Lukas 6:17-49

Lukas 6:17-49 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Lalu Yesus turun dari bukit itu bersama murid-murid-Nya dan berhenti di suatu tempat yang datar. Sejumlah besar orang yang mengikuti-Nya sudah berada di situ. Banyak juga orang lain yang datang dari seluruh provinsi Yudea, kota Yerusalem, dan daerah pantai di sekitar Tirus dan Sidon. Mereka hendak mendengarkan pengajaran Yesus dan minta disembuhkan dari penyakit-penyakit mereka. Banyak juga orang yang diganggu roh-roh jahat. Dan Yesus menyembuhkan mereka semua. Orang banyak itu berusaha menyentuh Yesus, karena dari diri-Nya keluar kuasa yang bisa membuat mereka sembuh. Yesus memandang para pengikut-Nya dan berkata, “Sungguh diberkati Allah kamu semua yang miskin, karena kamulah yang akan menjadi warga kerajaan Allah. Sungguh diberkati Allah kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dikenyangkan. Sungguh diberkati Allah kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Sungguh diberkati Allah kamu yang dibenci, dihina, ditolak, dan difitnah karena kamu menjadi pengikut Aku, Sang Anak Adam. Waktu kamu dianiaya seperti itu, bersukacitalah dan menarilah dengan gembira, sebab upahmu besar di surga! Karena ingatlah: Nabi-nabi yang hidup di masa lalu juga dianiaya oleh nenek moyang orang-orang yang menganiaya kamu di zaman ini. “Sebaliknya, celakalah kamu semua yang sekarang ini kaya, karena kesenangan seperti yang kamu nikmati di dunia tidak akan kamu rasakan lagi. Celakalah kamu yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan mengalami kelaparan. Celakalah kamu yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu kalau semua orang memujimu. Karena ingatlah: Nabi-nabi palsu yang hidup pada zaman dulu juga dipuji-puji oleh nenek moyang orang-orang yang memuji kamu di zaman ini.” “Tetapi inilah perintah-Ku kepada kamu semua yang mendengarkan ajaran-Ku ini: Kasihilah orang-orang yang memusuhimu dan berbuat baiklah kepada mereka yang membencimu. Mintalah Allah memberkati orang-orang yang mengutukmu, dan berdoalah bagi mereka yang berbuat jahat terhadap kamu. Misalnya kalau ada orang yang menampar pipi kirimu, berikanlah juga pipi kananmu. Dan kalau ada yang merampas jubahmu, biarkanlah dia juga mengambil bajumu. Kalau ada orang yang meminta sesuatu kepadamu, berikanlah itu kepadanya. Dan kalau ada yang merampas milikmu, jangan memintanya kembali. Perlakukanlah setiap orang sebagaimana kamu sendiri ingin diperlakukan. “Kalau kamu hanya menunjukkan kasih kepada teman yang mengasihimu saja, jangan harap Allah akan memberkatimu atas perbuatanmu itu. Karena orang-orang berdosa juga menunjukkan kasih kepada orang yang mengasihi mereka. Atau kalau kamu berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadamu, jangan harap Allah akan memberkatimu atas perbuatan baikmu itu. Karena orang-orang berdosa pun melakukan hal yang sama. Dan kalau kamu meminjamkan uang hanya kepada orang-orang yang bisa mengembalikannya, jangan harap Allah akan memberkatimu atas perbuatanmu itu. Karena orang-orang berdosa pun memberi pinjaman kepada sesama orang berdosa, yaitu mereka yang akan sanggup mengembalikan pinjaman itu dalam jumlah yang sama. “Sebaliknya hendaklah kamu mengasihi orang-orang yang memusuhimu, berbuat baik kepada mereka, dan meminjamkan uang tanpa berharap akan dikembalikan. Dengan demikian Allah akan memberi upah yang besar kepadamu. Lagipula perbuatan seperti itu akan membuktikan bahwa kamu layak menyebut Allah Yang Mahatinggi sebagai Bapamu. Karena Dia juga berbaik hati kepada orang-orang yang jahat dan yang tidak tahu berterima kasih. Hendaklah kalian berbelas kasihan, sama seperti Bapa kita di surga berbelas kasihan.” “Janganlah menjadikan dirimu hakim atas kesalahan orang lain, supaya kamu juga tidak akan dihakimi dengan cara yang sama. Maafkanlah orang lain, maka Allah akan mengampunimu. Berilah pertolongan kepada orang lain, maka Allah pun akan menolong kamu. Bahkan Allah akan menambahkan lebih daripada yang kamu perlukan saat Dia membalas kebaikanmu itu. Ketika Dia memberkatimu, Dia akan memakai ukuran yang lebih besar, dan membuat takaran itu penuh dan padat sekali, sampai ada yang tumpah di sekitarnya. Karena ukuran yang kamu pakai untuk memberi kepada orang lain akan dipakai Allah waktu Dia membalas kebaikanmu itu.” Yesus mengatakan kepada mereka kiasan ini, “Kalau orang buta menuntun sesama orang buta, pasti keduanya akan jatuh ke dalam lubang. Seorang murid tidak bisa melebihi gurunya, tetapi murid yang menyelesaikan seluruh didikan akan menjadi seperti gurunya. “Jangan menyalahkan orang lain karena kesalahan kecil. Kalau kamu melakukan itu, kamu seolah melihat kuman di seberang lautan, tetapi gajah di pelupuk matamu tidak kamu lihat. Dengan sombong kamu ingin memperbaiki kesalahan kecil orang lain tanpa menyadari kesalahanmu sendiri yang lebih besar. Hai orang munafik! Bereskanlah dahulu kesalahanmu sendiri, sesudah itu barulah kamu bisa melihat dengan jelas dan memperbaiki kesalahan saudaramu.” “Pohon yang subur tidak mungkin menghasilkan buah yang buruk. Begitu juga pohon yang tidak subur tidak mungkin menghasilkan buah yang baik. Karena setiap pohon dikenal dari buahnya. Semak berduri tidak mungkin menghasilkan buah ara, dan tumbuhan berduri lainnya tidak mungkin menghasilkan buah anggur. Manusia juga seperti pohon: Orang baik selalu menghasilkan perbuatan yang baik. Karena seluruh perbuatannya itu berasal dari isi hatinya yang baik. Tetapi orang jahat selalu menghasilkan perbuatan yang jahat, karena isi hatinya pun jahat. Jadi apa saja yang kita ucapkan dan lakukan pasti menunjukkan isi hati kita.” “Buat apa kalian memanggil Aku, ‘Tuhan, Penguasaku,’ padahal kalian tidak melakukan apa yang Aku perintahkan! Semua orang yang datang kepada-Ku, mendengarkan ajaran-Ku, dan melakukannya, mereka bisa digambarkan seperti seseorang yang membangun rumah dengan bijak. Pertama, dia menggali lubang yang dalam di tanah, sampai menemukan batu yang sangat besar untuk menjadi fondasinya. Ketika banjir dan air sungai meluap lalu menghantamnya, rumah itu tidak akan goncang karena dibangun di atas fondasi batu yang utuh. Sedangkan orang yang mendengarkan ajaran-Ku tetapi tidak melakukannya, dia sama seperti orang yang membangun rumah tanpa fondasi dan langsung mendirikannya di atas tanah begitu saja. Ketika banjir dan air sungai meluap lalu menghantamnya, rumah itu pun roboh dan rusak berat.”

Lukas 6:17-49 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Ketika sampai di kaki bukit, Yesus dan para pengikut-Nya berdiri di suatu tempat yang luas dan datar. Mereka dikelilingi oleh pengikut-pengikut yang lain dan oleh orang banyak yang datang dari seluruh Yudea dan Yerusalem dan dari daerah pantai utara Tirus dan Sidon. Mereka ingin mendengarkan Yesus atau ingin disembuhkan. Yesus mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan. Semua orang berusaha menjamah Yesus, karena ketika Ia dijamah, kuasa penyembuhan keluar daripada-Nya dan mereka pun sembuh. Kemudian Ia menoleh kepada murid-murid-Nya serta berkata, “Berbahagialah kalian yang miskin, karena Kerajaan Allah adalah milik kalian! Berbahagialah kalian yang sekarang lapar, karena kalian akan dikenyangkan! Betapa besar kebahagiaan yang tersedia bagi kalian yang menangis, karena akan tiba saatnya kalian tertawa gembira! “Berbahagialah kalian jika orang lain membenci kalian dan mengucilkan kalian, dan menghina kalian serta mencemarkan nama kalian karena kalian milik-Ku! Apabila hal itu terjadi, bersukacitalah! Ya, bersorak-soraklah! Karena pahala yang besar menantikan kalian di surga. Kalian akan berada dalam persekutuan orang-orang baik, sebab nabi-nabi zaman dahulu juga diperlakukan demikian. “Tetapi betapa besar dukacita yang akan menimpa orang kaya, karena kebahagiaan mereka hanya di dunia ini saja. Celakalah kalian yang mewah dan makmur sekarang! Masa kelaparan yang hebat menantikan kalian! Celakalah kalian yang gelak tawa sekarang; karena akan menjadi ratap tangis. Dan betapa besar kesedihan yang menantikan kalian yang disanjung-sanjung oleh orang banyak, karena nabi-nabi palsu selalu disanjung-sanjung orang. “Dengarlah, hai kalian semua! Kasihilah musuh-musuh kalian! Berbuat baiklah terhadap orang-orang yang membenci kalian! Berdoalah bagi kebahagiaan orang-orang yang mencerca kalian! “Bila ada orang yang menampar pipi kalian, biarkan dia menampar pipi yang satunya lagi! Bila ada orang yang minta jubah kalian, berikanlah juga baju kalian. “Berilah apa yang kalian miliki kepada mereka yang meminta, dan bila barang-barang kalian diambil orang, janganlah berusaha memperolehnya kembali. Perlakukanlah orang lain sebagaimana kalian ingin diperlakukan orang. “Apakah kalian mengira kalian patut dipuji karena kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian? Orang-orang kafir pun berbuat demikian! Dan jika kalian berbuat baik hanya kepada orang-orang yang baik kepada kalian, apakah keistimewaannya? Orang yang berdosa pun berbuat demikian! Dan jika kalian meminjamkan uang hanya kepada orang-orang yang sanggup membayar kembali, apa kelebihannya? Orang yang paling jahat sekalipun memberi pinjaman kepada sesamanya, asal dikembalikan! “Kasihilah musuh-musuh kalian! Berbuat baiklah kepada mereka! Pinjami mereka! Dan jangan khawatir bahwa mereka tidak akan mengembalikannya. Maka pahala kalian di surga akan sangat besar, dan kalian akan benar-benar berlaku sebagai anak Allah, karena Dia juga baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang yang sangat jahat. “Hendaklah kalian bermurah hati seperti Bapa kalian. Jangan mencari kesalahan dan mencela orang lain, maka Allah juga tidak akan melakukannya kepada kalian. Ampunilah orang lain, maka Allah pun akan mengampuni kalian. Jika kalian memberi kepada orang lain, kalian akan menerima! Pemberian kalian akan dikembalikan dengan takaran yang penuh dan berlimpah-limpah, yang ditekan dan diguncang supaya masih dapat diisi lagi, sehingga melimpah ruah. Ukuran yang kalian gunakan untuk mengukur orang lain, akan diukurkan kepada kalian.” Dalam khotbah-Nya, Yesus memakai perumpamaan ini: “Bagaimana mungkin orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan terjerumus ke dalam lubang? Bagaimana mungkin seorang murid melebihi gurunya? Tetapi, jika ia bekerja keras, mungkin saja ia mengetahui sebanyak yang diketahui gurunya. “Mengapa kalian peduli akan selumbar dalam mata saudara kalian, sedangkan dalam mata sendiri terdapat balok? Bagaimana mungkin kalian berkata kepadanya, ‘Biarlah saya menolong mengeluarkan selumbar itu dari matamu,’ sedangkan kalian tidak dapat melihat karena ada balok dalam mata kalian? Hai orang munafik! Singkirkan dahulu balok itu, barulah kalian dapat melihat untuk menolong saudara kalian! “Pohon pilihan tidak menghasilkan buah yang tidak baik, dan pohon yang tidak baik tidak menghasilkan buah yang baik. Pohon dikenal dari buah yang dihasilkannya. Buah ara tidak akan tumbuh pada pokok duri, atau buah anggur pada semak duri. Orang yang baik berbuat baik, karena hatinya baik. Dan orang jahat berbuat jahat, karena hatinya jahat. Apa pun yang terkandung di dalam hati, itulah yang keluar dari mulut. “Mengapa kalian memanggil Aku ‘Tuhan’, kalau kalian tidak mau menaati Aku? Tetapi semua yang datang dan mendengar serta menaati Aku, mereka seperti orang yang membangun rumah di atas batu yang kokoh. Bila banjir datang melanda, rumah itu tidak tergoyahkan, karena telah dibangun dengan teguh. “Tetapi orang yang mendengar dan tidak menaati, mereka sama seperti orang yang membangun rumahnya tanpa dasar. Bila banjir datang melanda, rumah itu akan runtuh menjadi tumpukan puing.”

Lukas 6:17-49 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Yesus bersama para rasul-Nya turun dari gunung. Yesus berdiri di tempat yang datar. Sejumlah besar pengikut-Nya ada di sana. Selain itu, ada banyak orang datang dari seluruh Yudea, Yerusalem dan kota-kota di pantai Tirus dan Sidon. Mereka semua datang untuk mendengar Yesus mengajar dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Ia menyembuhkan mereka yang dirasuki roh-roh jahat. Semua orang berusaha menyentuh Dia, sebab ada kuasa yang keluar dari-Nya. Yesus menyembuhkan mereka semua. Yesus melihat pengikut-Nya dan berkata: “Berkat besar adalah milik kamu yang miskin, Kerajaan Allah adalah milikmu. Berkat besar adalah milik kamu yang lapar saat ini, karena kamu akan dikenyangkan. Berkat besar adalah milik kamu yang sedang menangis, karena kamu akan bahagia dan tertawa. Orang akan membencimu karena kamu adalah milik Anak Manusia. Mereka akan membuatmu meninggalkan kelompok mereka. Mereka akan menghinamu, dan bahkan untuk menyebut namamu pun adalah salah. Apabila semuanya ini terjadi, ketahuilah bahwa berkat besar akan menjadi milikmu. Berbahagialah kamu saat itu dan menarilah dengan sukacita, sebab upahmu besar di surga. Nenek moyang mereka melakukan hal-hal yang sama terhadap para nabi. Tetapi celakalah bagimu yang kaya, karena kamu telah menikmati hidup yang enak. Celakalah bagimu yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan menjadi lapar. Celakalah bagimu yang saat ini sedang tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah bagimu ketika semua orang mengatakan hal-hal yang baik saja tentang kamu. Nenek moyang mereka juga melakukan hal yang sama pada waktu mereka memuji nabi-nabi palsu.” “Tetapi Aku berkata kepada kamu yang mendengar pada-Ku, kasihilah musuhmu. Berbuatlah baik kepada mereka yang membencimu. Mintalah Allah untuk memberkati mereka yang mengharapkan kamu celaka. Berdoalah untuk orang yang tidak memperlakukan kamu dengan baik. Jika ada orang menampar pipimu yang satu, biarlah dia menampar pipimu yang lainnya juga. Jika ada orang mengambil jubahmu, biarlah dia mengambil bajumu juga. Berilah kepada setiap saja yang minta sesuatu darimu. Ketika ada orang mengambil barang milikmu, janganlah minta kembali. Perbuatlah kepada orang lain apa yang kamu ingin mereka lakukan kepadamu.” “Jika kamu hanya mengasihi orang yang mengasihi kamu, haruskah kamu dapat pujian khusus karena perbuatan itu? Tidak, bahkan orang berdosa juga mengasihi orang yang mengasihi mereka! Jika kamu berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadamu, haruskah kamu mendapat pujian khusus karena perbuatan itu? Tidak, orang berdosa juga lakukan itu! Jika kamu meminjamkan barang kepada orang dan selalu mengharapkan imbalan, haruskah kamu mendapat pujian khusus karena perbuatan itu? Tidak, orang berdosa juga meminjamkan kepada orang berdosa lainnya supaya mereka bisa mendapatkan kembali jumlah yang sama!” “Aku berkata kepadamu, kasihilah musuhmu dan berbuat baiklah kepada mereka. Berikanlah pinjaman tanpa mengharapkan balasan apa pun. Jika kamu melakukan ini, kamu akan mendapat pahala besar. Kamu akan menjadi anak-anak Allah yang Mahatinggi. Ya, karena Allah sungguh baik bahkan kepada orang yang penuh dengan dosa dan yang tidak tahu berterima kasih. Berikankanlah belas kasihan sama seperti Bapamu memberikan belas kasihan.” “Jangan menghakimi orang lain, dan Allah tidak akan menghakimi kamu. Jangan mengutuk orang lain, supaya kamu tidak dikutuk. Ampunilah orang lain, dan kamu akan diampuni. Berilah kepada orang lain, maka kamu akan menerima dengan berlimpah jauh dari yang bisa ditangani. Meskipun sudah ditekan dan digoncangkan, tapi masih tetap berlebihan. Bagaimana kamu memberi kepada orang lain, demikian juga Allah akan memberi kepadamu.” Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan ini, “Dapatkah seorang buta menuntun orang buta lainnya? Tidak. Mereka berdua pasti akan terperosok ke dalam lubang. Murid tidak akan melebihi dari gurunya. Tetapi jika mereka diajar dengan baik, mereka akan menjadi seperti gurunya.” “Mengapa kamu melihat serbuk kayu yang ada di mata temanmu, tetapi kamu tidak melihat balok kayu di matamu sendiri? Bagaimana mungkin kamu berkata kepada temanmu, ‘Biarlah aku mengeluarkan serbuk kayu dari matamu’? Tidak dapatkah kamu lihat balok kayu di matamu sendiri? Kamu adalah orang munafik! Pertama, keluarkanlah dulu balok kayu itu dari matamu. Kemudian kamu akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan serbuk kayu dari mata temanmu.” “Pohon baik tidak akan menghasilkan buah jelek. Dan pohon jelek tidak akan menghasilkan buah baik. Setiap pohon dikenal dari buah yang dihasilkan. Kamu tidak akan menemukan buah ara dari semak berduri. Dan dari semak berduri kamu tidak dapat memetik buah anggur! Di dalam hati orang baik tersimpan hal-hal baik. Itulah sebabnya mereka juga mengatakan hal-hal baik. Tetapi hati orang jahat dipenuhi dengan kejahatan. Itulah sebabnya, mereka juga mengatakan hal-hal jahat. Apa yang dikatakan dari mulut orang berasal dari apa yang ada di dalam hatinya.” “Mengapa kamu memanggil Aku, ‘Tuhan, Tuhan,’ tetapi kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku, mendengar ajaran-Ku serta mematuhinya, maka Aku akan menunjukkan bagaimana mereka itu. Mereka itu seperti seorang yang membangun rumahnya. Ia menggali landasannya dalam-dalam dan membangun rumahnya di atas batu. Ketika banjir datang, air menghantam rumah itu, tetapi banjir tidak dapat menggoyahkannya karena rumah itu dibangun dengan baik. Tetapi orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak mematuhinya, adalah seperti orang yang membangun rumahnya tanpa mempersiapkan landasan. Ketika banjir datang, rumah itu langsung rubuh, dan hancur seluruhnya.”

Lukas 6:17-49 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: ”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.” ”Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian. Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” ”Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: ”Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” ”Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” ”Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya – Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan –, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”

Lukas 6:17-49 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Kemudian Yesus turun dari bukit itu bersama-sama dengan rasul-rasul itu, lalu berhenti dan berdiri di suatu tempat yang datar. Di situ ada juga sejumlah besar pengikut-pengikut-Nya yang lain dan banyak orang yang datang dari mana-mana di seluruh Yudea, Yerusalem, dan kota-kota Tirus dan Sidon yang di tepi laut. Mereka datang untuk mendengar Yesus, dan untuk disembuhkan dari penyakit-penyakit mereka. Mereka yang kemasukan roh jahat datang juga dan disembuhkan. Semua orang berusaha menjamah Yesus, karena ada kuasa yang keluar dari diri-Nya yang menyembuhkan mereka semua. Yesus memandang pengikut-pengikut-Nya lalu berkata, “Berbahagialah kalian orang-orang miskin, karena kalian adalah anggota umat Allah! Berbahagialah kalian yang lapar sekarang; kalian akan dikenyangkan! Berbahagialah kalian yang menangis sekarang; kalian akan tertawa! Berbahagialah kalian kalau dibenci, ditolak, dihina dan difitnah oleh karena Anak Manusia! Nabi-nabi pada zaman dahulu diperlakukan begitu juga. Kalau hal itu terjadi hendaklah kalian bersenang hati dan menari dengan gembira, sebab besarlah upah yang tersedia untuk kalian di surga. Tetapi celakalah kalian yang kaya sekarang ini; sebab kalian sudah mengalami kenikmatan! Celakalah kalian yang kenyang sekarang ini; sebab kalian akan kelaparan! Celakalah kalian yang tertawa sekarang ini; sebab kalian akan bersedih hati dan menangis! Celakalah kalian, jika semua orang memujimu; sebab begitu juga nenek moyang mereka memuji nabi-nabi palsu zaman dahulu.” “Tetapi kepada kalian yang mendengar Aku sekarang ini, Aku beri pesan ini: kasihilah musuh-musuhmu, dan berbuatlah baik kepada orang yang membencimu. Berkatilah orang yang mengutukmu, dan doakanlah orang yang jahat terhadapmu. Kalau orang menampar pipimu yang satu, biarkan ia menampar pipimu yang sebelah juga. Kalau jubahmu dirampas, berikanlah juga bajumu. Kalau orang minta sesuatu kepadamu, berikanlah itu kepadanya; dan kalau milikmu dirampas, janganlah memintanya kembali. Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka. Kalau kalian mengasihi orang-orang yang mengasihi kalian saja, apa jasamu? Orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka! Dan kalau kalian berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat baik kepadamu saja, apa jasamu? Orang berdosa pun berbuat begitu! Dan kalau kalian meminjamkan uang hanya kepada orang-orang yang dapat mengembalikannya, apa jasamu? Orang berdosa pun meminjamkan uang kepada orang berdosa, lalu memintanya kembali! Seharusnya bukan begitu! Kalian sebaliknya harus mengasihi musuhmu dan berbuat baik kepada mereka. Kalian harus memberi pinjam, dan jangan mengharap mendapat kembali. Bila demikian, upahmu akan besar dan kalian akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi. Sebab Allah baik hati terhadap orang yang tidak tahu terima kasih, dan terhadap yang jahat juga. Hendaklah kalian berbelaskasihan seperti Bapamu juga berbelaskasihan!” “Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi oleh Allah. Janganlah menghukum orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihukum Allah. Ampunilah orang lain, supaya Allah juga mengampuni kalian. Berilah kepada orang lain, supaya Allah juga memberikan kepadamu; kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah yang sudah ditakar padat-padat untukmu. Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai Allah untukmu.” Kemudian Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut ini, “Kalau orang buta memimpin orang buta yang lain, pasti kedua-duanya akan jatuh ke dalam selokan. Tidak ada murid yang lebih besar daripada gurunya. Tetapi murid yang sudah selesai belajar, akan menjadi sama seperti gurunya. Mengapa kalian melihat secuil kayu dalam mata saudaramu, sedangkan balok yang di matamu sendiri tidak kalian perhatikan? Bagaimana kalian dapat mengatakan kepada saudaramu, ‘Mari, saudara, saya keluarkan kayu secuil itu dari matamu itu,’ sedangkan dalam matamu sendiri ada balok yang tidak kalian lihat? Hai munafik! Keluarkanlah dahulu balok yang ada pada matamu sendiri. Barulah kalian dapat melihat dengan jelas dan dapat mengeluarkan secuil kayu dari mata saudaramu.” “Pohon yang subur tidak menghasilkan buah yang buruk. Begitu juga pohon yang tidak subur tidak menghasilkan buah yang baik. Setiap pohon dikenal dari buahnya. Belukar berduri tidak menghasilkan buah ara, dan semak berduri tidak menghasilkan buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal baik karena hatinya berlimpah dengan kebaikan. Orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat karena hatinya penuh kejahatan. Sebab apa yang diucapkan oleh mulut itulah yang melimpah dari hati.” “Mengapa kalian memanggil Aku, ‘Tuhan, Tuhan,’ tetapi tidak melakukan apa yang Kukatakan kepadamu? Dengan siapakah dapat kita samakan orang yang datang kepada-Ku, dan mendengar perkataan-Ku, serta melakukannya? -- Baiklah Aku menunjukkannya kepadamu --. Ia seperti orang yang ketika membangun rumah menggali dalam-dalam, lalu membuat pondasinya pada batu. Pada waktu ada banjir dan air sungai melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, sebab sudah dibangun di atas pondasi yang baik. Tetapi orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, adalah seperti seorang yang membangun rumah tanpa pondasi. Kalau banjir melanda, rumah itu segera roboh; dan kerusakannya hebat sekali!”