Perumpamaan Kerajaan AllahSample
PERUMPAMAAN BIJI SESAWI
Pada zaman Tuhan Yesus, biji sesawi dan pohon sesawi adalah sesuatu atau objek yang jelas mudah dipakai Tuhan Yesus untuk mengajar orang banyak tentang Kerajaan Allah. Dimana dari perumpamaan biji sesawi itu Tuhan Yesus menggambarkan pengaruh yang dibawa oleh Kerajaan Allah bagi bumi ini. Apalagi keberadaan biji dan pohon sesawi pun bisa dengan mudah ditemukan di seluruh dataran Yudea.
Pada pengajaran lain, Tuhan Yesus juga memakai biji sesawi untuk menjelaskan tentang perlunya iman didalam hidup orang percaya. Iman di dalam kekristenan adalah hal paling inti, itu seperti denyut nadi dalam tubuh manusia, iman itu sebagai tanda penentu apakah orang Kristen masih hidup atau tidak rohaninya. Lebih jelasnya begini, ada iman maka ada kehidupan. Matius, murid Tuhan Yesus menyimpulkan dalam Injil, bahwa iman adalah satu-satunya jalan untuk meresponi Yesus, baik perkataan-Nya dan pekerjaan-Nya.
Peran iman sangatlah penting dalam membawa nilai-nilai Kerajaan Alalh atas bumi ini. Kita harus percaya bahwa setiap pemberitaan Firman tidak akan kembali dengan sia-sia. Dan oleh iman maka kita akan melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang dahsyat, dan oleh iman kita pun akan melihat bagaimana Kerajaan Allah diperluas di bumi ini.
Baiklah, mari kita membahas sekarang pelajaran apa yang terdapat dalam perumpamaan biji sesawi ini sehubungan dengan memperluas Kerajaan Allah.
PEMBAHASAN
1.Biji sesawi siap ditaburkan!
Menurut Gaius Pilinus Secundus seorang ahli tanaman pada zaman kaisar Romawi bahwa biji sesawi ini apabila jatuh di tanah, maka ia akan dengan sangat cepat tumbuh.
Demikan pula dengan kerajaan Allah, apabila nilai Kerajaan Allah itu ditaburkan maka ia akan dengan cepat tumbuh. Jika kita adalah anak-anak Allah, maka dimanapun Tuhan menempatkan kita maka kita akan seperti biji sesawi yang cepat tumbuh di tempat itu.
Jadilah seperti biji sesawi yang siap ditabur, karena kita dipanggil sebagai pembawa berita kabar baik, lewat hidup ini kita membawa nilai-nilai kerajaan itu di mana pun Tuhan tempatkan. Baik di market place, di keluarga, di pelayanan atau dimanapun Tuhan tempatkan kita.
Biarlah perkataan, tindakan dan kasih kita adalah seperti benih sesawi yang selalu siap di taburkan. Mari kita buat suatu komitmen untuk setiap hari siap menaburkan iman dalam doa-doa, menaburkan kasih dalam setiap tindakan, menaburkan perkataan-perkataan berkat kepada siapapun yang ada di sekeliling kita.
2.Biji sesawi siap untuk bertumbuh
Pelajaran lainnya yang tersirat dalam perumpamaan ini adalah “proses pertumbuhan.” Setiap pengajaran atau pesan yang diberitakan Tuhan Yesus membutuhkan waktu untuk terus menerus bertumbuh di hati para murid.
Jadi, akan selalu ada proses untuk bertumbuh dan itu dimulai dari bentuk yang paling kecil yaitu biji sesawi yang jatuh ke tanah.
Saudara, jika hari ini kehidupan kekristenan kita sedang mengalami banyak tantangan, maka percayalah bahwa ini adalah waktu-waktu di mana Tuhan sedang menuntun kita melewati proses masa pertumbuhan itu.
Dalam perumpamaan ini, Tuhan Yesus juga sedang menyampaikan perkataan nubuatan, bahwa pemberitaan Injil nantinya akan berkembang sampai ke ujung-ujung bumi dan itu akan melewati proses yang memerlukan waktu.
Biarlah kita menjadi orang yang tidak pernah anti dengan yang namanya proses, ingatlah bahwa Tuhan merindukan umatNya menjadi umat yang dewasa dalam segala hal.
Untuk mencapai kedewasaan itu, bukanlah instan. Tetapi berproses.
3.Biji Sesawi adalah paling kecil di antara jenis benih.
Dikatakan di dalam Alkitab bahwa benih sesawi ini adalah paling kecil dari segala jenis benih. Ukuran pohon sesawi bisa tumbuh mencapai satu hingga tiga meter tingginya. Tidak hanya itu, pohon sesawi juga akan tumbuh melebar sehingga akan bisa dilihat meskipun dari kejauhan. Alkitab juga mencatat, bahwa di atas pohon tersebut, burung-burung dapat membuat sarangnya.
Inilah prinsip kerajaan Sorga itu, bahwa dari hal terkecil sekalipun tidak akan ada yang sia-sia, itu akan dipakai Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya. Rasul Paulus menuliskan dalam 1 Korintus 1:27, “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,” Pesan dalam perumpamaan ini mengajarkan bahwa untuk menjadi alat bagi kemuliaan-Nya bukan dimulai dari ukuran besar, tetapi itu datang dari ukuran kecil yang seringkali dianggap tidak begitu penting.
Tuhan Yesus ingin menyampaikan, bahwa Allah mampu memakai sesuatu yang terkecil sekalipun untuk menjadi dampak yang besar. Pakailah prinsip seperti biji sesawi ini, bahwa Tuhan tidak pernah memandang rupa, latar belakang, keterbatasan kita. Ia mampu memakai siapa saja untuk menjadi agen perubahan dan pembawa damai di dunia ini. Karena pada dasarnya, bukan karena siapa kita, tetapi karena siapa Dia.
Tuhanlah yang memberikan kuasa yang tak terbatas itu. Persoalannya yaitu, apakah kita bersedia dipakai oleh Allah yang Mahakuasa itu untuk menjadi berkat dan dampak di dunia ini?
PENUTUP
-Kerajaan Allah adalah juga tentang kebenaran, yaitu FirmanNya. Dan biarlah kita berkomitmen untuk menjadi pelaku FirmanNya. Menaburkan benih Firman lewat pikiran, perkataan, dan perbuatan.
-Percayalah bahwa Roh Allah turut bekerja di dalam kita asalkan kita relakan hidup ini untuk dipimpin oleh Roh Allah.
-Jangan protes pada Tuhan mengapa kita ditempatkan disuatu keadaan yang rasanya tidak enak, sebab pasti ada tujuannya. Supaya kesempatan kita menjadi biji sesawi yang ditabur dan bertumbuh, dimana suatu saat akan menjadi pohon besar artinya menjadi berkat bagi banyak orang. Haleluya!!
Scripture
About this Plan
Renungan ini membahas mengenai perumpamaan Kerajaan Allah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Sewaktu kita mengerti dan melakukan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, kita akan mengerti akan panggilan dan tujuan Tuhan dalam hidup kita.
More