Saudara-saudara sesama Kristen yang sudah dipanggil juga oleh Allah! Coba pikirkan dalam-dalam mengenai Yesus ini! Allah mengutus Dia khusus untuk menjadi Imam Agung dalam agama yang kita anut. Ia setia kepada Allah yang sudah memilih Dia untuk pekerjaan itu, seperti juga Musa dahulu setia menunaikan tugasnya di Rumah Allah. Tetapi Yesus patut mendapat kehormatan yang lebih besar daripada Musa. Sebab orang yang membangun rumah harus mendapat kehormatan lebih besar daripada rumah itu sendiri. Memang setiap rumah ada yang membangunnya, tetapi yang membangun segala sesuatu adalah Allah sendiri. Musa setia sebagai pelayan di dalam Rumah Allah dan menyampaikan hal-hal yang akan diberitahukan oleh Allah pada masa yang akan datang. Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang bertanggung jawab atas Rumah Allah. Dan kita inilah Rumah Allah, kalau kita tetap bersemangat dan tetap yakin untuk mendapat apa yang kita harapkan.
Sebab itu, seperti kata Roh Allah,
“Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah,
janganlah kamu berkeras kepala,
seperti leluhurmu,
ketika mereka memberontak terhadap Allah, dan menguji Allah di padang pasir.
‘Di sana leluhurmu mencobai Aku, dan menguji Aku,’ kata Allah,
‘padahal mereka sudah melihat perbuatan-Ku empat puluh tahun lamanya.’
Itulah sebabnya Aku murka terhadap mereka dan Aku berkata,
‘Mereka selalu tidak setia,
dan enggan mentaati perintah-perintah-Ku.’
Aku marah dan bersumpah,
‘Mereka tak akan masuk ke negeri itu
untuk mendapat istirahat bersama Aku.’ ”
Saudara-saudara, hati-hatilah jangan sampai ada di antaramu seorang yang hatinya begitu jahat dan tidak beriman, sehingga ia berbalik dan menjauhi Allah yang hidup! Jadi, supaya tidak ada seorang pun dari antaramu yang tertipu oleh dosa sehingga menentang Allah, hendaklah kalian saling menasihati setiap hari selama kita masih hidup dalam zaman yang disebut “Hari Ini” dalam Alkitab. Kita semua adalah teman seperjuangan dengan Kristus, asal kita sampai akhir memegang teguh keyakinan yang kita miliki pada mulanya.
Inilah yang tertulis dalam Alkitab,
“Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah,
janganlah kamu berkeras kepala, seperti leluhurmu,
ketika mereka memberontak terhadap Allah.”
Nah, siapakah orang-orang yang mendengar suara Allah lalu memberontak terhadap-Nya? Itulah semua orang yang dipimpin oleh Musa keluar dari Mesir, bukan? Dan terhadap siapakah Allah marah empat puluh tahun lamanya? Terhadap mereka yang berdosa, yang jatuh mati di padang gurun, bukan? Ketika Allah bersumpah begini, “Mereka tidak akan masuk ke negeri itu untuk mendapat istirahat bersama-Ku” – siapakah pula yang dimaksudkan oleh Allah? Yang dimaksudkan ialah orang-orang yang memberontak terhadap Allah, bukan? Sekarang kita mengerti bahwa mereka tidak dapat masuk, karena mereka tidak percaya kepada Allah.