Ibrani 12:9-16
Ibrani 12:9-16 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Sebagaimana ayah kita di dunia ini pun tentu mendidik kita, dan kita menghormati ayah kita sendiri, maka sudah sepatutnya kita tunduk kepada Allah lebih lagi, sebab Dialah Bapa rohani kita. Dengan bertekun menjalani didikan-Nya, kita akan masuk ke dalam hidup yang kekal. Lagipula ayah jasmani kita di dunia ini mendidik kita untuk sementara saja, sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Tetapi didikan Bapa surgawi selalu tepat dan berguna, supaya kita disucikan sebagaimana Dia adalah suci. Memang, setiap kali kita menerima hajaran, pengalaman itu tidak menyenangkan dan malah menyakitkan. Namun didikan TUHAN itu akan membuahkan hasil yang manis, yaitu kita hidup lebih benar dan merasa tenang di hadapan Allah. Karena itu, kuatkanlah tanganmu yang lemah, dan jangan biarkan lututmu gemetar, sebab kita dipanggil untuk berlari dalam pertandingan ini. Hendaklah kakimu tetap berlari lurus ke depan. Jangan berbelok ke kiri atau ke kanan, supaya kalau orang yang lemah atau pincang mengikuti teladan kita, kaki mereka tidak terkilir karena tersandung, tetapi semakin disembuhkan dan dikuatkan. Berusahalah hidup damai dengan semua orang. Dan jagalah kesucian hidupmu. Karena orang yang tidak berusaha hidup suci tidak mungkin akan bertemu TUHAN. Waspadalah supaya jangan seorang pun di antara kalian meninggalkan kebaikan hati Allah. Karena orang semacam itu akan menjadi seperti tanaman beracun yang bisa menularkan kenajisannya kepada anggota jemaat yang lain. Berjaga-jagalah supaya tidak ada di antara kalian yang hidupnya cabul dan tidak menghormati Allah seperti Esau. Sebenarnya, sebagai anak pertama, dialah yang berhak menjadi pewaris ketika ayahnya meninggal. Tetapi Esau menjual haknya itu hanya demi sepiring makanan.
Ibrani 12:9-16 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
Bapa kita di dunia ini menghukum kita dan kita menghormati mereka. Bukankah seharusnya kita dengan lebih senang hati tunduk pada Bapa kita di surga dan mendapatkan kehidupan kekal? Dengan segala kemampuan yang ada padanya, bapa kita mendidik kita selama beberapa tahun saja, tetapi didikan Allah itu selalu benar dan demi kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Mendapat hukuman memang bukan pengalaman yang menyenangkan—bahkan menyakitkan! Tetapi kemudian kita akan melihat hasilnya, yaitu kehidupan yang damai dan benar. Sebab itu, kuatkanlah tangan yang lemah dan teguhkanlah kaki yang goyah. berjalan di jalan lurus, sehingga kaki pincang tidak menjadi lumpuh tetapi sembuh. Berusahalah untuk berdamai dengan semua orang dan hiduplah sesuai kehendak Allah, sebab orang yang tidak menjalani hidup suci tidak akan melihat Tuhan. Hendaklah Saudara saling menjagai, supaya tidak seorang pun di antara Saudara gagal mendapat berkat Allah. Jagalah supaya jangan ada kepahitan yang berakar di antara Saudara-saudara, sebab kalau ada, hal itu akan menyebabkan banyak kesulitan yang merusak kehidupan rohani banyak orang. Jagalah supaya jangan seorang pun melibatkan diri dalam dosa seksual, atau tidak menghormati hal-hal suci seperti Esau, yang melepaskan hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Ibrani 12:9-16 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Selain itu, kita semua sudah pernah menerima didikan dari bapa kita yang di dunia, dan kita menghormati mereka. Jadi, bukankah itu lebih penting lagi jika kita menerima didikan dari Bapa roh kita? Jika kita menerimanya, kita akan memiliki hidup. Bapa kita yang di dunia ini mendidik kita untuk sementara waktu dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang mereka tahu. Tetapi Allah mendidik untuk kebaikan kita supaya kita menjadi kudus seperti Dia. Semua didikan ini menyakitkan dan tidak menyenangkan pada saat kita menerimanya. Tetapi kemudian, setelah kita mendapat pelajaran darinya, kita akan menikmati kedamaian karena melakukan apa yang benar. Kamu telah menjadi lemah, jadi kuatkanlah dirimu lagi. Hiduplah di jalan yang benar supaya kamu dapat diselamatkan dan kelemahanmu tidak akan membuatmu tersesat. Berusahalah untuk hidup dalam damai dengan semua orang. Dan usahakanlah untuk hidup bebas dari dosa. Karena orang yang hidupnya tidak suci, tidak akan pernah melihat Tuhan. Berhati-hatilah supaya tidak ada yang gagal mendapat anugerah Allah. Berhati-hatilah supaya tidak ada yang kehilangan imannya dan menjadi seperti akar pahit yang tumbuh di antara kamu. Orang semacam itu dapat mencemarkan seluruh kelompokmu. Berhati-hatilah supaya tidak ada yang melakukan dosa percabulan atau tidak menghormati Tuhan seperti Esau. Demi semangkuk makanan, Esau menyerahkan berkat-berkat dan haknya sebagai anak sulung.
Ibrani 12:9-16 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.
Ibrani 12:9-16 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Kita mempunyai bapak di dunia. Ia mengajar kita, dan kita menghormatinya. Nah, apalagi terhadap Bapa rohani kita yang di surga, tentu kita harus lebih lagi tunduk kepada-Nya supaya kita hidup. Orang tua kita yang di dunia mengajar kita hanya dalam waktu yang terbatas, menurut apa yang mereka merasa baik. Tetapi Allah mengajar kita untuk kebaikan kita sendiri, supaya kita dapat menjadi suci bersama-sama dengan Dia. Memang pada waktu kita diajar, hukuman itu tidak menyenangkan hati kita, melainkan hanya menyedihkan saja. Tetapi kemudian dari itu, bagi kita yang sudah diajar, hukuman itu menyebabkan kita hidup menurut kemauan Allah, dan menghasilkan perasaan sejahtera pada kita. Sebab itu, kuatkanlah tanganmu yang lemah dan lututmu yang gemetar itu! Berjalanlah selalu pada jalan yang rata, supaya kakimu yang timpang itu tidak terkilir, tetapi malah menjadi sembuh. Berusahalah untuk hidup rukun dengan semua orang. Berusahalah juga untuk hidup suci, khusus untuk Tuhan. Sebab tidak seorang pun dapat melihat Tuhan kalau ia tidak hidup seperti itu. Jagalah jangan sampai ada seorang pun yang keluar dari lingkungan kebaikan hati Allah, supaya jangan ada yang menjadi seperti tumbuhan beracun di tengah-tengah kalian sehingga menimbulkan kesukaran dan merusak banyak orang dengan racunnya. Jagalah supaya jangan ada yang hidup cabul atau tidak menghargai hal-hal rohani, seperti yang dilakukan oleh Esau. Ia menjual haknya sebagai anak sulung, hanya untuk satu mangkuk makanan.