YouVersion Logo
Search Icon

Pengelola yang BaikSample

Pengelola yang Baik

DAY 3 OF 3

Tujuan dari Penatalayanan (Stewardship)

Tujuan dari penatalayanan (stewardship) adalah kemurahan hati (generosity). Kita menyembah Allah yang adalah kasih dan kasih selalu ingin memberi. Victor Hugo berkata, “Kita dapat memberi tanpa mengasihi, namun kita tidak dapat mengasihi tanpa memberi.” Ciri utama kita bertumbuh dalam kasih Allah adalah kita hidup dalam kemurahan hati dan selalu ingin memberi kepada orang lain. Pemberian ini dapat berupa waktu, uang, perhatian, dan sumber daya lain yang dipercayakan kepada kita. Kita tidak mengelola pemberian Tuhan semata-mata untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi supaya dapat menjadi berkat bagi orang lain juga.

Memberi itu bukan sifat alami kita. Memberi selalu membutuhkan pengorbanan dari pihak kita. Hanya orang dewasa yang sanggup memberi. Hanya orang yang mengerti keindahan kasih Allah yang mau berkorban untuk orang lain. Rasul Yohanes berkata, “…marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Siapa yang tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka kita juga harus saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” (1 Yohanes 4:7-12)

Kita memiliki Allah yang menjadi teladan dalam hal suka memberi (generous) sekaligus berkorban untuk menebus dosa kita. Semakin kita mengenal kasih Allah yang begitu besar kepada kita, semakin kita akan hidup dalam kemurahan hati. Dunia memberikan gambaran bahwa sikap memberi itu seperti mengurangi atau merugikan sumber daya yang kita miliki. Namun sebaliknya, Kristus mengajarkan bahwa kita lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35).

Memberi tidak membuat kita semakin berkekurangan, sebaliknya kita akan semakin berkelimpahan dengan sukacita, kasih, damai sejahtera, dan Tuhan sanggup memberikan kepercayaan lebih lainnya untuk kita kelola. Namun, karena memberi bukanlah natur alami kita, kita perlu melatihnya. Ketika kita tidak merasa ingin memberi, kita perlu mendisiplinkan diri kita untuk tetap memberi. Kita semakin bertumbuh dalam kemurahan hati ketika kita menjadikannya sebuah kebiasaan.

Sama seperti Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani; demikian juga kita dipanggil Allah untuk melayani sesama kita. Dalam melayani, kita belajar untuk berkorban. Kita belajar untuk mengorbankan kenyamanan, waktu, tenaga, pikiran, untuk melayani kepentingan orang lain. Pelayanan di gereja sesungguhnya merupakan sebuah fasilitas dan kesempatan bagi Anda untuk bertumbuh dalam kasih melalui kebiasaan memberi dan berkorban.

Manfaatkanlah fasilitas tersebut! Jangan hanya berhenti menjadi penonton saja di gereja, tetapi terlibatlah dalam pelayanan. Di area mana Anda dapat berkontribusi dan menolong di gereja Anda? Sumber daya apakah yang Allah telah percayakan kepada Anda? Dan tidak berhenti di gereja saja, di mana pun Anda berada, milikilah sikap “siapa yang bisa Anda layani hari ini?” Tidak ada kesaksian yang lebih besar akan kasih Tuhan selain kemurahan hati, pengorbanan, dan sikap melayani dalam kehidupan kita.

Yang terpenting bukanlah seberapa banyak yang kita berikan melainkan seberapa banyak kasih yang ada dalam pemberian kita.” –Bunda Teresa

Day 2

About this Plan

Pengelola yang Baik

Dunia menekankan bahwa segala sesuatu yang manusia peroleh adalah hasil jerih payah manusia itu sendiri dan ia berhak melakukan apa saja dengan apa yang ada di tangannya. Tetapi Firman Tuhan mengajarkan bahwa Tuhan adalah pemilik yang mutlak. Semua sumber daya di tangan manusia adalah milik Tuhan dan hanya dititipkan kepada manusia. Kita bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengelola, dan mengembalikan semua yang sudah dipercayakan Tuhan, untuk tujuan dan kemuliaan-Nya.

More