Kesetiaan Kepada TuhanSample
TAAT KEPADA FIRMAN TUHAN
PENDAHULUAN
Seluruh catatan dalam Injil mencapai puncaknya pada peristiwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib. Sebuah perkataan yang keluar dari ucapan-Nya adalah: “Sudah selesai”. Tentulah ketika mendengar perkataan ini muncul pertanyaan; apa yang diselesaikanNya? Dia menyelesaikan tugasNya datang ke dunia ini. Namun ada hal sederhana yang ingin disampaikan firman yang kita baca, yaitu perjalanan tentang kesetiaan yang Tuhan Yesus sedang ajarkan kepada setiap orang percaya. Ia mengajarkan kepada kita, bahwa setia itu harus menyatu di dalam hidup orang percaya. Bukti kesetiaan Tuhan Yesus kepada panggilan Allah Bapa, yaitu Ia tetap berjalan maju untuk menyelesaikan tugasNya sebagai Juruselamat, meski bukan perjalanan yang mudah untuk dilalui.
Kesetiaan bukanlah barang yang murah. Namun, dia juga bukan hal yang tidak bisa kita miliki. Diperlukan harga yang mahal untuk tetap setia. Tuhan Yesus membuktikannya, Dia bahkan membayar dengan nyawaNya sendiri. Kesetiaan tidak tumbuh dengan sendirinya. Diperlukan latihan setiap hari dan semacam “alat pengingat” supaya tetap bertahan dalam komitmen. Roh Kuduslah yang akan mengingatkan kita pada Firman Tuhan. Firman Tuhan membuat kita tetap kuat bertahan ketika alasan untuk menyerah itu menyerang hati kita. Iblis akan terus berusaha menawarkan jalan pintas untuk menyerah dan meninggalkan kesetiaan kita. Tetapi Tuhan Yesus telah memberikan pelajaran penting bagaimana kita tetap setia kepada Bapa disurga.
PEMBAHASAN
Berikut ini tiga kunci utama agar kita tetap bertumbuh dalam kesetiaan.
1. Latihan kesetiaan dimulai dari hal paling sederhana (Lukas 16:10)
Ini adalah ayat yang cukup sering kita dengar, “setia dalam perkara kecil, maka akan setia dalam perkara besar.” Terdengar sederhana, namun seringkali kita tidak bisa mengklasifikasikan apa saja perkara-perkara kecil itu. Kehidupan kita cukup banyak dicemari hal-hal besar yang terlihat oleh mata lewat sosial media atau berbagai hal yang menakjubkan lainnya. Seringkali kita mulai membandingkan situasi hidup kita dengan hidup orang lain. Ketika melihat hidup orang lain kelihatan lebih baik, maka kita mulai mempertanyakan kuasa Tuhan -padahal Tuhan memiliki agenda yang berbeda-beda untuk setiap anak-anakNya.
Saat melihat bisnis orang lain diberkati, pikiran kita mulai “terganggu”. Waktu melihat orang lain disembuhkan dalam waktu yang singkat, sedangkan penyakit kita sudah bertahun-tahun, disaat itulah iman kita “terganggu”. Atau mungkin masih banyak contoh-contoh lain yang dapat “mengganggu” hati kita untuk tetap setia kepada Allah. Tuhan Yesus mengingatkan ini kepada anak-anak yang dikasihiNya, tetaplah setia dengan perkara kecil yang sedang dipercayakan kepada kita. Selagi kita tetap setia dengan cara tangan Allah membentuk kita, maka waktunya akan tiba dimana berkat Tuhan itu dilimpahkan kepada kita. Hal-hal sederhana apakah yang sedang Tuhan ijinkan kita lakukan hari-hari ini? Entahkah. Tuhan sedang mempercayakan kita untuk tetap menabur doa, menabur kebaikan/kasih kepada musuh, menabur ucapan syukur, atau apapun itu tetaplah lakukan dengan setia. Percayalah bahwa Tuhan pasti memperhitungkan kesetiaan kita dan akan menyatakan perkenanan-Nya yang ajaib.
2. Setia tanpa “Deadline” (Matius 24:44-46)
Setiap kita mungkin telah terbiasa dengan istilah 'deadline’ atau tenggat waktu. Dalam kaitannya dengan kehidupan, segala sesuatu mungkin memiliki tenggat waktu. Pelajar diberikan batas waktu mengumpulkan tugas, para pebisnis atau mereka yang secara online terbiasa juga dengan memberikan tenggat waktu untuk setiap pekerjaan dan tanggung jawab mereka. Namun berbeda dengan kesetiaan, Tuhan Yesus memberikan perumpamaan yang jelas tentang hal ini. Untuk setia tidak ada batas waktunya. Selagi kita di dunia ini, tugas utama kita adalah tetap setia menantikan waktunya Tuhan. Sampai kapan? Tidak ada seorangpun yang pernah tahu, sebab itu hanya ada di dalam pikiran Allah. Bagian kita adalah menantikan dengan setia apa yang dijanjikan Allah bagi kita.
Jika di musim ini, kesetiaan kita dilatih dengan waktu, sepertinya Tuhan mengulur-ulur untuk menjawab setiap doa-doa kita. Atau bahkan penggenapan janjiNya itu belum ada sama sekali dalam keluarga kita. Di bagian lain, panah Iblis yang membawa ketakutan dan kekuatiran terus menerus diarahkan ke hati kita. Di saat inilah reaksi yang benar sejatinya terpancar dari hati kita. Pada musim-musim seperti ini justru hati kita harus makin bergairah mencari Tuhan. Sebab kita tidak pernah tahu kapan waktu Tuhan akan tiba. Pastikan bahwa hati tetap bersih pada segala musim hidup kita.
3. Setia adalah karakter Allah, maka kita pun harus memilikinya (Wahyu 19:11)
Karakter setia bukan sebuah pilihan. Itu bukanlah sebuah saran, dimana kita boleh memilikinya atau tidak pun tidak menjadi masalah. Ini adalah sebuah keharusan yang selayaknya kita kejar. Alkitab memberi julukan kepada Tuhan Yesus sebagai “Yang Setia dan Yang Benar”. Itu membuktikan bahwa jika kita mau belajar menjadi pribadi yang memiliki kesetiaan, maka mintalah dari Tuhan Yesus, sebab Dialah sumber kesetiaan itu. Semakin banyak waktu kita bersekutu dengan Sang Sumber Kesetiaan itu, maka karakter kita akan terbentuk untuk semakin serupa dengan Dia. Tuhan Yesus menyelesaikan misiNya selama di dunia dengan setia. Ia hanya bergantung kepada kekuatan dari Roh Kudus untuk tetap setia sampai di kayu salib. Ia tahu bahwa pada akhirnya panggilanNya adalah kematian di kayu salib, namun karena Ia tahu bahwa itu adalah kehendak Bapa dan puncak kemenanganNya untuk menebus manusia, maka Ia melakukannya dengan setia. Ingatlah, bahwa panggilan Allah dalam hidup kita adalah sesuatu yang berharga, maka mari kita jalani kehidupan kita saat ini dengan setia. Percayalah, ada sesuatu dibalik situasi kita hari ini (dimana itu menuntut kesetiaan) yaitu sesuatu yang besar dan berharga. Inilah seharusnya yang memotivasi kita untuk tetap setia kepada Allah.
PENUTUP
- Menjadi setia merupakan perjalanan seumur hidup. Kita akan terus mempelajarinya, sampai Tuhan melihat kemurnian dan kesungguhan hati kita dalam mengikutNya.
- Setia selalu membuahkan hal yang indah. Tuhan memberikan teladan kesetiaan, bukan tanpa alasan. Ia mau, kita sebagai anak-anak-Nya, tidak mudah pudar, menyerah dan berpaling kepada allah lain karena bergumul dengan ketidaksetiaan. Mari menang dalam hal-hal kecil terlebih dahulu, maka Tuhan akan mempercayakan hal-hal besar.
- Setialah dalam berdoa, setialah dalam menabur benih yang baik, setialah dalam melayani, setialah dalam mengasihi maka itu akan melahirkan perkara-perkara besar dalam hidup kekristenan kita.
Scripture
About this Plan
Renungan ini akan menguatkan setiap pembaca untuk bisa tetap setia kepada Tuhan. Tuhan begitu baik untuk selalu bersama dengan kita dalam kehidupan kita. Seringkali dalam perjalanan hidup ini, kita ini tidak berfokus kepada Tuhan. Biarlah renungan ini mendorong kita untuk selalu setia kepada Tuhan.
More