“Jika saudara seimanmu berbuat dosa kepadamu, pergilah dan tunjukkanlah kesalahannya secara berduaan. Jika ia mau mendengar, maka kamu telah menolong mereka menjadi saudara-saudarimu yang benar. Tetapi jika ia tidak mau mendengar, temuilah dia dengan satu atau dua orang lainnya. Dengan begitu ada dua atau tiga saksi yang membuktikan kebenaran yang kamu katakan. Jika ia menolak untuk mendengarkan mereka, maka beritahukanlah hal itu kepada gereja. Dan jika ia tetap tidak mau mendengarkan gereja, perlakukanlah mereka seperti jika kamu memperlakukan orang yang tidak percaya atau pemungut pajak.
Sesungguhnya, ketika engkau membicarakan penghakiman di sini di bumi ini, itu akan menjadi penghakiman Allah. Dan jika kamu menjanjikan pengampunan di sini di bumi, itu akan menjadi pengampunan Allah. Dengan kata lain, jika ada dua orang yang sepakat tentang sesuatu yang kamu doakan, Bapa-Ku di surga akan mengabulkan doamu. Benar, di mana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”
Kemudian Petrus datang kepada Yesus dan bertanya, “Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni seseorang jika ia berbuat salah terhadapku? Tujuh kali?”
Yesus menjawab, “Aku bilang kepadamu, kamu harus terus mengampuni mereka lebih dari tujuh kali. Ampunilah mereka sebanyak tujuh puluh tujuh kali.
Aku katakan begitu karena Kerajaan Allah itu seperti seorang raja yang memutuskan untuk melihat laporan dari pembantu-pembantu yang mengatur keuangannya. Jadi, seorang pembantu dipanggil yang berutang kepada raja itu lebih dari ribuan kilogram emas. Karena ia tidak mampu membayar utangnya, maka raja memerintahkan dia supaya menjual semua miliknya, termasuk istri dan anak-anaknya.
Tetapi ia langsung bersujud di hadapan raja dan memohon, ‘Kasihanilah aku, aku berjanji akan membayar semua utangku, tetapi berilah aku waktu.’ Sang raja menjadi kasihan kepadanya. Karena itu, ia bebaskan orang itu dari segala utangnya.
Segera setelah ia pergi, ia melihat pembantu lainnya yang berutang seratus keping perak kepadanya. Ia mencengkeram tenggorokan orang itu serta mencekiknya dan berkata, ‘Bayarlah utangmu sekarang!’
Pelayan yang berutang itu bersujud dan memohon, ‘Kasihanilah aku, aku berjanji akan membayar semua utangku.’
Tetapi pembantu yang pertama ini menolak permintaannya. Ia bahkan menjebloskan pembantu lainnya ke dalam penjara sampai ia bisa membayar semua utangnya. Ketika pembantu-pembantu lainnya melihat kejadian itu mereka sangat kasihan melihat temannya dipenjarakan. Jadi, mereka melaporkan kejadian itu kepada raja.
Lalu raja itu memanggil pelayan yang pertama dan berkata, ‘Kamu hamba yang jahat. Aku sudah hapus semua utangmu karena kamu memohon belas kasihan kepadaku. Seharusnya kamu juga menunjukkan belas kasihan kepada orang yang berutang kepadamu.’ Raja itu sangat marah. Karena itu ia perintahkan agar pembantu yang jahat itu dipenjarakan sampai semua utangnya lunas.
Bapa-Ku di surga juga akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan raja itu. Kamu harus mengampuni saudara-saudari seimanmu dengan segenap hatimu. Jika tidak, Bapa-Ku yang di surga tidak akan mengampunimu.”