Mendengar perkataan itu, Musa bersujud dan berdoa kepada TUHAN. Lalu Musa menjawab Korah dan gerombolannya itu, “Besok pagi TUHAN akan menunjukkan kepada kita siapa milik-Nya dan yang dikhususkan bagi-Nya. Hanya orang yang dipilih-Nya itu yang diizinkan TUHAN untuk mendekat ke hadapan-Nya. Hai Korah dan semua pengikutmu, siapkanlah wadah pembakaran dupamu masing-masing. Besok, taruhlah bara api dan dupa ke dalamnya, dan bawalah itu ke hadapan TUHAN. Nanti Dia akan menunjukkan siapa yang dipilih-Nya. Kalian orang Lewi, benar-benar keterlaluan!”
Lanjut Musa kepada Korah dan sekutunya, “Dengarkanlah, keturunan Lewi! Allah Israel sudah mengkhususkan kalian dari antara umat Israel. Kalian diizinkan mendekat kepada-Nya, untuk melayani Dia di kemah-Nya dan menjadi perantara bagi umat-Nya. Apakah menurutmu itu hal sepele? Korah, TUHAN sudah membawamu dan seluruh suku Lewi mendekat kepada-Nya. Apa sekarang kalian menuntut ingin menjadi imam juga? Waktu kamu dan gerombolanmu bersungut-sungut terhadap Harun, sebenarnya kalian sedang memberontak terhadap TUHAN.”
Lalu Musa mengundang Datan dan Abiram, tetapi mereka menjawab, “Kami tidak mau datang! Kamu membawa kami keluar dari negeri Mesir yang berlimpah dengan hasil alam untuk membunuh kami di padang belantara. Apakah menurutmu itu hal sepele? Dan sekarang kamu mau menjadi penguasa atas kami. Bahkan, kamu tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah dengan hasil alam, di mana ladang dan kebun anggur akan menjadi warisan kami. Kamu sudah menganggap kami seperti kerbau yang dicocok hidungnya! Kami tidak mau datang!”
Maka Musa menjadi sangat marah, lalu berkata kepada TUHAN, “Janganlah terima persembahan mereka. Aku tidak pernah menyakiti seorangpun dari mereka. Bahkan seekor keledai pun tidak pernah aku ambil dari mereka.”
Berkatalah Musa kepada Korah, “Besok pagi kamu dan semua pengikutmu harus datang menghadap TUHAN di kemah-Nya. Harun juga akan datang. Kamu dan 250 pengikutmu harus datang semua dengan membawa wadah pembakaran dupa dan menaruh dupa di dalamnya sebagai persembahan kepada TUHAN. Harun juga akan membawa wadah pembakaran dupanya.”
Maka keesokan harinya, Korah dan para pengikutnya mengambil wadah pembakaran dupa mereka masing-masing dan menaruh bara api serta dupa ke dalamnya. Lalu mereka berdiri di depan kemah TUHAN bersama dengan Musa dan Harun. Korah juga menghasut seluruh umat Israel untuk berkumpul di depan kemah TUHAN. Tetapi saat itu juga tampaklah kemuliaan TUHAN. Lalu TUHAN berkata kepada Musa dan Harun, “Menjauhlah dari orang-orang ini, karena Aku mau menghabisi mereka semua sekaligus!”
Tetapi Musa dan Harun bersujud serta berkata, “Ya Allah, Engkau Allah atas segala makhluk hidup. Apakah Engkau murka kepada seluruh umat hanya karena satu orang berbuat dosa?”
Maka jawab TUHAN kepada Musa, “Suruhlah seluruh umat untuk menjauh dari kemah-kemah Korah, Datan, dan Abiram.”
Maka Musa berdiri lalu pergi ke kemah-kemah Datan dan Abiram, diikuti oleh para pemimpin Israel. Kata Musa kepada umat Israel, “Menjauhlah dari kemah-kemah orang-orang jahat ini dan jangan sentuh apa pun milik mereka, supaya kalian tidak ikut binasa karena dosa mereka!” Maka umat Israel menjauh dari kemah-kemah Korah, Datan dan Abiram. Datan dan Abiram keluar dari kemah-kemah mereka dan berdiri di depan kemah mereka bersama dengan istri dan anak-anak mereka.
Musa berkata kepada mereka, “Dengan cara ini kalian akan tahu bahwa saya mengerjakan hal-hal ini karena TUHANlah yang mengutus saya, bukan atas kemauan saya sendiri. Jika orang-orang ini meninggal dengan cara yang wajar, maka jelaslah bahwa TUHAN tidak memilih saya. Tetapi jika TUHAN melakukan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, jika tanah seolah-olah membuka mulutnya dan menelan mereka beserta segala milik mereka, dan mereka hidup-hidup turun ke Syeol, maka kalian akan tahu bahwa mereka sudah melawan TUHAN.”
Begitu Musa selesai mengatakan itu, terbelahlah tanah di tempat Datan dan Abiram berdiri. Bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dan keluarga mereka, serta semua pengikut Korah dan segala milik mereka. Mereka pun terperosok ke Syeol dalam keadaan hidup, lalu tanah itu kembali merapat. Demikianlah mereka lenyap dari antara umat Israel. Mendengar jeritan mereka, semua orang Israel di sana lari ketakutan. “Jangan sampai kita juga ditelan bumi!” seru mereka. Sementara itu, api datang dari TUHAN dan membakar habis 250 orang yang mempersembahkan dupa itu.
Berkatalah TUHAN kepada Musa, “Orang-orang itu sudah mati terbakar habis karena dosa mereka. Tetapi wadah pembakaran dupa mereka menjadi kudus sesudah digunakan untuk mempersembahkan dupa kepada-Ku. Karena itu, suruhlah Eleazar anak Harun untuk mengambil wadah itu dari tempat kebakaran dan menebarkan bara apinya jauh-jauh. Semua wadah itu harus ditempa menjadi lempengan tipis untuk lapisan luar mezbah kurban, sebagai peringatan bagi orang Israel.”
Maka imam Eleazar mengambil wadah yang digunakan oleh mereka yang mati terbakar itu, dan semuanya ditempa menjadi lempengan tipis untuk lapisan luar mezbah, sesuai dengan perintah TUHAN kepadanya melalui Musa. Lempengan itu menjadi peringatan kepada orang Israel bahwa hanya keturunan Harun yang boleh mempersembahkan dupa kepada TUHAN. Jika orang lain berbuat demikian, nasibnya akan sama dengan Korah dan para pengikutnya.
Tetapi besoknya, seluruh umat Israel bersungut-sungut kepada Harun dan Musa. Kata mereka, “Kalian sudah membunuh umat TUHAN!” Sesudah umat berkumpul untuk melawan Musa dan Harun, mereka menengok ke kemah TUHAN dan melihat kemah itu tertutup awan dan cahaya kehadiran TUHAN terlihat di sana.
Lalu Musa dan Harun datang ke depan kemah TUHAN. Di sana TUHAN berkata kepada Musa, “Menjauhlah dari orang-orang ini, karena Aku mau menghabisi mereka semua sekaligus.” Maka bersujudlah Musa dan Harun untuk berdoa.
Kata Musa kepada Harun, “Cepat, ambil wadah pembakaran dupa, masukkan bara api dari mezbah ke dalamnya dan taruh dupa di atasnya. Bawa wadah pembakaran dupa itu ke tengah-tengah umat Israel untuk mendamaikan mereka dengan TUHAN. TUHAN sangat murka dan wabah sudah mulai.”
Maka Harun membawa wadah pembakaran dupa seperti yang diperintahkan Musa dan lari ke tengah-tengah umat yang sudah mulai terserang wabah itu. Di sana Harun membakar dupa supaya mereka didamaikan dengan TUHAN. Harun berdiri di antara orang-orang yang sudah meninggal dan orang-orang yang masih hidup, dan wabah itu pun berhenti. Sebanyak 14.700 orang meninggal karena wabah itu, tidak termasuk mereka yang mati karena perkara Korah. Sesudah wabah itu berhenti, Harun kembali kepada Musa di depan Kemah TUHAN.