Markus 7:18-23
Markus 7:18-23 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Lalu Yesus berkata, “Kalian juga belum mengerti?! Seharusnya kalian tahu bahwa apa saja yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut tidak akan menjadikan orang najis, karena makanan tidak masuk ke dalam hati dan pikiran, tetapi ke dalam perut, lalu keluar melalui pembuangan air besar.” (Artinya, Yesus mengatakan bahwa tidak ada makanan yang menajiskan. Semua makanan halal.) “Tetapi ucapan mulut yang berasal dari dalam diri, itulah yang menentukan apakah seseorang najis atau tidak di hadapan Allah! Karena dari dalam diri, yaitu hati dan pikiran, berasal segala macam keinginan jahat, seperti: mencuri, membunuh, berbagai dosa percabulan, berzina, atau perbuatan hawa nafsu yang lain. Juga iri hati, rakus, berbuat jahat, menipu, menjelekkan orang lain, sombong, dan keras kepala. Semua hal yang jahat itu datangnya dari dalam hati dan pikiran manusia, dan itulah yang menentukan apakah seseorang menjadi najis di hadapan Allah atau tidak.”
Markus 7:18-23 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Maka jawab-Nya: ”Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. Kata-Nya lagi: ”Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Markus 7:18-23 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
“Apakah kalian juga tidak mengerti?” tanya-Nya. “Tidak tahukah kalian bahwa apa yang dimakan tidak akan menajiskan orang? Karena makanan tidak masuk ke dalam hati, melainkan ke dalam perut.” Ia menambahkan, “Apa yang keluar dari kita, itulah yang menajiskan. Karena dari dalam hati manusia timbul segala hawa nafsu yang jahat, yaitu berbuat cabul, mencuri, membunuh, berzina, mengingini milik orang lain, berlaku kejam, menipu, mengumbar nafsu, iri hati, memfitnah, bersikap sombong, dan melakukan kebodohan-kebodohan lain. Semua pikiran jahat yang keluar dari dalam hati itulah yang menajiskan kalian dan menjadikan kalian tidak layak bagi Allah.”
Markus 7:18-23 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Kata Yesus kepada mereka, “Apakah kalian masih tidak mengerti juga? Tentu saja kamu tahu bahwa tidak ada apa pun yang masuk ke mulut dari luar dapat membuat seseorang najis atau jahat. Makanan tidak masuk ke dalam pikiran seseorang, tetapi ke dalam perut, lalu keluar dari tubuh.” (Dengan perkataan itu, Yesus menyatakan bahwa semua makanan adalah halal.) Dan Yesus berkata, “Hal-hal yang menyebabkan orang tidak menyenangkan Allah adalah berasal dari cara mereka berpikir. Semua hal-hal yang buruk bermula dari dalam seseorang, dari hatinya: pikiran yang jahat, tindakan-tindakan cabul, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, penipuan, perbuatan yang tidak bermoral, iri hati, fitnah, kesombongan dan cara hidup yang bodoh. Semua hal itu berasal dari dalam diri seseorang. Dan semua inilah yang membuat orang tidak menyenangkan Allah.”
Markus 7:18-23 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Maka Yesus berkata kepada mereka, “Apakah kalian belum juga mengerti? Apakah kalian tidak bisa mengerti bahwa yang masuk ke dalam seseorang tidak bisa membuat orang itu najis? Sebab yang masuk itu tidak lewat hati, tetapi lewat perut, dan kemudian keluar lagi.” Dengan kata-kata itu Yesus menyatakan bahwa semua makanan halal. Lalu Yesus berkata lagi, “Yang keluar dari orang, itulah yang mengotorkan dia. Sebab dari dalam, yaitu dari dalam hati, timbul pikiran-pikiran jahat yang menyebabkan orang berbuat cabul, mencuri, membunuh, berzinah, menipu, memfitnah, serta melakukan segala sesuatu yang jahat, menjadi serakah, tidak sopan, iri hati, sombong, dan susah diajar. Semua yang jahat itu timbul dari dalam, dan itulah yang menjadikan orang najis.”