Lukas 6:1-25

Lukas 6:1-25 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Lalu, pada suatu hari Sabat yang penting, Yesus dan murid-murid-Nya melewati ladang-ladang gandum. Sambil berjalan, para murid itu memetik beberapa bulir gandum lalu menggosok-gosoknya di tangan mereka untuk melepaskan kulitnya dan memakan biji-bijinya. Beberapa orang Farisi menegur mereka, “Kenapa kalian berbuat begitu?! Kalian sedang melanggar peraturan hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tentu kalian sudah tahu cerita tentang Daud, waktu dia dan orang-orang yang mengikutinya sedang lapar dan memerlukan makanan. Daud masuk ke kemah Allah dan menerima roti bekas persembahan di ruang kudus. Kemudian Daud membawanya kepada orang-orang yang mengikuti dia, lalu mereka memakan roti itu. Padahal menurut hukum Taurat, hanya para imam yang boleh memakannya. Tetapi karena mereka memerlukan makanan, maka apa yang dilakukan Daud saat itu tidak dianggap berdosa.” Yesus berkata lagi kepada orang-orang Farisi itu, “Aku, Sang Anak Adam, adalah Penguasa yang berhak untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.” Pada hari Sabat lain, Yesus pergi mengajar di rumah pertemuan orang Yahudi. Di situ ada seorang laki-laki yang tangan kanannya lumpuh, juga beberapa ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sedang mengawasi Yesus baik-baik. Mereka sedang mencari alasan untuk bisa melaporkan Dia kepada pemimpin-pemimpin Yahudi. Jadi mereka ingin tahu kalau Dia akan menyembuhkan orang pada hari Sabat. Yesus mengetahui yang mereka pikirkan, lalu Dia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Pak, bangunlah dan silakan berdiri di depan sini.” Orang itu pun berdiri. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Coba kalian pikir: Menurut hukum Taurat, apa yang boleh kita perbuat pada hari Sabat? Apakah kita diizinkan berbuat baik, atau berbuat jahat? Apakah kita diizinkan menyelamatkan nyawa orang, atau membunuh?” Dia memandang semua orang di sekeliling-Nya, dan akhirnya berkata kepada orang sakit itu, “Luruskan tanganmu ke depan.” Dia melakukannya, dan tangannya pun langsung sembuh menjadi sekuat tangan sebelahnya. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi sangat marah. Kemudian mereka berunding, “Apa yang harus kita lakukan kepada Yesus?” Suatu hari, Yesus pergi ke sebuah bukit untuk berdoa. Sepanjang malam Dia berdoa di sana. Besok paginya, Dia memanggil orang-orang yang biasa mengikuti-Nya, lalu memilih dua belas dari antara mereka untuk menjadi murid-Nya. Dia juga mengangkat mereka sebagai rasul-Nya. Inilah nama-nama mereka: Simon (yang Yesus beri nama baru, yaitu Petrus), dan Andreas saudaranya. Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon (yang pernah mengikuti gerakan perjuangan supaya Israel bebas dari penjajahan Romawi). Yudas anak Yakobus, dan Yudas yang berasal dari desa Kariot (yang kemudian mengkhianati Yesus). Lalu Yesus turun dari bukit itu bersama murid-murid-Nya dan berhenti di suatu tempat yang datar. Sejumlah besar orang yang mengikuti-Nya sudah berada di situ. Banyak juga orang lain yang datang dari seluruh provinsi Yudea, kota Yerusalem, dan daerah pantai di sekitar Tirus dan Sidon. Mereka hendak mendengarkan pengajaran Yesus dan minta disembuhkan dari penyakit-penyakit mereka. Banyak juga orang yang diganggu roh-roh jahat. Dan Yesus menyembuhkan mereka semua. Orang banyak itu berusaha menyentuh Yesus, karena dari diri-Nya keluar kuasa yang bisa membuat mereka sembuh. Yesus memandang para pengikut-Nya dan berkata, “Sungguh diberkati Allah kamu semua yang miskin, karena kamulah yang akan menjadi warga kerajaan Allah. Sungguh diberkati Allah kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dikenyangkan. Sungguh diberkati Allah kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Sungguh diberkati Allah kamu yang dibenci, dihina, ditolak, dan difitnah karena kamu menjadi pengikut Aku, Sang Anak Adam. Waktu kamu dianiaya seperti itu, bersukacitalah dan menarilah dengan gembira, sebab upahmu besar di surga! Karena ingatlah: Nabi-nabi yang hidup di masa lalu juga dianiaya oleh nenek moyang orang-orang yang menganiaya kamu di zaman ini. “Sebaliknya, celakalah kamu semua yang sekarang ini kaya, karena kesenangan seperti yang kamu nikmati di dunia tidak akan kamu rasakan lagi. Celakalah kamu yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan mengalami kelaparan. Celakalah kamu yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Lukas 6:1-25 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Lalu, pada suatu hari Sabat yang penting, Yesus dan murid-murid-Nya melewati ladang-ladang gandum. Sambil berjalan, para murid itu memetik beberapa bulir gandum lalu menggosok-gosoknya di tangan mereka untuk melepaskan kulitnya dan memakan biji-bijinya. Beberapa orang Farisi menegur mereka, “Kenapa kalian berbuat begitu?! Kalian sedang melanggar peraturan hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tentu kalian sudah tahu cerita tentang Daud, waktu dia dan orang-orang yang mengikutinya sedang lapar dan memerlukan makanan. Daud masuk ke kemah Allah dan menerima roti bekas persembahan di ruang kudus. Kemudian Daud membawanya kepada orang-orang yang mengikuti dia, lalu mereka memakan roti itu. Padahal menurut hukum Taurat, hanya para imam yang boleh memakannya. Tetapi karena mereka memerlukan makanan, maka apa yang dilakukan Daud saat itu tidak dianggap berdosa.” Yesus berkata lagi kepada orang-orang Farisi itu, “Aku, Sang Anak Adam, adalah Penguasa yang berhak untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.” Pada hari Sabat lain, Yesus pergi mengajar di rumah pertemuan orang Yahudi. Di situ ada seorang laki-laki yang tangan kanannya lumpuh, juga beberapa ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang sedang mengawasi Yesus baik-baik. Mereka sedang mencari alasan untuk bisa melaporkan Dia kepada pemimpin-pemimpin Yahudi. Jadi mereka ingin tahu kalau Dia akan menyembuhkan orang pada hari Sabat. Yesus mengetahui yang mereka pikirkan, lalu Dia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Pak, bangunlah dan silakan berdiri di depan sini.” Orang itu pun berdiri. Kemudian Yesus berkata kepada mereka, “Coba kalian pikir: Menurut hukum Taurat, apa yang boleh kita perbuat pada hari Sabat? Apakah kita diizinkan berbuat baik, atau berbuat jahat? Apakah kita diizinkan menyelamatkan nyawa orang, atau membunuh?” Dia memandang semua orang di sekeliling-Nya, dan akhirnya berkata kepada orang sakit itu, “Luruskan tanganmu ke depan.” Dia melakukannya, dan tangannya pun langsung sembuh menjadi sekuat tangan sebelahnya. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi sangat marah. Kemudian mereka berunding, “Apa yang harus kita lakukan kepada Yesus?” Suatu hari, Yesus pergi ke sebuah bukit untuk berdoa. Sepanjang malam Dia berdoa di sana. Besok paginya, Dia memanggil orang-orang yang biasa mengikuti-Nya, lalu memilih dua belas dari antara mereka untuk menjadi murid-Nya. Dia juga mengangkat mereka sebagai rasul-Nya. Inilah nama-nama mereka: Simon (yang Yesus beri nama baru, yaitu Petrus), dan Andreas saudaranya. Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon (yang pernah mengikuti gerakan perjuangan supaya Israel bebas dari penjajahan Romawi). Yudas anak Yakobus, dan Yudas yang berasal dari desa Kariot (yang kemudian mengkhianati Yesus). Lalu Yesus turun dari bukit itu bersama murid-murid-Nya dan berhenti di suatu tempat yang datar. Sejumlah besar orang yang mengikuti-Nya sudah berada di situ. Banyak juga orang lain yang datang dari seluruh provinsi Yudea, kota Yerusalem, dan daerah pantai di sekitar Tirus dan Sidon. Mereka hendak mendengarkan pengajaran Yesus dan minta disembuhkan dari penyakit-penyakit mereka. Banyak juga orang yang diganggu roh-roh jahat. Dan Yesus menyembuhkan mereka semua. Orang banyak itu berusaha menyentuh Yesus, karena dari diri-Nya keluar kuasa yang bisa membuat mereka sembuh. Yesus memandang para pengikut-Nya dan berkata, “Sungguh diberkati Allah kamu semua yang miskin, karena kamulah yang akan menjadi warga kerajaan Allah. Sungguh diberkati Allah kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dikenyangkan. Sungguh diberkati Allah kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Sungguh diberkati Allah kamu yang dibenci, dihina, ditolak, dan difitnah karena kamu menjadi pengikut Aku, Sang Anak Adam. Waktu kamu dianiaya seperti itu, bersukacitalah dan menarilah dengan gembira, sebab upahmu besar di surga! Karena ingatlah: Nabi-nabi yang hidup di masa lalu juga dianiaya oleh nenek moyang orang-orang yang menganiaya kamu di zaman ini. “Sebaliknya, celakalah kamu semua yang sekarang ini kaya, karena kesenangan seperti yang kamu nikmati di dunia tidak akan kamu rasakan lagi. Celakalah kamu yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan mengalami kelaparan. Celakalah kamu yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Lukas 6:1-25 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

PADA suatu hari Sabat, ketika Yesus sedang berjalan melintasi ladang dengan murid-murid-Nya, mereka memetik bulir-bulir gandum, menggisarnya dengan tangan, lalu memakannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata, “Perbuatan itu melanggar hukum! Murid-murid-Mu menuai gandum, padahal hukum Yahudi melarang orang bekerja pada hari Sabat.” Yesus menyahut, “Tidakkah kalian membaca Kitab Suci? Belum pernahkah kalian membaca apa yang dilakukan oleh Raja Daud, ketika ia dan para pengikutnya merasa lapar? Ia memasuki Bait Allah dan mengambil roti sajian, yang khusus dipersembahkan kepada Tuhan. Bersama dengan para pengikutnya ia memakan roti itu, sungguhpun hal itu melanggar hukum, karena hanya boleh dimakan oleh para imam.” Lalu Yesus menambahkan, “Sedangkan Aku, Anak Manusia, adalah Tuhan, bahkan atas hari Sabat.” Pada hari Sabat yang lain Yesus sedang mengajar di rumah ibadat. Di situ ada seorang laki-laki yang cacat tangan kanannya. Guru-guru agama dan orang-orang Farisi memperhatikan dengan saksama hendak melihat apakah Ia akan menyembuhkan orang tersebut pada hari itu. Mereka ingin sekali mendapat alasan untuk menangkap Dia. Yesus tahu benar akan pikiran mereka! Tetapi Ia berkata kepada orang yang tangannya cacat itu, “Mari, maju dan berdiri di hadapan jemaat, supaya semua orang dapat melihat engkau.” Orang itu menurut. Kemudian Yesus berkata kepada orang-orang Farisi dan guru-guru agama, “Aku ingin bertanya kepada kalian. Manakah yang patut dilakukan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan jiwa atau membinasakannya?” Yesus memandang orang-orang yang ada di sekeliling-Nya, lalu berkata kepada orang cacat itu, “Ulurkanlah tanganmu!” Pada waktu orang itu mengulurkan tangannya, tangannya menjadi sembuh sama sekali. Melihat kejadian itu, musuh-musuh Yesus sangat marah. Lalu mereka bersepakat untuk membunuh Dia. Tidak lama sesudah itu, Yesus pergi ke bukit untuk berdoa. Ia berdoa sepanjang malam. Setelah matahari terbit, Ia memanggil para pengikut-Nya dan memilih dua belas orang dari antara mereka untuk dijadikan murid-murid inti. (Mereka diangkat sebagai “rasul” atau “utusan”-Nya.) Nama mereka ialah: Simon (juga disebut Petrus), Andreas (saudara Simon), Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus (anak Alfeus), Simon (orang Zelot), Yudas (anak Yakobus), Yudas Iskariot (yang kemudian mengkhianati Yesus). Ketika sampai di kaki bukit, Yesus dan para pengikut-Nya berdiri di suatu tempat yang luas dan datar. Mereka dikelilingi oleh pengikut-pengikut yang lain dan oleh orang banyak yang datang dari seluruh Yudea dan Yerusalem dan dari daerah pantai utara Tirus dan Sidon. Mereka ingin mendengarkan Yesus atau ingin disembuhkan. Yesus mengusir setan dari orang-orang yang kerasukan. Semua orang berusaha menjamah Yesus, karena ketika Ia dijamah, kuasa penyembuhan keluar daripada-Nya dan mereka pun sembuh. Kemudian Ia menoleh kepada murid-murid-Nya serta berkata, “Berbahagialah kalian yang miskin, karena Kerajaan Allah adalah milik kalian! Berbahagialah kalian yang sekarang lapar, karena kalian akan dikenyangkan! Betapa besar kebahagiaan yang tersedia bagi kalian yang menangis, karena akan tiba saatnya kalian tertawa gembira! “Berbahagialah kalian jika orang lain membenci kalian dan mengucilkan kalian, dan menghina kalian serta mencemarkan nama kalian karena kalian milik-Ku! Apabila hal itu terjadi, bersukacitalah! Ya, bersorak-soraklah! Karena pahala yang besar menantikan kalian di surga. Kalian akan berada dalam persekutuan orang-orang baik, sebab nabi-nabi zaman dahulu juga diperlakukan demikian. “Tetapi betapa besar dukacita yang akan menimpa orang kaya, karena kebahagiaan mereka hanya di dunia ini saja. Celakalah kalian yang mewah dan makmur sekarang! Masa kelaparan yang hebat menantikan kalian! Celakalah kalian yang gelak tawa sekarang; karena akan menjadi ratap tangis.

Lukas 6:1-25 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Pada suatu hari Sabat, Yesus melewati ladang gandum. Para pengikut-Nya mulai memetik biji gandum. Mereka membersihkan sekamnya, lalu makan gandum itu. Orang Farisi bertanya, “Mengapa kamu lakukan kerjaan ini yang dilarang oleh hukum kita pada hari Sabat?” Yesus menjawab, “Kalian sudah baca apa yang Daud lakukan ketika ia dan mereka yang bersamanya lapar? Daud masuk ke bait Allah, lalu mengambil roti persembahan bagi Allah dan makan roti tersebut. Ia juga memberikan roti itu kepada orang-orang bersamanya. Perbuatan ini melanggar hukum, yang mengatakan bahwa hanya para imam saja yang boleh makan roti.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Pada hari Sabat lainnya, Yesus pergi ke rumah ibadah dan mengajar. Di sana, ada seorang yang tangan kanannya lumpuh. Guru Taurat dan orang Farisi mengamati Yesus dengan seksama. Mereka sedang menunggu untuk lihat kalau Ia akan menyembuhkan pada hari Sabat. Mereka ingin lihat Ia buat kesalahan sehingga mereka bisa menuduh Dia. Tetapi Yesus tahu pikiran mereka. Ia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Bangunlah dan berdirilah di sini supaya semua orang bisa lihat.” Orang itu bangun dan berdiri di sana. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Aku ingin bertanya, perbuatan apakah yang diijinkan hukum pada hari Sabat: berbuat baik atau berbuat jahat? Apakah itu benar untuk menyelamatkan hidup atau untuk menghancurkannya?” Yesus melihat semua orang disekelilingi-Nya dan berkata kepada orang lumpuh itu, “Ulurkan tanganmu!” Orang itu mengulurkan tangannya dan tangannya itu sembuh. Guru Taurat dan orang Farisi menjadi sangat marah sehingga mereka tidak bisa berpikir dengan jernih. Mereka berbicara di antara mereka apa yang bisa mereka lakukan terhadap Yesus. Beberapa hari kemudian, Yesus naik ke bukit untuk berdoa. Ia berada di sana sepanjang malam berdoa kepada Allah. Besok paginya, Ia mengumpulkan pengikut-Nya. Ia memilih dua belas dari antara mereka dan menyebut mereka rasul. Simon, yang Yesus namai Petrus, Andreas, saudara Petrus, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Simon, yang disebut orang Zelot, Yudas, anak Yakobus, dan Yudas Iskariot, yang kemudian mengkhianati Yesus. Yesus bersama para rasul-Nya turun dari gunung. Yesus berdiri di tempat yang datar. Sejumlah besar pengikut-Nya ada di sana. Selain itu, ada banyak orang datang dari seluruh Yudea, Yerusalem dan kota-kota di pantai Tirus dan Sidon. Mereka semua datang untuk mendengar Yesus mengajar dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Ia menyembuhkan mereka yang dirasuki roh-roh jahat. Semua orang berusaha menyentuh Dia, sebab ada kuasa yang keluar dari-Nya. Yesus menyembuhkan mereka semua. Yesus melihat pengikut-Nya dan berkata: “Berkat besar adalah milik kamu yang miskin, Kerajaan Allah adalah milikmu. Berkat besar adalah milik kamu yang lapar saat ini, karena kamu akan dikenyangkan. Berkat besar adalah milik kamu yang sedang menangis, karena kamu akan bahagia dan tertawa. Orang akan membencimu karena kamu adalah milik Anak Manusia. Mereka akan membuatmu meninggalkan kelompok mereka. Mereka akan menghinamu, dan bahkan untuk menyebut namamu pun adalah salah. Apabila semuanya ini terjadi, ketahuilah bahwa berkat besar akan menjadi milikmu. Berbahagialah kamu saat itu dan menarilah dengan sukacita, sebab upahmu besar di surga. Nenek moyang mereka melakukan hal-hal yang sama terhadap para nabi. Tetapi celakalah bagimu yang kaya, karena kamu telah menikmati hidup yang enak. Celakalah bagimu yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan menjadi lapar. Celakalah bagimu yang saat ini sedang tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Lukas 6:1-25 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: ”Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Lalu Yesus menjawab mereka: ”Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?” Kata Yesus lagi kepada mereka: ”Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: ”Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: ”Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: ”Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: ”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.

Lukas 6:1-25 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus lewat sebuah ladang gandum, pengikut-pengikut-Nya memetik gandum. Mereka menggosok gandum itu dengan tangan, lalu memakannya. Beberapa orang Farisi berkata, “Mengapa kalian melanggar hukum-hukum agama kita dengan melakukan yang dilarang pada hari Sabat?” Yesus menjawab, “Belum pernahkah kalian membaca tentang yang dilakukan Daud, ketika ia dan orang-orangnya lapar? Ia masuk ke dalam Rumah Tuhan dan mengambil roti yang sudah dipersembahkan kepada Allah, lalu memakannya. Kemudian diberikannya juga roti itu kepada orang-orangnya. Padahal menurut hukum agama kita, imam-imam saja yang boleh makan roti itu.” Lalu Yesus berkata, “Anak Manusia berkuasa atas hari Sabat!” Pada suatu hari Sabat yang lain, Yesus pergi mengajar di rumah ibadat. Di situ ada orang yang tangannya lumpuh sebelah. Beberapa guru agama dan orang Farisi mau mencari kesalahan Yesus supaya bisa mengadukan Dia. Jadi mereka terus memperhatikan apakah Ia akan menyembuhkan orang pada hari Sabat. Tetapi Yesus tahu pikiran mereka. Maka Ia berkata kepada orang yang tangannya lumpuh itu, “Mari berdiri di sini di depan!” Orang itu bangun, lalu berdiri di situ. Kemudian Yesus bertanya kepada orang-orang yang ada di situ, “Menurut agama, kita boleh berbuat apa pada hari Sabat? Berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau mencelakakan?” Yesus melihat sekeliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang itu, “Ulurkanlah tanganmu.” Orang itu mengulurkan tangannya, dan tangannya pun sembuh. Tetapi guru-guru agama dan orang-orang Farisi itu marah sekali, dan mulai berunding mengenai apa yang dapat mereka lakukan terhadap Yesus. Pada waktu itu Yesus naik ke sebuah bukit untuk berdoa. Di situ Ia berdoa kepada Allah sepanjang malam. Ketika hari sudah terang, Ia memanggil pengikut-pengikut-Nya, lalu memilih dua belas orang dari mereka. Ia menamakan kedua belas orang itu rasul-rasul. Mereka adalah: Simon (yang disebut-Nya juga Petrus), dan Andreas saudara Simon; Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon (yang disebut Patriot), Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Kemudian Yesus turun dari bukit itu bersama-sama dengan rasul-rasul itu, lalu berhenti dan berdiri di suatu tempat yang datar. Di situ ada juga sejumlah besar pengikut-pengikut-Nya yang lain dan banyak orang yang datang dari mana-mana di seluruh Yudea, Yerusalem, dan kota-kota Tirus dan Sidon yang di tepi laut. Mereka datang untuk mendengar Yesus, dan untuk disembuhkan dari penyakit-penyakit mereka. Mereka yang kemasukan roh jahat datang juga dan disembuhkan. Semua orang berusaha menjamah Yesus, karena ada kuasa yang keluar dari diri-Nya yang menyembuhkan mereka semua. Yesus memandang pengikut-pengikut-Nya lalu berkata, “Berbahagialah kalian orang-orang miskin, karena kalian adalah anggota umat Allah! Berbahagialah kalian yang lapar sekarang; kalian akan dikenyangkan! Berbahagialah kalian yang menangis sekarang; kalian akan tertawa! Berbahagialah kalian kalau dibenci, ditolak, dihina dan difitnah oleh karena Anak Manusia! Nabi-nabi pada zaman dahulu diperlakukan begitu juga. Kalau hal itu terjadi hendaklah kalian bersenang hati dan menari dengan gembira, sebab besarlah upah yang tersedia untuk kalian di surga. Tetapi celakalah kalian yang kaya sekarang ini; sebab kalian sudah mengalami kenikmatan! Celakalah kalian yang kenyang sekarang ini; sebab kalian akan kelaparan! Celakalah kalian yang tertawa sekarang ini; sebab kalian akan bersedih hati dan menangis!