Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran. Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya. Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega. Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria. Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh. Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Ini pun sia-sia. Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati. Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. Janganlah mengatakan: ”Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari. Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya. Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya? Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
Baca Pengkhotbah 7
Dengarkan Pengkhotbah 7
Berbagi
Bandingkan Semua Versi: Pengkhotbah 7:1-14
Simpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!
Beranda
Alkitab
Rencana
Video