Lukas 4:1-30

Lukas 4:1-30 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Waktu Yesus meninggalkan sungai Yordan, Roh Allah sudah memenuhi Dia. Roh Allah itu memimpin-Nya untuk pergi dan tinggal di padang belantara selama empat puluh hari. Di situlah Yesus dicobai oleh iblis. Sepanjang waktu itu Dia tidak makan sama sekali, sehingga akhirnya Dia sangat lapar. Lalu iblis berkata kepada-Nya, “Bukankah kamu Anak Allah? Ubahlah batu ini menjadi roti!” Yesus menjawab, “Dalam Kitab Suci tertulis, ‘Kehidupan manusia tidak bergantung pada roti saja, melainkan pada setiap perkataan yang diucapkan oleh Allah.’” Kemudian dalam sekejap iblis membawa Yesus ke gunung yang tinggi dan menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan di dunia. Iblis berkata kepada-Nya, “Aku akan memberikan segala kekuasaan dan kemuliaan dari tiap kerajaan itu kepada-Mu. Karena semuanya sudah diberikan kepadaku, maka aku bisa memberikannya kepada siapa saja yang aku mau. Jadi kalau kamu sujud menyembahku sekarang, semua itu akan menjadi milikmu.” Yesus menjawabnya, “Pergi dari hadapan-Ku, Satanas! Di dalam Kitab Suci tertulis, ‘Sembahlah TUHAN Allahmu, dan Dia sajalah yang harus kamu layani.’” Selanjutnya iblis mengangkat Yesus ke Yerusalem dalam waktu singkat dan menempatkan Dia di puncak rumah Allah. Katanya, “Kalau kamu benar-benar Anak Allah, lompatlah ke bawah! Karena dalam Kitab Suci tertulis, ‘Allah akan menyuruh para malaikat untuk menjagamu.’ Dan juga dikatakan, ‘Tangan mereka akan memegangmu, sehingga kakimu tidak sampai kena batu.’” Tetapi jawab Yesus kepadanya, “Dalam Kitab Suci juga tertulis, ‘Janganlah kamu mencobai TUHAN Allahmu.’” Sesudah iblis selesai mencobai Yesus dengan berbagai cara, dia pun pergi meninggalkan-Nya dan menunggu kesempatan lain. Kemudian Yesus— yang penuh dengan kuasa Roh Kudus— kembali ke Galilea. Berita tentang Dia tersebar ke seluruh daerah itu. Yesus mengajar di rumah-rumah pertemuan orang Yahudi yang ada di sana, dan semua orang memuji-muji Dia karena pelayanan-Nya. Kemudian Yesus pergi ke kampung Nazaret, tempat Dia dibesarkan. Seperti kebiasaan-Nya, Dia pergi ke rumah pertemuan pada hari Sabat. Lalu Dia diberi kesempatan berdiri di hadapan jemaat untuk membacakan Firman Allah. Gulungan kitab yang diberikan kepada-Nya berisi tulisan Nabi Yesaya. Kemudian Yesus membuka gulungan kitab itu dan membacakan bagian ini, “Roh TUHAN ada pada-Ku, sebab Dia sudah melantik Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang miskin. Kepada orang yang hilang pengharapan, Aku diutus untuk memulihkan hati mereka. Kepada para tawanan, Aku diutus untuk memberitakan, ‘Kamu dibebaskan!’ Kepada orang-orang buta, Aku diutus untuk membuat mereka melihat kembali, dan kepada orang-orang yang tertindas, Aku diutus untuk membebaskan mereka. TUHAN juga mengutus Aku untuk mengumumkan: ‘Sekaranglah waktu yang dijanjikan Allah untuk menunjukkan kebaikan hati-Nya kepada kita!’” Kemudian Yesus menggulung kitab itu dan mengembalikannya kepada petugas, lalu Dia duduk. Setiap orang yang hadir di rumah pertemuan itu memperhatikan-Nya dengan serius. Lalu Dia mulai berbicara kepada mereka, kata-Nya, “Hari ini, nubuatan dalam nas itu ditepati ketika kalian mendengar Aku membacanya.” Awalnya semua orang mengatakan hal-hal yang baik tentang Yesus. Ada yang berpendapat, “Setiap ajarannya sangat bagus dan enak didengar.” Ada juga yang heran dan berkata, “Wah, bagaimana mungkin anak Yusuf bisa mengajar seperti ini?!” Kemudian Dia berkata kepada mereka, “Tentu kalian akan mengatakan kepada-Ku pepatah ini, ‘Dokter seharusnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri.’ Artinya kalian bermaksud mengatakan, ‘Kami mendengar bahwa kamu melakukan berbagai keajaiban di Kapernaum. Lakukanlah juga seperti itu di sini, di kampungmu sendiri.’” Lalu Yesus berkata, “Aku menegaskan kepadamu: Tidak ada nabi yang dihargai di kampung halamannya sendiri. Dan hal ini juga sungguh benar: Pada zaman Nabi Elia, ketika hujan tidak turun selama tiga tahun enam bulan dan terjadi bencana kelaparan di seluruh negeri ini, ada banyak janda di Israel. Tetapi Elia tidak diutus menolong satu pun janda di negeri dan bangsanya sendiri, melainkan hanya kepada seorang janda di desa Sarfat dekat kota Sidon. Dan pada zaman Nabi Elisa, banyak orang yang sakit kusta di Israel. Namun Elisa tidak menyembuhkan seorang pun dari antara mereka, tetapi hanya Naaman, orang dari negeri Siria.” Ketika orang-orang di rumah pertemuan itu mendengar perkataan Yesus, mereka sadar bahwa Dia menolak untuk membuat keajaiban bagi mereka, sehingga mereka menjadi sangat marah. Kemudian mereka berdiri dan mengusir-Nya dari kampung Nazaret itu, yang dibangun di atas bukit. Jadi mereka menggiring Dia sampai ke pinggir jurang dan mau menjatuhkan-Nya dari situ. Tetapi Yesus melewati mereka begitu saja lalu pergi.

Lukas 4:1-30 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: ”Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya: ”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.” Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: ”Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: ”Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus menjawabnya, kata-Nya: ”Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: ”Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: ”Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: ”Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: ”Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Lukas 4:1-30 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

KEMUDIAN Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, meninggalkan Sungai Yordan dan dibawa oleh Roh ke gurun tandus di Yudea. Di situ Ia dicobai oleh Iblis selama empat puluh hari. Selama itu Ia tidak makan apa-apa, sehingga Ia merasa sangat lapar. Iblis berkata, “Kalau Engkau Anak Allah, ubahlah batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menyahut, “Dalam Kitab Suci tertulis, ‘Orang tidak hanya hidup dari roti saja.’ ” Lalu Iblis membawa Yesus naik dan untuk sesaat lamanya memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Iblis itu berkata kepada-Nya, “Asal Engkau mau berlutut menyembah aku, maka semua kerajaan yang indah ini dengan segala kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, karena semua ini milikku dan dapat kuberikan kepada siapa saja sesuka hatiku.” Yesus menjawab, “Dalam Kitab Suci tertulis, “ ‘Yang harus disembah hanyalah Tuhan Allah. Hanya Dialah yang harus ditaati.’ ” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem ke atas atap Bait Allah dan berkata, “Kalau Engkau Anak Allah, loncatlah ke bawah! Karena Kitab Suci berkata, “ ‘Allah menyuruh malaikat-malaikat-Nya melindungi-Mu; mereka akan mengangkat-Mu dengan tangan mereka, supaya Engkau tidak tersentuh pada batu-batu di bawah itu!’ ” Yesus menjawab, “Dalam Kitab Suci juga dikatakan, ‘Janganlah mencobai Tuhan Allahmu.’ ” Setelah Iblis mengakhiri pencobaannya, ia meninggalkan Yesus untuk sementara waktu. Kemudian Yesus kembali ke Galilea, penuh dengan kuasa Roh Kudus. Dengan cepat sekali Ia menjadi terkenal di seluruh daerah itu karena khotbah-khotbah-Nya di rumah-rumah ibadat. Semua orang memuji Dia. Ketika Ia datang ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan, Ia pergi ke rumah ibadat pada hari Sabat sebagaimana biasa. Ia berdiri membacakan Kitab Suci. Kepada-Nya diberikan Kitab Nabi Yesaya, dan Ia membukanya pada ayat yang berbunyi: “Roh TUHAN ada di atas-Ku; Ia telah mengurapi Aku untuk mengabarkan Berita Kesukaan kepada yang miskin; Ia telah mengutus Aku untuk memaklumkan bahwa yang tertawan akan dibebaskan, yang buta akan melihat, dan yang tertindas akan dibebaskan dari para penindas, dan waktu TUHAN menunjukkan belas kasihan-Nya kepada umat-Nya telah datang.” Ia menutup kitab itu dan menyerahkannya kembali kepada petugas, lalu duduk. Semua yang hadir di rumah ibadat itu memandang Dia dengan penuh perhatian. Ia berkata kepada mereka, “Pada hari ini ayat-ayat itu sudah digenapi!” Semua yang ada di situ memuji Dia dan terpesona oleh kata-kata indah yang diucapkan-Nya. “Bagaimana hal ini bisa terjadi?” kata mereka. “Bukankah Ia anak Yusuf?” Kemudian Yesus berkata, “Mungkin kalian akan melontarkan pepatah ini kepada-Ku, ‘Dokter, sembuhkanlah dirimu,’ yang maksudnya, ‘Apa sebabnya Engkau tidak mengadakan mukjizat di sini, di kampung halaman-Mu sendiri, seperti yang Kauadakan di Kapernaum?’ Tetapi dengan sungguh-sungguh Aku berkata kepada kalian, bahwa tidak ada nabi yang diterima di negerinya sendiri. Misalnya, ingat saja akan Nabi Elia. Pada waktu tidak ada hujan selama tiga setengah tahun dan bahaya kelaparan menimpa seluruh negeri, ia mengadakan mukjizat untuk menolong janda dari Sarfat, orang asing dari Tanah Sidon. Padahal banyak janda orang Yahudi yang memerlukan pertolongan. Atau ingatlah akan Nabi Elisa. Yang disembuhkannya bukan orang-orang Yahudi penderita penyakit kusta yang memerlukan pertolongan, melainkan Naaman, orang Siria.” Kata-kata ini menimbulkan amarah mereka. Beramai-ramai mereka menghalau serta mendesak Dia ke tebing bukit di mana kota itu dibangun, dengan maksud menjerumuskan Dia. Tetapi Ia berjalan melalui orang banyak itu dan meninggalkan mereka.

Lukas 4:1-30 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Setelah dipenuhi oleh Roh Kudus, Yesus kembali dari sungai Yordan. Dan Roh Kudus menuntun-Nya ke padang belantara selama 40 hari, di mana Ia dicobai Iblis. Selama itu Yesus tidak makan apa-apa, dan setelah itu Ia sangat lapar. Iblis berkata kepada-Nya, “Jika Engkau adalah Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti!” Yesus menjawab, “Kitab suci berkata, ‘Manusia tidak hidup hanya dari roti.’” Kemudian Iblis menuntun Yesus ke tempat tinggi dan menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan di dunia dalam sekejap mata. Iblis berkata kepada-Nya, “Aku akan membuat Engkau raja atas semua tempat tersebut. Engkau akan berkuasa atas mereka, dan Engkau akan mendapat semua kemuliaan ini. Semuanya ini sudah diberikan kepadaku. Aku dapat memberikan kepada siapa saja yang aku kehendaki. Aku akan memberikan semuanya kepada-Mu asalkan Engkau hanya menyembahku.” Yesus menjawab, “Kitab suci berkata, ‘Kamu harus menyembah Tuhan, Allahmu. Layanilah Dia saja.’” Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bagian tertinggi di ujung Bait Allah. Katanya kepada Yesus, “Jika Engkau adalah Anak Allah, lompatlah ke bawah, sebab Kitab Suci berkata: ‘Allah akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi-Mu. Tangan mereka akan menangkapmu, sehingga kakimu tidak akan menghantam batu.’” Jawab Yesus kepada Iblis, “Tetapi Kitab Suci juga berkata, ‘Kamu tidak boleh mencobai Tuhan, Allahmu!’” Setelah selesai mencobai Yesus dengan berbagai cara, ia pergi sembari menunggu kesempatan yang lebih baik. Yesus kembali ke Galilea dengan kuasa Roh Kudus. Berita tentang Dia tersebar ke seluruh daerah sekitar Galilea. Ia mulai mengajar di rumah-rumah ibadah, dan semua orang memuji-Nya. Kemudian Yesus pergi ke Nazaret, kota tempat Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, Ia pergi ke rumah ibadah sebagaimana Ia selalu lakukan. Ia berdiri untuk membaca. Kitab Nabi Yesaya diberikan kepada-Nya. Ia membuka buku itu dan menemukan bagian di mana tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku. Ia telah memilih Aku untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin. Ia mengutus Aku untuk memberitakan kebebasan kepada orang tahanan, dan memberitahukan orang buta bahwa mereka bisa melihat lagi. Ia mengutus Aku untuk membebaskan mereka yang tertindas dan, untuk mengumumkan bahwa waktu Tuhan sudah tiba untuk menunjukkan kemurahan-Nya.” Yesus menutup buku itu, mengembalikan kepada petugas, lalu duduk. Sementara semua orang di dalam rumah ibadah memperhatikan Dia, Ia mulai berbicara kepada mereka. Ia berkata, “Sewaktu kalian mendengar pembacaan Kitab Suci tersebut beberapa saat lalu, semuanya benar-benar sudah terpenuhi!” Semua orang di sana mengatakan mereka senang akan apa yang Yesus katakan. Mereka heran mendengar kata-kata mengagumkan yang Ia katakan. Mereka berkata, “Bagaimana ini mungkin? Bukankah Ia anak Yusuf?” Yesus berkata mereka, “Aku tahu kamu akan menyebutkan ungkapan ini kepada-Ku: ‘Dokter, sembuhkan diri-Mu sendiri.’ Kalian mau bilang, ‘Kami telah mendengar tentang berbagai hal yang Engkau perbuat di kota Kapernaum. Buatlah hal yang sama di kota asal-Mu sendiri!’” Kemudian Ia berkata, “Ketahuilah, tidak ada nabi yang dihargai di kota asalnya sendiri. Selama masa Nabi Elia, tidak ada hujan selama tiga setengah tahun. Tidak ada makanan di mana-mana di seluruh negeri itu. Banyak sekali janda di Israel pada waktu itu. Tetapi kenyataannya, Elia tidak dikirim kepada salah satu janda pun di Israel. Ia justru diutus ke seorang janda di Sarfat, suatu kota dekat Sidon. Dan banyak orang yang menderita penyakit kulit yang mengerikan di Israel selama masa Nabi Elisa. Tetapi tidak seorangpun dari mereka yang disembuhkan; selain Naaman. Dan ia berasal dari daerah Siria, bukan orang Israel.” Ketika orang-orang di dalam rumah ibadah mendengar ini, mereka menjadi sangat marah. Mereka berdiri dan mengusir Yesus dari kota itu. Kota mereka terletak di atas bukit. Mereka membawa Yesus ke tepi bukit untuk membuang-Nya. Tetapi Yesus berjalan di tengah-tengah orang-orang dan pergi.

Lukas 4:1-30 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Yesus dikuasai oleh Roh Allah pada waktu Ia meninggalkan Sungai Yordan. Roh Allah memimpin Dia ke padang gurun. Di situ Ia dicobai oleh Iblis empat puluh hari lamanya. Sepanjang waktu itu, Ia tidak makan apa-apa. Jadi pada akhirnya Ia merasa lapar. Iblis berkata kepada-Nya, “Engkau Anak Allah, bukan? Jadi, suruhlah batu ini menjadi roti.” Yesus menjawab, “Di dalam Alkitab tertulis, ‘Manusia tidak dapat hidup dari roti saja.’ ” Lalu Iblis membawa Yesus ke tempat yang tinggi, dan dalam sekejap mata Iblis menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan di dunia. “Semua kekuasaan dan kekayaan ini akan saya serahkan kepada-Mu,” kata Iblis kepada Yesus, “sebab semuanya sudah diberikan kepada saya dan saya dapat memberikannya kepada siapa saja yang saya suka berikan. Semuanya itu akan menjadi milik-Mu, kalau Engkau sujud menyembah saya.” Yesus menjawab, “Di dalam Alkitab tertulis, ‘Sembahlah Tuhan Allahmu dan layanilah Dia saja.’ ” Lalu Iblis membawa Yesus ke Yerusalem dan menaruh Dia di atas puncak Rumah Tuhan dan berkata kepada-Nya, “Engkau Anak Allah, bukan? Jadi, terjunlah dari sini. Sebab di dalam Alkitab tertulis, ‘Allah akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya menjaga Engkau baik-baik.’ Dan juga, ‘Malaikat-malaikat akan menyambut Engkau dengan tangan mereka, supaya kaki-Mu pun tidak tersentuh pada batu.’ ” Yesus menjawab, “Di dalam Alkitab tertulis, ‘Jangan mencobai Tuhan, Allahmu.’ ” Setelah Iblis selesai mencobai Yesus dengan segala macam cara, ia meninggalkan Yesus dan menunggu waktu yang baik. Kemudian Yesus kembali ke Galilea; dan Ia dikuasai oleh Roh Allah. Berita mengenai diri-Nya tersebar ke seluruh daerah itu. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat, dan semua orang memuji Dia. Yesus pergi pula ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Pada hari Sabat, menurut kebiasaan-Nya Ia pergi ke rumah ibadat. Ia berdiri untuk membaca Alkitab, dan diberi buku Nabi Yesaya. Ia membuka gulungan buku itu, lalu didapati-Nya ayat ini, “Roh Tuhan ada pada-Ku, sebab Ia sudah melantik Aku untuk memberitakan Kabar Baik kepada orang miskin. Ia mengutus Aku untuk mengumumkan pembebasan kepada orang tertawan dan kesembuhan bagi orang buta; untuk membebaskan orang tertindas dan memberitakan datangnya saat Tuhan menyelamatkan umat-Nya.” Yesus menggulung kembali buku itu, dan mengembalikannya kepada petugas, lalu duduk. Semua orang di dalam rumah ibadat itu memandang-Nya. Dan Yesus mulai berbicara kepada mereka, begini, “Ayat-ayat Alkitab ini pada hari ini terpenuhi pada saat kalian mendengarnya.” Kata-kata yang diucapkan-Nya bagus sekali, sehingga mereka kagum dan menyokong Dia. Mereka berkata, “Bukankah Dia anak Yusuf?” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Pasti kalian akan memakai peribahasa ini terhadap Aku, ‘Dokter, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Keajaiban yang kami dengar Kaulakukan di Kapernaum, lakukanlah juga di kampung halaman-Mu sendiri.’ ” Yesus menambahkan, “Ingatlah, tidak ada nabi yang dihormati di kampung halamannya sendiri. Tetapi dengarlah: pada zaman Elia, ketika tidak turun hujan tiga setengah tahun lamanya, terjadi kelaparan yang hebat di seluruh negeri. Pada waktu itu ada banyak janda-janda di Israel. Meskipun begitu, Allah tidak menyuruh Elia pergi kepada salah satu dari janda-janda itu melainkan hanya kepada seorang janda di Sarfat di daerah Sidon. Begitu juga pada zaman Nabi Elisa ada banyak orang di Israel berpenyakit kulit yang mengerikan, namun tidak seorang pun dari mereka yang disembuhkan, kecuali Naaman orang Siria itu.” Semua orang di rumah ibadat itu marah sekali waktu mendengar hal itu. Mereka berdiri lalu mengusir Yesus ke luar kota, dan membawa-Nya ke tebing gunung, di mana kota mereka dibangun. Mereka bermaksud mendorong Dia ke dalam jurang. Tetapi Yesus menerobos orang banyak itu lalu pergi.