Matius 9:1-38

Matius 9:1-38 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sesudah itu Yesus bersama murid-murid-Nya naik ke perahu dan menyeberangi danau untuk kembali ke kota-Nya sendiri. Ketika mereka tiba, beberapa orang membawa kepada-Nya seorang yang lumpuh total dengan terbaring di atas tandu. Waktu Yesus mengetahui mereka percaya penuh bahwa Dia sanggup menyembuhkan orang lumpuh itu, Dia berkata kepadanya, “Anak muda, kuatkanlah hatimu. Aku sudah mengampuni dosa-dosamu.” Beberapa ahli Taurat yang mendengar perkataan Yesus itu berkata dalam hati mereka, “Orang ini menghina Allah!” Tetapi Yesus mengetahui apa yang mereka pikirkan, lalu berkata kepada mereka, “Kalian sudah salah dengan memikirkan hal yang jahat tentang Aku! Tentu kalian sulit menerima ketika Aku berkata kepada orang lumpuh ini, ‘Aku sudah mengampuni dosa-dosamu.’ Apakah kalian lebih mudah menerima kalau Aku berkata kepadanya, ‘Bangun dan pulanglah’?! Tetapi, biarlah perkataan yang akan Aku ucapkan sekarang membuktikan kepada kalian bahwa Aku sebagai Sang Anak Adam berhak untuk mengampuni dosa manusia!” Lalu Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangunlah, angkat tandumu dan pulanglah!” Orang itu pun berdiri dan berjalan pulang. Ketika orang banyak menyaksikan hal itu, mereka terheran-heran lalu memuji Allah yang sudah memberikan kuasa seperti ini kepada manusia melalui Sang Anak Adam. Ketika Yesus meninggalkan tempat itu, Dia melihat saya, Matius, sedang duduk di tempat kerja saya. Waktu itu saya masih menjadi penagih pajak. Kata Yesus kepada saya, “Ikutlah Aku!” Maka saya pun berdiri dan mengikut Yesus. Kemudian waktu Yesus makan di rumah saya, banyak penagih pajak dan orang-orang lain yang juga dianggap orang berdosa datang untuk makan bersama Dia dan kami murid-murid-Nya. Ketika orang-orang Farisi melihat hal itu, mereka bertanya kepada kami, “Kenapa guru kalian makan bersama para penagih pajak dan orang-orang berdosa yang lain?” Mendengar pertanyaan mereka, Yesus menjawab dengan kiasan, “Orang sehat tidak memerlukan dokter. Yang memerlukan dokter adalah orang sakit. Pergi dan pelajarilah maksud Allah ketika Dia berkata, ‘Aku lebih suka kalian menunjukkan belas kasihan kepada orang lain daripada mempersembahkan kurban kepada-Ku.’” Yesus pun menambahkan, “Begitu juga Aku. Aku datang untuk memanggil orang-orang berdosa supaya bertobat, bukan untuk orang-orang yang merasa dirinya benar.” Kemudian murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus dan bertanya, “Kami sering berpuasa, begitu juga anggota kelompok Farisi. Tetapi mengapa murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus, “Dalam suatu pesta pernikahan, tamu-tamunya tidak mungkin disuruh berpuasa selama pengantin laki-laki masih ada bersama mereka. Begitu juga selama Aku masih bersama murid-murid-Ku, mereka tidak akan berpuasa. Tetapi bayangkanlah jika pengantin laki-laki dirampas dari teman-temannya. Itulah yang akan terjadi pada-Ku, dan saat itulah murid-murid-Ku akan berpuasa sebagai tanda dukacita.” Lalu Yesus memberikan dua kiasan lagi kepada mereka, “Kalau orang punya baju lama yang sudah robek, dia tidak akan menambal baju itu dengan kain yang baru. Karena kalau baju itu dicuci, kain baru yang ditambal itu akan mengerut dan membuat bagian yang robek itu semakin robek lagi. Begitu juga kalau orang mengolah air anggur yang baru, dia tidak akan memasukkannya ke dalam kantong kulit yang lama. Karena waktu air anggur itu menguap dan udaranya tidak bisa keluar, kantong itu akan robek sehingga air anggur tumpah dan kantong kulitnya dibuang. Karena itu, air anggur yang baru harus dimasukkan ke dalam kantong kulit yang baru juga, sehingga keduanya tersimpan dengan baik.” Sementara Yesus sedang mengajarkan hal-hal itu kepada mereka, datanglah seorang pemimpin orang Yahudi. Dia sujud di hadapan Yesus dan berkata, “Anak perempuan saya baru saja meninggal. Tetapi saya mohon datanglah ke rumah saya dan sentuhlah dia. Saya yakin dia akan hidup kembali.” Kemudian Yesus berdiri dan mengikuti pemimpin itu ke rumahnya bersama kami para murid-Nya. Waktu Yesus berjalan, seorang perempuan mendekati-Nya dari belakang dan menyentuh rumbai jubah-Nya. Perempuan itu sudah dua belas tahun menderita sakit pendarahan. Dia melakukan itu karena berpikir, “Kalau saya bisa menyentuh jubah-Nya saja, saya pasti sembuh.” Yesus berbalik dan melihat perempuan itu, lalu kata-Nya, “Kuatkanlah hatimu. Karena kamu percaya penuh kepada-Ku, kamu sudah sembuh.” Seketika itu juga sembuhlah dia. Waktu Yesus tiba di rumah pemimpin orang Yahudi itu, Dia melihat para peniup seruling sudah mulai memainkan musik perkabungan dan orang banyak ribut karena menangisi anak itu. Lalu Yesus berkata, “Keluarlah! Anak ini tidak meninggal. Dia hanya tidur.” Tetapi mereka menertawakan Yesus. Sesudah orang banyak itu diusir keluar, Dia masuk ke dalam kamar anak itu dan memegang tangannya. Lalu anak itu pun bangun! Berita tentang kejadian ini tersebar ke seluruh daerah tersebut. Ketika Yesus melanjutkan perjalanan, ada dua orang buta mengikuti Dia. Mereka berteriak-teriak, “Yesus, Keturunan Daud, kasihanilah kami!” Sewaktu Dia masuk ke suatu rumah, kedua orang buta itu datang menghadap-Nya. Yesus bertanya kepada mereka, “Apakah kalian percaya bahwa Aku sanggup membuat kalian melihat lagi?” Jawab mereka, “Ya Tuhan, kami percaya.” Maka sambil menyentuh mata mereka, Dia berkata, “Jadilah sesuai dengan yang kalian percayai.” Dan mereka pun bisa melihat kembali! Lalu dengan tegas Yesus melarang mereka, “Jangan ceritakan kejadian ini kepada siapa pun.” Tetapi mereka pergi dan menceritakan berita tentang Yesus di seluruh daerah itu. Waktu kedua orang tadi sedang keluar rumah, beberapa orang datang kepada Yesus membawa seorang bisu yang dikuasai setan. Setelah Yesus mengusir setan dari orang bisu itu, dia langsung bisa berbicara! Orang banyak yang ada di situ terheran-heran dan berkata, “Keajaiban seperti ini belum pernah terjadi di Israel!” Tetapi orang-orang Farisi berkata, “Yesus mengusir setan-setan dengan kuasa iblis, pemimpin mereka.” Lalu Yesus mengunjungi semua kota dan kampung di provinsi Galilea. Di sana Dia mengajar di rumah-rumah pertemuan dan memberitakan Kabar Baik tentang kerajaan Allah. Dia juga menyembuhkan banyak orang dari segala macam penyakit. Waktu melihat orang banyak yang datang kepada-Nya itu, Yesus merasa sangat kasihan kepada mereka karena mereka dalam kesusahan dan amat memerlukan pertolongan, seperti kawanan domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu Dia berkata kepada kami murid-murid-Nya, “Semua ladang gandum ini sudah siap dipanen, tetapi orang yang menuainya hanya sedikit. Oleh karena itu, berdoalah supaya TUHAN sang pemilik ladang-ladang ini mengirim para pekerja untuk menuai gandum itu.”

Matius 9:1-38 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

KARENA itu, Yesus naik ke dalam sebuah perahu serta menyeberangi danau menuju ke Kapernaum, kampung halaman-Nya sendiri. Beberapa orang membawa kepada-Nya seorang laki-laki lumpuh di atas sebuah kasur. Ketika Yesus melihat iman mereka, Ia berkata kepada orang yang sakit itu, “Jangan sedih, anak-Ku, dosamu sudah diampunkan!” “Ini hujat namanya! Orang ini berbuat seolah-olah Dialah Allah” kata beberapa orang pemimpin agama dalam hatinya. Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu bertanya, “Mengapa kalian mempunyai pikiran yang sejahat itu? Di dunia ini Aku, Anak Manusia, berkuasa mengampunkan dosa. Tetapi kata-kata saja tidak ada artinya. Baik Kubuktikan ucapan-Ku dengan menyembuhkan orang ini.” Kemudian Ia menoleh kepada orang lumpuh itu serta berkata, “Angkat usunganmu dan pulanglah, karena engkau sudah sembuh.” Orang itu bangun, lalu pergi. Ketika menyaksikan hal itu, orang banyak diliputi rasa takut dan gentar. Betapa mereka memuji-muji Allah yang telah memberikan kuasa seperti itu kepada manusia! Setelah Yesus meninggalkan tempat itu, Ia melihat seorang pemungut pajak bernama Matius sedang duduk di rumah cukai. “Mari, jadilah murid-Ku,” kata Yesus kepadanya. Matius segera berdiri dan mengikut Dia. Kemudian, ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan di rumah Matius, banyak pemungut cukai dan orang-orang bereputasi buruk lainnya datang serta makan bersama Dia dan murid-murid-Nya. Orang-orang Farisi marah sekali melihat kejadian itu. Mereka berkata kepada murid-murid Yesus, “Mengapa guru kalian bergaul dengan pemungut cukai dan orang-orang berdosa?” Yesus menjawab, “Orang sakitlah yang memerlukan dokter, bukan yang sehat!” Kemudian Ia menambahkan, “Pergi dan pelajarilah arti ayat Kitab Suci ini, “ ‘Bukan kurban dan persembahan yang Aku ingini, melainkan Aku ingin supaya kamu berbelas kasihan.’ “Aku datang ke dunia ini bukan untuk orang-orang yang benar, melainkan untuk orang-orang yang berdosa, untuk mengajak mereka kembali kepada Allah.” Pada suatu hari murid-murid Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus dan bertanya, “Mengapa murid-murid Guru tidak berpuasa seperti kami dan orang-orang Farisi?” “Haruskah sahabat-sahabat pengantin laki-laki bersedih hati waktu pengantin itu masih ada bersama-sama dengan mereka?” tanya Yesus. “Tetapi akan tiba saatnya pengantin laki-laki itu diambil dari antara mereka. Setelah itu barulah mereka akan berpuasa. “Siapakah yang akan menambal pakaian tua dengan secarik kain baru yang belum mengerut? Karena tambalan itu akan segera lepas dan meninggalkan lubang yang lebih besar lagi. Dan siapakah yang akan menyimpan anggur yang baru dalam kantong kulit yang tua? Karena anggur itu akan memecahkan kantong, sehingga kantongnya rusak dan anggur pun tumpah. Anggur yang baru disimpan dalam kantong yang baru yang digunakan. Dengan demikian maka kedua-duanya akan terpelihara.” Ketika Ia sedang berkata demikian, seorang pejabat rumah ibadat setempat datang dan menyembah Dia, katanya, “Putri saya baru saja mati, tetapi Guru dapat menghidupkannya kembali, asal saja Guru mau datang dan menjamahnya.” Ketika Yesus dan para murid sedang menuju ke rumah pejabat itu, seorang wanita yang sudah selama dua belas tahun menderita pendarahan mendekati Yesus dari belakang lalu menyentuh tepi jubah-Nya. Karena wanita itu berpikir, “Kalau aku dapat menyentuh jubah-Nya, pasti aku sembuh.” Yesus menoleh dan berkata kepadanya, “Anak-Ku, engkau sudah sembuh. Imanmu telah menyembuhkan engkau.” Dan sejak saat itu sembuhlah wanita itu. Ketika Yesus tiba di rumah pejabat itu, dan melihat orang banyak yang sedang ribut dan mendengar tabuh-tabuhan orang berkabung, Ia berkata, “Suruhlah mereka keluar, karena anak ini tidak mati; ia hanya tidur!” Orang banyak mengejek Dia! Setelah orang banyak itu keluar semua, Yesus masuk ke dalam ruang tempat anak itu terbaring, lalu memegang tangannya. Anak itu bangun dalam keadaan sehat. Cerita mengenai mukjizat ini segera tersiar ke seluruh daerah. Ketika Yesus meninggalkan rumah anak itu, dua orang buta mengikuti Dia dari belakang sambil berseru, “Anak Daud, kasihanilah kami!” Mereka langsung memasuki rumah tempat Yesus tinggal dan Ia pun bertanya kepada mereka, “Percayakah kalian bahwa penglihatan kalian dapat Kupulihkan?” “Ya Tuhan, kami percaya,” jawab mereka. Lalu Ia menjamah mata mereka dan berkata, “Biarlah yang kalian percayai itu terjadi.” Mendadak mereka dapat melihat! Yesus minta dengan sangat agar mereka tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain, tetapi mereka malah memasyhurkan Dia di seluruh daerah itu. Ketika meninggalkan tempat itu, Yesus bertemu dengan orang yang bisu karena dirasuk roh jahat. Yesus mengusir roh jahat itu, lalu orang itu pun dapat berbicara. Orang banyak menjadi heran sekali! “Belum pernah kami melihat kejadian seperti ini di Israel!” kata mereka. Namun, orang Farisi berkata, “Ia dapat mengusir roh-roh jahat, karena Ia sendiri dirasuk roh jahat. Ia dikuasai oleh Iblis, raja segala roh jahat.” Yesus pergi ke kota-kota dan kampung-kampung di daerah itu. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat orang Yahudi serta mengabarkan Berita Kesukaan mengenai Kerajaan Allah. Ke mana pun Ia pergi, Ia menyembuhkan orang dari segala macam penyakit. Ia merasa kasihan sekali terhadap orang banyak yang datang, sebab persoalan mereka begitu sulit dan mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan atau ke mana mereka harus mencari pertolongan. Mereka seperti domba yang tidak bergembala. “Tuaian begitu banyak, tetapi yang menuai sedikit sekali,” kata-Nya kepada para murid-Nya. “Mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian agar mengirimkan lebih banyak penuai di ladang-Nya.”

Matius 9:1-38 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Lalu Yesus naik ke perahu dan menyeberangi danau untuk kembali ke kota-Nya sendiri. Beberapa orang membawa kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di atas tikar. Ketika Yesus lihat iman mereka, Ia berkata kepada orang lumpuh itu, “Hai anak muda, kamu pasti senang mendengar bahwa dosa-dosamu sudah diampuni.” Mendengar hal itu, beberapa guru Taurat berkata dalam hati mereka, “Orang itu menghujat Allah!” Tetapi Yesus tahu apa yang mereka pikirkan, maka Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu berpikir jahat? Manakah yang lebih mudah dilakukan, bilang ‘Dosa-dosamu sudah diampuni’ atau bilang, ‘Berdirilah dan berjalanlah’? Tetapi ketahuilah bahwa Anak Manusia mempunyai kuasa di dunia ini untuk mengampuni dosa.” Kemudian Ia berkata kepada orang lumpuh itu, “Berdirilah! Angkat tikarmu dan pulang ke rumahmu!” Orang itu berdiri dan pulang ke rumahnya. Ketika orang-orang melihat hal ini, mereka menjadi heran dan memuji Allah yang memberi kuasa seperti itu kepada seseorang. Ketika Yesus meninggalkan tempat itu, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk memungut pajak. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Lalu ia berdiri dan mengikut Yesus. Kemudian Yesus makan malam di rumah Matius. Banyak pemungut pajak dan orang-orang yang namanya jelek datang dan makan bersama Dia dan pengikut-Nya. Ketika orang Farisi melihat Yesus makan bersama orang-orang ini, mereka bertanya kepada pengikut-Nya, “Mengapa gurumu makan bersama para pemungut pajak dan orang-orang berdosa itu?” Yesus mendengar pertanyaan orang Farisi. Ia berkata kepada mereka, “Bukan orang sehat yang perlu dokter, melainkan orang sakit. Kalian perlu belajar arti perkataan ini dalam Kitab Suci, ‘Aku tidak mau korban persembahanmu; Aku ingin kalian menunjukkan belas kasihan kepada orang.’ Aku datang untuk mengajak orang berdosa bergabung dengan-Ku, bukan orang yang melakukan segalanya benar.” Lalu pengikut Yohanes Pembaptis datang menemui Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Kami dan orang Farisi sering berpuasa, tapi mengapa pengikut-Mu tidak berpuasa?” Kata Yesus kepada mereka, “Pada pesta perkawinan, teman-teman pengantin laki-laki tidak sedih selama dia ada bersama-sama mereka? Itu bukan waktunya untuk berpuasa. Tetapi waktunya akan tiba ketika pengantin laki-laki itu diambil dari mereka. Saat itulah mereka akan sedih dan berpuasa. Ketika orang menambal kain lama, ia tidak akan memakai sepotong kain baru, karena kain penambal itu akan mengerut dan menarik kain lama sehingga membuat lubangnya semakin besar. Demikian juga, orang tidak pernah menuangkan anggur baru ke dalam kantong kulit lama. Karena kantong itu akan robek sehingga anggur itu akan tumpah dan kantong kulitnya rusak. Orang selalu simpan anggur baru ke dalam kantong kulit baru sehingga anggur dan kantong kulit itu akan tetap terjaga dengan baik.” Sementara Yesus sedang berbicara, datanglah seorang pemimpin rumah ibadah kepada-Nya. Ia berlutut di hadapan-Nya dan berkata, “Putriku baru saja meninggal. Tetapi jika Engkau mau datang dan menjamahnya dengan tangan-Mu, ia pasti hidup lagi.” Lalu Yesus dan pengikut-Nya pergi dengan orang itu. Di tengah jalan, ada seorang perempuan yang sudah sakit pendarahan selama dua belas tahun. Perempuan itu mendekati Yesus dari belakang dan menyentuh ujung pakaian-Nya. Ia berpikir, “Jika saja aku dapat menyentuh ujung pakaian-Nya, aku akan sembuh.” Yesus berbalik dan melihat perempuan itu, kata-Nya, “Bersukacitalah, Ibu. Kamu sembuh karena kamu percaya.” Pada saat itu juga ia sembuh. Yesus melanjutkan perjalanan ke tempat pemimpin rumah ibadah itu. Sesampainya di sana, Yesus melihat orang-orang bermain musik untuk penguburan dan banyak suara orang sedang menangis. Yesus berkata, “Pergilah, anak itu tidak mati, ia hanya sedang tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang-orang itu disuruh keluar, Yesus masuk ke dalam rumah dan memegang tangan anak itu. Lalu anak itu pun bangun. Berita tentang kejadian itu menyebar ke seluruh daerah. Ketika Yesus meninggalkan tempat itu, ada dua orang buta yang mengikuti-Nya. Mereka berteriak kepada-Nya, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud!” Lalu Ia masuk ke dalam sebuah rumah dan kedua orang buta itu pergi bersama-Nya. Ia bertanya kepada mereka, “Apakah kamu percaya bahwa Aku dapat membuatmu melihat?” Jawab mereka, “Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menyentuh mata mereka dan berkata, “Kamu percaya bahwa Aku dapat membuatmu melihat, maka jadilah seperti yang kamu percayai.” Lalu keduanya dapat melihat kembali. Yesus memperingatkan mereka dengan tegas, kata-Nya, “Jangan ceritakan ini kepada siapa pun.” Tetapi mereka tetap pergi dan ceritakan berita tentang Yesus ke seluruh daerah. Setelah kedua orang itu pergi, seorang bisu yang dirasuki roh jahat dibawa kepada Yesus. Yesus mengusir roh jahat keluar, dan orang bisu itu bisa berbicara. Orang banyak yang ada di sana takjub dan berkata, “Kami tidak pernah melihat kejadian seperti ini di Israel.” Tetapi orang Farisi berkata, “Kepala roh-roh jahat itulah yang memberikan Ia kuasa untuk mengusir roh-roh jahat.” Yesus berkunjung ke semua kota dan desa. Ia mengajar di rumah-rumah ibadah mereka dan memberitakan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah. Ia juga menyembuhkan segala macam penyakit. Ketika Yesus melihat orang banyak, Ia merasa kasihan kepada mereka karena mereka cemas dan tidak berdaya seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Ia berkata kepada pengikut-Nya, “Begitu besar panen yang sudah siap, tetapi hanya ada sedikit pekerja untuk bantu mengumpulkannya. Tuhanlah yang mempunyai panen itu, karena itu mintalah kepada-Nya agar mengirim lebih banyak pekerja untuk mengumpulkan hasil panen-Nya.”

Matius 9:1-38 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: ”Ia menghujat Allah.” Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: ”Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu –: ”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia. Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: ”Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: ”Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata: ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: ”Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya.” Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: ”Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: ”Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: ”Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: ”Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu. Ketika Yesus meneruskan perjalanan-Nya dari sana, dua orang buta mengikuti-Nya sambil berseru-seru dan berkata: ”Kasihanilah kami, hai Anak Daud.” Setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepada-Nya dan Yesus berkata kepada mereka: ”Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: ”Ya Tuhan, kami percaya.” Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: ”Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Maka meleklah mata mereka. Dan Yesus pun dengan tegas berpesan kepada mereka, kata-Nya: ”Jagalah supaya jangan seorang pun mengetahui hal ini.” Tetapi mereka keluar dan memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu. Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: ”Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel.” Tetapi orang Farisi berkata: ”Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.” Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Matius 9:1-38 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Yesus naik ke dalam perahu, lalu menyeberangi danau, kembali ke kampung halaman-Nya. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tikar. Waktu Yesus melihat betapa besar iman orang-orang itu, Ia berkata kepada orang lumpuh itu, “Tabahlah, anak-Ku! Dosa-dosamu sudah diampuni.” Beberapa guru agama yang ada di situ berkata dalam hati, “Orang ini menghina Allah!” Yesus tahu pikiran mereka, jadi Ia berkata, “Mengapa pikiranmu sejahat itu? Manakah yang lebih mudah: mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’, atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalan’? Tetapi sekarang Aku akan membuktikan kepadamu bahwa di atas bumi ini Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa.” Lalu Yesus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangun, angkat tikarmu dan pulanglah!” Orang lumpuh itu pun bangun dan pulang ke rumahnya. Waktu orang-orang melihat kejadian itu, mereka ketakutan dan memuji Allah, sebab Allah sudah memberikan kuasa yang begitu besar kepada manusia. Kemudian Yesus meninggalkan tempat itu. Sementara berjalan, Ia melihat seorang penagih pajak, bernama Matius, sedang duduk di kantor pajaknya. Yesus berkata kepadanya, “Mari ikut Aku!” Maka Matius berdiri dan mengikuti Yesus. Waktu Yesus sedang makan di rumah Matius, datanglah banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat, ikut makan bersama-sama Yesus dan pengikut-pengikut-Nya. Ada orang-orang Farisi yang melihat hal itu. Dan mereka bertanya kepada pengikut-pengikut Yesus, “Apa sebab gurumu makan bersama-sama dengan penagih pajak dan orang-orang tidak baik?” Yesus mendengar pertanyaan mereka lalu menjawab, “Orang yang sehat tidak memerlukan dokter, hanya orang yang sakit saja. Selidikilah apa artinya ayat Alkitab ini: ‘Aku menghendaki belas kasihan, dan bukan kurban binatang’. Sebab Aku datang bukan untuk memanggil orang yang menganggap dirinya sudah baik, melainkan orang yang dianggap hina.” Setelah itu pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus. Lalu mereka bertanya, “Mengapa kami dan orang-orang Farisi berpuasa sedangkan pengikut-pengikut Bapak tidak?” Yesus menjawab, “Bagaimanakah pendapat kalian? Bisakah tamu-tamu di pesta kawin bersedih hati kalau mempelai laki-laki masih ada bersama-sama mereka? Tentu tidak! Tetapi akan tiba saatnya mempelai laki-laki itu diambil dari mereka. Waktu itu barulah mereka berpuasa. Tidak ada orang yang menambal baju yang sudah tua dengan sepotong kain yang masih baru. Sebab kain penambal itu akan menciut dan menyobek baju itu, sehingga mengakibatkan sobekan yang lebih besar. Begitu juga tidak ada orang yang menuang anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua. Sebab kantong itu akan pecah dan rusak, lalu anggurnya terbuang. Anggur baru harus dituang ke dalam kantong yang baru juga, supaya kedua-duanya tetap baik.” Sementara Yesus berbicara kepada pengikut-pengikut Yohanes Pembaptis, datanglah seorang pemimpin rumah ibadat. Ia berlutut di depan Yesus dan berkata, “Anak perempuan saya baru saja meninggal. Tetapi, sudilah datang untuk menjamahnya supaya ia hidup lagi.” Yesus bangkit dan bersama pengikut-pengikut-Nya pergi dengan orang itu. Di tengah jalan seorang wanita yang sudah dua belas tahun lamanya sakit pendarahan yang berhubungan dengan haidnya, datang mendekati Yesus dari belakang. Ia berpikir, “Asal saja saya menyentuh jubah-Nya, saya akan sembuh.” Lalu ia menyentuh ujung jubah Yesus. Saat itu Yesus menoleh dan melihat wanita itu lalu berkata kepadanya, “Tabahlah, anak-Ku! Karena engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh!” Pada saat itu juga wanita itu sembuh. Kemudian Yesus sampai di rumah pemimpin rumah ibadat itu. Ketika Ia melihat pemain-pemain musik perkabungan dan banyak orang yang ribut-ribut, Ia berkata kepada mereka, “Keluar kamu semua! Anak ini tidak mati; ia hanya tidur.” Mereka semua menertawakan Yesus. Sesudah orang-orang itu keluar, Yesus masuk ke dalam kamar anak itu dan memegang tangannya. Lalu bangkitlah anak perempuan itu. Kabar itu tersebar ke seluruh daerah itu. Yesus pergi dari situ dan di tengah jalan dua orang buta mengikuti Dia. Mereka berteriak, “Anak Daud, kasihanilah kami!” Ketika Yesus masuk ke dalam rumah, kedua orang buta itu datang kepada-Nya. Yesus bertanya kepada mereka, “Apa kalian percaya bahwa Aku dapat menyembuhkan kalian?” “Percaya, Pak!” jawab mereka. Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata, “Karena kalian percaya, jadilah apa yang kalian harapkan.” Maka mereka bisa melihat. Yesus memperingatkan mereka dengan tegas, supaya jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Tetapi mereka pergi dan menyiarkan berita tentang Yesus ke seluruh daerah. Waktu kedua orang itu pergi, seorang bisu yang dikuasai oleh roh jahat dibawa kepada Yesus. Yesus mengusir roh jahat itu dan pada saat itu juga orang itu bisa berbicara lagi. Orang banyak itu heran dan berkata, “Belum pernah kami melihat kejadian serupa ini di Israel!” Tetapi orang-orang Farisi berkata, “Kepala roh-roh jahatlah yang memberi Dia kuasa untuk mengusir roh-roh jahat itu.” Demikianlah Yesus pergi berkeliling dari satu kota ke kota yang lain dan dari satu kampung ke kampung yang lain. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat, dan mewartakan Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Ia menyembuhkan orang-orang yang menderita segala macam penyakit dan cacat badan. Waktu Yesus melihat orang banyak itu, Ia kasihan kepada mereka, sebab mereka kebingungan dan tidak berdaya, seperti domba yang tidak punya gembala. Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Panennya banyak, tetapi penuainya hanya sedikit. Sebab itu mintalah kepada pemilik kebun itu supaya mengirim penuai untuk panennya.”