Lukas 4:14-44

Lukas 4:14-44 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: ”Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: ”Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: ”Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: ”Diam, keluarlah dari padanya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: ”Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu. Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itu pun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: ”Engkau adalah Anak Allah.” Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias. Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.

Lukas 4:14-44 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Kemudian Yesus— yang penuh dengan kuasa Roh Kudus— kembali ke Galilea. Berita tentang Dia tersebar ke seluruh daerah itu. Yesus mengajar di rumah-rumah pertemuan orang Yahudi yang ada di sana, dan semua orang memuji-muji Dia karena pelayanan-Nya. Kemudian Yesus pergi ke kampung Nazaret, tempat Dia dibesarkan. Seperti kebiasaan-Nya, Dia pergi ke rumah pertemuan pada hari Sabat. Lalu Dia diberi kesempatan berdiri di hadapan jemaat untuk membacakan Firman Allah. Gulungan kitab yang diberikan kepada-Nya berisi tulisan Nabi Yesaya. Kemudian Yesus membuka gulungan kitab itu dan membacakan bagian ini, “Roh TUHAN ada pada-Ku, sebab Dia sudah melantik Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang miskin. Kepada orang yang hilang pengharapan, Aku diutus untuk memulihkan hati mereka. Kepada para tawanan, Aku diutus untuk memberitakan, ‘Kamu dibebaskan!’ Kepada orang-orang buta, Aku diutus untuk membuat mereka melihat kembali, dan kepada orang-orang yang tertindas, Aku diutus untuk membebaskan mereka. TUHAN juga mengutus Aku untuk mengumumkan: ‘Sekaranglah waktu yang dijanjikan Allah untuk menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita!’” Kemudian Yesus menggulung kitab itu dan mengembalikannya kepada petugas, lalu Dia duduk. Setiap orang yang hadir di rumah pertemuan itu memperhatikan-Nya dengan serius. Lalu Dia mulai berbicara kepada mereka, kata-Nya, “Hari ini, nubuatan dalam nas itu ditepati ketika kalian mendengar Aku membacanya.” Awalnya semua orang mengatakan hal-hal yang baik tentang Yesus. Ada yang berpendapat, “Setiap ajarannya sangat bagus dan enak didengar.” Ada juga yang heran dan berkata, “Wah, bagaimana mungkin anak Yusuf bisa mengajar seperti ini?!” Kemudian Dia berkata kepada mereka, “Tentu kalian akan mengatakan kepada-Ku pepatah ini, ‘Dokter seharusnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri.’ Artinya kalian bermaksud mengatakan, ‘Kami mendengar bahwa kamu melakukan berbagai keajaiban di Kapernaum. Lakukanlah juga seperti itu di sini, di kampungmu sendiri.’” Lalu Yesus berkata, “Aku menegaskan kepadamu: Tidak ada nabi yang dihargai di kampung halamannya sendiri. Dan hal ini juga sungguh benar: Pada zaman Nabi Elia, ketika hujan tidak turun selama tiga tahun enam bulan dan terjadi bencana kelaparan di seluruh negeri ini, ada banyak janda di Israel. Tetapi Elia tidak diutus menolong satu pun janda di negeri dan bangsanya sendiri, melainkan hanya kepada seorang janda di desa Sarfat dekat kota Sidon. Dan pada zaman Nabi Elisa, banyak orang yang sakit kusta di Israel. Namun Elisa tidak menyembuhkan seorang pun dari antara mereka, tetapi hanya Naaman, orang dari negeri Siria.” Ketika orang-orang di rumah pertemuan itu mendengar perkataan Yesus, mereka sadar bahwa Dia menolak untuk membuat keajaiban bagi mereka, sehingga mereka menjadi sangat marah. Kemudian mereka berdiri dan mengusir-Nya dari kampung Nazaret itu, yang dibangun di atas bukit. Jadi mereka menggiring Dia sampai ke pinggir jurang dan mau menjatuhkan-Nya dari situ. Tetapi Yesus melewati mereka begitu saja lalu pergi. Yesus pergi ke kota Kapernaum di provinsi Galilea. Pada hari Sabat Dia mengajar orang-orang di rumah pertemuan yang ada di situ. Ketika mendengar ajaran-Nya, mereka terheran-heran karena Dia berbicara seperti seorang penguasa yang mempunyai hak untuk memerintah. Di rumah pertemuan itu ada seorang laki-laki yang dikuasai roh jahat. Dia berteriak keras-keras, “Hai Yesus orang Nazaret! Jangan ganggu kami! Apakah kamu datang untuk membinasakan kami?! Saya sudah tahu siapa kamu! Kamu adalah utusan yang suci dari Allah!” Yesus langsung membentak roh jahat itu, kata-Nya, “Diam! Keluar dari orang ini!” Kemudian roh jahat itu membanting orang itu ke lantai di hadapan orang-orang yang ada di rumah pertemuan, lalu keluar tanpa menyakitinya. Semua orang yang ada di situ sangat heran dan berkata satu sama lain, “Wah! Ajaran Yesus luar biasa sekali! Seperti raja yang memberi perintah dengan penuh kuasa, Yesus menyuruh roh-roh jahat keluar, dan mereka pun keluar.” Maka tersebarlah berita tentang Yesus ke seluruh daerah itu. Yesus meninggalkan rumah pertemuan itu dan masuk ke rumah Petrus. Saat itu ibu mertua Petrus sedang demam tinggi, dan mereka memohon supaya Yesus menyembuhkannya. Lalu Yesus berdiri di samping ibu itu dan berkata dengan tegas, “Sembuhlah!” Saat itu juga demamnya langsung hilang, kemudian dia bangun dan melayani mereka. Ketika matahari mulai terbenam, banyak orang di kota itu berdatangan kepada Yesus membawa anggota keluarga mereka yang sakit. Dia menyembuhkan semua orang sakit itu dari penyakit apa pun yang mereka derita dengan meletakkan tangan-Nya pada masing-masing orang. Selain itu, banyak juga orang yang dikuasai setan. Dan atas perintah Yesus, roh-roh jahat itu meninggalkan setiap orang yang mereka kuasai sambil berteriak, “Engkau adalah Anak Allah!” Tetapi dengan tegas Yesus menegur mereka. Dia tidak mengizinkan mereka berbicara karena mereka tahu bahwa Dia adalah Kristus. Besok paginya, Yesus pergi ke tempat yang sepi, tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika mereka menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia supaya tidak pergi dari kota itu. Tetapi kata Yesus, “Aku harus memberitakan Kabar Baik tentang kerajaan Allah ke kota-kota lain juga, karena untuk itulah Aku diutus ke dunia ini.” Jadi pergilah Dia dan memberitakan Kabar Baik di rumah-rumah pertemuan di provinsi Galilea.

Lukas 4:14-44 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Kemudian Yesus kembali ke Galilea, penuh dengan kuasa Roh Kudus. Dengan cepat sekali Ia menjadi terkenal di seluruh daerah itu karena khotbah-khotbah-Nya di rumah-rumah ibadat. Semua orang memuji Dia. Ketika Ia datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan, Ia pergi ke rumah ibadat pada hari Sabat sebagaimana biasa. Ia berdiri membacakan Kitab Suci. Kepada-Nya diberikan Kitab Nabi Yesaya, dan Ia membukanya pada ayat yang berbunyi: “Roh TUHAN ada di atas-Ku; Ia telah mengurapi Aku untuk mengabarkan Berita Kesukaan kepada yang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk memaklumkan bahwa yang tertawan akan dibebaskan, yang buta akan melihat, dan yang tertindas akan dibebaskan dari para penindas, dan waktu TUHAN menunjukkan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya telah datang.” Ia menutup kitab itu dan menyerahkannya kembali kepada petugas, lalu duduk. Semua yang hadir di rumah ibadat itu memandang Dia dengan penuh perhatian. Ia berkata kepada mereka, “Pada hari ini ayat-ayat itu sudah digenapi!” Semua yang ada di situ memuji Dia dan terpesona oleh kata-kata indah yang diucapkan-Nya. “Bagaimana hal ini bisa terjadi?” kata mereka. “Bukankah Ia anak Yusuf?” Kemudian Yesus berkata, “Mungkin kalian akan melontarkan pepatah ini kepada-Ku, ‘Dokter, sembuhkanlah dirimu,’ yang maksudnya, ‘Apa sebabnya Engkau tidak mengadakan mukjizat di sini, di kampung halaman-Mu sendiri, seperti yang Kauadakan di Kapernaum?’ Tetapi dengan sungguh-sungguh Aku berkata kepada kalian, bahwa tidak ada nabi yang diterima di negerinya sendiri. Misalnya, ingat saja akan Nabi Elia. Pada waktu tidak ada hujan selama tiga setengah tahun dan bahaya kelaparan menimpa seluruh negeri, ia mengadakan mukjizat untuk menolong janda dari Sarfat, orang asing dari Tanah Sidon. Padahal banyak janda orang Yahudi yang memerlukan pertolongan. Atau ingatlah akan Nabi Elisa. Yang disembuhkannya bukan orang-orang Yahudi penderita penyakit kusta yang memerlukan pertolongan, melainkan Naaman, orang Siria.” Kata-kata ini menimbulkan amarah mereka. Beramai-ramai mereka menghalau serta mendesak Dia ke tebing bukit di mana kota itu dibangun, dengan maksud menjerumuskan Dia. Tetapi Ia berjalan melalui orang banyak itu dan meninggalkan mereka. Kemudian Ia pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea. Di situ setiap hari Sabat Ia berkhotbah di rumah ibadat. Orang-orang di situ takjub mendengar pengajaran-Nya, karena Ia berbicara sebagai seseorang yang berkuasa. Pada suatu hari ketika Yesus sedang mengajar di rumah ibadat, ada orang yang kerasukan setan berseru-seru kepada-Nya, “Pergilah, hai Yesus dari Nazaret! Kami tidak mau berurusan dengan Engkau. Engkau datang untuk membinasakan kami. Aku tahu siapa Engkau. Engkau adalah Anak Allah yang kudus.” Yesus membentak dia. “Diam!” kata-Nya. “Keluarlah engkau dari orang itu!” Dengan disaksikan oleh orang banyak, setan itu membanting orang itu ke lantai, lalu pergi tanpa menyakiti dia. Orang banyak takjub serta bertanya, “Kuasa apakah yang ada dalam kata-kata Orang ini, sehingga setan-setan pun menaati perintah-Nya dan keluar?” Berita tentang segala perbuatan-Nya itu dengan cepat tersiar ke seluruh daerah itu. Setelah meninggalkan rumah ibadat, Yesus pergi ke rumah Simon. Ia mendapati ibu mertua Simon sedang terbaring karena demam. “Tolong sembuhkan dia,” semua orang memohon. Yesus berdiri di sisi pembaringan dan membentak demam itu. Seketika itu juga suhu tubuh wanita itu kembali normal, lalu ia bangkit dan menyiapkan makanan untuk mereka. Pada waktu matahari terbenam petang itu, semua orang yang sakit di desa itu, apa pun penyakitnya, dibawa kepada Yesus dan sentuhan tangan-Nya menyembuhkan mereka semua! Ada beberapa orang yang dirasuk setan, tetapi atas perintah-Nya setan-setan itu pun keluar. Mereka berseru, “Engkau Anak Allah!” Tetapi Yesus melarang setan-setan itu berkata-kata, karena mereka mengetahui bahwa Ia adalah Kristus. Keesokan harinya pagi-pagi sekali Ia pergi ke tempat yang sunyi. Orang banyak mencari-cari Dia dan ketika mereka menjumpai-Nya, mereka memohon agar Ia tidak meninggalkan mereka, melainkan menetap di Kapernaum. Tetapi Ia menjawab, “Ke tempat-tempat lain pun Aku harus mengabarkan Berita Kesukaan tentang Kerajaan Allah, karena untuk itulah Aku diutus.” Demikianlah Ia pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk berkhotbah di rumah-rumah ibadat di seluruh Yudea.

Lukas 4:14-44 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Yesus kembali ke Galilea dengan kuasa Roh Kudus. Berita tentang Dia tersebar ke seluruh daerah sekitar Galilea. Ia mulai mengajar di rumah-rumah ibadah, dan semua orang memuji-Nya. Kemudian Yesus pergi ke Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, Ia pergi ke rumah ibadah sebagaimana Ia selalu lakukan. Ia berdiri untuk membaca. Kitab Nabi Yesaya diberikan kepada-Nya. Ia membuka buku itu dan menemukan bagian di mana tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku. Ia telah memilih Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin. Ia mengutus Aku untuk memberitakan kebebasan kepada orang tahanan, dan memberitahukan orang buta bahwa mereka bisa melihat lagi. Ia mengutus Aku untuk membebaskan mereka yang tertindas dan, untuk mengumumkan bahwa waktu Tuhan sudah tiba untuk menunjukkan kemurahan-Nya.” Yesus menutup buku itu, mengembalikan kepada petugas, lalu duduk. Sementara semua orang di dalam rumah ibadah memperhatikan Dia, Ia mulai berbicara kepada mereka. Ia berkata, “Sewaktu kalian mendengar pembacaan Kitab Suci tersebut beberapa saat lalu, semuanya benar-benar sudah terpenuhi!” Semua orang di sana mengatakan mereka senang akan apa yang Yesus katakan. Mereka heran mendengar kata-kata mengagumkan yang Ia katakan. Mereka berkata, “Bagaimana ini mungkin? Bukankah Ia anak Yusuf?” Yesus berkata mereka, “Aku tahu kamu akan menyebutkan ungkapan ini kepada-Ku: ‘Dokter, sembuhkan diri-Mu sendiri.’ Kalian mau bilang, ‘Kami telah mendengar tentang berbagai hal yang Engkau perbuat di kota Kapernaum. Buatlah hal yang sama di kota asal-Mu sendiri!’” Kemudian Ia berkata, “Ketahuilah, tidak ada nabi yang dihargai di kota asalnya sendiri. Selama masa Nabi Elia, tidak ada hujan selama tiga setengah tahun. Tidak ada makanan di mana-mana di seluruh negeri itu. Banyak sekali janda di Israel pada waktu itu. Tetapi kenyataannya, Elia tidak dikirim kepada salah satu janda pun di Israel. Ia justru diutus ke seorang janda di Sarfat, suatu kota dekat Sidon. Dan banyak orang yang menderita penyakit kulit yang mengerikan di Israel selama masa Nabi Elisa. Tetapi tidak seorangpun dari mereka yang disembuhkan; selain Naaman. Dan ia berasal dari daerah Siria, bukan orang Israel.” Ketika orang-orang di dalam rumah ibadah mendengar ini, mereka menjadi sangat marah. Mereka berdiri dan mengusir Yesus dari kota itu. Kota mereka terletak di atas bukit. Mereka membawa Yesus ke tepi bukit untuk membuang-Nya. Tetapi Yesus berjalan di tengah-tengah orang-orang dan pergi. Lalu Yesus pergi ke Kapernaum, kota di Galilea. Pada hari Sabat, Ia mengajar orang-orang. Mereka kagum akan ajaran-Nya sebab Ia berbicara dengan penuh kuasa. Di rumah ibadah itu ada seorang laki-laki yang kerasukan roh jahat. Orang itu mulai berteriak dengan kerasnya, “Yesus dari Nazaret! Apa yang Engkau inginkan dengan kami? Apakah Engkau datang untuk membinasakan kami? Aku tahu siapakah Engkau! Engkaulah Allah Yang Kudus.” Tetapi Yesus memperingatinya, “Diam dan keluarlah dari orang ini!” Roh jahat itu membanting orang itu ke tanah di depan semua orang. Lalu roh jahat itu meninggalkan orang itu tanpa melukainya. Mereka semua kagum. Mereka berkata, “Apa arti semua ini? Dengan wibawa dan kuasa, Ia perintahkan roh-roh jahat dan mereka keluar.” Maka berita tentang Yesus tersebar ke mana-mana di seluruh daerah itu. Yesus meninggalkan rumah ibadah itu dan pergi ke rumah Simon. Ibu mertua Simon menderita sakit demam tinggi. Mereka minta Yesus untuk menyembuhkan dia. Yesus berdiri dekat ibu mertua Simon dan mengusir demam keluar darinya. Demam itu pun hilang, dan ibu itu bangun dan mulai melayani mereka. Ketika matahari mulai terbenam, orang-orang membawa sanak saudara mereka yang sakit kepada Yesus. Orang-orang itu menderita berbagai jenis penyakit. Yesus meletakkan tangan-Nya di atas setiap orang sakit dan menyembuhkan mereka semua. Roh-roh jahat juga diusir dari orang-orang. Ketika keluar, roh-roh jahat itu berteriak, “Engkau adalah Anak Allah.” Tetapi Yesus memperingatkan roh-roh jahat supaya tidak berbicara, sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Kristus. Keesokan harinya Yesus pergi ke suatu tempat supaya Ia bisa menyendiri. Orang-orang terus mencari-Nya. Ketika mereka menemukan Dia, mereka berusaha menghalangi Dia supaya tidak pergi. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Aku harus memberitakan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah ke kota-kota lain juga. Karena untuk itulah Aku diutus.” Kemudian Yesus menyampaikan Kabar Baik di rumah-rumah ibadah di Yudea.

Lukas 4:14-44 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Kemudian Yesus kembali ke Galilea; dan Ia dikuasai oleh Roh Allah. Berita mengenai diri-Nya tersebar ke seluruh daerah itu. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat, dan semua orang memuji Dia. Yesus pergi pula ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, menurut kebiasaan-Nya Ia pergi ke rumah ibadat. Ia berdiri untuk membaca Alkitab, dan diberi buku Nabi Yesaya. Ia membuka gulungan buku itu, lalu didapati-Nya ayat ini, “Roh Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia sudah melantik Aku untuk memberitakan Kabar Baik kepada orang miskin. Ia mengutus Aku untuk mengumumkan pembebasan kepada orang tertawan dan kesembuhan bagi orang buta; untuk membebaskan orang tertindas dan memberitakan datangnya saat Tuhan menyelamatkan umat-Nya.” Yesus menggulung kembali buku itu, dan mengembalikannya kepada petugas, lalu duduk. Semua orang di dalam rumah ibadat itu memandang-Nya. Dan Yesus mulai berbicara kepada mereka, begini, “Ayat-ayat Alkitab ini pada hari ini terpenuhi pada saat kalian mendengarnya.” Kata-kata yang diucapkan-Nya bagus sekali, sehingga mereka kagum dan menyokong Dia. Mereka berkata, “Bukankah Dia anak Yusuf?” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Pasti kalian akan memakai peribahasa ini terhadap Aku, ‘Dokter, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Keajaiban yang kami dengar Kaulakukan di Kapernaum, lakukanlah juga di kampung halaman-Mu sendiri.’ ” Yesus menambahkan, “Ingatlah, tidak ada nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri. Tetapi dengarlah: pada zaman Elia, ketika tidak turun hujan tiga setengah tahun lamanya, terjadi kelaparan yang hebat di seluruh negeri. Pada waktu itu ada banyak janda-janda di Israel. Meskipun begitu, Allah tidak menyuruh Elia pergi kepada salah satu dari janda-janda itu melainkan hanya kepada seorang janda di Sarfat di daerah Sidon. Begitu juga pada zaman Nabi Elisa ada banyak orang di Israel berpenyakit kulit yang mengerikan, namun tidak seorang pun dari mereka yang disembuhkan, kecuali Naaman orang Siria itu.” Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali waktu mendengar hal itu. Mereka berdiri lalu mengusir Yesus ke luar kota, dan membawa-Nya ke tebing gunung, di mana kota mereka dibangun. Mereka bermaksud mendorong Dia ke dalam jurang. Tetapi Yesus menerobos orang banyak itu lalu pergi. Kemudian Yesus pergi ke kota Kapernaum di Galilea. Di sana Ia mengajar orang-orang pada hari Sabat. Mereka kagum melihat caranya Ia mengajar, sebab Ia berbicara dengan wibawa. Di situ di rumah ibadat ada seorang yang dikuasai roh jahat. Orang itu menjerit-jerit, “Hai Yesus, orang Nazaret, Engkau mau buat apa dengan kami? Engkau datang untuk membinasakan kami? Saya tahu siapa Engkau: Engkau utusan yang suci dari Allah!” “Diam!” bentak Yesus kepada roh jahat itu. “Keluarlah dari orang ini!” Lalu roh jahat itu membanting orang itu di hadapan mereka semua, kemudian keluar dari orang itu tanpa menyakitinya. Semua orang heran, dan berkata satu sama lain, “Bukan main kata-kata-Nya. Dengan wibawa dan kuasa, Ia memerintahkan roh-roh jahat keluar, dan mereka keluar juga!” Maka kabar tentang Yesus tersebar di seluruh wilayah itu. Yesus meninggalkan rumah ibadat itu, lalu pergi ke rumah Simon. Ibu mertua Simon sedang sakit demam, dan orang-orang memberitahukan hal itu kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat tidur ibu itu, lalu mengusir demam itu. Demam itu hilang, dan ibu mertua Simon langsung bangun dan melayani mereka. Ketika matahari sedang terbenam, semua orang membawa kepada Yesus saudara-saudaranya yang menderita bermacam-macam penyakit. Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Roh-roh jahat pun keluar dari banyak orang, sambil berteriak-teriak, “Engkaulah Anak Allah!” Tetapi Yesus membentak mereka dan tidak mengizinkan mereka berbicara, sebab mereka tahu bahwa Dialah Raja Penyelamat. Pada waktu matahari mulai terbit Yesus meninggalkan kota itu lalu pergi ke suatu tempat yang sunyi. Orang-orang mulai mencari Dia, dan ketika mereka menemukan-Nya, mereka berusaha supaya Ia jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata, “Kabar Baik tentang bagaimana Allah memerintah harus Aku beritakan juga di kota-kota lain, sebab untuk itulah Allah mengutus Aku ke dunia.” Karena itu Yesus berkhotbah di dalam rumah-rumah ibadat di seluruh negeri Yudea.