Memulai Perjalanan PengampunanSample
Pengampunan, Mengapa Itu Penting?
Siapa yang nggak pernah disakiti dalam hidup? Siapa yang nggak pernah dikecewakan? Selama kita punya hubungan dengan orang lain, akan selalu ada risiko untuk dilukai. Semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, semakin terbuka kemungkinan untuk saling menyakiti. Lalu, nggak mungkin juga kan, kalau kita hidup sendiri, terisolasi, dan tidak pernah berhubungan dengan orang lain.
Berhubungan dengan orang lain, memiliki keluarga, teman, saudara, itu esensi hidup manusia. Tidak bisa dihindarkan. Konsekuensinya bisa terjadi gesekan, bisa menyakiti dan tersakiti. Dilukai oleh kata-kata atau perbuatan yang menyakitkan, pengkhianatan, atau mungkin ketidak-setiaan. Itulah bagian perjalanan hidup kita.
Mengapa pengampunan itu penting?
1. Pengampunan adalah sifat dan karakter Allah sendiri
Mazmur 103:10 berkata, “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita. Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh Timur dari Barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.”
Sebagai anak-anak Allah, sifat dan karakter Allah ini juga menjadi bagian dari jati diri kita.
2. Dendam dan sakit hati seringkali menjadi racun bagi kesehatan tubuh dan mental kita.
Banyak penyakit disebabkan oleh stres, dendam dan sakit hati. Apalagi kesehatan mental kita. Seperti kata pepatah, dendam itu seperti kita menyalakan api dengan niat untuk membakar musuh kita tetapi apinya malah membakar diri kita sendiri. Atau, seperti kita kesal kepada seseorang dan untuk membalasnya kita minum racun itu sendiri.
Pengampunanlah yang membebaskan dan menyembuhkan kita dari kesakitan tersebut.
Apakah mudah? Mungkin tidak. Sering kali butuh waktu, apalagi kalau lukanya menusuk dalam. Pengampunan adalah sebuah perjalanan.
Untuk memulai perjalanan pengampunan ini, pertama-tama, ketahui jati diri kita sebagai anak Allah, anak Bapa yang kekasih. Bapa yang pengampun dan mengasihi orang yang baik dan jahat. Sadarilah dan percayalah dengan teguh bahwa Kristus telah mengampuni kita sepenuhnya lebih dahulu, maka kita diberikan kekuatan untuk mengampuni orang lain.
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Efesus 4:32).
Tanpa kita percaya bahwa kita sudah diampuni, maka sulit bagi kita untuk mulai melangkah. Sekadar melakukannya karena kewajiban adalah hal yang berat. Kita mau mengampuni, karena Kristus sudah mengampuni kita lebih dulu. Dan kesanggupan kita untuk mengampuni BUKAN berasal dari kekuatan, tekad atau moral kita sendiri, tetapi hanya kuasa Yesus yang menyanggupkan kita.
Scripture
About this Plan
Siapa yang nggak pernah disakiti dalam hidup? Selama kita punya hubungan dengan orang lain, akan selalu ada risiko untuk dilukai. Semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, semakin terbuka kemungkinan untuk saling menyakiti. Sakit hati dan dendam adalah beban berat yang tidak perlu kita tanggung. Maukah kita memulai langkah pertama dalam perjalanan pengampunan kita? Ikuti renungan singkat ini selama 3 hari ke depan dan kiranya Roh Kudus menuntun Saudara.
More