Lukas 22:1-34

Lukas 22:1-34 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Ketika Perayaan Paskah sudah dekat, secara diam-diam para imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari cara untuk bisa membunuh Yesus tanpa diketahui orang banyak, karena mereka takut para pendukung Yesus mengadakan kerusuhan melawan mereka. Lalu Satanas menguasai hati Yudas orang Kariot, yaitu seorang dari kedua belas murid Yesus. Karena itu dia menemui imam-imam kepala dan para kepala pengawal rumah Allah untuk memberitahu bahwa dia bersedia membantu mereka menangkap Yesus. Mendengar itu, mereka senang sekali lalu bersepakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. Yudas pun setuju dan mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa diketahui orang banyak. Lalu tibalah hari pertama Perayaan Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana semua domba Paskah dipotong. Yesus pun menyuruh Petrus dan Yohanes, “Pergilah menyiapkan makanan untuk perjamuan Paskah bagi kita.” Mereka bertanya kepada-Nya, “Di manakah tempat yang Guru kehendaki? Kami akan menyiapkannya.” Jawab Yesus, “Begitu kalian memasuki Yerusalem, kalian akan bertemu dengan seorang hamba laki-laki yang sedang membawa bejana tanah liat berisi air. Ikutilah dia ke dalam rumah yang dia masuki. Lalu katakanlah kepada pemilik rumah itu, ‘Pak, Guru kami menanyakan kepada Bapak: Di manakah tempat untuk Aku dan murid-murid-Ku makan perjamuan Paskah?’ Nanti orang itu akan menunjukkan satu ruangan besar di lantai atas yang sudah lengkap dengan meja dan perabot lainnya. Siapkanlah perjamuan Paskah kita di situ.” Maka Petrus dan Yohanes pergi ke Yerusalem, dan mereka mendapati tepat seperti yang sudah dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan makanan Paskah di situ. Ketika tiba waktunya, Yesus dan kedua belas murid-Nya— yang juga disebut para rasul— duduk bersama untuk merayakan perjamuan Paskah. Kata-Nya kepada mereka, “Aku sudah sangat menanti-nantikan saatnya kita bisa bersama-sama merayakan perjamuan Paskah ini sebelum tiba waktunya Aku menghadapi penderitaan-Ku. Karena sesungguhnya, Aku tidak akan makan perjamuan Paskah lagi sampai arti dari perayaan ini menjadi nyata di dalam kerajaan Allah.” Lalu Dia mengambil cawan berisi air anggur dan mengucap syukur kepada Allah. Kemudian Dia berkata, “Ambillah dan bagikanlah ini di antara kalian. Karena Aku sungguh-sungguh berkata kepada kalian bahwa sesudah ini, Aku tidak akan minum air anggur lagi sampai Allah mendirikan kerajaan-Nya dengan nyata di bumi.” Kemudian Dia mengambil sebuah roti dan bersyukur kepada Allah atas roti itu. Lalu Dia menyobek-nyobeknya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya sambil berkata, “Inilah tubuh-Ku yang dikurbankan kepada Allah demi kalian. Lakukanlah seperti ini untuk mengenang Aku.” Sesudah mereka makan, Yesus melakukan hal yang sama lagi dengan cawan berisi anggur. Dia memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Air anggur ini melambangkan perjanjian yang baru antara Allah dan manusia. Darah kematian-Ku yang ditumpahkan demi kalian menjadi tanda bahwa perjanjian itu sudah disahkan. “Tetapi perhatikanlah! Orang yang akan mengkhianati Aku sekarang ada bersama-Ku di meja ini. Memang Aku, Sang Anak Adam, akan mati seperti yang sudah ditetapkan Allah, tetapi celakalah orang yang menyerahkan Aku kepada musuh-Ku!” Kemudian para murid-Nya bertanya-tanya satu sama lain, “Siapakah di antara kita yang sampai hati melakukan itu?!” Selain itu, mereka juga bertengkar tentang siapa yang paling tinggi kedudukannya di antara mereka. Oleh karena itu Yesus berkata kepada mereka, “Di dunia ini, para raja memerintah rakyatnya dengan keras. Dan seorang penguasa mewajibkan rakyat memanggilnya sang penolong, padahal dialah yang menindas hak-hak rakyatnya. Tetapi kalian tidak boleh seperti itu. Siapa yang ingin menjadi nomor satu di antara kalian hendaklah menjadi seperti orang yang paling hina. Dan siapa yang ingin menjadi pemimpin di antara kalian hendaklah menempatkan diri sebagai pelayan. Biarlah Aku memberikan contoh ini: Di antara dua orang berikut, siapakah yang paling tinggi kedudukannya? Orang yang duduk makan di meja, atau orang yang melayani dia? Tentu orang yang duduk. Tetapi ingatlah teladan-Ku: Selama bersama kalian, Aku justru merendahkan diri untuk melayani. “Kalianlah yang sudah berdiri teguh bersama-Ku dalam segala kesusahan yang sudah Aku alami. Oleh karena itu, Aku akan memberikan kuasa kepada kalian untuk memerintah bersama-Ku di dalam kerajaan yang diberikan Bapa kepada-Ku. Jadi kalian akan makan dan minum bersama-Ku di dalam kerajaan-Ku, dan masing-masing kamu akan duduk di atas takhta untuk memerintah bersama-Ku atas kedua belas suku Israel.” Lalu Tuhan Yesus berkata kepada Petrus, “Simon, Simon, dengarlah baik-baik! Satanas sudah minta izin kepada Allah untuk menggoncangkan kamu semua, bagaikan petani memisahkan gandum dari kulitnya, untuk melihat siapa yang akan tetap percaya kepada-Ku. Tetapi Aku sudah mendoakanmu, Simon, supaya kamu tetap percaya kepada-Ku. Dan sesudah ujian ini, ketika kamu sudah kembali percaya kepada-Ku, hendaklah kamu menguatkan keyakinan saudara-saudarimu.” Lalu kata Petrus kepada-Nya, “Tetapi Tuhan, saya akan tetap ikut Engkau sekalipun harus masuk penjara atau mati dibunuh bersama-Mu.” Tetapi jawab Yesus, “Petrus, Aku beritahukan kepadamu: Sebelum ayam berkokok besok pagi, kamu sudah tiga kali mengaku tidak kenal Aku!”

Lukas 22:1-34 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan, bagaimana mereka dapat membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak. Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak. Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba Paskah. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-Nya: ”Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita supaya kita makan.” Kata mereka kepada-Nya: ”Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkannya?” Jawab-Nya: ”Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya, dan katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru bertanya kepadamu: di manakah ruangan tempat Aku bersama-sama dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang besar yang sudah lengkap, di situlah kamu harus mempersiapkannya.” Maka berangkatlah mereka dan mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. Kata-Nya kepada mereka: ”Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.” Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: ”Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: ”Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: ”Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!” Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian. Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Yesus berkata kepada mereka: ”Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Jawab Petrus: ”Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi Yesus berkata: ”Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.”

Lukas 22:1-34 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

PERAYAAN Paskah, yaitu Hari Raya Roti Tidak Beragi, semakin dekat. Para imam kepala dan pemimpin Yahudi yang lain giat merencanakan pembunuhan Yesus. Mereka mencari jalan untuk membunuh Yesus dengan diam-diam, karena mereka takut akan timbul kerusuhan. Lalu Iblis memasuki Yudas Iskariot, seorang dari kedua belas murid. Yudas pergi kepada para imam kepala dan kepala pengawal Bait Allah dengan maksud merundingkan cara yang terbaik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Tentu saja mereka sangat senang bahwa Yudas mau menolong. Mereka berjanji akan memberinya upah. Demikianlah, ia mulai mencari kesempatan supaya mereka dapat menangkap Yesus tanpa setahu orang banyak. Hari Roti Tidak Beragi sudah tiba, yaitu hari domba Paskah disembelih dan dimakan dengan roti yang tidak beragi. Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes berjalan lebih dahulu mencari tempat untuk menyiapkan perjamuan Paskah bagi mereka. “Ke mana kami harus pergi?” tanya mereka. Ia menjawab, “Bila kalian memasuki Yerusalem, kalian akan melihat seorang laki-laki yang berjalan membawa sebuah kendi berisi air. Ikutilah dia sampai ke rumah yang dimasukinya. Katakan kepada orang yang tinggal di situ, ‘Guru kami minta agar Tuan menunjukkan kepada kami ruangan di mana Ia dapat makan perjamuan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya.’ Ia akan membawa kalian ke atas, ke sebuah ruangan besar yang telah disiapkan bagi kita. Di situlah kalian harus menyiapkan perjamuan.” Murid-murid itu pergi ke kota dan mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan oleh Yesus, lalu mereka menyiapkan perjamuan Paskah. Yesus dan rasul-rasul-Nya tiba, dan pada waktunya semua duduk bersama-sama mengelilingi meja. Ia berkata, “Aku sudah menanti-nantikan saat ini. Aku ingin sekali makan perjamuan Paskah ini bersama-sama kalian sebelum masa penderitaan-Ku mulai. Karena sekarang Kukatakan kepadamu, bahwa Aku tidak akan memakannya lagi sampai semua yang dilambangkannya terjadi di dalam Kerajaan Allah.” Kemudian Ia mengambil secawan air anggur. Setelah mengucap syukur Ia berkata, “Ambillah dan bagikan di antara kalian. Karena Aku tidak akan minum air anggur lagi sampai Kerajaan Allah tiba.” Lalu Ia mengambil roti. Setelah mengucap syukur kepada Allah, Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan untuk kalian. Lakukanlah sebagai peringatan akan Aku.” Sesudah perjamuan malam itu Ia memberikan secawan air anggur lagi kepada mereka sambil berkata, “Anggur ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan Allah dengan darah yang Kucurahkan untuk menebus jiwa kalian. Tetapi seorang di antara kita yang duduk di sekeliling meja ini akan mengkhianati Aku. Aku harus mati seperti yang telah direncanakan Allah. Tetapi celakalah orang yang mengkhianati Aku.” Murid-murid saling bertanya siapa di antara mereka yang akan berbuat seperti itu. Lalu mereka mulai bertengkar tentang siapakah yang akan memperoleh kedudukan tertinggi di dalam Kerajaan Allah. Yesus berkata kepada mereka, “Di dalam dunia ini raja-raja dan para pembesar memiliki kekuasaan mutlak atas rakyatnya dan rakyat mereka itu mau tidak mau harus menurut. Tetapi di antara kalian, orang yang paling banyak melayani, dialah pemimpin kalian. Di dunia ini seorang majikan duduk pada meja dilayani oleh para pelayannya. Tetapi di antara kita tidak demikian halnya! Karena Akulah pelayan kalian. Namun demikian, karena kalian setia kepada-Ku selama hari-hari yang mengerikan ini, dan karena Bapa-Ku telah memberikan kepada-Ku sebuah Kerajaan, maka pada saat ini Aku memberikan kepada kalian hak untuk makan dan minum pada meja-Ku dalam Kerajaan itu. Kalian akan duduk di atas takhta-takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel! “Simon, dengarkan! Iblis telah meminta dengan sangat supaya kalian diserahkan kepadanya untuk ditampinya seperti gandum. Tetapi Aku telah berdoa untukmu, memohon supaya imanmu tidak akan gugur sama sekali. Karena itu, bila engkau sudah bertobat dan kembali kepada-Ku, teguhkan iman saudara-saudaramu.” Simon berkata, “Tuhan, saya bersedia masuk penjara bersama-sama dengan Tuhan, bahkan mati sekalipun.” Tetapi Yesus berkata, “Ketahuilah olehmu, Petrus, bahwa sebelum ayam berkokok besok pagi, engkau akan menyangkal Aku tiga kali dengan mengatakan bahwa engkau sama sekali tidak mengenal Aku.”

Lukas 22:1-34 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Hari Raya Paskah, sudah dekat. Para imam kepala dan guru Taurat ingin membunuh Yesus. Tetapi mereka mencoba mencari jalan diam-diam untuk melakukan itu, karena mereka takut kepada orang banyak. Salah satu dari kedua belas rasul Yesus bernama Yudas Iskariot. Setan masuk ke dalam dirinya, lalu ia pergi dan berbicara kepada para imam kepala dan kepala pengawal Bait Allah. Ia berbicara kepada mereka tentang bagaimana caranya menyerahkan Yesus kepada mereka. Imam-imam itu sungguh senang dengan rencana mereka. Mereka berjanji untuk memberikan uang kepada Yudas atas perbuatannya itu. Ia setuju. Kemudian ia menunggu kesempatan yang terbaik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. Ia ingin melakukannya tanpa diketahui orang banyak. Hari raya Roti Tidak Beragi pun tiba. Hari raya itu adalah waktu di mana orang Yahudi selalu membunuh domba sebagai persembahan pada hari Paskah. Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, “Pergilah dan siapkanlah perjamuan Paskah bagi kita.” Mereka bertanya kepada-Nya, “Di manakah Engkau ingin kami siapkan perjamuan itu?” Yesus bilang kepada mereka, “Ketika kalian masuk ke kota, kamu akan melihat seorang laki-laki yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia. Ia akan masuk ke dalam rumah. Katakanlah kepada pemilik rumah itu, ‘Guru minta supaya kamu tolong tunjukkan kepada kami tempat mana Ia dan pengikut-Nya dapat memakai untuk mengadakan perjamuan Paskah.’ Lalu pemilik rumah itu akan menunjukkan kepadamu ruangan besar di lantai atas dengan perlengkapan yang disiapkan untuk kita. Siapkanlah makanan di sana.” Petrus dan Yohanes berangkat. Semuanya terjadi seperti apa Yesus bilang. Lalu mereka menyiapkan perjamuan Paskah. Ketika tiba waktunya bagi mereka untuk makan perjamuan Paskah, Yesus dan para rasul duduk bersama-sama di meja makan. Yesus berkata kepada mereka, “Aku ingin sekali makan perjamuan Paskah ini bersama kalian sebelum Aku mati. Aku bilang kepadamu, Aku tidak akan makan perjamuan Paskah lagi sampai ini digenapi dalam Kerajaan Allah.” Lalu Yesus mengambil cawan berisi anggur. Ia mengucap syukur kepada Allah untuk itu dan berkata, “Ambillah cawan ini dan bagikanlah kepada setiap orang di sini. Aku tidak akan minum anggur lagi sampai Kerajaan Allah datang.” Kemudian Yesus mengambil roti dan mengucap syukur kepada Allah untuk itu. Ia memecahkan roti dan memberikan kepada para rasul sambil berkata, “Roti ini adalah tubuh-Ku yang Kuberikan kepadamu. Makanlah ini untuk mengingatkan Aku.” Demikian juga setelah mereka makan, Yesus mengambil cawan berisi anggur dan berkata, “Air anggur ini melambangkan perjanjian yang baru yang Allah buat dengan umat-Nya. Perjanjian ini akan dimulai ketika darah-Ku dicurahkan bagi kamu.” Yesus berkata, “Tetapi di sini di atas meja ini ada tangan orang yang akan menyerahkan Aku kepada musuh-musuh-Ku. Anak Manusia memang akan mati sesuai rencana Allah. Tetapi celakalah bagi orang yang menyerahkan Anak Manusia untuk dibunuh.” Jadi, rasul-rasul itu bertanya satu sama lain, “Siapakah di antara kita yang mau melakukan itu?” Lalu para rasul mulai bertengkar tentang siapakah yang terpenting di antara mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Raja-raja dunia ini berkuasa atas rakyatnya, dan mereka yang mempunyai kuasa atas orang lain ingin disebut sebagai ‘penyedia rakyat yang agung’. Tetapi janganlah kalian menjadi seperti itu. Sebaliknya, orang yang paling berkuasa di antara kamu haruslah bersikap seolah-olah dia adalah yang paling tidak penting. Orang yang memimpin haruslah bersikap seperti seorang yang melayani. Siapakah yang lebih penting: orang yang melayani atau orang yang duduk dilayani? Setiap orang berpikir dialah yang duduk dilayani. Tetapi Aku sudah ada di tengah-tengahmu sebagai orang yang melayani. Kamu semua sudah tinggal bersama-Ku melalui banyak kesulitan. Karena itu, Aku memberikan kalian kuasa untuk memerintah bersama dengan-Ku dalam Kerajaan yang sudah diberikan Bapa kepada-Ku. Kamu akan makan dan minum semeja dengan-Ku dalam kerajaan-Ku. Kamu akan duduk di atas takhta dan mengadili kedua belas suku Israel.” “Simon, Simon, dengarkan Aku! Setan sudah minta untuk mencobai kalian semua. Ia ingin berbuat kepada kalian apa yang dilakukan seorang petani kepada gandumnya untuk memisahkan gandum yang baik dari sekam. Aku sudah berdoa untukmu, Simon, supaya kamu tidak kehilangan imanmu semuanya! Dan setelah kamu kembali kepada-Ku, tolonglah saudara-saudaramu menjadi lebih kuat.” Tetapi Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, aku siap dipenjarakan bersama-Mu. Bahkan aku bersedia mati bersama dengan-Mu.” Tetapi Yesus berkata, “Petrus, sebelum ayam berkokok besok pagi, kamu akan berkata tiga kali bahwa kamu tidak mengenal Aku.”

Lukas 22:1-34 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Perayaan Roti Tidak Beragi yang disebut Paskah telah dekat. Imam-imam kepala dan guru-guru agama sedang mencari jalan untuk membunuh Yesus secara diam-diam, karena mereka takut kepada orang banyak. Kemudian Iblis memasuki Yudas yang disebut juga Iskariot, yaitu seorang dari kedua belas pengikut Yesus. Karena itu Yudas pergi dan berunding dengan imam-imam kepala dan para kepala pengawal Rumah Tuhan tentang bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. Mereka senang sekali dan berjanji untuk memberikan uang kepadanya. Yudas pun setuju dan mulai mencari kesempatan untuk menyerahkan Yesus kepada mereka, tanpa diketahui orang. Tibalah harinya dalam Perayaan Roti Tidak Beragi bahwa domba untuk makanan Paskah disembelih. Maka Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, “Pergilah sediakan makanan Paskah untuk kita.” “Di mana Bapak mau kami menyiapkannya?” tanya mereka. Yesus menjawab, “Pada waktu kalian masuk ke kota, seorang laki-laki yang sedang membawa sebuah kendi berisi air akan bertemu dengan kalian. Ikuti dia ke rumah yang dimasukinya, dan katakanlah kepada pemilik rumah itu: Guru berkata, ‘Di manakah tempatnya untuk pengikut-pengikut-Ku dan Aku makan makanan Paskah?’ Tuan rumah itu akan menunjukkan kepadamu sebuah kamar loteng yang besar, lengkap dengan perabotnya. Siapkanlah semuanya di sana.” Maka pergilah Petrus dan Yohanes, lalu mendapati semuanya tepat seperti yang dikatakan oleh Yesus. Mereka pun menyediakan makanan Paskah itu. Ketika sudah waktunya untuk makan makanan Paskah itu, Yesus duduk bersama para pengikut-Nya di tempat perjamuan. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Aku ingin sekali makan makanan Paskah ini bersama kalian sebelum Aku menderita! Sebab, percayalah: Aku tidak akan makan ini lagi sampai arti dari perjamuan ini dinyatakan di Dunia Baru Allah.” Setelah itu Yesus mengangkat piala anggur, lalu mengucap doa syukur kepada Allah, kemudian berkata, “Ambillah ini, dan bagi-bagikanlah; karena ketahuilah: mulai sekarang ini Aku tidak akan minum anggur ini lagi sampai Allah telah berkuasa dengan sepenuhnya.” Sesudah itu Yesus mengambil roti. Dan setelah mengucapkan doa syukur, Ia membelah-belah roti itu dengan tangan-Nya lalu memberikannya kepada mereka, dan berkata, “Inilah tubuh-Ku [yang diserahkan untuk kalian. Lakukanlah ini untuk mengenang Aku.” Begitu juga setelah makan, Ia memberikan piala anggur itu kepada mereka dan berkata, “Piala ini adalah perjanjian Allah yang baru, yang disahkan dengan darah-Ku -- darah yang dicurahkan untuk kalian.”] “Tetapi lihat! Orang yang mengkhianati Aku ada di sini bersama Aku! Anak Manusia memang akan mati sebagaimana telah ditentukan Allah; tetapi celakalah orang yang mengkhianati-Nya!” Maka mereka mulai bertanya-tanya satu sama lain, siapa dari antara mereka yang akan melakukan hal itu. Di antara pengikut-pengikut Yesus timbul pertengkaran mengenai siapa dari mereka yang harus dianggap paling besar. Yesus berkata kepada mereka, “Raja-raja bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya, dan penguasa-penguasanya disebut ‘Pelindung Rakyat’. Tetapi kalian tidak boleh begitu. Sebaliknya, orang yang terbesar di antaramu harus menjadi seperti yang terkecil, dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan. Siapakah yang lebih besar: orang yang duduk makan di meja, atau orang yang melayani dia? Tentu orang yang duduk itu. Tetapi Aku berada di antara kalian sebagai pelayan. Dalam segala kesusahan-Ku, kalian selalu bersama-sama dengan Aku. Sebagaimana Bapa sudah memberi kepada-Ku hak untuk memerintah, demikian juga Aku akan memberikan kepadamu hak itu. Dengan demikian kalian boleh turut bersenang-senang dengan Aku pada waktu Aku menjadi Raja. Dan kalian akan duduk di atas dua belas takhta untuk memerintah kedua belas suku bangsa Israel.” “Simon, Simon, dengarkan! Iblis sudah diberi izin untuk menguji kalian; seperti gandum dipisahkan dari kulit sehingga yang baik dipisahkan dari yang buruk. Tetapi Aku sudah berdoa untuk engkau, Simon, supaya imanmu jangan luntur. Dan kalau engkau sudah kembali kepada-Ku, engkau harus menguatkan saudara-saudaramu.” Petrus menjawab, “Tuhan, saya bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama Tuhan!” “Percayalah, Petrus,” kata Yesus, “sebelum ayam berkokok hari ini, engkau tiga kali mengingkari Aku.”