Para perwiranya datang kepadanya dan berkata, “Kata orang, raja-raja Israel adalah raja-raja yang berbelaskasihan. Karena itu, izinkanlah kami menghadap raja Israel dengan memakai kain karung sebagai tanda penyesalan dan tali di leher sebagai tanda takluk. Mudah-mudahan ia tidak membunuh Baginda.” Maka mereka pun memakai kain karung dan tali di leher mereka, lalu pergi menghadap Ahab dan berkata, “Benhadad adalah hamba Baginda. Ia mohon supaya Baginda jangan membunuh dia.”
Ahab menjawab, “Masih hidupkah dia, saudara saya itu?”
Memang para perwira Benhadad itu sedang menunggu tanda yang baik dari Ahab. Jadi, ketika Ahab berkata “saudara”, mereka langsung menjawab, “Betul, Benhadad adalah saudara Baginda.”
Lalu kata Ahab, “Antarkan dia ke mari!” Ketika Benhadad tiba, Ahab mengajak dia naik ke kereta. Lalu kata Benhadad kepadanya, “Saya akan mengembalikan kepada Tuan kota-kota yang telah direbut ayah saya dari ayah Tuan. Tuan boleh juga mendirikan pusat perdagangan di kota Damsyik seperti yang dilakukan ayah saya di Samaria.”
Sahut Ahab, “Atas dasar janji Tuan itu, saya akan membebaskan Tuan.” Setelah itu Ahab membuat perjanjian dengan Benhadad lalu melepaskan dia.
TUHAN
Atas perintah TUHAN, seorang nabi dari antara sekelompok nabi menyuruh rekannya memukul dia. Tetapi rekannya itu tidak mau. Lalu nabi itu berkata, “Karena engkau tidak mentaati perintah TUHAN, engkau akan diterkam singa segera sesudah pulang dari sini.” Benar. Segera sesudah ia pergi dari situ, ia diterkam oleh seekor singa.
Kemudian nabi itu pergi kepada orang lain dan berkata, “Pukullah saya!” Maka orang itu memukulnya dengan keras sekali sampai luka. Setelah itu nabi itu membalut mukanya dengan sepotong kain, supaya tidak dikenali orang, lalu ia pergi berdiri di pinggir jalan untuk menunggu raja Israel lewat. Ketika raja lewat, nabi itu berseru kepadanya, “Paduka Yang Mulia, pada waktu saya sedang bertempur di medan perang, seorang prajurit membawa kepada saya seorang musuh yang tertangkap. Prajurit itu berkata, ‘Jagalah orang ini baik-baik. Kalau ia lari, kau harus dibunuh menggantikan dia atau membayar 3.000 uang perak.’ Tetapi kemudian ketika saya sedang sibuk, orang itu melarikan diri.”
Raja menjawab, “Engkau sudah menjatuhkan hukumanmu sendiri. Kau harus menanggungnya.”
Nabi itu membuka kain pembalut dari mukanya, lalu raja mengenali dia sebagai seorang nabi. Maka berkatalah nabi itu kepada raja, “Inilah yang dikatakan TUHAN: ‘Orang yang Kuperintahkan supaya dibunuh telah kaubiarkan lolos. Karena itu kau harus mati sebagai gantinya. Tentaramu akan hancur karena telah membiarkan tentara musuh melarikan diri.’ ”