Agar nama baik Tuhan Yesus tidak tercoreng, hendaklah kamu taat kepada semua pemerintah di dunia ini, baik kepala negara sebagai penguasa tertinggi maupun wakil-wakilnya yang dia tugaskan untuk menghukum orang yang berbuat jahat dan menghormati orang yang berbuat baik. Karena Allah mau agar kita semua, melalui perbuatan-perbuatan yang baik, dapat menutup mulut orang-orang yang sukar mengerti. Mereka tidak mengenal Allah tetapi justru suka menyebarkan fitnah. Ingatlah bahwa sebelum dibebaskan oleh Yesus, kamu hidup seperti budak iblis. Jangan sampai kamu berpikir, “Sekarang aku sudah bebas dan termasuk orang yang dipilih Allah, berarti tidak masalah kalau aku sengaja berbuat dosa.” Sebaliknya, kamu harus menganggap dirimu sebagai budak kepunyaan Allah. Jadi, hormatilah semua orang. Kasihilah saudara-saudari seiman. Hiduplah dengan hormat dan takut kepada Allah, dan hormatilah kepala negara kita di dunia ini.
Kepada Saudara-saudari yang menjadi budak, hendaklah kamu mengikuti kemauan majikanmu dengan penuh hormat, bukan hanya pada waktu mereka bersikap baik, tetapi juga pada waktu mereka bersikap kejam. Kalau kamu tidak bersalah tetapi dipukul oleh majikanmu, diamlah saja dan ingat bahwa TUHAN Allah melihat penderitaanmu. Dengan begitu, TUHAN akan memberkati kamu. Namun, kalau kamu bersalah lalu dihukum, jangan harap TUHAN memberkatimu biarpun kamu diam saja, sebab kamu memang bersalah. Sebaliknya, kalau kamu dibuat susah padahal kamu melayani dengan baik, dan kamu bertahan dengan sabar, Allah akan memberkatimu. Untuk itulah Allah memanggil kamu masing-masing! Kamu harus sabar karena Kristus sendiri sudah menderita bagi kita. Dia menjadi teladan supaya kita mengikuti jejak-Nya.
“Dia tidak pernah berbuat dosa
dan tidak pernah mengucapkan dusta.”
Pada waktu Kristus dihina, Dia tidak menghina balik. Waktu disiksa, Dia tidak berkata, “Awas, Aku akan membalasnya.” Dia hanya menyerahkan diri kepada Allah, karena Dia tahu bahwa Allah adalah Hakim yang adil. Yesus sudah menanggung dosa-dosa kita di dalam tubuh-Nya sendiri di kayu salib, supaya secara rohani kita mati terhadap kuasa dosa dan bangkit kembali menjadi manusia baru yang hidup benar di hadapan Allah. Melalui luka-luka Yesus, kita sudah disembuhkan. Dulu kita hidup seperti domba yang tersesat, tetapi sekarang kita sudah kembali kepada Sang Gembala pemelihara hidup kita!