Sementara Salomo masih di situ, TUHAN menampakkan diri kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Mintalah apa pun yang engkau inginkan dari-Ku.”
Salomo menjawab, “Ya, TUHAN, Engkau telah setia mengasihi hamba-Mu Daud, ayahku, karena dia hidup dengan setia, benar, dan tulus di hadapan-Mu. Dan sekarang pun Engkau tetap menunjukkan kesetiaan-Mu yang besar kepadanya dengan mengizinkan aku menggantikannya sebagai raja.
“Ya, TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini untuk menggantikan ayahku sebagai raja. Tetapi aku masih sangat muda dan belum berpengalaman untuk menjalankan tugas ini. Bagaimana mungkin aku dapat memimpin umat pilihan-Mu?— sebuah bangsa yang besar, yang jumlahnya begitu banyak sehingga tidak dapat terhitung. Karena itu, TUHAN, berilah hamba-Mu ini kebijaksanaan supaya aku dapat memerintah dengan baik dan mampu membedakan yang baik dari yang buruk. Kalau tidak demikian, aku tidak akan sanggup memerintah umat-Mu yang banyak ini.”
TUHAN senang mendengar permintaan Salomo dan berkata kepadanya, “Karena kamu meminta kebijaksanaan untuk memerintah umat-Ku dengan adil, dan tidak meminta umur panjang, kekayaan, atau kematian musuh-musuhmu, Aku akan mengabulkan permintaanmu. Aku akan membuatmu bijaksana dan berpengertian melebihi semua orang lain, baik yang hidup sebelum maupun sesudah kamu. Aku bahkan akan memberikan kepadamu hal-hal yang tidak kamu minta, yaitu kekayaan dan kehormatan, melebihi semua raja lain sezamanmu. Kalau kamu menaati semua perintah dan ketetapan-Ku seperti ayahmu, Daud, maka Aku akan memberikan kepadamu umur yang panjang.”
Salomo terbangun dan menyadari bahwa dia bermimpi. Sesudah itu dia kembali ke Yerusalem dan berdiri di depan peti perjanjian TUHAN. Dia mempersembahkan kurban yang dibakar habis dan kurban tanda damai. Kemudian Salomo mengadakan pesta untuk semua pejabatnya.