Lukas 15:17-19
Lukas 15:17-19 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
“Akhirnya dia sadar akan keadaannya dan berkata dalam hatinya, ‘Semua pekerja upahan ayahku mendapatkan makanan yang cukup, bahkan sampai berlimpah-limpah, sedangkan aku di sini hampir mati kelaparan! Aku akan berangkat pulang kepada ayahku, lalu berkata kepadanya, “Bapak, maafkanlah aku! Aku sudah bersalah kepada Bapak dan berdosa kepada Allah. Aku tidak pantas lagi disebut anak Bapak. Aku mohon supaya Bapak menerimaku sebagai pekerja upahan saja.”’
Lukas 15:17-19 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
“Akhirnya ia sadar dan berkata kepada diri sendiri, ‘Di rumah bapaku para pekerja mendapat makanan lebih daripada cukup, sedangkan di sini aku mati kelaparan! Aku akan kembali kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, saya telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, dan saya tidak pantas lagi disebut anak Bapa. Terimalah saya sebagai pekerja.’
Lukas 15:17-19 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
“Ketika anak itu sadar betapa bodohnya dia, Ia berpikir, ‘Semua pekerja bapaku mendapat banyak makanan. Tetapi di sini aku hampir mati kelaparan karena tidak punya apa pun untuk dimakan. Aku akan pergi kembali kepada bapaku. Ini yang akan aku katakan kepadanya: Bapa, aku sudah berdosa terhadap Allah dan telah bersalah kepadamu. Aku tidak pantas lagi disebut anakmu. Tetapi biarkan aku menjadi seperti salah seorang pekerjamu.’
Lukas 15:17-19 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Lukas 15:17-19 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Akhirnya ia sadar dan berkata, ‘Orang-orang yang bekerja pada ayahku berlimpah-limpah makanannya, dan aku di sini hampir mati kelaparan! Aku akan berangkat dan pergi kepada ayahku, dan berkata kepadanya: Ayah, aku sudah berdosa terhadap Allah dan terhadap Ayah. Tidak layak lagi aku disebut anak Ayah. Anggaplah aku seorang pekerja Ayah.’