Keesokan harinya, tersiarlah kabar di seluruh kota bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, dan banyak dari pengunjung-pengunjung yang telah datang untuk merayakan Paskah, mengambil daun-daun palem dan turun ke jalan-jalan untuk menyongsong Dia, sambil berseru,
“Hidup Raja!
Diberkatilah Dia yang datang dengan nama Allah!
Hidup Raja!”
Yesus menunggang seekor anak keledai. Dengan demikian genaplah nubuat yang mengatakan,
“Jangan takut, hai Putri Sion.
Lihatlah, Rajamu datang
dengan menunggangi seekor keledai muda.”
(Pada waktu itu murid-murid-Nya tidak menyadari bahwa ini adalah penggenapan nubuat; tetapi setelah Yesus kembali kepada kemuliaan-Nya di surga, barulah mereka menyadari betapa banyak nubuat Kitab Suci yang telah digenapi di depan mata mereka.)
Beberapa dari orang banyak itu yang telah melihat Yesus menghidupkan Lazarus kembali sedang menceritakan hal ihwal peristiwa itu. Itulah sebab yang utama mengapa demikian banyak orang pergi menyongsong Dia, sebab mereka telah mendengar mengenai mukjizat yang penuh kuasa itu.
Kemudian orang-orang Farisi berkata seorang kepada yang lain, “Kita telah kalah. Lihat—semua orang mengikut Dia.”
Beberapa orang Yunani yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, berkunjung kepada Filipus—yang berasal dari Betsaida—dan berkata, “Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus.” Filipus memberitahukan hal itu kepada Andreas dan mereka bersama-sama pergi bertanya kepada Yesus.
Yesus menjawab bahwa waktu-Nya untuk kembali kepada kemuliaan-Nya di surga telah tiba. Ia berkata, “Aku harus jatuh dan mati seperti sebutir biji gandum yang jatuh di tanah. Kalau Aku tidak mati, Aku hanya seorang diri, hanya sebutir biji saja. Tetapi kematian-Ku akan menghasilkan banyak biji gandum yang baru—satu panen hidup baru yang banyak sekali. Jikalau kalian mengasihi hidupmu di dunia ini, kalian akan kehilangan hidupmu itu! Jikalau kalian membenci hidupmu di dunia ini, kalian akan menukarnya dengan kemuliaan yang kekal!
“Siapa pun yang mau melayani Aku harus mengikut Aku, karena pelayan-Ku harus ada di tempat Aku berada. Dan siapa pun yang melayani Aku akan dimuliakan Bapa-Ku. Sekarang jiwa-Ku sangat gelisah. Haruskah Aku berdoa, ‘Bapa, luputkanlah Aku dari apa yang akan datang’? Tetapi justru untuk itulah Aku datang! Bapa, datangkanlah kemuliaan dan kehormatan bagi nama-Mu.”
Kemudian terdengarlah suara dari langit mengatakan, “Ini sudah Kulakukan dan Aku akan melakukannya lagi.” Ketika orang banyak mendengar suara itu, beberapa di antara mereka menyangka bahwa suara itu guntur, sedangkan orang lain mengatakan bahwa seorang malaikat telah berbicara kepada-Nya.
Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Suara itu untuk kepentinganmu, bukan kepentingan-Ku. Sekaranglah waktunya dunia ini akan dihukumkan dan juga waktunya Iblis, penguasa dunia ini, dilemparkan ke luar. Dan apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan membawa semua orang kepada-Ku.” Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bahwa Ia akan mati pada kayu salib.
“Mati?” tanya orang banyak itu. “Bukankah Mesias akan hidup untuk selama-lamanya dan tidak akan mati? Apa sebabnya Engkau mengatakan bahwa Ia akan mati? Mesias mana yang sedang Kaubicarakan?”
Yesus menjawab, “Hanya sebentar lagi saja terang-Ku akan menyinari kalian. Berjalanlah di dalamnya selama terang itu ada sehingga kegelapan tidak menyerbu kalian! Siapa pun yang berjalan dalam gelap tidak tahu ke mana dia pergi. Gunakanlah Terang itu selama masih ada, maka kalian akan menjadi pembawa terang.” Setelah mengatakan hal-hal ini, Yesus pergi lalu tersembunyi dari mereka.
Meskipun banyak sekali mukjizat yang dilakukan-Nya, namun kebanyakan orang tidak mau percaya bahwa Ia adalah Mesias. Ini tepat sekali seperti yang telah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya,
“Tuhan, siapakah yang akan percaya pada pemberitaan kami?
Siapa yang menyadari bahwa Tuhanlah yang melakukan tindakan-tindakan perkasa ini?”
Tetapi mereka tidak dapat percaya, karena sebagaimana Yesaya juga mengatakan,
“Allah telah membutakan mata mereka
dan mengeraskan hati mereka,
agar mereka tidak dapat melihat
atau mengerti,
atau berbalik kepada-Ku
untuk disembuhkan.”
Nubuat Yesaya ini mengenai Yesus, karena ia telah menerima penglihatan tentang kemuliaan-Nya. Meskipun demikian, banyak pemimpin orang Yahudi percaya kepada-Nya sebagai Mesias. Namun mereka tidak berani mengakuinya kepada siapa pun, sebab mereka takut kalau-kalau orang Farisi akan mengucilkan mereka dari rumah sembahyang. Karena mereka lebih menyukai pujian manusia daripada pujian Allah.
Yesus berseru kepada orang banyak, “Kalau kalian percaya kepada-Ku, itu berarti kalian percaya kepada Ia yang mengutus Aku. Karena ketika kalian melihat Aku, kalian melihat Dia yang mengutus Aku. Aku datang sebagai Terang yang bersinar di dalam dunia yang gelap ini, agar semua yang percaya kepada-Ku tidak lagi berjalan di dalam gelap. Kalau orang mendengar Aku, tetapi tidak taat kepada-Ku, bukan Aku hakimnya—karena Aku datang untuk menyelamatkan dunia, bukan untuk menghakiminya. Tetapi semua orang yang menolak Aku dan pengajaran-Ku akan dihakimi pada Hari Penghukuman, oleh kebenaran-kebenaran yang telah Kuucapkan. Karena kebenaran-kebenaran itu bukan buah pikiran-Ku sendiri, tetapi Aku mengatakan kepada kalian apa yang disuruhkan oleh Bapa supaya dikatakan kepada kalian. Aku tahu bahwa pengajaran-Nya membimbing kepada hidup kekal. Sebab itu, apa saja yang dikatakan-Nya kepada-Ku, itulah yang Aku katakan!”