“Tetapi kepada kalian yang mendengar Aku sekarang ini, Aku beri pesan ini: kasihilah musuh-musuhmu, dan berbuatlah baik kepada orang yang membencimu. Berkatilah orang yang mengutukmu, dan doakanlah orang yang jahat terhadapmu. Kalau orang menampar pipimu yang satu, biarkan ia menampar pipimu yang sebelah juga. Kalau jubahmu dirampas, berikanlah juga bajumu. Kalau orang minta sesuatu kepadamu, berikanlah itu kepadanya; dan kalau milikmu dirampas, janganlah memintanya kembali. Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka.
Kalau kalian mengasihi orang-orang yang mengasihi kalian saja, apa jasamu? Orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka! Dan kalau kalian berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat baik kepadamu saja, apa jasamu? Orang berdosa pun berbuat begitu! Dan kalau kalian meminjamkan uang hanya kepada orang-orang yang dapat mengembalikannya, apa jasamu? Orang berdosa pun meminjamkan uang kepada orang berdosa, lalu memintanya kembali! Seharusnya bukan begitu! Kalian sebaliknya harus mengasihi musuhmu dan berbuat baik kepada mereka. Kalian harus memberi pinjam, dan jangan mengharap mendapat kembali. Bila demikian, upahmu akan besar dan kalian akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Allah baik hati terhadap orang yang tidak tahu terima kasih, dan terhadap yang jahat juga. Hendaklah kalian berbelaskasihan seperti Bapamu juga berbelaskasihan!”
“Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah. Janganlah menghukum orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihukum Allah. Ampunilah orang lain, supaya Allah juga mengampuni kalian. Berilah kepada orang lain, supaya Allah juga memberikan kepadamu; kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah yang sudah ditakar padat-padat untukmu. Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai Allah untukmu.”
Kemudian Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut ini, “Kalau orang buta memimpin orang buta yang lain, pasti kedua-duanya akan jatuh ke dalam selokan. Tidak ada murid yang lebih besar daripada gurunya. Tetapi murid yang sudah selesai belajar, akan menjadi sama seperti gurunya.
Mengapa kalian melihat secuil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok yang di matamu sendiri tidak kalian perhatikan? Bagaimana kalian dapat mengatakan kepada saudaramu, ‘Mari, saudara, saya keluarkan kayu secuil itu dari matamu itu,’ sedangkan dalam matamu sendiri ada balok yang tidak kalian lihat? Hai munafik! Keluarkanlah dahulu balok yang ada pada matamu sendiri. Barulah kalian dapat melihat dengan jelas dan dapat mengeluarkan secuil kayu dari mata saudaramu.”