Itu sebabnya, demi Kristus, aku menerima kelemahanku dengan senang hati. Aku senang dihina, mengalami kesusahan, menghadapi penganiayaan dan mendapat masalah, sebab ketika aku lemah sesungguhnya aku kuat.
Aku sudah berbicara seperti orang bodoh, tetapi kamu yang membuatku. Padahal, kamulah yang seharusnya memuji aku. Walaupun aku bukan siapa-siapa, tetapi aku tidak kurang apa-apa dibandingkan “rasul-rasul luar biasa” itu. Ketika aku ada bersamamu, aku dengan sabarnya melakukan berbagai keajaiban dan mujizat yang membuktikan bahwa aku seorang rasul. Jadi, kamu menerima semua yang telah diterima oleh jemaat-jemaat lain. Hanya satu hal yang berbeda: Aku tidak menjadi beban bagimu. Maafkanlah aku atas hal ini!
Sekarang, aku siap untuk mengunjungi kamu untuk ketiga kalinya, dan aku tidak mau menjadi beban bagimu. Aku tidak menginginkan apa pun yang kamu punya. Aku hanya menginginkan kamu. Anak-anak tidak seharusnya menabung untuk orang tuanya. Orang tua yang harusnya menabung untuk anak-anaknya. Jadi, aku sangat senang memberikan semua yang aku miliki, bahkan aku akan memberikan diriku kepadamu. Jika aku semakin mengasihimu, apakah kamu akan sedikit mengasihiku?
Sudah jelas bahwa aku bukan beban bagimu, tetapi mungkin kamu menganggap bahwa aku memakai tipuan untuk menjebakmu. Apakah aku mengambil keuntungan dari antara mereka yang aku utus kepadamu? Aku minta Titus untuk mengunjungi kamu dan mengutus saudara kami bersamanya. Apakah Titus mengambil keuntungan darimu? Tidak! Karena tindakan dan sikap kita adalah sama.
Kami bukan menyampaikan semuanya ini untuk membela diri kami. Mungkin ini yang sudah kamu pikirkan selama ini. Tidak, kami membicarakan semua ini sebagai pelayan Kristus di hadapan Allah. Semua yang kami lakukan adalah untukmu, untuk menguatkan kamu. Aku mengatakan semuanya ini sebab aku takut kalau aku datang, kamu bukanlah seperti yang aku inginkan. Dan aku juga tidak sama seperti yang kamu inginkan. Aku takut kalau nanti di sana aku menemukan hal-hal ini: pertengkaran, iri hati, kemarahan, perkelahian demi diri sendiri, fitnah, pergunjingan, kesombongan dan kekacauan. Aku takut ketika aku datang lagi, Allahku akan merendahkan aku di depanmu. Dan mungkin aku harus bersedih karena banyak orang yang masih terus berdosa. Mereka masih tidak mau bertobat dari kehidupan mereka yang jahat, dosa percabulan mereka dan hal-hal memalukan yang mereka lakukan.