Yosua 9:3-25

Yosua 9:3-25 TSI

Akan tetapi, ketika penduduk kota Gibeon, yang termasuk bangsa Hewi, mendengar apa yang sudah dilakukan Yosua terhadap kota Yeriko dan Ai, mereka memutuskan untuk menipu orang Israel. Mereka memuat keledai dengan bekal, karung-karung tua, dan kantong air anggur dari kulit yang sudah jelek, robek, dan ditambal-tambal. Mereka memakai pakaian usang serta sandal yang juga ditambal-tambal. Roti yang mereka bawa sudah kering, bahkan berjamur. Mereka pergi ke perkemahan orang Israel di Gilgal dan menemui Yosua. Kata mereka kepadanya, “Kami datang dari negeri yang jauh. Buatlah perjanjian dengan kami.” Namun, orang-orang Israel berkata kepada orang-orang Hewi itu, “Jangan-jangan kalian tinggal di dekat kami. Kami tidak mungkin membuat perjanjian dengan kalian bila kalian tinggal di dekat kami.” Kata mereka kepada Yosua, “Kami adalah hamba-hambamu.” Jawab Yosua, “Siapakah kalian? Dari mana asalmu?” Jawab mereka, “Kami, hamba-hambamu ini, datang dari negeri yang jauh, karena kami mendengar tentang TUHAN, Allah kalian, dan apa yang dilakukan-Nya di Mesir. Kami juga mendengar semua yang sudah dilakukan-Nya terhadap kedua raja Amori di sebelah timur sungai Yordan, yaitu Sihon, raja Hesbon dan Og, raja Basan yang tinggal di Astarot. Itu sebabnya para tua-tua kami dan seluruh penduduk negeri kami berkata kepada kami, ‘Siapkan bekal dan pergilah melakukan perjalanan. Temuilah orang Israel dan sampaikan kepada mereka bahwa kami adalah hamba-hamba mereka. Kami ingin membuat perjanjian damai dengan mereka.’ Lihatlah persediaan roti kami. Roti ini masih hangat ketika kami berangkat, tetapi sekarang sudah kering dan berjamur. Kantong-kantong air anggur ini masih baru ketika kami mengisinya. Namun lihatlah, sekarang sudah retak-retak. Pakaian dan sandal kami pun sudah usang karena jauhnya perjalanan.” Orang Israel pun memeriksa bekal mereka, tetapi tidak bertanya dulu kepada TUHAN. Lalu Yosua membuat perjanjian damai dengan mereka untuk membiarkan mereka hidup. Para pemimpin Israel juga bersumpah kepada mereka. Tiga hari setelah perjanjian itu dibuat, barulah bangsa Israel tahu bahwa sebenarnya orang-orang itu tinggal di dekat perkemahan Israel. Orang-orang Israel berangkat, dan dalam tiga hari mereka tiba di kota-kota asal orang-orang tadi. Kota-kota itu adalah Gibeon, Kefira, Beerot, dan Kiryat Yearim. Namun, orang-orang Israel tidak menyerang kota-kota itu karena para pemimpin mereka sudah bersumpah kepada orang-orang itu di hadapan TUHAN, Allah Israel. Maka seluruh umat Israel mengeluh kepada para pemimpin. Jawab para pemimpin itu kepada umat Israel, “Kami sudah bersumpah di hadapan TUHAN, Allah Israel. Maka dari itu, sekarang kita tidak dapat menyakiti mereka. Inilah yang akan kita lakukan: Kita akan membiarkan mereka hidup, karena bila melanggar perjanjian itu, Allah akan menghukum kita.” Para pemimpin berkata, “Biarkanlah mereka hidup.” Maka orang-orang itu dijadikan tukang belah kayu dan tukang pikul air untuk semua orang Israel. Kemudian Yosua memanggil orang-orang Gibeon dan bertanya, “Kenapa kalian menipu kami dengan mengaku datang dari negeri yang jauh, padahal kalian sebenarnya tinggal di antara kami? Karena perbuatanmu itu, terkutuklah kalian! Kalian akan selalu menjadi budak-budak yang membelah kayu dan memikul air untuk keperluan rumah Allahku.” Jawab mereka, “Hamba-hambamu ini melakukannya karena kami mendengar kabar yang pasti bahwa TUHAN, Allah kalian, sudah berjanji kepada Musa, hamba-Nya, untuk menyerahkan seluruh negeri ini kepada kalian dan membinasakan semua penduduknya. Kami sangat takut kehilangan nyawa. Itu sebabnya kami berbohong. Sekarang, Tuan berkuasa atas kami. Perbuatlah terhadap kami apa saja yang Tuanku anggap baik dan benar.”