Roma 2:1-29

Roma 2:1-29 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Jadi, Saudara-saudariku, kalau kamu menganggap dirimu bisa menghakimi orang lain, berarti kamu salah karena kamu juga orang berdosa. Tidak pantas kamu menghakimi sesamamu, sebab kamu juga melakukan kejahatan yang sama seperti dia. Dengan menghakimi orang lain, kamu sama saja seperti meminta Allah menjatuhkan hukuman bagimu sendiri. Kita semua tahu bahwa Allah adil waktu Dia menjatuhkan hukuman bagi orang yang dengan munafik menghakimi sesamanya seperti itu. Kalau kamu menunjukkan kesalahan orang lain yang berbuat jahat, sedangkan kamu sendiri melakukan kejahatan yang sama, apakah kamu pikir kamu bisa melarikan diri dari hukuman Allah? Padahal Allah sangat baik dan sabar kepadamu. Dia sudah menunggumu untuk bertobat, tetapi kamu tidak mempedulikan semua kebaikan-Nya. Ketahuilah bahwa kebaikan hati-Nya yang Dia tunjukkan kepadamu adalah untuk membimbing kamu supaya bertobat. Akan tetapi, kamu mengeraskan hatimu dan tidak mau bertobat. Tidak tahukah kamu bahwa kamu sedang menimbun hukuman yang lebih berat bagi dirimu sendiri?! Pada hari Allah menyatakan kemarahan-Nya, semua orang akan melihat bahwa hukuman Allah itu adil! Karena Allah “akan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya.” Dia akan memberikan hidup kekal kepada orang-orang yang mencari hidup kekal, yang selalu tekun berbuat baik, dan hidupnya menjadi kesaksian bagi banyak orang sehingga mendatangkan pujian dan hormat bagi Allah. Namun, kepada orang-orang yang mencari hormat bagi diri mereka sendiri, yang menolak mengikuti ajaran benar, dan senang mengikuti yang jahat, Allah akan menimpakan hukuman dan murka-Nya. Dia akan memberikan kesusahan dan penderitaan kepada setiap orang yang berbuat jahat, baik orang Yahudi maupun bukan Yahudi. Tetapi setiap orang yang berbuat baik akan diberkati-Nya dengan kemuliaan surgawi, kehormatan di mata Allah, dan ketenangan hati. Berkat-berkat itu disediakan bagi orang Yahudi maupun bukan Yahudi, karena Allah tidak membeda-bedakan orang. Prinsipnya begini: Orang yang berdosa tanpa mengetahui hukum Taurat akan dibinasakan. Orang yang berdosa meski sudah mengetahui hukum Taurat pun akan diadili menurut Hukum itu, dan kena hukuman yang sama. Karena orang yang dibenarkan di mata Allah bukanlah yang sekedar mengetahui hukum Taurat, tetapi yang melakukan perintah-perintah dalam hukum Taurat itu. Memang, orang yang bukan Yahudi tidak mewarisi hukum Taurat dari nenek moyang mereka, tetapi kalau mereka hidup sesuai hukum Taurat, maka mereka menunjukkan bahwa peraturan-peraturan Allah ada dalam hati mereka. Mereka membuktikan bahwa cara hidup yang ditetapkan Allah bagi manusia sudah ada dalam hati mereka. Dan setiap saat, hati nurani mereka membantu untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Allah akan mengadili semua orang sesuai hati nurani mereka masing-masing. Hal itu akan terjadi pada waktu Dia menghakimi setiap manusia berdasarkan pikiran-pikiran yang mereka rahasiakan dalam hatinya masing-masing. Penghakiman yang adil itu akan terjadi melalui Kristus Yesus. Inilah yang saya beritakan dalam Kabar Baik yang Allah percayakan kepada saya. Tetapi bagaimana dengan kalian yang keturunan Yahudi?— termasuk saya sendiri. Kita bangga karena kita keturunan Yahudi dan merasa bahwa kitalah yang paling dekat dengan Allah karena mewarisi hukum Taurat. Kita tahu apa yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan dan kita bisa mengerti apa yang terbaik dalam setiap situasi karena kita sudah mendalami hukum Taurat. Kita menganggap diri kita layak menjadi guru bagi orang bukan Yahudi yang tidak mengetahui jalan yang benar. Dan kita merasa seperti terang bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Kita merasa pantas mengajar orang-orang yang kurang bijaksana dan yang baru mulai menerima ajaran benar. Karena sudah memiliki hukum Taurat, kita menganggap diri kita sudah menguasai sumber pengetahuan dan ajaran benar yang ada di dalamnya. Nah, kepada siapa pun di antara kita yang mau menjadi guru, kenapa kamu tidak mengajar dirimu sendiri? Kamu melarang orang lain mencuri, tetapi kamu sendiri masih mencuri. Kamu mengajar orang lain untuk tidak berzina, tetapi kamu sendiri berzina. Kamu membenci penyembahan berhala, tetapi kamu sendiri mencuri harta benda dari kuil berhala orang lain. Jadi, walaupun kalian bangga karena memiliki hukum Taurat, perbuatan kalian justru melanggar hukum itu. Oleh karena perbuatan kalianlah TUHAN sering dihina orang! Dan terjadilah seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, “Karena kesalahan yang dilakukan oleh kalian orang Yahudi, maka orang-orang dari bangsa lain menghina Allah.” Kita semua orang Yahudi sudah disunat, bukan? Nah, kalau kita menaati hukum Taurat, maka sunat itu bermakna dan bermanfaat. Tetapi kalau hidup kita berlawanan dengan hukum Taurat, maka di mata Allah, kita sama saja dengan orang bukan Yahudi, dan sunat kita sama sekali tidak ada artinya! Sebaliknya, kalau orang-orang yang tidak bersunat taat kepada tuntutan hukum Taurat, Allah akan menganggap mereka seperti umat-Nya yang bersunat. Seharusnya kita orang Yahudi malu terhadap mereka! Kita disunat dan memiliki hukum Taurat secara tertulis, tetapi masih terus melanggar hukum itu. Mereka yang menaati maksud hukum Taurat walaupun tidak mewarisi adat sunat dari nenek moyang mereka akan menunjukkan bahwa kita bersalah. Di hadapan Allah, orang Yahudi yang sejati bukanlah yang lahir dari keturunan Yahudi, dan makna sunat bukan sekedar tanda yang dibuat pada tubuh. Tetapi yang layak disebut orang Yahudi sejati adalah yang sungguh-sungguh menjadi umat Allah dalam hatinya. Dia mencari pujian hanya dari Allah dan tidak mempedulikan pujian manusia yang berdasarkan ketaatan pada hukum-hukum tertulis. Statusnya itu tidak kelihatan dengan mata jasmani, karena Roh Kuduslah yang melaksanakan sunat dalam hati.

Roma 2:1-29 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

SAUDARA mungkin berkata, “Bukan main jahatnya orang-orang yang Saudara bicarakan itu!” Tetapi tunggu dulu! Saudara juga sama jahatnya. Bila Saudara mengatakan bahwa mereka jahat dan seharusnya dihukum, berarti Saudara berbicara mengenai diri sendiri, karena Saudara juga melakukan hal-hal yang sama. Dan kita tahu bahwa Allah dengan adil akan menghukum siapa saja yang melakukan hal-hal seperti itu. Apakah Saudara mengira bahwa Allah akan mengadili dan menghukum orang lain karena kejahatan mereka, tetapi akan membebaskan Saudara, walaupun Saudara melakukan hal-hal yang sama? Apakah Saudara tidak menyadari kesabaran-Nya terhadap Saudara? Atau tidakkah Saudara peduli? Tidakkah Saudara menyadari bahwa selama ini Ia menangguhkan hukuman-Nya, supaya Saudara dapat berpaling dari dosa? Maksud kebaikan-Nya ialah untuk membawa Saudara kepada pertobatan. Tetapi Saudara tidak mau peduli. Dengan demikian, Saudara seakan-akan menumpukkan hukuman dahsyat bagi Saudara sendiri, karena Saudara mengeraskan hati dan tidak mau berpaling dari dosa. Pada Hari Penghakiman kelak Allah akan menjadi hakim yang mahaadil bagi semua orang. Ia akan memberi ganjaran kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya. Ia akan memberi hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun dan sabar melakukan kehendak-Nya. Tetapi Ia memberi hukuman yang dahsyat kepada mereka yang melawan kebenaran-Nya dan yang berjalan di jalan yang jahat. Murka-Nya akan dicurahkan ke atas mereka. Akan ada kedukaan dan penderitaan bagi orang Yahudi maupun bagi orang bukan Yahudi yang terus-menerus berbuat dosa. Tetapi akan ada kemuliaan, kehormatan, dan kesejahteraan dari Allah bagi semua orang yang patuh kepada-Nya, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi. Sebab Allah tidak pilih kasih. Ia akan menghukum dosa, di mana pun dosa itu didapati. Ia akan menghukum orang kafir bilamana mereka berdosa, meskipun mereka belum pernah memiliki hukum-hukum Allah secara tertulis, sebab jauh di lubuk hati mereka, mereka tahu membedakan yang benar dan yang tidak benar! Hukum-hukum Allah tertulis di dalam hati mereka. Suara hati mereka sendiri menuduh atau kadang-kadang membela mereka. Dan Allah akan menghukum orang Yahudi yang berdosa, sebab mereka memiliki hukum-hukum Allah yang tertulis, tetapi tidak menaatinya. Mereka tahu apa yang benar, tetapi tidak melakukannya. Keselamatan tidak diberikan kepada mereka yang sekadar mengetahui apa yang harus diperbuat, melainkan kepada mereka yang melakukannya. Harinya pasti tiba, bilamana atas perintah Allah, Yesus Kristus akan menghakimi kehidupan pribadi tiap-tiap orang, yaitu segala rahasia hati dan pikiran yang tersembunyi. Ini adalah bagian dari rencana Allah yang besar, yang saya beritakan. Sebagai orang Yahudi Saudara sekalian beranggapan bahwa hubungan Saudara dengan Allah baik-baik saja, karena Ia memberikan hukum-hukum-Nya kepada Saudara. Saudara membanggakan diri dengan mengatakan bahwa Saudara adalah sahabat-Nya yang istimewa. Ya, Saudara mengetahui kehendak-Nya. Saudara tahu membedakan antara yang benar dan yang tidak. Saudara menjunjung yang benar karena hukum-hukum-Nya telah diajarkan kepada Saudara sejak kecil. Saudara demikian yakin akan jalan kepada Allah, sehingga Saudara dapat menunjukkannya kepada orang buta. Saudara menganggap diri sebagai sinar mercusuar, yang menunjukkan jalan menuju Allah kepada orang yang sesat dalam kegelapan. Saudara mengira bahwa Saudara dapat menuntun yang bodoh dan bahkan mengajar anak-anak mengenai perkara-perkara Allah, karena Saudara sungguh-sungguh mengetahui hukum-hukum-Nya yang penuh dengan segala pengetahuan dan kebenaran itu. Ya, Saudara mengajar orang lain. Tetapi mengapa Saudara tidak mengajar diri sendiri? Saudara mengatakan kepada orang lain supaya jangan mencuri. Bukankah Saudara sendiri mencuri? Saudara mengatakan berbuat zina adalah dosa. Bukankah Saudara sendiri melakukannya? Saudara berkata, “Janganlah menyembah berhala,” tetapi Saudara memperkaya diri sendiri dengan merampok rumah-rumah berhala. Saudara begitu bangga karena mengetahui hukum-hukum Allah, tetapi Saudara menghina Dia dengan melanggar hukum-hukum itu. Tidak heran bila dalam Kitab Suci tertulis, “Dunia mencerca Allah karena Saudara.” Menjadi orang Yahudi barulah berarti jika Saudara menaati hukum-hukum Allah, tetapi jika tidak, maka Saudara tidak lebih baik daripada orang kafir. Dan jika orang kafir menaati hukum-hukum Allah, apakah Allah tidak akan memberikan kepada mereka segala hak dan kehormatan yang semula direncanakan-Nya bagi orang Yahudi? Sesungguhnya, orang kafir itu akan lebih baik keadaannya daripada Saudara, orang Yahudi yang banyak mengetahui tentang Allah dan yang memiliki janji-janji-Nya, tetapi tidak menaati hukum-hukum-Nya. Saudara disebut Yahudi bukan karena keturunan atau karena upacara khitan. Orang Yahudi yang sejati ialah yang hatinya benar di hadapan Allah. Dan sunat yang sejati adalah pembaruan hati. Sunat itu tidak terjadi melalui ketaatan akan surat ketentuan hukum, tetapi dikerjakan oleh Roh Allah. Orang yang mengalami pembaruan itu mencari pujian dari Allah, bukan dari manusia.

Roma 2:1-29 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Karena itu, apakah kamu pikir kamu boleh mengecam orang lain? Kamu salah. Kamu tidak mempunyai alasan untuk apa yang kamu perbuat. Kamu menuduh orang lain atas kesalahan mereka, tetapi kamu melakukan hal yang sama. Jadi, ketika kamu menghakimi mereka, sebenarnya kamu menuduh dirimu sendiri. Allah akan menghakimi secara adil semua yang melakukan hal-hal tersebut. Tetapi karena kamu melakukan hal yang sama seperti mereka yang kamu tuduh, tentu saja kamu tahu bahwa Allah juga akan menghukum kamu. Bagaimana kamu bisa berpikir bahwa kamu bisa lolos dari hukuman Allah? Allah sungguh baik kepadamu. Ia sangat sabar, menunggu kalian berubah. Tetapi kalian meremehkan kebaikan-Nya. Mungkin kamu tidak mengerti kalau kebaikan Allah itu sebagai kesempatan kepadamu untuk bertobat dan hidup. Tetapi karena kamu keras kepala, kamu tidak mau bertobat. Jadi, kamu membuat hukumanmu semakin berat. Karena kamu akan di hakimi pada hari itu ketika Allah menunjukkan kemarahan-Nya. Pada hari itu setiap orang akan melihat Allah menghakimi manusia dengan adil. “Allah akan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatan mereka.” Sebagian orang tidak pernah capeh berbuat baik. Mereka hidup untuk kemuliaan dan kehormatan dari Allah dan untuk kehidupan yang tidak dapat dibinasakan. Allah akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka. Tetapi ada banyak orang yang berbuat untuk kepentingan mereka sendiri. Jadi, mereka menolak apa yang benar dan memilih untuk melakukan apa yang salah. Mereka akan menderita penghakiman dari kemarahan Allah. Penderitaan dan kesulitan akan menimpa setiap orang yang berbuat jahat, pertama, kepada orang Yahudi, lalu kepada orang bukan Yahudi. Tetapi kemuliaan, kehormatan dan kedamaian akan diberikan kepada setiap orang yang berbuat baik, pertama, kepada orang Yahudi, lalu kepada orang bukan Yahudi. Sebab Allah tidak membedakan setiap orang. Jadi, orang yang mengenal hukum Taurat dan yang belum pernah mendengar hukum Taurat adalah sama saja kalau mereka berbuat dosa. Orang yang tidak memiliki hukum Taurat dan yang berdosa akan dibinasakan. Dengan cara yang sama, orang yang mengenal hukum Taurat dan yang berbuat dosa akan dihakimi oleh hukum Taurat. Sebab, bukan orang yang mendengar hukum Taurat yang dibenarkan di hadapan Allah, melainkan orang yang melakukannya. Bayangkan orang bukan Yahudi yang tidak memiliki hukum Taurat. Jika mereka melakukan apa yang hukum Taurat perintahkan karena dorongan hatinya, maka mereka menjadi contoh hukum Taurat, walaupun mereka tidak mempunyai hukum Taurat yang tertulis. Hal ini membuktikan bahwa di dalam hatinya mereka tahu apa yang benar dan salah, seperti yang diperintahkan hukum Taurat, dan hati nurani mereka juga menyetujuinya. Dan kadang-kadang pikiran mereka memberitahukan kalau mereka telah berbuat salah atau telah berbuat benar. Inilah Kabar Baik yang aku beritakan bahwa hari itu akan tiba di mana Allah, melalui Yesus Kristus akan menghakimi semua hal yang tersembunyi dalam hati manusia. Tetapi kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan mengandalkan hukum Taurat, serta membanggakan hubunganmu dengan Allah. Kamu tahu apa yang diinginkan Allah untuk dilakukan. Dan kamu tahu apa yang penting, sebab kamu telah mempelajari hukum Taurat. Kamu begitu yakin bahwa kamu sendiri adalah penuntun bagi orang yang tidak bisa melihat jalan yang benar, terang bagi orang yang ada dalam kegelapan. Kamu pikir kamu bisa menunjukkan kepada orang bodoh apa yang benar. Dan kamu pikir kamu adalah guru bagi mereka yang baru mulai belajar. Kamu memiliki hukum Taurat, dan jadi kamu pikir kamu mengetahui semuanya dan memiliki semua kebenaran. Kamu yang mengajar orang lain, apakah kamu bisa mengajar dirimu sendiri? Kamu mengajar orang untuk tidak mencuri, tetapi kamu sendiri mencuri. Kamu melarang orang berzinah, tetapi kamu sendiri berzinah. Kamu membenci penyembahan berhala, tetapi kamu justru mencuri berhala dari rumah ibadah mereka. Kamu membanggakan diri karena memiliki hukum Taurat, tetapi kamu justru melanggar hukum Taurat dan tidak menghormati Allah. Seperti Kitab Suci berkata, “Bangsa-bangsa lain menghina nama Allah karena kalian.” Memang sunat ada nilainya kalau kamu mengikuti hukum Taurat. Tetapi kalau kamu melanggar hukum Taurat, bukankah itu seolah-olah menunjukkan bahwa kamu tidak pernah disunat? Mereka yang bukan Yahudi tidak disunat. Jika mereka melakukan perintah hukum Taurat, bukankah itu seolah-olah menunjukkan bahwa mereka disunat? Kamu mempunyai hukum Taurat yang tertulis dan juga disunat, tetapi kamu melanggar hukum Taurat. Maka mereka yang tidak disunat secara jasmani, tetapi melakukan hukum Taurat, akan menunjukkan bahwa kamu bersalah. Kamu bukanlah seorang Yahudi yang sejati kalau kamu hanya kelihatan di luarnya. Maksudku adalah bahwa sunat yang sesungguhnya melebihi sunat secara jasmaniah. Orang Yahudi sejati adalah orang Yahudi yang di dalamnya. Sunat yang sejati terjadi di dalam hati, sesuatu yang dilakukan oleh Roh, bukan oleh hukum yang tertulis. Dan setiap orang yang disunat di dalam hati oleh Roh mendapat pujian dari Allah, bukan dari manusia.

Roma 2:1-29 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus. Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah, dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak, dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan, pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran. Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: ”Jangan mencuri,” mengapa engkau sendiri mencuri? Engkau yang berkata: ”Jangan berzinah,” mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala? Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu? Seperti ada tertulis: ”Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain.” Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya. Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat. Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.

Roma 2:1-29 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Oleh karena itu, Saudara-saudara, siapakah Saudara sehingga Saudara mau menyalahkan orang lain? Saudara tidak punya apa-apa untuk membela diri! Sebab kalau Saudara menyalahkan orang lain, padahal Saudara sendiri melakukan perbuatan yang sama seperti mereka, maka Saudara menjatuhkan hukuman atas diri sendiri juga. Kita tahu bahwa kalau Allah menjatuhkan hukuman ke atas orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang seperti itu, keputusan Allah itu benar. Tetapi kalian, Saudara-saudara, melakukan sendiri juga hal-hal yang kalian tuduhkan kepada orang-orang lain! Dan kalian pikir kalian dapat lolos dari hukuman Allah? Atau kalian pandang enteng kemurahan Allah dan kelapangan hati serta kesabaran-Nya yang begitu besar? Pasti kalian tahu bahwa Allah menunjukkan kebaikan hati-Nya karena Ia mau supaya kalian bertobat dari dosa-dosamu. Tetapi kalian keras kepala dan tidak mau berubah. Oleh sebab itu kalian sendirilah yang membuat hukumanmu menjadi bertambah berat pada Hari Kiamat, bila Allah menyatakan murka-Nya dan menjatuhkan hukuman yang adil. Sebab Allah akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Allah memberikan hidup sejati dan kekal kepada mereka yang tekun berbuat baik untuk mendapatkan yang mulia, yang terhormat dan yang abadi. Tetapi orang-orang yang mementingkan diri sendiri dan tidak mau taat kepada Allah, melainkan mengikuti yang jahat, orang-orang itu akan sangat dimurkai Allah. Setiap orang yang suka berbuat jahat akan sengsara dan menderita; pertama-tama orang Yahudi, dan juga bangsa-bangsa lain. Tetapi semua orang yang suka berbuat baik akan diberi kemuliaan dan kehormatan serta kesejahteraan oleh Allah; pertama-tama kepada orang Yahudi, begitu juga kepada orang-orang bangsa lain. Sebab Allah memperlakukan semua orang sama. Orang-orang bangsa lain berdosa tanpa mengetahui hukum agama Yahudi. Jadi mereka dihukum di luar hukum itu. Tetapi orang-orang Yahudi berdosa sesudah mengetahui hukum itu; sebab itu mereka akan dituntut juga berdasarkan hukum itu. Sebab orang berbaik kembali dengan Allah, bukan karena orang itu sudah mengetahui hukum agama Yahudi, melainkan karena ia melakukan apa yang tercantum dalam hukum itu. Orang-orang bangsa lain tidak mengenal hukum agama Yahudi. Tetapi kalau mereka atas kemauan sendiri melakukan apa yang diperintahkan oleh hukum itu, hati mereka sendirilah yang menjadi hukum untuk mereka, meskipun mereka tidak mengenal hukum agama Yahudi. Kelakuan mereka menunjukkan bahwa apa yang diperintahkan oleh hukum itu tertulis di hati mereka. Hati nurani mereka pun membuktikan hal itu, sebab mereka sendiri ada kalanya disalahkan dan ada kalanya dibenarkan oleh pikiran mereka. Demikianlah yang akan terjadi nanti pada hari yang sudah ditentukan itu. Pada hari itu – menurut Kabar Baik yang saya beritakan – Allah melalui Yesus Kristus, akan menghakimi segala rahasia hati dan pikiran semua orang. Tetapi sekarang bagaimana dengan Saudara-saudara sendiri? Saudara mengaku diri orang Yahudi. Saudara bergantung kepada hukum agama Yahudi dan Saudara bangga atas hubungan Saudara dengan Allah. Saudara mendapat petunjuk-petunjuk dari hukum itu, sehingga Saudara mengetahui kehendak Allah dan tahu menentukan mana yang baik. Saudara yakin bahwa Saudara adalah pemimpin orang buta dan terang bagi mereka yang berada di dalam kegelapan; Saudara pendidik orang-orang yang berakhlak rendah, dan guru orang-orang yang bodoh. Saudara yakin bahwa di dalam hukum agama Yahudi, Saudara mempunyai segala pengetahuan dan ajaran yang benar. Saudara mengajar orang lain; nah, mengapa Saudara tidak mengajar diri sendiri? Saudara mengajar orang supaya jangan mencuri, padahal Saudara sendiri mencuri! Saudara mengajar orang supaya jangan berzinah, padahal Saudara sendiri berzinah! Saudara benci kepada berhala, padahal Saudara sendiri mengambil barang-barang dari rumah-rumah berhala. Saudara membangga-banggakan bahwa Saudara mempunyai hukum Musa, padahal Saudara menghina Allah dengan tidak menuruti hukum-Nya. Di dalam Alkitab tertulis begini, “Karena kamu, orang-orang Yahudi, maka nama Allah dicemarkan di antara bangsa-bangsa lain.” Kalau Saudara taat kepada hukum agama Yahudi, maka sunat Saudara ada gunanya juga. Tetapi kalau Saudara tidak bisa mematuhi hal-hal yang diperintahkan dalam hukum itu, maka sunat Saudara tidak berlaku sama sekali. Kalau seorang bukan Yahudi yang tidak disunat, menuruti hukum agama Yahudi, bukankah Allah menganggapnya sebagai orang yang sudah disunat? Dan orang-orang yang tidak disunat itu akan menyalahkan Saudara orang Yahudi, sebab Saudara mempunyai hukum agama Yahudi dan Saudara disunat, tetapi Saudara melanggar hukum itu. Mereka tidak disunat, tetapi justru merekalah yang mentaati hukum agama Yahudi. Karena orang Yahudi yang sejati bukanlah orang yang hanya namanya saja orang Yahudi; dan orang yang sungguh-sungguh disunat bukanlah orang yang disunat secara lahir saja. Sebaliknya, seorang Yahudi yang sejati adalah orang yang hatinya berjiwa Yahudi; dan sunat yang sejati adalah sunat di hati yang dikerjakan oleh Roh Allah, bukan yang dicatat di dalam buku. Orang semacam itu menerima pujian dari Allah, bukan dari manusia.

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami