1 Samuel 25:25-44

1 Samuel 25:25-44 TSI

Tuanku, tidak usah pedulikan Nabal, si laki-laki jahat itu. Kelakuannya benar-benar sesuai dengan namanya, yaitu ‘orang bodoh.’ Dia memang sungguh-sungguh bodoh! Tetapi mohon maaf, hambamu ini tidak melihat para utusan Tuan tadi. “Karena itu, saya mengatakan di hadapan TUHAN yang hidup dan di hadapan Tuanku: TUHAN sendirilah yang menahan tangan Tuanku, sehingga Tuanku tidak membalas kejahatan Nabal atau membunuh orang, biarlah TUHAN saja yang menghukum Nabal! Dan biarlah semua musuh Tuan bernasib seperti Nabal! Biarlah hadiah yang hamba bawa ini menyenangkan Tuanku dan semua orang yang mengikuti Tuan. Ampunilah kesalahan hambamu ini, karena TUHAN pastilah akan membangun keluarga Tuan dan menjadikan mereka keturunan yang kokoh, karena TUHAN sudah mengangkat Tuan untuk memimpin umat-Nya dalam peperangan terhadap musuh-musuh-Nya. Oleh karena itu, biarlah Tuan tidak bisa dituduh melakukan kejahatan apa pun selama hidupmu! “Apabila seseorang mengejar dan ingin membunuhmu, maka hidup Tuan akan senantiasa dilindungi oleh TUHAN Allahmu, seolah-olah Dia membungkus Tuan di tempat khusus. Tetapi biarlah nyawa musuh-musuhmu disingkirkan-Nya, seperti batu yang dilemparkan dengan umban! Dengan demikian, ketika TUHAN menepati setiap janji-Nya kepada Tuan, dan Tuanku diangkat-Nya menjadi raja Israel, hati nuranimu tidak akan dibebani dengan rasa bersalah karena tanganmu sendiri dengan cepat membalas dendam atau menumpahkan darah orang tanpa alasan jujur. Dan pada saat TUHAN sudah menggenapi semua hal baik itu bagi Tuan, tolong ingatlah kepada hambamu ini.” Berkatalah Daud kepada Abigail, “Terpujilah TUHAN Allah Israel, yang sudah mengirimmu hari ini untuk menemui saya! Terpujilah TUHAN karena hikmat yang diberikan kepadamu! Semoga kamu pun diberkati-Nya, karena hari ini kamu mencegah saya dari membalas dendam dan menumpahkan darah orang dengan tanganku sendiri! Karena saya sudah bersumpah di hadapan TUHAN Allah Israel yang hidup, yang sudah mencegah saya untuk menyakitimu: Jika saja kamu tidak datang dengan cepat menemui saya, maka pada saat fajar tidak akan ada seorang pun laki-laki yang tinggal di rumah Nabal tetap hidup!” Maka Daud mengambil seluruh hadiah yang dibawa Abigail. Kata Daud kepadanya, “Kembalilah ke rumahmu dengan perasaan tenang. Yakinlah bahwa saya sudah mendengarkanmu dan sudah menyetujui permintaanmu.” Saat Abigail kembali kepada Nabal, Nabal sedang mengadakan pesta makan besar di rumahnya, yang kemewahannya seperti pesta yang diadakan oleh seorang raja. Nabal bersenang-senang dan sangat mabuk. Maka Abigail tidak memberitahu apa pun kepadanya sampai keesokan harinya. Pada pagi hari, saat Nabal sudah sadar dari mabuknya, Abigail memberitahukan kepadanya segala hal yang sudah terjadi. Nabal langsung terkena serangan jantung dan tubuhnya menjadi kaku. Sekitar sepuluh hari sesudah kejadian itu, TUHAN menghukum Nabal dan dia pun meninggal. Saat Daud mendengar bahwa Nabal sudah meninggal, dia berkata, “Terpujilah TUHAN yang sudah menghindarkan aku dari membalas dendam atas hinaan yang aku terima dari Nabal! TUHAN sudah membalas Nabal untuk dosanya.” Maka Daud mengirim utusan kepada Abigail untuk memohon kepadanya supaya dia menjadi istrinya. Ketika para utusan tiba di Karmel, mereka berkata kepada Abigail, “Daud mengutus kami untuk memohon kepadamu supaya kamu menjadi istrinya.” Maka Abigail bersujud serta berkata, “Saya ini hambanya, dan saya bersedia membasuh kaki para hamba tuanku.” Abigail segera menyiapkan dirinya, dan naik ke atas keledainya, dengan diiringi oleh lima orang budak perempuannya. Dia mengikuti para utusan Daud itu. Lalu dia menjadi salah satu istri Daud. Sebelum menikahi Abigail, Daud juga sudah menikahi Ahinoam dari Yisreel. Sedangkan Mikal anak perempuan Saul, yang adalah istri Daud yang pertama, sudah diberikan Saul kepada orang Galim bernama Paltiel, anak Lais.