Ayub 31:1-25
Ayub 31:1-25 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
”Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara? Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi? Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan? Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku? Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah ke tipu daya, biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah. Jikalau langkahku menyimpang dari jalan, dan hatiku menuruti pandangan mataku, dan noda melekat pada tanganku, maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain, dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku. Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku, maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia. Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim. Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan seluruh hasilku. Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika mereka beperkara dengan aku, apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya? Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim? Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil, menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar, atau memakan makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak turut memakannya – malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang ayah, dan sejak kandungan ibunya aku membimbing dia –; jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian, atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut, dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku; jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim, karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku, maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku dipatahkan dari persendiannya. Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya. Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku; jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah
Ayub 31:1-25 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Dengan sumpah aku telah berjanji gadis muda tak akan kupandang dengan berahi. Apakah yang dilakukan Allah terhadap kita? Bagaimanakah dibalas-Nya perbuatan manusia? Celaka dan kemalangan pasti Ia datangkan kepada orang yang melakukan kejahatan! Allah pasti mengetahui segala perbuatanku; dilihat-Nya segala langkahku. Aku bersumpah bahwa belum pernah aku bertindak curang; belum pernah pula aku menipu orang. Biarlah Allah menimbang aku di atas neraca yang sah, maka Ia akan tahu bahwa aku tidak bersalah. Andaikata aku telah menyimpang dari jalan yang benar, atau hatiku tertarik oleh hal yang cemar, jika tanganku ternoda oleh dosa, maka biarlah orang lain makan apa yang kutabur, dan seluruh hasil bumiku hancur. Seandainya pernah aku tertarik kepada istri tetanggaku, dan dengan sembunyi, kuintip dia di balik pintu, maka biarlah istriku memasak untuk orang lain; biarlah di ranjang lelaki lain ia berbaring. Jika dosa yang keji itu memang kulakukan, aku patut menerima hukuman. Dosa itu membinasakan seperti api neraka, segala yang kumiliki habis dibakarnya. Ketika hambaku mengeluh karena haknya kusalahi, kudengarkan dia dan kuperlakukan dengan tulus hati. Jika tidak, bagaimana harus kuhadapi Allahku? Apa jawabku pada waktu Ia datang menghakimi aku? Bukankah Allah yang menciptakan aku, menciptakan juga hamba-hambaku itu? Belum pernah aku tak mau menolong orang yang papa, atau membiarkan para janda hidup berputus asa. Belum pernah kubiarkan yatim piatu kelaparan, sedangkan aku sendiri cukup makanan. Sejak kecil mereka kupelihara; seumur hidupku kubimbing mereka. Jika kulihat orang yang berkekurangan, terlalu miskin untuk membeli pakaian, kuhangatkan dia dengan kain wol dari dombaku sendiri, maka ia akan memuji aku dengan segenap hati. Sekiranya pernah aku menindas yatim piatu, sebab yakin akan menang perkaraku, maka biarlah patah kedua lenganku sehingga terpisah dari bahuku. Tak akan aku berbuat begitu, sebab hukuman Allah sangat mengecutkan hatiku. Tidak pernah aku mengandalkan hartaku, atau membanggakan kekayaanku.