‘Kalian sendiri sudah menjadi saksi atas perbuatan yang Aku lakukan terhadap bangsa Mesir, dan bagaimana Aku membawa kalian keluar dari negeri itu. Seperti seekor rajawali membawa anaknya di atas sayapnya, demikianlah Aku membawa kalian ke sini, kepada-Ku. Seluruh bumi adalah milik-Ku, tetapi jika kalian taat kepada perintah-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, kalian akan menjadi milik-Ku yang paling berharga di antara semua bangsa. Kalian akan menjadi bangsa yang Aku sucikan, yakni suatu kerajaan yang semua penduduknya bagaikan imam.’ Itulah yang harus kamu sampaikan kepada bangsa Israel.”
Setelah Musa kembali dari gunung, dia memanggil para tua-tua umat Israel dan memberitahukan kepada mereka semua yang TUHAN perintahkan untuk dikatakannya. Ketika pesan itu disampaikan kepada seluruh umat, mereka bersama-sama menjawab dengan lantang, “Kami akan melakukan segala yang TUHAN perintahkan!” Dan Musa menyampaikan jawaban mereka kepada TUHAN.
Lalu berkatalah TUHAN kepada Musa, “Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan tebal, sehingga umat Israel dapat mendengar ketika Aku berbicara denganmu, dan supaya mereka selalu percaya kepadamu.”
Sesudah Musa menyampaikan perkataan bangsa Israel kepada TUHAN, TUHAN berkata kepada Musa, “Pergilah kepada umat Israel dan suruhlah mereka untuk bersiap menyambut kedatangan-Ku. Hari ini dan besok, mereka harus membersihkan diri serta mencuci pakaian yang akan dikenakan. Bersiap-siaplah! Besok lusa, Aku akan turun ke gunung Sinai dengan disaksikan oleh seluruh umat Israel. Pasanglah pembatas di sekeliling gunung itu dan beritahukanlah kepada mereka untuk tidak melewati batas itu. Katakan kepada mereka, ‘Berhati-hatilah, jangan naik ke gunung atau menyentuh batas itu. Siapa pun yang melanggarnya akan mati. Tidak ada yang boleh melewati batas itu, baik manusia ataupun binatang. Manusia maupun binatang yang melewatinya tidak boleh disentuh, tetapi harus langsung dilempari batu atau dipanah sampai mati. Orang Israel tidak boleh mendekati gunung itu sampai mereka mendengar bunyi sangkakala yang panjang.’”
Kemudian Musa turun dari gunung Sinai lalu menyuruh umat untuk membersihkan diri dan mencuci pakaian mereka. Kata Musa kepada mereka, “Hari ini dan besok, kamu masing-masing harus mempersiapkan diri untuk kedatangan TUHAN pada hari berikutnya. Jangan ada yang berhubungan badan sampai lewat besok lusa.”
Pada pagi di hari kedatangan TUHAN, ada guntur dan kilat yang dahsyat serta awan tebal di atas gunung, juga bunyi sangkakala yang sangat keras. Seluruh umat Israel gemetar ketakutan. Musa membawa mereka keluar dari perkemahan untuk bertemu dengan Allah, dan mereka berdiri di kaki gunung itu. Seluruh gunung Sinai ditutupi oleh asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam bentuk api. Asap itu membubung tinggi ke langit seperti asap dari cerobong pembakaran, dan gunung itu berguncang dengan keras. Sementara bunyi sangkakala bertambah nyaring, Musa berseru kepada Allah, dan Allah menjawabnya dengan suara gemuruh seperti bunyi guntur. Lalu TUHAN turun ke puncak gunung Sinai dan memanggil Musa untuk naik ke sana. Musa pun naik.
TUHAN berkata kepadanya, “Turunlah dan peringatkan umat Israel supaya mereka tidak melewati pembatas untuk datang melihat TUHAN. Apabila mereka melanggarnya, banyak di antara mereka akan mati. Imam-imam yang akan datang menghadap-Ku juga harus menguduskan diri. Kalau tidak, Aku akan menghukum mereka.”
Musa berkata kepada TUHAN, “Orang Israel tidak mungkin naik ke gunung Sinai karena Engkau sendiri sudah memperingatkan kami, ‘Pasanglah pembatas mengelilingi gunung itu untuk menandainya sebagai tempat kudus.’”
Kemudian TUHAN berkata, “Turunlah dan ajaklah Harun naik kembali bersamamu. Tetapi jangan biarkan imam-imam dan umat Israel melewati pembatas itu untuk datang kepada-Ku. Jika mereka melanggarnya, Aku akan menghukum mereka.”
Maka Musa turun dan menyampaikan kepada mereka pesan TUHAN itu.