Amsal 7:6-27

Amsal 7:6-27 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Memang banyak pemuda yang tak berpengalaman, tetapi ada satu yang paling bodoh, yang aku perhatikan dari jendela rumahku. Aku melihat saat dia berbelok dan menyusuri jalan yang melewati rumah seorang perempuan nakal. Senja mulai turun waktu itu, dan dia hampir tak terlihat di tengah gelapnya petang. Lalu datanglah perempuan nakal itu mendekatinya dengan pakaian seperti pelacur dan maksud tersembunyi di dalam hatinya. Perempuan itu tak bisa diam dan serong hidupnya. Dia sudah lupa di mana rumahnya! Sebentar dia di jalanan, sebentar kemudian di alun-alun. Dia selalu mencari mangsa di tiap sudut kota. Segera perempuan itu memeluk pemuda tadi dan menciumnya. Dengan tampang tak berdosa si perempuan berkata, “Hari ini aku sudah menyelesaikan persembahan terakhir untuk memenuhi janji di rumah TUHAN. Jadi kita bisa menikmati daging dari kurban tanda damai tadi. Karena itu aku keluar untuk menemuimu. Aku mencarimu, dan sekarang menemukanmu. Aku sudah menyiapkan tempat tidur dengan kain yang indah berwarna-warni dari Mesir, juga mengharumkannya dengan mur, gaharu, dan kayu manis. Mari kita bercinta sampai puas hingga pagi, dan bersenang-senang menikmati birahi, karena suamiku tidak ada di rumah. Dia tidak akan pulang sebelum akhir bulan, karena dia membawa sangat banyak uang untuk mengurus sesuatu di tempat yang jauh.” Dengan rayuan manis yang menggoda, perempuan itu berhasil menangkap si pemuda. Pemuda itu pun serta-merta mengikutinya seperti sapi yang tidak melawan saat dibawa ke tempat pemotongan atau seperti rusa yang menginjak jerat. Dia tidak mengetahui bahaya sampai anak panah menembus hatinya. Bagaikan burung yang melesat ke dalam perangkap, demikianlah pemuda itu tanpa sadar sudah membahayakan hidupnya. Jadi anakku, dengarkan sungguh-sungguh perkataanku. Jangan biarkan hatimu mengikuti perempuan seperti itu dan jangan tersesat di jalan hidupnya. Karena bukan main banyaknya orang yang dihancurkan oleh perempuan seperti itu. Tak terhitung jumlah mereka yang binasa akibat godaan perempuan sundal. Rumahnya bagaikan liang Syeol di mana tamunya terjerumus begitu dalam!

Amsal 7:6-27 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku, kulihat di antara yang tak berpengalaman, kudapati di antara anak-anak muda seorang teruna yang tidak berakal budi, yang menyeberang dekat sudut jalan, lalu melangkah menuju rumah perempuan semacam itu, pada waktu senja, pada petang hari, di malam yang gelap. Maka datanglah menyongsong dia seorang perempuan, berpakaian sundal dengan hati licik; cerewet dan liat perempuan ini, kakinya tak dapat tenang di rumah, sebentar ia di jalan dan sebentar di lapangan, dekat setiap tikungan ia menghadang. Lalu dipegangnyalah orang teruna itu dan diciumnya, dengan muka tanpa malu berkatalah ia kepadanya: ”Aku harus mempersembahkan korban keselamatan, dan pada hari ini telah kubayar nazarku itu. Itulah sebabnya aku keluar menyongsong engkau, untuk mencari engkau dan sekarang kudapatkan engkau. Telah kubentangkan permadani di atas tempat tidurku, kain lenan beraneka warna dari Mesir. Pembaringanku telah kutaburi dengan mur, gaharu dan kayu manis. Marilah kita memuaskan berahi hingga pagi hari, dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, sekantong uang dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama.” Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir ia menggodanya. Maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan, dan seperti orang bodoh yang terbelenggu untuk dihukum, sampai anak panah menembus hatinya; seperti burung dengan cepat menuju perangkap, dengan tidak sadar, bahwa hidupnya terancam. Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah perkataan mulutku. Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalannya. Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskannya, sangat besarlah jumlah orang yang dibunuhnya. Rumahnya adalah jalan ke dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut.

Amsal 7:6-27 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Suatu hari aku memandang dari jendela rumahku. Lalu kulihat banyak pemuda yang masih hijau; tetapi khusus kuperhatikan seorang yang bodoh di antaranya. Pada petang hari ketika sudah mulai gelap, pemuda itu berjalan-jalan dekat tikungan di jalan yang menuju tempat tinggal seorang wanita. Wanita itu wanita yang tidak betah tinggal di rumahnya. Sebentar-sebentar ia berada di tepi jalan, kemudian di lapangan, atau berdiri menunggu di persimpangan. Tingkah lakunya berani dan tidak kenal malu. Kulihat ia keluar dengan berpakaian seperti pelacur, dan menemui pemuda itu dengan rencana yang licik. Ia merangkul pemuda itu dan menciumnya. Tanpa malu-malu berkatalah ia, “Hari ini aku harus membayar kaulku, dan untuk itu aku sudah mempersembahkan kurban. Itu sebabnya aku keluar untuk mencari engkau, supaya engkau makan di rumahku. Sekarang aku menemukan engkau! Tempat tidurku telah kututupi dengan seperei beraneka warna dari Mesir, dan sudah kuharumkan dengan wangi-wangian mur, cendana dan kayu manis. Sekarang, mari kita bercumbu-cumbuan dan menikmati asmara sepanjang malam. Suamiku tidak ada di rumah, ia sedang mengadakan perjalanan jauh. Ia membawa banyak uang, dan tak akan pulang dalam dua minggu.” Demikianlah wanita itu merayu pemuda itu dengan bujukan-bujukan yang memikat sehingga tergodalah ia. Tanpa pikir ia mengikuti wanita itu seperti sapi digiring ke pejagalan dan seperti orang tahanan yang dibawa untuk menerima hukuman yang disediakan bagi orang bodoh; sebentar lagi anak panah akan menembus hatinya. Seperti burung yang terbang menuju jerat, demikianlah pemuda itu tidak menyadari bahwa nyawanya terancam. Sebab itu, anak-anak, dengarkanlah aku. Perhatikanlah nasihat-nasihatku. Jangan biarkan wanita seperti itu memikat hatimu; jangan pergi mencari dia, sebab ia sudah menghancurkan kehidupan banyak laki-laki. Tidak terhitung banyaknya yang binasa karena dia. Pergi ke rumahnya berarti mengambil jalan pendek ke arah kematian.