Pada suatu hari, ketika kakak-kakak Yusuf sedang menggembalakan kawanan kambing domba di Sikem, Yakub berkata kepada Yusuf, “Pergilah ke Sikem. Kakak-kakakmu sedang menggembalakan kawanan kambing domba di sana.”
Jawab Yusuf, “Ya Ayah, aku akan pergi!”
Lanjut Yakub, “Lihatlah bagaimana keadaan kakak-kakakmu dan kawanan kambing domba kita, lalu kembalilah dan laporkan kepada ayah.” Demikianlah Yakub menyuruh Yusuf pergi meninggalkan Lembah Hebron.
Sesampainya Yusuf di Sikem, dia berjalan ke sana kemari mencari kakak-kakaknya di padang. Seseorang melihat dia dan bertanya, “Kamu sedang mencari apa?”
Jawab Yusuf, “Saya mencari kakak-kakak saya yang sedang menggembalakan ternak. Apakah kamu melihat mereka dan tahu ke mana mereka pergi?”
Jawab orang itu, “Mereka sudah pergi. Saya mendengar mereka berkata, ‘Ayo kita ke Dotan.’” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya dan menemukan mereka di Dotan.
Ketika kakak-kakaknya melihat Yusuf dari jauh, mereka bersepakat untuk membunuhnya. Kata mereka satu sama lain, “Lihat, si tukang mimpi datang! Ayo kita bunuh dia, dan mayatnya kita buang ke dalam sumur kosong. Nanti kita katakan saja bahwa dia diterkam dan dimakan binatang buas. Kita lihat akan jadi apa mimpinya itu!”
Ketika Ruben mendengar rencana itu, dia berkata, “Janganlah kita membunuhnya.” Ruben berniat menyelamatkan Yusuf dari tangan mereka dan membawa dia pulang kepada ayah mereka. Lanjut Ruben, “Jangan menumpahkan darah. Buang saja dia ke dalam sumur kosong di padang belantara ini, tetapi tidak usah menyakitinya.”
Maka ketika Yusuf sampai kepada kakak-kakaknya, dengan kasar mereka langsung merenggut jubah Yusuf yang berwarna-warni itu dan membuang Yusuf ke dalam sumur yang kosong. Sesudah itu, mereka duduk untuk makan. Tak lama kemudian, tampaklah di kejauhan rombongan pedagang orang Ismael yang datang dari daerah Gilead menuju Mesir. Mereka menuntun unta-unta yang mengangkut tiga jenis wangi-wangian dari getah pohon.
Lalu Yehuda berkata kepada saudara-saudaranya, “Apa untungnya kalau kita membunuh Yusuf dan menyembunyikan mayatnya? Bagaimana kalau kita menjual dia kepada pedagang-pedagang itu? Dengan begitu, kita tidak membunuhnya, karena dia saudara kita dan satu ayah dengan kita.” Saudara-saudaranya pun setuju. Jadi, pada waktu pedagang-pedagang Midian yang adalah orang Ismael itu lewat, mereka mengeluarkan Yusuf dari sumur dan menjualnya kepada pedagang-pedagang itu seharga dua puluh keping perak. Lalu pedagang-pedagang itu membawa Yusuf ke Mesir.
Ketika Ruben kembali ke sumur dan melihat bahwa Yusuf sudah tidak ada, dia merobek pakaiannya karena sangat menyesal. Lalu dia kembali kepada saudara-saudaranya dan berkata, “Anak itu sudah tidak ada di sumur! Apa yang harus aku lakukan?!”
Mereka lalu membunuh seekor kambing dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darah kambing itu. Mereka membawa jubah itu kepada ayah mereka dan berkata, “Kami menemukan ini. Periksalah. Apakah jubah ini milik anakmu?”
Yakub mengenali jubah itu dan berkata, “Benar, ini jubah anakku Yusuf. Pasti binatang buas sudah mencabik-cabik dia sampai mati dan memakannya!” Yakub merobek-robek pakaiannya tanda berduka dan mengikat kain karung pada pinggangnya. Dia berkabung untuk anaknya itu selama berhari-hari. Semua anak Yakub yang lain, baik perempuan maupun laki-laki, berusaha menghibur ayah mereka, tetapi dia tidak mau dihibur. Katanya kepada mereka, “Biarkan aku berduka sampai hari aku masuk ke Syeol!” Yakub terus bersedih karena Yusuf, anaknya.
Sementara itu, di Mesir, para pedagang Midian menjual Yusuf kepada seorang komandan pengawal raja bernama Potifar.