Kisah Para Rasul 21:1-25

Kisah Para Rasul 21:1-25 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Setelah berpisah dengan para pemimpin Jemaat Efesus, kami berlayar menuju pulau Kos. Besoknya, kami ke pulau Rodos. Dan dari situ kami melanjutkan perjalanan sampai ke kota Patara. Di sana kami melihat sebuah kapal yang akan menyeberang ke daerah Fenisia. Lalu kami naik ke kapal itu dan berangkat. Dalam pelayaran itu kami melihat pulau Siprus di sebelah kiri. Kapal kami hanya melewatinya dan terus berlayar ke Siria. Akhirnya kami singgah di kota Tirus, karena kapal itu membawa muatan yang harus diturunkan di situ. Waktu itu kami menemukan beberapa pengikut Yesus di sana dan tinggal bersama mereka selama tujuh hari. Melalui nubuatan dari Roh Allah mereka menasihatkan Paulus supaya jangan pergi ke Yerusalem. Ketika tiba waktunya untuk berangkat lagi dengan kapal itu, semua saudara seiman di Tirus bersama para istri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota. Lalu di pinggir pantai, kami berlutut dan berdoa bersama. Sesudah berpamitan, kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah masing-masing. Dari Tirus, kami lanjut berlayar dan tiba di kota Petolemais. Kami mencari saudara-saudari seiman di situ. Sesudah menemukan beberapa orang dan bersalam-salaman, mereka mengajak kami menginap malam itu. Besoknya, kami menemani Paulus berlayar lagi dan tiba di kota Kaisarea. Di situ kami pergi kepada Filipus dan tinggal di rumahnya. Filipus ini memiliki kemampuan rohani untuk mengabarkan berita keselamatan. Dia juga salah satu dari ketujuh orang yang dulu dipilih sebagai petugas jemaat untuk melayani kebutuhan para janda. Dia mempunyai empat anak gadis yang diberi kemampuan rohani untuk menyampaikan pesan yang diterima dari Roh Allah. Sesudah kami tinggal di sana beberapa hari, kebetulan datanglah seorang yang bernama Agabus dari provinsi Yudea. Dia juga mempunyai kemampuan rohani untuk bernubuat. Agabus mendekati kami, mengambil ikat pinggang Paulus, lalu mengikat kaki dan tangannya sendiri dengan ikat pinggang itu. Kemudian dia berkata, “Roh Kudus memberitahukan, ‘Seperti inilah orang Yahudi di Yerusalem akan mengikat pemilik ikat pinggang ini. Lalu mereka akan menyerahkan dia ke tangan orang yang bukan Yahudi.’” Waktu mendengar hal itu, kami bersama saudara-saudari seiman di Kaisarea memohon dengan sangat kepada Paulus supaya jangan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem. Tetapi Paulus menjawab, “Kenapa kalian menangis dan membuat hati saya hancur?! Jangankan hanya diikat, mati di Yerusalem pun saya sudah siap, demi nama Tuhan Yesus dimuliakan.” Kami tidak bisa mengubah pendapatnya. Akhirnya kami berhenti membujuk dia dan berkata, “Biarlah kehendak TUHAN yang jadi.” Sesudah beberapa hari di Kaisarea, kami pun bersiap-siap dan berangkat ke Yerusalem. Beberapa pengikut Yesus dari kota itu juga ikut bersama kami untuk mengantar kami ke rumah Manason, tempat di mana kami akan menginap selama di Yerusalem. Manason adalah orang Siprus yang sudah lama menjadi pengikut Yesus. Sewaktu kami tiba di Yerusalem, saudara-saudari seiman menyambut kami dengan gembira. Keesokan harinya, Paulus dan kami pergi menemui Yakobus. Semua pemimpin jemaat di sana juga sudah berkumpul bersamanya. Paulus memberi salam kepada mereka dan menyampaikan laporan satu per satu tentang semua hal yang sudah diperbuat Allah melalui pelayanannya di antara orang bukan Yahudi. Sesudah mendengar laporan dari Paulus itu, mereka semua memuji TUHAN, lalu berkata kepada Paulus, “Saudara, kamu sendiri bisa melihat bahwa sekarang sudah ada ribuan orang Yahudi yang percaya kepada Yesus, dan mereka semua berpegang teguh kepada hukum Taurat. Tetapi mereka sudah mendengar cerita palsu tentangmu, bahwa kamu mengajar semua orang Yahudi yang tersebar di daerah-daerah bangsa lain agar meninggalkan hukum Taurat. Yang mereka dengar, misalnya, kamu mengajari orang Yahudi untuk tidak mengikuti adat-istiadat Yahudi atau menyunat anak laki-laki mereka. Jadi kita perlu berkumpul bersama dan meluruskan kesalahpahaman ini, karena mereka pasti akan mendengar bahwa kamu sudah kembali ke sini. Kami sudah memikirkan suatu cara, begini: Di antara saudara seiman, ada empat orang yang sudah menyelesaikan perjanjian khusus dan perlu mengikuti upacara penyucian di teras rumah Allah. Ikutlah bersama mereka dalam upacara penyucian itu, dan bayarlah ongkos untuk mencukur rambut kalian. Kalau kamu melakukan itu, semua orang Yahudi di daerah ini yang melihatmu akan tahu bahwa kabar tentangmu itu tidak benar dan kamu sendiri masih mengikuti hukum Taurat. Sedangkan mengenai saudara-saudari pengikut Yesus dari bangsa bukan Yahudi, kami sudah mengirim surat kepada mereka yang berisi aturan pokok saja, yaitu: ‘Jangan ikut terlibat dalam apa pun yang berhubungan dengan berhala, termasuk makan sajian persembahannya. Jangan makan daging binatang yang mati dicekik, atau apa saja yang mengandung darah, dan jangan melakukan percabulan.’”

Kisah Para Rasul 21:1-25 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

SETELAH berpisah dengan penatua-penatua Efesus, kami langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan kemudian meneruskan perjalanan ke Patara. Di situ kami menumpang kapal yang akan berlayar ke Fenisia, sebuah provinsi di Siria. Pulau Siprus tampak kepada kami dan setelah melewatinya di sebelah kiri kami, sampailah kami di Tirus, kota pelabuhan di Siria, dan di situ kapal membongkar muatan. Kami turun ke darat, berjumpa dengan orang-orang percaya di situ, dan tinggal bersama dengan mereka selama seminggu. Murid-murid itu telah diberi tahu oleh Roh Kudus tentang bahaya yang mengancam Paulus di Yerusalem, dan mereka menasihati rasul itu agar jangan pergi ke sana. Ketika kami kembali ke kapal pada akhir minggu itu, segenap sidang jemaat, termasuk para istri dan anak-anak, mengantar kami ke pantai dan di situ berdoa serta mengucapkan selamat berpisah. Kemudian kami naik ke kapal dan mereka pulang ke rumah. Setelah meninggalkan Tirus, kami singgah di Ptolemais. Kami memberi salam kepada orang-orang percaya di situ, tetapi hanya satu hari kami tinggal bersama dengan mereka. Kemudian kami meneruskan perjalanan ke Kaisarea dan tinggal di rumah Penginjil Filipus, salah seorang dari ketujuh diakon yang pertama. Ia mempunyai empat orang anak gadis yang memiliki karunia bernubuat. Sementara kami tinggal di situ beberapa hari lamanya, seseorang bernama Agabus, yang juga memiliki karunia bernubuat, tiba dari Yudea dan berkunjung kepada kami. Ia mengambil ikat pinggang Paulus, lalu mengikat kaki serta tangannya sendiri dengan ikat pinggang itu. Kemudian ia berkata, “Roh Kudus menyatakan, ‘Beginilah pemilik ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan kepada bangsa Romawi.’ ” Mendengar itu, kami semua, yaitu umat Kristen di tempat itu serta kawan-kawan seperjalanan Paulus, meminta agar Paulus jangan meneruskan perjalanan ke Yerusalem. Tetapi ia berkata, “Mengapa Saudara menangis dan menghancurkan hati saya? Sebab bukan saja saya rela dipenjarakan di Yerusalem, melainkan juga rela mati bagi Tuhan Yesus.” Karena nyata bagi kami bahwa Paulus tidak dapat dibujuk, kami pun menyerah dan berkata, “Biarlah kehendak Tuhan jadi.” Tidak lama sesudah itu kami berkemas-kemas dan berangkat ke Yerusalem. Beberapa murid dari Kaisarea menyertai kami dan ketika sampai di Yerusalem, kami dibawa ke rumah Manason untuk menginap. Ia berasal dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Semua orang Kristen di Yerusalem menyambut kami dengan hangat. Keesokan harinya Paulus membawa kami berkunjung kepada Yakobus dan para penatua gereja di Yerusalem. Setelah kami bersalam-salaman, Paulus menceritakan kepada mereka segala yang telah dilakukan Allah melalui pelayanannya di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Mereka memuji Allah, tetapi kemudian berkata kepada Paulus, “Saudara tahu bahwa beribu-ribu orang Yahudi juga telah percaya, dan mereka berpendirian bahwa orang-orang Yahudi yang percaya harus tetap berpegang teguh kepada adat istiadat Yahudi. Orang-orang Kristen Yahudi di sini telah mendengar bahwa Saudara menentang hukum Musa serta adat istiadat Yahudi dan Saudara melarang mereka mengkhitankan anak-anak mereka. Jadi, bagaimana sekarang? Pasti mereka akan mendengar bahwa Saudara telah datang kemari. “Saran kami begini: Di antara kami ada empat orang yang telah bernazar dan sedang bersiap-siap akan mencukurkan rambutnya. Sertailah mereka ke Bait Allah dan cukurlah rambut Saudara serta tanggunglah biaya mereka. “Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa Saudara menyetujui adat ini bagi orang Kristen Yahudi dan Saudara sendiri taat kepada hukum-hukum Yahudi serta sependapat dengan kami mengenai hal-hal ini. “Sedangkan mengenai orang Kristen bukan Yahudi, kami tidak menuntut supaya mereka mengikuti adat istiadat Yahudi, kecuali hal-hal yang telah kami beritahukan kepada mereka dengan perantaraan surat, yaitu supaya menjauhkan diri dari makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati tanpa mengeluarkan darah, dan dari zina.”

Kisah Para Rasul 21:1-25 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Setelah berpisah dengan para penatua, kami langsung berlayar ke pulau Kos. Hari berikutnya, kami tiba di pulau Rodos, dan dari sana kami pergi ke Patara. Di sana kami menemukan sebuah kapal yang akan pergi ke wilayah Fenisia. Lalu kami naik ke kapal dan berlayar. Kami berlayar mendekati pulau Siprus yang ada di sisi kiri kami, kami terus melanjutkan perjalanan ke daerah Siria dan berhenti di Tirus sebab kapal kami harus menurunkan muatan di situ. Di sana kami menjumpai para pengikut Tuhan dan tinggal dengan mereka selama tujuh hari. Mereka berkali-kali memperingatkan Paulus melalui Roh Kudus untuk tidak pergi ke Yerusalem. Ketika waktu kunjungan kami berakhir, kami kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan. Semua pengikut Tuhan, bahkan istri-istri dan anak-anak mereka ikut mengantar kami sampai ke luar kota. Sesampainya di pantai kami semua berlutut dan berdoa. Setelah berpamitan, kami naik ke kapal dan mereka pulang. Setelah kami lanjutkan perjalanan dari Tirus dan pergi ke Ptolemais. Kami menyapa orang percaya di sana dan tinggal bersama mereka selama sehari. Keesokan harinya, kami meninggalkan Ptolemais dan pergi ke kota Kaisarea. Kami pergi ke rumah Filipus, seorang pemberita Kabar Baik dan tinggal di rumahnya. Filipus adalah salah satu dari tujuh pelayan yang dipilih untuk melayani gereja. Ia mempunyai empat orang anak perempuan yang belum menikah yang mendapat karunia bernubuat. Setelah tinggal di sana selama beberapa hari, seorang nabi dari Yudea, yang bernama Agabus datang berkunjung. Ia menghampiri kami dan meminjam ikat pinggang Paulus untuk mengikat tangan dan kakinya sendiri. Lalu ia berkata, “Roh Kudus berkata, ‘Seperti inilah orang Yahudi Yerusalem akan mengikat pemilik ikat pinggang ini. Mereka akan menyerahkan orang itu kepada orang-orang yang tidak mengenal Allah.’” Ketika mendengar ini, kami dan para pengikut lainnya di sana meminta dengan sangat agar Paulus tidak pergi ke Yerusalem. Tetapi Paulus menjawab, “Kenapa kalian menangis dan membuatku merasa begitu sedih? Jangankan diikat, untuk nama Tuhan Yesus aku siap untuk mati di Yerusalem.” Kami tidak berhasil mempengaruhinya. Jadi, kami berhenti membujuknya dan berkata, “Kami berdoa semoga kehendak Tuhanlah yang jadi.” Setelah itu, kami bersiap-siap dan berangkat ke Yerusalem. Beberapa pengikut Yesus dari Kaisarea menemani perjalanan kami. Mereka membawa kami ke rumah Manason karena kami akan tinggal di sana. Manason adalah seorang dari Siprus, orang pertama yang menjadi pengikut Yesus. Ketika tiba di Yerusalem, saudara-saudara di sana menyambut kami dengan senang hati. Hari berikutnya, Paulus pergi bersama kami mengunjungi Yakobus yang ada di sana bersama dengan semua pemimpin gereja. Setelah menyapa mereka, Paulus menceritakan satu per satu semua hal yang dilakukan Allah di antara orang bukan Yahudi melalui pelayanannya. Ketika mendengar ini, mereka memuji Allah. Mereka berkata kepada Paulus, “Saudaraku, ribuan orang Yahudi telah menjadi orang percaya, dan mereka sangat memegang teguh hukum Taurat Musa. Tetapi mereka mendengar kabar bahwa kamu mengajar orang Yahudi yang tinggal di antara orang bukan Yahudi untuk meninggalkan hukum Taurat Musa. Mereka juga mendengar bahwa kamu bilang kepada mereka untuk tidak menyunat anak laki-laki mereka atau hidup mengikuti tradisi-tradisi kami lainnya. Apa yang harus kami lakukan? Orang Yahudi yang percaya di sini pasti akan mendengar bahwa kamu sudah datang kemari. Jadi, lakukan apa yang kami katakan kepadamu. Ada empat orang di antara kami yang sudah berjanji kepada Allah. Bawalah keempat orang itu bersamamu dan ikutilah dalam upacara penyucian mereka. Bayarlah biaya mereka sehingga mereka dapat mencukur rambut mereka. Dengan begitu, semua orang akan tahu bahwa kabar yang mereka dengar tentang kamu itu tidaklah benar. Mereka akan melihat bahwa kamu hidup menaati hukum Taurat Musa. Mengenai orang percaya yang bukan Yahudi, kami telah mengirim surat keputusan kepada mereka, yaitu

Kisah Para Rasul 21:1-25 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Sesudah perpisahan yang berat itu bertolaklah kami dan langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara. Di Patara kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia. Kami naik kapal itu, lalu bertolak. Kemudian tampak Siprus di sebelah kiri, tetapi kami melewatinya dan menuju ke Siria. Akhirnya tibalah kami di Tirus, sebab muatan kapal harus dibongkar di kota itu. Di situ kami mengunjungi murid-murid dan tinggal di situ tujuh hari lamanya. Oleh bisikan Roh murid-murid itu menasihati Paulus, supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan isteri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota; dan di tepi pantai kami berlutut dan berdoa. Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah. Dari Tirus kami tiba di Ptolemais dan di situ berakhirlah pelayaran kami. Kami memberi salam kepada saudara-saudara dan tinggal satu hari di antara mereka. Pada keesokan harinya kami berangkat dari situ dan tiba di Kaisarea. Kami masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya. Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk bernubuat. Setelah beberapa hari kami tinggal di situ, datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. Ia datang pada kami, lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: ”Demikianlah kata Roh Kudus: Beginilah orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.” Mendengar itu kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi Paulus menjawab: ”Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: ”Jadilah kehendak Tuhan!” Sesudah beberapa hari lamanya tinggal di Kaisarea, berkemaslah kami, lalu berangkat ke Yerusalem. Bersama-sama dengan kami turut juga beberapa murid dari Kaisarea. Mereka membawa kami ke rumah seorang yang bernama Manason. Ia dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Kami akan menumpang di rumahnya. Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. Pada keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. Paulus memberi salam kepada mereka, lalu menceriterakan dengan terperinci apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya. Mendengar itu mereka memuliakan Allah. Lalu mereka berkata kepada Paulus: ”Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka mendengar tentang engkau, bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita. Jadi bagaimana sekarang? Tentu mereka akan mendengar, bahwa engkau telah datang ke mari. Sebab itu, lakukanlah apa yang kami katakan ini: Di antara kami ada empat orang yang bernazar. Bawalah mereka bersama-sama dengan engkau, lakukanlah pentahiran dirimu bersama-sama dengan mereka dan tanggunglah biaya mereka, sehingga mereka dapat mencukurkan rambutnya; maka semua orang akan tahu, bahwa segala kabar yang mereka dengar tentang engkau sama sekali tidak benar, melainkan bahwa engkau tetap memelihara hukum Taurat. Tetapi mengenai bangsa-bangsa lain, yang telah menjadi percaya, sudah kami tuliskan keputusan-keputusan kami, yaitu mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan.”

Kisah Para Rasul 21:1-25 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Kami berpamitan dengan pemimpin-pemimpin jemaat dari Efesus itu, kemudian meninggalkan mereka. Lalu kami berlayar langsung ke pulau Kos; dan besoknya kami sampai di pulau Rodos. Dari situ kami berlayar terus ke pelabuhan Patara. Di Patara, kami menemukan kapal yang mau ke Fenisia. Maka kami naik kapal itu lalu berangkat dan berlayar sampai kami melihat pulau Siprus di sebelah kiri kami; tetapi kami berlayar terus menuju Siria. Kami mendarat di Tirus, sebab di situ kapal yang kami tumpangi itu akan membongkar muatannya. Di tempat itu kami pergi mengunjungi orang-orang yang percaya kepada Yesus, lalu tinggal dengan mereka selama satu minggu. Atas petunjuk dari Roh Allah mereka menasihati Paulus supaya jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi setelah habis waktunya untuk kami tinggal di situ, kami meninggalkan mereka dan meneruskan perjalanan kami. Mereka semuanya bersama-sama dengan anak istri mereka mengantar kami sampai ke luar kota. Di sana di tepi pantai, kami semua berlutut dan berdoa. Setelah itu kami bersalam-salaman, lalu kami naik ke kapal dan mereka pun pulang ke rumah. Kami berlayar terus dari Tirus sampai ke Ptolemais. Di sana kami pergi mengunjungi saudara-saudara yang percaya, untuk memberi salam kepada mereka, lalu tinggal sehari dengan mereka. Besoknya kami berangkat pula, lalu sampai di Kaisarea. Di situ kami pergi kepada penginjil yang bernama Filipus, lalu tinggal di rumahnya. Ia adalah salah satu dari ketujuh orang yang terpilih di Yerusalem. Empat orang anak gadisnya sudah diberi kemampuan oleh Allah untuk memberitakan kabar dari Allah. Setelah beberapa lama kami di sana, datanglah dari Yudea seorang nabi yang bernama Agabus. Ia datang pada kami lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Dengan ikat pinggang itu ia mengikat kaki dan tangannya sendiri lalu berkata, “Inilah yang dikatakan oleh Roh Allah: Pemilik ikat pinggang ini akan diikat seperti ini di Yerusalem oleh orang-orang Yahudi, dan diserahkan kepada orang-orang bukan Yahudi.” Ketika kami mendengar itu, kami dan semua saudara yang tinggal di Kaisarea itu minta dengan sangat kepada Paulus supaya ia jangan pergi ke Yerusalem. Tetapi ia menjawab, “Apa gunanya Saudara menangis seperti ini sehingga membuat hati saya hancur? Saya sudah siap bukan hanya untuk ditangkap di sana, tetapi juga untuk mati sekalipun karena Tuhan Yesus.” Paulus tidak mau mendengar kami, maka kami berhenti melarang dia. “Biarlah kehendak Tuhan saja yang jadi,” kata kami. Setelah tinggal di situ beberapa lama, kami menyiapkan barang-barang kami, lalu berangkat ke Yerusalem. Beberapa saudara dari Kaisarea pergi juga bersama-sama dengan kami untuk mengantar kami ke rumah Manason, karena di rumah dialah kami akan menginap. (Manason adalah seorang Siprus yang sudah lama menjadi pengikut Yesus.) Waktu kami sampai di Yerusalem, saudara-saudara di situ menyambut kami dengan senang hati. Besoknya Paulus pergi bersama-sama kami mengunjungi Yakobus; semua pemimpin-pemimpin jemaat ada di situ juga. Sesudah memberi salam kepada mereka, Paulus menceritakan kepada mereka segala sesuatu yang sudah dilakukan Allah melalui dia di antara orang-orang bukan Yahudi. Sesudah mendengar cerita Paulus itu, mereka semuanya memuji Allah. Kemudian mereka berkata kepada Paulus, “Saudara Paulus! Saudara harus tahu bahwa sudah beribu-ribu orang Yahudi yang percaya kepada Yesus. Mereka semua adalah orang-orang yang setia mentaati hukum Musa. Dan sekarang mereka mendengar bahwa Saudara mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara bangsa lain, supaya melepaskan hukum Musa. Saudara menasihati mereka supaya mereka tidak menyunati anak-anak mereka atau menuruti adat istiadat Yahudi. Sekarang orang-orang Yahudi yang sudah percaya itu tentu akan mendengar bahwa Saudara sudah ada di sini. Jadi, bagaimana sekarang? Sebaiknya turutlah nasihat kami. Ada empat orang di sini yang sudah membuat janji kepada Tuhan. Nah, hendaklah Saudara pergi mengadakan upacara penyucian diri bersama-sama dengan mereka, dan tanggunglah biaya mereka supaya rambut mereka dapat dicukur. Dengan demikian akan nyata kepada semua orang bahwa apa yang mereka dengar tentang Saudara tidak benar, karena Saudara sendiri pun menjalankan hukum Musa. Tetapi mengenai orang yang bukan Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus, kami sudah mengirim surat kepada mereka tentang keputusan kami bahwa mereka tidak boleh makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, tidak boleh makan darah, atau makan binatang yang mati dicekik; dan tidak boleh melakukan perbuatan-perbuatan yang cabul.”