“Raja Daud berkata tentang Yesus:
“ ‘Aku tahu Tuhan senantiasa menyertai Aku.
Kuasa Allah yang besar menopang Aku, sehingga Aku tidak goyah.
Itu sebabnya, hatiku bergembira,
dan mulutku bersorak memuji-Nya;
bahkan tubuhku diam dengan tenteram.
Engkau tidak akan meninggalkan aku di alam maut.
Engkau tidak akan membiarkan Orang Kudus-Mu hancur dan binasa di dalam kubur.
Engkau akan mengembalikan nyawa-Ku kepada-Ku
dan melimpahi Aku dengan sukacita di hadirat-Mu.’
“Coba pikirkan, Saudara-saudara yang saya kasihi! Daud tidak berbicara mengenai dirinya sendiri, ketika ia mengucapkan kata-kata yang telah saya kutip, sebab ia mati, lalu dikuburkan dan makamnya masih ada di sini pada kita. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu Allah telah berjanji dengan sumpah bahwa salah seorang keturunan Daud sendiri akan menjadi Mesias dan duduk di atas takhtanya. Daud memandang jauh ke depan serta menubuatkan kebangkitan Mesias dan berkata bahwa jiwa Mesias tidak akan ditinggalkan di alam maut dan tubuh-Nya tidak akan hancur dan binasa di dalam kubur. Ia berbicara mengenai Yesus dan kami semua menjadi saksi bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati.
“Sekarang Ia duduk di atas takhta kemuliaan tertinggi di sebelah kanan Allah di surga. Seperti yang telah dijanjikan, Allah Bapa telah mengirimkan Roh Kudus, dan hasilnya telah Saudara dengar dan lihat pada hari ini.
“Dengan kata-kata yang telah saya kutip, Daud tidak berbicara mengenai dirinya sendiri, sebab ia belum pernah naik ke surga. Lagipula, Daud selanjutnya menyatakan,
“ ‘TUHAN berbicara kepada Tuhanku, Mesias, dan berkata kepada-Nya:
Duduklah di tempat kehormatan di sebelah kanan-Ku,
sampai Aku akan menaklukkan musuh-musuh-Mu
dan membuat mereka bertekuk lutut di bawah kaki-Mu.’
“Oleh karena itu, dengan tegas saya nyatakan kepada setiap orang di Israel bahwa Yesus, yang kalian salibkan, telah ditetapkan oleh Allah sebagai Tuhan dan Mesias!”
Kata-kata Petrus itu sangat mengharukan hati mereka, sehingga mereka berkata kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Saudara-saudara, apa yang harus kami lakukan?”
Petrus berkata kepada mereka, “Hendaklah Saudara sekalian masing-masing bertobat dan kembali kepada Allah serta dibaptiskan dalam nama Yesus Kristus untuk mendapat pengampunan dosa. Dengan demikian Saudara juga akan menerima karunia Roh Kudus, karena Kristus telah menjanjikan-Nya kepada Saudara yang sudah dipanggil oleh Allah, Tuhan kita, dan juga kepada anak-anak Saudara, bahkan kepada orang-orang yang tinggal di negeri yang jauh.”
Kemudian dengan panjang lebar Petrus menyampaikan khotbah mengenai Yesus dan mendorong semua yang mendengarkannya supaya melepaskan diri dari kejahatan bangsa mereka. Orang-orang yang percaya akan kata-kata Petrus itu, dibaptiskan—kira-kira 3.000 orang banyaknya. Mereka menggabungkan diri dengan saudara-saudara seiman, mengikuti pengajaran rasul-rasul, dan menghadiri persekutuan doa serta mengadakan Perjamuan Tuhan. Rasul-rasul melakukan banyak mukjizat dan semua orang dipenuhi rasa takut.
Semua orang yang percaya itu senantiasa bersekutu bersama-sama dan segala yang ada pada mereka dijadikan milik bersama. Mereka menjual harta milik mereka dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang berkekurangan. Setiap hari mereka bersama-sama berbakti di dalam Bait Allah. Mereka bersekutu dalam kelompok-kelompok kecil di rumah-rumah mereka serta mengadakan Perjamuan Tuhan dan makan bersama-sama dengan penuh sukacita serta rasa syukur, sambil memuji Allah. Semua penduduk kota itu menyukai mereka, dan tiap-tiap hari Allah menambah jumlah mereka dengan orang-orang yang diselamatkan.