Matius 6:1-23

Matius 6:1-23 TSI

“Hati-hatilah! Jangan memamerkan perbuatan baikmu di depan umum supaya dilihat dan dipuji orang. Kalau kamu melakukannya, kamu tidak akan menerima upah atas perbuatan baikmu itu dari Bapamu yang di surga. “Setiap kali kamu memberi sedekah, jangan pamerkan hal itu seperti yang diperbuat orang-orang munafik. Mereka suka memberi sedekah di depan umum, di rumah-rumah pertemuan, atau di simpang-simpang jalan dengan diiringi bunyi terompet. Mereka melakukan itu supaya dilihat dan dipuji banyak orang. Aku menegaskan kepadamu: Hanya itulah upah mereka. Sebaliknya, kalau kamu memberi sedekah, berikanlah secara tersembunyi. Tangan kirimu tidak perlu mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan kananmu. Artinya, orang lain tidak perlu tahu pemberian sedekahmu itu. Maka Bapamu, yang melihat semua yang kamu lakukan secara tersembunyi, akan memberikan upah kepadamu secara terang-terangan.” “Janganlah kamu berdoa seperti orang-orang munafik. Karena mereka suka berdiri memamerkan dirinya dengan berdoa di depan umum, di rumah-rumah pertemuan, atau di simpang-simpang jalan. Aku menegaskan kepadamu: Hanya itulah upah mereka. Sebaliknya, waktu kamu berdoa, masuklah ke kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu. Dia ada di tempat tersembunyi dan menyaksikan apa saja yang dilakukan secara tersembunyi. Maka Dialah yang akan memberi upah kepadamu secara terang-terangan. “Waktu kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang yang tidak mengenal Allah. Mereka terus mengulang-ulang permohonan mereka karena menganggap bahwa Allah lebih mendengarkan doa yang diulang-ulang. Janganlah meniru mereka. Karena Bapamu sudah tahu apa yang kamu perlukan sebelum kamu memintanya. Jadi hendaklah kalian berdoa seperti ini: Bapa kami yang di surga, kiranya semua orang menghormati Engkau sebagai Allah yang kudus. Kiranya Engkau datang dan memerintah sebagai Raja, dan biarlah apa pun yang Engkau kehendaki terlaksana di dunia ini, sama seperti kehendak-Mu selalu terlaksana di surga. Berilah kami makanan yang kami perlukan hari ini. Dan ampunilah kami masing-masing dari semua kesalahan kami di mata-Mu, sama seperti kami memaafkan orang-orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah biarkan kami tergoda melakukan kejahatan, tetapi selamatkanlah kami dari kuasa iblis. Karena Engkau sajalah yang punya kuasa untuk memerintah sebagai raja atas segala sesuatu, dan hanya Engkau saja yang layak dimuliakan sampai selama-lamanya. Amin. “Doa itu menunjukkan pentingnya kamu memaafkan orang-orang yang bersalah kepadamu. Karena kalau kamu memaafkan mereka, Bapamu yang di surga juga akan mengampunimu. Tetapi kalau kamu tidak memaafkan orang yang bersalah kepadamu, Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni dosa-dosamu.” “Ketika kamu berpuasa, janganlah menunjukkan muka yang muram atau menaburkan abu ke atas kepalamu seperti yang dilakukan orang-orang munafik. Mereka berbuat begitu untuk pamer bahwa mereka sedang berpuasa, supaya dipuji orang. Aku menegaskan kepadamu: Hanya itulah upah mereka. Sebaliknya kalau kamu berpuasa, sisirlah rambutmu dan cucilah mukamu seperti biasa. Dengan begitu tidak ada yang tahu bahwa kamu sedang berpuasa. Hanya Bapamu yang tidak kelihatan itulah yang mengetahuinya. Dia melihat segala sesuatu yang dilakukan secara tersembunyi, dan Dia akan memberi upah kepadamu.” “Janganlah mengumpulkan harta benda bagi dirimu di dunia ini. Di sini ngengat dan karat akan merusakkan harta bendamu itu dan pencuri bisa membongkar serta mencurinya. Tetapi di surga, ngengat dan karat tidak bisa merusaknya, dan pencuri tidak bisa membongkar serta mencurinya. Jadi kumpulkanlah harta di surga, karena di mana hartamu berada, di situ jugalah hati dan pikiranmu berada. “Matamu seperti jendela yang menjadi jalan masuknya terang ke dalam tubuhmu. Kalau matamu baik, seluruh hidupmu pun akan diterangi. Tetapi kalau matamu rusak karena memandang ke sana kemari dengan serakah, seluruh hidupmu akan menjadi sangat gelap. Kalau jendela tubuhmu tertutup kegelapan, betapa hebatnya kegelapan yang terjadi dalam hatimu!