Roma 9:20-21
Roma 9:20-21 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Tetapi kita tidak boleh berkata seperti itu! Kita hanyalah manusia, dan manusia tidak berhak menyalahkan keputusan Allah. Ibarat bejana keramik tidak berhak menyalahkan tukang keramik yang membuatnya! Maksud saya, sebuah bejana tidak berhak berkata, “Seharusnya engkau tidak boleh membentuk aku seperti ini!” Tukang keramik berhak membentuk bejana sesuai keinginannya. Dari tanah liat yang sama, dia bisa membuat bejana khusus untuk hal istimewa ataupun bejana biasa untuk keperluan sehari-hari.
Roma 9:20-21 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
Janganlah berpendapat demikian. Siapakah Saudara, maka Saudara mencela Allah? Layakkah suatu ciptaan berkata kepada penciptanya, “Mengapa saya dijadikan begini?” Bukankah dari segumpal tanah liat yang sama seorang penjunan berhak membuat sebuah jambangan yang indah untuk tempat bunga, dan sebuah bejana untuk tempat sampah?
Roma 9:20-21 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Temanku, pikirkan apa yang kamu katakan? Bolehkah kamu mempertanyakan Allah? Sebuah bejana tanah liat tidak dapat mempertanyakan kepada pembuatnya. Bejana itu tidak bisa bilang, “Mengapa engkau membentuk aku seperti ini?” Pembuat bejana berhak membuat bentuk apa saja yang ia inginkan. Ia menggunakan tanah liat yang sama untuk membuat benda-benda lainnya untuk tujuan khusus, atau bejana lainnya untuk keperluan sehari-hari.
Roma 9:20-21 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ”Mengapakah engkau membentuk aku demikian?” Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Roma 9:20-21 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Tetapi, Saudara! Saudara hanya manusia saja. Dan Saudara tidak boleh berani menyahut kepada Allah! Bolehkah pot kembang bertanya kepada orang yang membuatnya, “Mengapa engkau membuat saya begini?” Bukankah orang yang membuat pot kembang itu berhak mengerjakan tanah liat itu sekehendak hatinya? Dari segumpal tanah liat, orang itu berhak membuat dua macam pot kembang: satu yang bagus, dan yang lainnya yang kurang bagus.