dan mendapati mereka tertidur. “Simon!” kata-Nya. “Tertidurkah engkau? Tidak dapatkah engkau berjaga dengan Aku satu jam saja? Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kalian dapat menahan cobaan. Sebab sungguhpun hati bersedia, tubuh lemah.” Yesus pergi lagi dan berdoa, mengulangi permohonan-Nya. Lalu Ia kembali kepada mereka dan mendapati mereka tertidur karena mereka sangat mengantuk. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka katakan. Ketika Ia kembali kepada mereka untuk ketiga kalinya, Ia berkata, “Belum cukup jugakah kalian tidur dan beristirahat? Saatnya sudah tiba. Aku akan dikhianati dan diserahkan ke dalam tangan orang-orang jahat. Bangunlah! Mari kita pergi! Lihat! Orang yang mengkhianati Aku sudah datang!” Sementara Yesus masih berkata-kata, Yudas (salah seorang murid-Nya) datang dengan serombongan orang yang bersenjatakan pedang dan pentung. Mereka disuruh oleh para imam kepala dan pemimpin orang Yahudi. Yudas telah berkata kepada mereka, “Orang yang harus kalian tangkap ialah orang yang akan saya cium. Bawalah Dia dalam penjagaan.” Oleh karena itu, segera setelah mereka sampai, Yudas menghampiri Yesus. “Guru!” katanya, lalu mencium Yesus. Kemudian mereka menyergap dan menangkap Yesus. Tetapi seseorang menghunus pedangnya dan memarang pelayan imam besar, sehingga telinganya putus. Yesus bertanya kepada mereka, “Apakah Aku seorang perampok yang membahayakan, sehingga kalian datang dengan bersenjata lengkap untuk menangkap Aku? Setiap hari Aku duduk dan mengajar di Bait Allah. Mengapa kalian tidak menangkap Aku di sana? Tetapi segala sesuatu ini terjadi untuk menggenapi apa yang dinubuatkan para nabi dalam Kitab Suci.” Sementara itu semua murid-Nya meninggalkan Dia dan melarikan diri. Tetapi ada seorang pemuda yang mengikuti dari belakang. Ia hanya memakai sehelai kain linen sebagai penutup badan. Ketika orang berusaha menangkap dia, ia melarikan diri, sehingga kainnya terenggutkan dan ia lari dengan telanjang.

Markus 14:10-52 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Kemudian Yudas Iskariot, salah satu dari kedua belas rasul, pergi berbicara dengan para imam kepala bagaimana menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat senang akan hal ini, dan mereka berjanji akan membayarnya. Jadi, Yudas menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Hari itu adalah hari pertama perayaan Roti Tidak Beragi, yaitu hari ketika domba dikorbankan untuk Paskah. Pengikut Yesus bertanya kepada-Nya, “Kami akan menyiapkan segala sesuatu bagi-Mu untuk makan dalam perjamuan Paskah. Di manakah Engkau ingin agar kami siapkan?” Yesus menyuruh dua orang pengikut-Nya ke kota. Ia berkata kepada mereka, “Pergilah ke kota. Kamu akan melihat seorang laki-laki membawa kendi berisi air dan ia akan mendatangimu. Ikutilah dia. Ia akan masuk ke suatu rumah. Katakanlah kepada pemilik rumah itu, ‘Guru minta supaya kamu menunjukkan kepada kami ruangan di mana Ia dan pengikut-Nya dapat mengadakan perjamuan Paskah.’ Pemilik rumah itu akan menunjukkan suatu ruangan besar di atas yang sudah siap untuk kita. Siapkanlah makanan untuk kita di sana.” Maka mereka berdua berangkat dan masuk ke kota. Semuanya terjadi tepat seperti yang dikatakan Yesus. Lalu mereka menyiapkan perjamuan Paskah. Malamnya Yesus pergi ke rumah itu bersama kedua belas rasul-Nya. Selagi mereka makan, Ia berkata, “Percayalah kalau Aku bilang bahwa salah seorang dari kamu akan mengkhianati Aku, seorang yang sedang makan dengan Aku saat ini.” Mereka menjadi sangat sedih mendengar hal itu. Tiap orang berkata kepada Yesus, “Tentu saja bukan aku!” Yesus menjawab, “Ia adalah salah satu dari dua belas orang di antara kamu, dia yang mencelupkan rotinya ke dalam mangkuk yang sama dengan Aku. Anak Manusia akan meninggalkan dunia ini seperti yang dikatakan Kitab Suci. Tetapi celakalah dia yang menyerahkan Anak Manusia untuk dibunuh. Lebih baik baginya jika ia tidak pernah dilahirkan.” Sementara mereka makan, Yesus mengambil roti dan mengucap syukur kepada Allah. Lalu Ia memecahkan dan membagikan kepada pengikut serta berkata, “Ambillah dan makanlah roti ini. Inilah tubuh-Ku.” Kemudian Ia mengambil cawan berisi anggur, lalu mengucap syukur kepada Allah, dan memberikannya kepada mereka. Mereka semua minum dari cawan itu. Kemudian Ia berkata, “Anggur ini adalah darah-Ku, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk memulai perjanjian baru yang dibuat Allah dengan umat-Nya. Ketahuilah, Aku tidak akan minum anggur ini lagi sampai pada hari di mana Aku minum anggur yang baru di Kerajaan Allah.” Mereka semua menyanyikan lagu pujian dan kemudian pergi ke Bukit Zaitun. Kemudian Yesus berkata kepada pengikut-Nya, “Kalian semua akan kehilangan imanmu. Kitab Suci mengatakan: ‘Aku akan membunuh gembala itu, dan domba-domba itu akan tercerai-berai.’ Tetapi setelah Aku dibunuh, Aku akan bangkit dari kematian. Lalu Aku akan pergi ke Galilea mendahului kalian.” Petrus berkata, “Mereka semua mungkin akan kehilangan iman mereka, tetapi aku tidak!” Jawab Yesus, “Sesungguhnya, malam ini, kamu akan bilang tidak mengenal Aku. Kamu akan menyangkali Aku tiga kali sebelum ayam berkokok dua kali.” Tetapi Petrus membantah dengan tegas, “Sekalipun aku harus mati, aku tidak akan menyangkali Engkau!” Dan pengikut lainnya juga mengatakan hal yang sama. Yesus dan pengikut-Nya pergi ke suatu tempat bernama taman Getsemani. Ia berkata kepada mereka, “Duduklah di sini sementara Aku berdoa.” Tetapi Ia berkata kepada Petrus, Yakobus dan Yohanes supaya pergi bersama Dia. Ia mulai merasa tertekan dan gelisah, lalu Ia berkata kepada mereka, “Hati-Ku sangat tertekan, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah.” Yesus pergi agak jauh sedikit dari mereka, lalu Ia sujud dan berdoa. Ia memohon, jika mungkin Ia tidak harus menjalani penderitaan itu. Ia berkata, “ Abba , Bapa! Engkau bisa melakukan segala sesuatu. Jangan biarkan Aku minum dari cawan ini. Tetapi lakukanlah sesuai dengan keinginan-Mu, bukan keinginan-Ku.” Kemudian Ia kembali kepada pengikut-Nya dan mendapati mereka tertidur. Ia berkata kepada Petrus, “Simon, mengapa kamu tidur? Tidak bisakah kamu berjaga-jaga selama satu jam saja? Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu tidak tergoda. Rohmu memang penurut, tetapi tubuhmu lemah.” Yesus pergi lagi dan mengucapkan doa yang sama. Setelah itu, Ia kembali kepada pengikut-Nya dan menemukan mereka tertidur sebab mata mereka terasa sangat berat. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka katakan kepada-Nya. Sesudah Yesus berdoa untuk ketiga kalinya, Ia kembali kepada pengikut-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Apakah kalian masih tidur dan beristirahat? Cukuplah! Sudah tiba waktunya bagi Anak Manusia untuk diserahkan ke dalam tangan orang-orang berdosa. Bangunlah! Mari kita pergi sebab orang yang menyerahkan Aku sudah datang.” Sementara Yesus sedang berbicara, datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas pengikut itu. Ia datang bersama orang banyak yang membawa pedang dan pentungan. Mereka adalah utusan para imam kepala dan pemimpin Yahudi. Yudas sudah memberikan tanda kepada mereka yang manakah Yesus. Katanya, “Orang yang akan kucium pipi-Nya adalah Yesus. Tangkaplah Dia dan bawalah Ia pergi.” Jadi, Yudas mendekati Yesus dan berkata, “Guru!” Lalu ia mencium pipi-Nya. Orang-orang itu menyergap Yesus dan menangkap Dia. Lalu salah seorang pengikut yang berdiri dekat Yesus mengeluarkan pedangnya. Ia ayunkan pedang itu ke arah pembantu imam besar dan memotong telinganya. Lalu Yesus berkata, “Mengapa kalian datang menangkap Aku dengan membawa pedang dan pentung seakan-akan Aku ini seorang penjahat? Setiap hari Aku berada bersama-sama kalian mengajar di pelataran Bait Allah. Kamu tidak menangkap Aku di sana. Tetapi semua ini memang harus terjadi untuk menunjukkan bahwa apa yang tertulis di Kitab Suci terpenuhilah.” Kemudian semua pengikut Yesus meninggalkan Dia dan melarikan diri. Salah satu pengikut Yesus adalah seorang pemuda yang hanya memakai sehelai kain lenan. Ketika orang-orang itu mencoba menangkapnya, ia meninggalkan kainnya di tangan mereka dan melarikan diri dengan telanjang.