Lukas 13:1-30

Lukas 13:1-30 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Waktu Yesus mengajarkan hal-hal itu, beberapa orang yang hadir memberitahukan kepada Yesus tentang orang-orang provinsi Galilea yang dibunuh Pilatus. Mereka dibunuh ketika sedang mempersembahkan hewan kurban kepada Allah, lalu darah mereka sendiri tercampur dengan darah hewan-hewan kurban itu. Mendengar berita itu, Yesus berkata kepada mereka, “Lalu karena orang-orang Galilea itu mati mengenaskan, apakah kalian pikir dosa mereka lebih banyak daripada dosa semua orang Galilea yang lain? Tidak! Aku sungguh-sungguh menegaskan kepada kamu semua: Kalau kamu tidak bertobat, kamu bukan saja kena bencana seperti mereka, tetapi juga masuk neraka! Atau contoh lain, ketika menara penjagaan Siloam roboh dan delapan belas orang mati tertimpa, kalian mungkin berpikir dosa mereka lebih banyak daripada dosa semua orang lain di Yerusalem. Sama sekali tidak! Sekali lagi Aku menegaskan kepadamu: Kalau kamu tidak bertobat, kamu bukan saja kena bencana seperti mereka, tetapi juga masuk neraka!” Lalu Yesus menceritakan perumpamaan ini, “Ada seseorang yang mempunyai sebatang pohon ara di kebun anggurnya. Dia sudah beberapa kali datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak ada. Maka dia berkata kepada tukang kebunnya, ‘Lihat, sudah tiga tahun saya mencari buah pada pohon ara ini, tetapi belum pernah ada. Karena itu tebanglah pohon ini daripada merusak kesuburan tanah. Tidak ada gunanya pohon ini tumbuh di kebun saya.’ “Tetapi tukang kebun itu menjawab, ‘Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh satu tahun lagi. Saya akan menggali tanah di sekelilingnya dan menaburkan pupuk kandang. Mudah-mudahan tahun depan pohon ini berbuah. Kalau tidak, kita tebang saja.’” Suatu kali pada hari Sabat, Yesus sedang mengajar di sebuah rumah pertemuan. Di situ ada seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun punggungnya bungkuk dan tidak bisa berdiri tegak lagi, sebab roh jahat membuatnya lemah. Ketika melihat perempuan itu, Yesus memanggilnya untuk maju ke depan dan berkata, “Ibu, kamu sudah disembuhkan dari penyakitmu.” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya pada perempuan itu. Saat itu juga dia langsung bisa berdiri tegak, lalu memuji Allah. Tetapi pemimpin rumah pertemuan itu menjadi marah karena Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Dia berkata kepada orang banyak, “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada hari-hari itu untuk disembuhkan. Jangan pada hari Sabat!” Tetapi jawab Tuhan, “Hei kamu orang-orang munafik! Setiap hari kalian masing-masing melepaskan tali sapi atau keledaimu dari kandang, lalu membawanya pergi untuk memberinya minum, bahkan pada hari Sabat. Ibu ini adalah keturunan Abraham yang sudah delapan belas tahun menderita karena perbuatan Satanas. Dia seperti terikat rantai besi. Tentu tidak salah membebaskan dia dari penderitaannya, biarpun hari ini hari Sabat!” Sesudah Yesus berkata begitu, semua orang yang melawan Dia menjadi malu, sedangkan semua orang lain bersukacita karena hal-hal ajaib yang dilakukan-Nya. Yesus berkata, “Supaya lebih jelas, Aku memberikan dua gambaran tentang kerajaan Allah: Yang pertama, kerajaan Allah seperti biji sawi yang diambil seseorang dan ditanam di kebunnya. Biji itu pun tumbuh sampai menjadi pohon yang besar, sehingga burung-burung bisa membuat sarang pada cabang-cabangnya. “Yang kedua, kerajaan Allah bisa digambarkan seperti ragi yang dicampurkan oleh seorang perempuan ke dalam tepung yang sangat banyak. Biarpun raginya sedikit dan tepungnya banyak, tetapi semuanya mengembang dan bisa dipanggang menjadi roti.” Yesus melanjutkan perjalanan-Nya menuju Yerusalem melewati berbagai kota dan desa. Di setiap tempat yang dilewati-Nya itu Dia menyampaikan ajaran-Nya. Lalu seseorang bertanya kepada-Nya, “Tuhan, apakah hanya sedikit orang yang akan diselamatkan?” Kata Yesus kepada semua orang yang ada di situ, “Berusahalah terus supaya kamu masing-masing berhasil melewati pintu surga yang sempit. Aku menegaskan bahwa banyak orang ingin masuk ke surga, tetapi tidak mampu melakukannya. Suatu hari nanti, Aku sebagai Pemilik rumah akan menutup pintu rumah-Ku itu. Kamu semua yang masih berdiri di luar akan mengetuk-ngetuk pintu itu sambil berkata, ‘Tuhan, Penguasaku, tolong bukakan pintu bagiku.’ Tetapi Aku akan menjawab, ‘Aku tidak pernah menganggap bahwa Aku benar-benar menjadi Tuhan dan Penguasamu.’ Lalu kamu akan berkata, ‘Tetapi saya sudah makan dan minum bersama Tuhan. Engkau juga pernah mengajar di jalan-jalan kota kami!’ Saat itu Aku akan berkata kepadamu, ‘Di mata-Ku, kalian tidak pernah menganggap Aku sebagai Tuhanmu. Hei kamu dan semua pelaku kejahatan, pergilah dari hadapan-Ku!’ “Di luar sana, kamu akan menangis dan sangat menderita ketika kamu melihat Abraham, Isak, dan Yakub, serta semua nabi menikmati hidup yang kekal di dalam kerajaan Allah, sedangkan kamu sendiri dilarang masuk. Juga banyak orang yang bukan Yahudi akan datang dari seluruh penjuru bumi dan ikut berpesta dalam kerajaan Allah. Dan ketahuilah: Orang-orang yang sekarang ini mempunyai kedudukan rendah, kelak akan mendapat kedudukan tinggi. Dan orang-orang yang sekarang ini mempunyai kedudukan tinggi, kelak akan mendapat kedudukan rendah.”

Lukas 13:1-30 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

PADA waktu itu Yesus diberi tahu, bahwa Pilatus telah membantai beberapa orang Yahudi dari Galilea, ketika mereka sedang mempersembahkan kurban di Bait Allah di Yerusalem. “Apakah menurut kalian mereka itu lebih berdosa daripada orang-orang Galilea yang lain?” tanya Yesus. “Itukah sebabnya mereka menderita? Sekali-kali bukan! Tidakkah kalian insaf bahwa kalian pun akan binasa, kalau kalian tidak meninggalkan cara hidup yang jahat, lalu berpaling kepada Allah? “Dan bagaimana halnya dengan kedelapan belas orang yang mati ditimpa Menara Siloam? Apakah mereka orang-orang yang paling berdosa di Yerusalem? Sekali-kali bukan! Kalian pun akan binasa, kalau kalian tidak mau bertobat.” Kemudian Ia menceritakan perumpamaan ini: “Ada orang yang menanam pohon ara di kebunnya. Ia sering datang melihat apakah pohon itu sudah berbuah, tetapi ia selalu kecewa. Akhirnya ia menyuruh tukang kebunnya menebang pohon itu. ‘Sudah tiga tahun aku menunggu, tetapi satu buah pun tidak pernah kuperoleh!’ katanya. ‘Untuk apa dipelihara terus? Pohon itu hanya memakan tempat yang dapat kita pakai untuk keperluan lain.’ “ ‘Berilah kesempatan sekali lagi,’ jawab tukang kebun itu, ‘Biarkanlah setahun lagi. Saya akan lebih memperhatikan pohon itu dan memupuknya. Jika tahun depan berbuah, syukurlah, jika tidak, saya akan menebangnya.’ ” Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus sedang mengajar di rumah ibadat, Ia melihat seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun lamanya bongkok dan tidak dapat berdiri tegak. Yesus memanggil perempuan itu, lalu berkata kepadanya, “Hai Perempuan, penyakitmu telah sembuh!” Yesus menjamah dia, dan seketika itu juga ia dapat berdiri tegak. Ia bersyukur serta memuji-muji Allah! Tetapi kepala rumah ibadat marah sekali atas kejadian itu, karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. “Ada enam hari kerja dalam seminggu,” katanya kepada orang banyak. “Pada hari-hari itulah seharusnya kalian datang untuk disembuhkan, bukannya pada hari Sabat!” Tetapi Tuhan menyahut, “Kalian munafik! Kalian sendiri bekerja pada hari Sabat! Bukankah pada hari Sabat kalian melepaskan ternak dari kandang dan menggiringnya ke tempat minum? Salahkah Aku jika melepaskan perempuan Yahudi ini dari ikatan si Iblis yang sudah menguasai dia delapan belas tahun lamanya, hanya karena hari ini hari Sabat?” Musuh-musuh-Nya merasa malu dan orang banyak bersukacita atas segala perbuatan-Nya yang mulia! Lalu Yesus mengajar lagi tentang Kerajaan Allah: “Seperti apakah Kerajaan Allah itu?” tanya-Nya. “Bagaimana Aku dapat menggambarkannya? Kerajaan Allah seperti biji sesawi yang kecil, yang ditanam di kebun. Tidak lama kemudian biji itu tumbuh menjadi pohon, sehingga burung-burung membuat sarang di antara cabangnya. Kerajaan Allah seperti ragi yang dimasukkan oleh perempuan ke dalam adonan roti, yang bekerjanya tidak kelihatan sampai seluruh adonan mengembang.” Dalam perjalanan-Nya menuju Yerusalem, Yesus singgah di berbagai desa dan kota sambil mengajar. Seseorang bertanya kepada-Nya, “Hanya sedikit sajakah orang yang akan diselamatkan?” Ia menjawab, “Pintu surga sempit sekali. Berusahalah sungguh-sungguh untuk melalui pintu yang sempit itu, karena sesungguhnya banyak yang mencoba masuk, tetapi bila tuan rumah telah mengunci pintu, terlambatlah sudah. Dan bila kalian berdiri di luar mengetuk-ngetuk pintu serta memohon, ‘Tuhan, bukakanlah pintu untuk kami,’ Ia akan menyahut, ‘Aku tidak mengenalmu!’ “Kalian akan berkata, ‘Tetapi kami telah makan bersama-sama dengan Engkau, dan Engkau mengajar di jalan-jalan kota kami.’ “Ia akan menyahut, ‘Sudah Kukatakan, Aku tidak mengenalmu! Orang yang berdosa seperti engkau ini tidak dapat masuk ke sini. Pergilah!’ “Akan terdengar tangisan dan kertakan gigi, ketika kalian melihat Abraham, Ishak, dan Yakub serta semua nabi di dalam Kerajaan Allah, sedangkan kalian sendiri terusir. Lagipula, manusia berdatangan dari segala penjuru dunia untuk menduduki tempat mereka masing-masing di dalam Kerajaan Allah. Camkanlah hal ini: Orang yang sekarang paling akhir, pada waktu itu akan menjadi paling pertama. Orang yang sekarang paling pertama, pada waktu itu akan menjadi paling akhir.”

Lukas 13:1-30 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Beberapa orang bersama Yesus saat itu menyampaikan kepada-Nya tentang apa yang terjadi dengan orang-orang yang beribadah dari Galilea. Pilatus memerintahkan mereka untuk dibunuh. Darah mereka dicampurkan dengan darah binatang yang mereka bawa sebagai korban persembahan. Yesus menjawab, “Apakah kamu kira ini terjadi pada orang-orang itu karena mereka lebih berdosa daripada orang-orang lain dari Galilea? Tidak. Tetapi jika kamu sekarang tidak mengubah hidupmu, kalian semua akan mati seperti orang-orang tersebut! Dan bagaimana dengan delapan belas orang yang mati ketika menara Siloam jatuh menimpa mereka? Apakah menurutmu dosa mereka lebih besar daripada orang lain di Yerusalem? Tidak. Tetapi Aku berkata jika kamu tidak memutuskan untuk mengubah hidupmu sekarang, kalian semua juga akan mati!” Yesus mengatakan cerita ini. “Ada orang mempunyai pohon ara di kebunnya. Ia datang mencari buah di pohon itu, tetapi ia tidak mendapat apa-apa. Ia memiliki hamba yang mengurus kebunnya. Maka ia berkata kepada hambanya itu, ‘Sudah tiga tahun aku datang dan mencari buah dari pohon ini, tetapi aku belum pernah mendapat satu pun. Tebanglah saja pohon itu! Mengapa harus menyia-nyiakan tanah untuk pohon itu?’ Tetapi tukang kebun itu menjawab, ‘Tuan, berilah pohon itu kesempatan satu tahun lagi untuk berbuah. Biarlah aku gali tanah di sekitarnya dan berikan pupuk. Mungkin pohon itu akan menghasilkan buah tahun depan. Jika pohon itu tetap tidak berbuah, maka engkau bisa menebangnya.’” Yesus mengajar di salah satu rumah ibadah pada suatu hari Sabat. Ada seorang perempuan di situ yang kerasukan roh jahat sehingga membuatnya lemah selama 18 tahun. Punggungnya selalu bungkuk sehingga ia tidak dapat berdiri tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu, Ia memanggilnya mendekati-Nya dan bilang kepadanya, “Kamu sekarang bebas dari penderitaanmu!” Ia meletakkan tangan-Nya di atasnya, dan seketika itu juga ia dapat berdiri tegak. Perempuan itu mulai memuji Allah. Pemimpin rumah ibadah itu marah karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ia berkata kepada orang banyak, “Ada enam hari untuk bekerja. Jadi, datanglah untuk disembuhkan pada hari-hari itu. Jangan datang untuk disembuhkan pada hari Sabat.” Tuhan menjawab, “Kalian orang-orang munafik! Kamu semua melepaskan sapi atau keledaimu dan membawa mereka untuk minum setiap hari, bahkan pada hari Sabat. Perempuan yang Aku sembuhkan adalah keturunan Abraham. Setan telah menahannya selama 18 tahun. Tentunya tidak salah untuk membebaskan dia dari kuasa Setan pada hari Sabat?” Jawaban Yesus membuat mereka yang mengecam-Nya malu. Dan semua orang bersukacita karena perbuatan mulia yang dilakukan-Nya. Lalu Yesus bilang, “Seperti apakah Kerajaan Allah itu? Apa yang bisa Aku bandingkan? Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi yang ditanam orang di kebunnya. Biji itu tumbuh menjadi pohon besar dan cukup bagi burung-burung untuk membuat tempat sarangnya.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa Kerajaan Allah dapat Aku bandingkan? Itu seperti ragi yang dipakai seorang ibu untuk membuat roti. Ia mencampurkan sedikit ragi ke dalam mangkuk besar tepung, dan ragi itu membuat seluruh adonan mengembang.” Yesus mengajar di setiap kota dan desa. Ia terus melanjutkan perjalanan menuju Yerusalem. Seorang berkata kepada-Nya, “Tuhan, berapa banyak orang yang akan diselamatkan? Sedikit saja?” Yesus menjawab, “Pintu menuju Kerajaan Allah itu sempit. Berusahalah dengan tekun untuk masuk ke dalamnya. Banyak orang ingin masuk ke sana, tetapi mereka tidak dapat masuk. Jika seorang menutup pintu rumahnya, kamu bisa berdiri di luar dan mengetuk pintunya, tapi ia tidak akan membukanya. Kamu bisa berkata, ‘Tuan, tolong bukakan pintu bagi kami.’ Tapi ia akan menjawab, ‘Aku tidak tahu kamu. Kamu datang dari mana?’ Lalu kamu akan menjawab, ‘Kami pernah bersama-sama makan dan minum. Engkau mengajar di jalan-jalan kota kami.’ Kemudian ia akan bilang kepadamu, ‘Aku tidak tahu kamu. Kamu datang dari mana? Pergilah dari hadapanku! Kalian semua adalah orang-orang yang berbuat jahat!’ Kalian akan melihat Abraham, Ishak, Yakub dan semua nabi di Kerajaan Allah. Tetapi kamu akan dibiarkan di luar. Di sana kamu akan menangis dan mengertakkan gigi dalam kesakitan. Orang-orang akan datang dari timur, barat, utara dan selatan. Mereka akan duduk di meja perjamuan di Kerajaan Allah. Orang-orang yang mempunyai kedudukan terendah dalam hidup mereka sekarang akan menerima kedudukan tertinggi di dalam Kerajaan Allah. Dan orang-orang yang mempunyai kedudukan tertinggi sekarang akan menerima kedudukan terendah di dalam Kerajaan Allah.”

Lukas 13:1-30 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ”Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: ”Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!” Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: ”Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: ”Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.” Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: ”Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?” Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya. Maka kata Yesus: ”Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya.” Dan Ia berkata lagi: ”Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: ”Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir.”

Lukas 13:1-30 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Pada waktu itu orang menceritakan kepada Yesus mengenai beberapa orang Galilea yang dibunuh Pilatus, ketika mereka sedang mempersembahkan kurban kepada Allah. Menanggapi cerita itu, Yesus berkata, “Karena orang-orang Galilea itu dibunuh seperti itu, kalian kira itu buktinya mereka lebih berdosa daripada semua orang Galilea yang lain? Sama sekali tidak! Tetapi ingatlah: kalau kalian tidak bertobat dari dosa-dosamu, kalian semua akan mati juga, seperti mereka. Bagaimanakah juga dengan delapan belas orang yang tewas di Siloam, ketika menara itu menimpa mereka? Kalian kira itu menunjukkan mereka lebih berdosa daripada semua orang-orang lain yang tinggal di Yerusalem? Sama sekali tidak! Sekali lagi Kukatakan: Kalau kalian tidak bertobat dari dosa-dosamu, kalian semua akan mati juga seperti mereka.” Setelah itu Yesus menceritakan juga perumpamaan ini, “Ada seseorang mempunyai pohon ara di kebun anggurnya. Suatu hari pergilah ia mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukan sebuah pun. Jadi, ia berkata kepada tukang kebunnya, ‘Lihat, sudah tiga tahun saya datang mencari buah ara pada pohon ara ini, tetapi tidak menemukan sebuah pun. Tebanglah saja pohon itu! Ia hanya menghabiskan zat makanan dari tanah!’ Tetapi tukang kebun itu menjawab, ‘Biarkanlah ia tumbuh setahun ini lagi, Tuan. Saya akan mencangkuli tanah sekelilingnya dan menaruh pupuk. Barangkali ia nanti berbuah tahun depan. Tetapi kalau tidak, bolehlah Tuan menyuruh menebangnya.’ ” Pada suatu hari Sabat, Yesus mengajar di sebuah rumah ibadat. Di situ ada wanita yang sudah delapan belas tahun sakit, karena ada roh jahat di dalam dirinya. Wanita itu bungkuk dan sama sekali tidak dapat berdiri tegak. Ketika Yesus melihatnya, berserulah Ia kepadanya, “Ibu, engkau bebas dari penyakitmu!” Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya ke atas wanita itu, dan pada saat itu juga ia berdiri tegak lalu memuji Allah. Kepala rumah ibadat itu marah, bahwa Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, karena itu ia berkata kepada orang-orang, “Ada enam hari untuk bekerja; datanglah pada hari-hari itu untuk disembuhkan, jangan pada hari Sabat!” Tuhan menjawab, “Munafik kalian ini! Pada hari Sabat semua orang melepaskan lembu atau keledainya dari kandang dan membawanya keluar untuk memberi minum kepadanya. Nah, di sini sekarang ada seorang wanita keturunan Abraham, yang sudah delapan belas tahun lamanya terikat oleh Iblis. Apakah ia tidak boleh dilepaskan dari ikatannya itu pada hari Sabat?” Jawaban Yesus itu membuat lawan-lawan Yesus malu sekali; tetapi semua orang-orang lainnya senang melihat segala yang ajaib yang dilakukan Yesus. Yesus bertanya, “Apabila Allah memerintah, bagaimanakah keadaannya? Dengan apakah dapat Aku membandingkannya? Keadaannya seperti perumpamaan berikut. Sebuah biji sawi diambil oleh seseorang lalu ditanam di kebunnya. Biji itu tumbuh lalu menjadi pohon, dan burung-burung membuat sarangnya di cabang-cabang pohon itu.” Sekali lagi Yesus bertanya, “Kalau Allah memerintah, dengan apakah dapat Kubandingkan keadaannya? Keadaannya seperti ragi yang diambil oleh seorang wanita lalu diaduk dengan empat puluh liter tepung, sampai berkembang semuanya.” Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus melalui kota-kota dan kampung-kampung sambil mengajar. Lalu ada orang bertanya kepada-Nya, “Pak, apakah hanya sedikit saja orang yang akan diselamatkan?” Yesus menjawab, “Berusahalah untuk masuk melalui pintu yang sempit. Sebab, ingat! Banyak orang berusaha masuk tetapi tidak dapat. Pada waktu tuan rumah bangun dan menutup pintunya, kalian berdiri di luar dan mulai mengetuk-ngetuk sambil berkata, ‘Tuan, bukalah pintu untuk kami!’ Tuan itu akan menjawab, ‘Saya tidak tahu kalian dari mana!’ Kalian akan menjawab, ‘Kami sudah makan minum bersama Tuan, dan Tuan sudah mengajar juga di jalan-jalan kota kami!’ Tetapi Tuan itu akan berkata lagi, ‘Saya tidak tahu kalian dari mana. Pergi dari sini, kalian yang melakukan kejahatan!’ Pada waktu kalian melihat Abraham, Ishak dan Yakub serta semua nabi bersukaria di dalam Dunia Baru Allah, kalian akan menangis dan menderita karena kalian sendiri diusir ke luar! Orang-orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan akan bersukaria di dalam Dunia Baru Allah. Sesungguhnya, ada orang terakhir yang akan menjadi orang pertama, dan ada orang pertama yang akan menjadi orang terakhir.”

YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kami