Kisah Para Rasul 21:1-25

Kisah Para Rasul 21:1-25 FAYH

SETELAH berpisah dengan penatua-penatua Efesus, kami langsung berlayar menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan kemudian meneruskan perjalanan ke Patara. Di situ kami menumpang kapal yang akan berlayar ke Fenisia, sebuah provinsi di Siria. Pulau Siprus tampak kepada kami dan setelah melewatinya di sebelah kiri kami, sampailah kami di Tirus, kota pelabuhan di Siria, dan di situ kapal membongkar muatan. Kami turun ke darat, berjumpa dengan orang-orang percaya di situ, dan tinggal bersama dengan mereka selama seminggu. Murid-murid itu telah diberi tahu oleh Roh Kudus tentang bahaya yang mengancam Paulus di Yerusalem, dan mereka menasihati rasul itu agar jangan pergi ke sana. Ketika kami kembali ke kapal pada akhir minggu itu, segenap sidang jemaat, termasuk para istri dan anak-anak, mengantar kami ke pantai dan di situ berdoa serta mengucapkan selamat berpisah. Kemudian kami naik ke kapal dan mereka pulang ke rumah. Setelah meninggalkan Tirus, kami singgah di Ptolemais. Kami memberi salam kepada orang-orang percaya di situ, tetapi hanya satu hari kami tinggal bersama dengan mereka. Kemudian kami meneruskan perjalanan ke Kaisarea dan tinggal di rumah Penginjil Filipus, salah seorang dari ketujuh diakon yang pertama. Ia mempunyai empat orang anak gadis yang memiliki karunia bernubuat. Sementara kami tinggal di situ beberapa hari lamanya, seseorang bernama Agabus, yang juga memiliki karunia bernubuat, tiba dari Yudea dan berkunjung kepada kami. Ia mengambil ikat pinggang Paulus, lalu mengikat kaki serta tangannya sendiri dengan ikat pinggang itu. Kemudian ia berkata, “Roh Kudus menyatakan, ‘Beginilah pemilik ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan diserahkan kepada bangsa Romawi.’ ” Mendengar itu, kami semua, yaitu umat Kristen di tempat itu serta kawan-kawan seperjalanan Paulus, meminta agar Paulus jangan meneruskan perjalanan ke Yerusalem. Tetapi ia berkata, “Mengapa Saudara menangis dan menghancurkan hati saya? Sebab bukan saja saya rela dipenjarakan di Yerusalem, melainkan juga rela mati bagi Tuhan Yesus.” Karena nyata bagi kami bahwa Paulus tidak dapat dibujuk, kami pun menyerah dan berkata, “Biarlah kehendak Tuhan jadi.” Tidak lama sesudah itu kami berkemas-kemas dan berangkat ke Yerusalem. Beberapa murid dari Kaisarea menyertai kami dan ketika sampai di Yerusalem, kami dibawa ke rumah Manason untuk menginap. Ia berasal dari Siprus dan sudah lama menjadi murid. Semua orang Kristen di Yerusalem menyambut kami dengan hangat. Keesokan harinya Paulus membawa kami berkunjung kepada Yakobus dan para penatua gereja di Yerusalem. Setelah kami bersalam-salaman, Paulus menceritakan kepada mereka segala yang telah dilakukan Allah melalui pelayanannya di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Mereka memuji Allah, tetapi kemudian berkata kepada Paulus, “Saudara tahu bahwa beribu-ribu orang Yahudi juga telah percaya, dan mereka berpendirian bahwa orang-orang Yahudi yang percaya harus tetap berpegang teguh kepada adat istiadat Yahudi. Orang-orang Kristen Yahudi di sini telah mendengar bahwa Saudara menentang hukum Musa serta adat istiadat Yahudi dan Saudara melarang mereka mengkhitankan anak-anak mereka. Jadi, bagaimana sekarang? Pasti mereka akan mendengar bahwa Saudara telah datang kemari. “Saran kami begini: Di antara kami ada empat orang yang telah bernazar dan sedang bersiap-siap akan mencukurkan rambutnya. Sertailah mereka ke Bait Allah dan cukurlah rambut Saudara serta tanggunglah biaya mereka. “Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa Saudara menyetujui adat ini bagi orang Kristen Yahudi dan Saudara sendiri taat kepada hukum-hukum Yahudi serta sependapat dengan kami mengenai hal-hal ini. “Sedangkan mengenai orang Kristen bukan Yahudi, kami tidak menuntut supaya mereka mengikuti adat istiadat Yahudi, kecuali hal-hal yang telah kami beritahukan kepada mereka dengan perantaraan surat, yaitu supaya menjauhkan diri dari makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati tanpa mengeluarkan darah, dan dari zina.”

Video untuk Kisah Para Rasul 21:1-25