Yohanes 4:3-42

Yohanes 4:3-42 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Jadi Dia bersama kami meninggalkan provinsi Yudea dan kembali ke provinsi Galilea. Dalam perjalanan ke sana Dia harus melewati daerah Samaria. Sewaktu di Samaria, Yesus dan kami sampai di sebuah kampung bernama Sikar, dekat dengan tanah yang dulu diberikan Yakub kepada Yusuf, anaknya. Di tanah itulah terletak sumur Yakub. Karena perjalanan jauh, Yesus merasa sangat lelah lalu duduk di pinggir sumur itu. Saat itu kira-kira tengah hari. Kemudian datanglah seorang perempuan Samaria ke sumur itu untuk menimba air. Yesus berkata kepadanya, “Tolong beri saya air untuk diminum.” Waktu hal itu terjadi, kami sudah pergi ke kampung Sikar untuk membeli makanan. Lalu perempuan itu berkata kepada-Nya, “Saya heran! Bagaimana mungkin Bapak, seorang Yahudi, minta air minum kepada saya, seorang Samaria!” Dia berkata begitu karena orang Yahudi menganggap orang Samaria najis. Lalu Yesus menjawab, “Seandainya Ibu tahu hadiah apa yang hendak Allah berikan kepada Ibu, dan seandainya Ibu tahu siapa saya ini yang sedang meminta minum dari Ibu, pastilah Ibu yang akan lebih dulu minta air hidup dari saya. Dan saya bersedia memberikannya kepada Ibu.” Kata perempuan itu, “Bapak tidak punya timba dan sumur ini sangat dalam. Bagaimana mungkin Bapak bisa memberikan air hidup itu kepada saya? Yakub, nenek moyang kita yang memberikan sumur ini kepada kami. Dulu dia dan anak-anaknya serta semua ternaknya minum dari air sumur ini. Apakah Bapak lebih besar daripada Yakub, sehingga merasa bisa memberikan air yang lebih baik?” Lalu Yesus menjawab, “Setiap orang yang minum air dari sumur ini akan haus lagi. Tetapi siapa saja yang minum air yang akan Aku berikan, dia tidak akan haus lagi untuk selama-lamanya. Karena air itu akan menjadi seperti mata air di dalam dirinya, yang akan terus mengalir dan memberinya hidup yang kekal.” Kata perempuan itu, “Bapak, berikanlah air itu untuk saya, supaya saya tidak haus lagi dan tidak usah kembali menimba air di sini!” Yesus berkata kepadanya, “Pergilah, panggillah suamimu dan kembalilah bersama dia ke sini.” Jawab perempuan itu, “Tetapi saya tidak punya suami.” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Apa yang kamu katakan tepat sekali. Kamu tidak mempunyai suami, karena kamu sudah lima kali kawin cerai dengan laki-laki yang berbeda. Dan laki-laki yang hidup bersamamu sekarang bukanlah suamimu. Ya, perkataanmu itu memang benar.” Kata perempuan itu kepada Yesus, “Sekarang saya sadar bahwa Bapak seorang nabi. Nenek moyang kami selalu menyembah Allah di atas gunung yang di sana itu, tetapi kalian orang Yahudi mengatakan bahwa satu-satunya tempat yang benar untuk menyembah adalah Yerusalem. Manakah yang benar?” Yesus menjawabnya, “Ibu, percayalah pada perkataan-Ku ini: Di kemudian hari kalian boleh menyembah Allah Bapa di mana saja dan tidak usah lagi naik ke gunung itu atau pergi ke Yerusalem. Kalian orang Samaria memang menyembah Allah, tetapi tidak mengenal Dia. Sedangkan kami orang Yahudi menyembah Allah yang sudah kami kenal. Karena Allah sudah berjanji bahwa keselamatan akan diberikan kepada manusia melalui orang Yahudi. Tetapi waktunya akan datang dan sebenarnya sudah tiba sekarang, yakni waktu di mana setiap orang yang benar-benar mau menyembah Allah akan menyembah-Nya melalui persatuan dengan Roh Kudus dan sesuai dengan ajaran benar dari Allah. Karena Allah menginginkan orang-orang yang seperti itu untuk menyembah Dia. Allah adalah Roh. Oleh sebab itu setiap orang yang mau menyembah Dia harus menyembah-Nya melalui persatuan dengan Roh Kudus dan sesuai dengan ajaran benar dari Allah.” Lalu perempuan itu berkata kepada Yesus, “Saya tahu bahwa Mesias akan datang nanti. Waktu dia datang, dia akan memberitahukan semua kehendak Allah kepada kami.” (‘Mesias’ dalam bahasa Ibrani artinya ‘Kristus.’) Kata Yesus kepadanya, “Aku, yang sedang berbicara denganmu ini, adalah Mesias.” Pada saat itu, kami murid-murid-Nya sudah kembali dan sampai di sumur itu. Kami heran melihat Yesus sedang berbicara dengan seorang perempuan. Tetapi tidak satu pun dari kami yang berani bertanya kepada perempuan itu, “Ibu cari apa?” Dan tidak ada yang berani bertanya kepada Yesus, “Kenapa Guru bicara dengan dia?” Lalu perempuan itu meninggalkan tempat airnya di pinggir sumur dan kembali ke kampung untuk memberitakan, “Ayo lihat! Di sana ada seseorang yang sudah mengetahui dan mengatakan tentang semua yang pernah saya lakukan! Mungkinkah dia itu Kristus?!” Jadi orang-orang kampung itu pun keluar dan mendatangi Yesus. Tetapi sebelum mereka tiba, kami mengajak Yesus makan dengan berkata, “Guru, mari kita makan!” Tetapi Dia menjawab, “Aku mempunyai makanan yang kalian belum ketahui.” Karena itu kami bertanya-tanya satu sama lain, “Apa mungkin tadi seseorang datang membawa makanan untuk Dia?” Lalu Yesus berkata kepada kami, “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Bapa yang mengutus Aku ke dunia ini, yaitu menyelesaikan tugas yang Dia berikan kepada-Ku. Kalian tahu pepatahnya, ‘Empat bulan sesudah menanam, tibalah waktu panen.’ Tetapi Aku berkata kepada kalian, lihatlah ladang-ladang di sekitar kita. Sebenarnya gandum ini sudah siap dipanen. Aku sudah menyuruh orang-orang menanam gandum yang ada sekarang. Maksud-Ku, gandum adalah gambaran dari jiwa-jiwa yang sedang diselamatkan, dan orang yang memanen adalah gambaran dari kita yang bekerja supaya orang lain bisa masuk ke dalam hidup yang kekal. Semua orang yang ikut memanen gandum ini akan menerima upah yang bertahan untuk selama-lamanya. Jadi akhirnya, mereka yang dulu menanam gandum ini akan bergembira bersama-sama dengan kita yang sekarang sedang memanen. Jadi, benarlah kata pepatah ini: ‘Ada yang bertugas menanam, dan ada yang bertugas untuk panen.’ Aku menyuruh kalian untuk memanen hasil ladang-Ku, di tempat dulu Aku tugaskan orang lain untuk menanam. Sekarang kalian hanya tinggal memanen hasil usaha mereka.” Akhirnya, banyak orang Samaria dari kampung itu percaya kepada Yesus karena mereka mendengar kesaksian perempuan tadi yang berkata, “Yesus memberitahukan kepada saya tentang semua hal yang pernah saya lakukan!” Waktu orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta Dia tinggal bersama mereka. Yesus setuju, dan kami pun tinggal di sana selama dua hari. Lalu semakin banyak lagi orang-orang kampung itu yang menjadi percaya karena mereka sendiri mendengar ajaran-Nya. Dan mereka berkata kepada perempuan itu, “Memang sebelumnya kami percaya kepada Yesus karena apa yang kamu katakan. Tetapi sekarang kami percaya karena kami sudah mendengar sendiri ajaran-Nya. Sekarang kami tahu pasti bahwa Dia ini sungguh Kristus, Raja Penyelamat manusia.”

Yohanes 4:3-42 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea. Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: ”Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: ”Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: ”Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya: ”Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: ”Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya: ”Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya: ”Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: ”Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: ”Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada-Nya: ”Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Kata Yesus kepadanya: ”Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Jawab perempuan itu kepada-Nya: ”Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: ”Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun yang berkata: ”Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: ”Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: ”Rabi, makanlah.” Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.” Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: ”Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?” Kata Yesus kepada mereka: ”Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: ”Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: ”Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.”

Yohanes 4:3-42 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Ia meninggalkan Yudea dan kembali ke Galilea. Dalam perjalanan ini Ia harus melalui Samaria. Kira-kira pada tengah hari, waktu mendekati Kampung Sikhar, Ia tiba di sumur Yakub, yang terletak di sebidang tanah yang dahulu diberikan oleh Yakub kepada Yusuf, anaknya. Perjalanan itu menyebabkan Yesus penat, dan dengan kepayahan Ia duduk di tepi sumur itu. Tidak lama kemudian seorang wanita Samaria datang untuk mengambil air, dan Yesus minta minum kepadanya. Pada waktu itu Ia hanya seorang diri, karena murid-murid-Nya pergi memasuki kampung untuk membeli makanan. Wanita itu heran mendengar seorang Yahudi sudi meminta sesuatu dari seorang “Samaria yang hina”, sedangkan biasanya mengajak bicara pun mereka tidak sudi. Hal ini ditanyakannya kepada Yesus. Yesus menjawab, “Kalau engkau tahu betapa indahnya anugerah Allah bagimu dan siapa Aku, pasti engkau akan meminta air hidup kepada-Ku.” “Tetapi Tuan tidak mempunyai timba,” kata wanita itu. “Sumur ini dalam sekali. Dari mana Tuan akan mendapat air hidup itu? Lagipula, apakah Tuan lebih besar daripada nenek moyang kita Yakub? Bagaimana Tuan dapat memberikan air yang lebih baik daripada air ini, yang telah dinikmati oleh Yakub serta anak-anaknya dan oleh ternaknya?” Yesus menjawab bahwa setelah minum air sumur itu orang akan haus lagi. “Tetapi air yang Kuberikan kepada mereka,” kata-Nya, “menjadi mata air yang terus-menerus memancar di dalam mereka dan mengairi mereka dengan hidup kekal untuk selama-lamanya.” Wanita itu berkata, “Berilah saya air itu, supaya saya tidak akan haus lagi dan tidak usah setiap hari berjalan jauh-jauh ke tempat ini.” “Pergilah panggil suamimu,” kata Yesus. “Saya tidak bersuami,” jawab wanita itu. “Ya, tepat sekali!” kata Yesus. “Sebab sudah lima orang suami yang kaupunyai, tetapi dengan orang yang sekarang tinggal bersamamu pun engkau tidak menikah.” Wanita itu berkata, “Pasti Tuan seorang nabi. Tetapi, mengapa kalian orang-orang Yahudi bersikeras, bahwa Yerusalem adalah satu-satunya tempat berbakti, sedangkan bagi kami orang Samaria tempat berbakti adalah di sini (di Gunung Gerizim), di tempat nenek moyang kami berbakti?” Yesus menjawab, “Akan tiba waktunya kita tidak peduli lagi apakah kita berbakti kepada Bapa di sini atau di Yerusalem. Karena yang penting bukan tempat di mana kita berbakti, tetapi cara kita berbakti—apakah kebaktian kita itu bersifat rohani dan sungguh-sungguh? Apakah kita mendapat pertolongan Roh Kudus? Karena Allah adalah Roh dan untuk berbakti sebagaimana mestinya, kita harus mendapat pertolongan-Nya. Kebaktian semacam inilah yang dikehendaki Allah Bapa dari kita. Akan tetapi kalian orang Samaria sedikit sekali mengetahui tentang Dia, sehingga kalian menyembah dengan membabi buta; sedangkan kami orang Yahudi mengetahui segala sesuatu tentang Dia, sebab keselamatan itu datang ke dunia ini melalui orang Yahudi.” Wanita itu berkata, “Tetapi setidak-tidaknya saya tahu bahwa Mesias—yang disebut Kristus—akan datang, dan waktu Ia datang Ia akan menerangkan semuanya kepada kami.” Lalu Yesus berkata, “Akulah Mesias itu.” Pada saat itulah murid-murid-Nya tiba. Mereka sangat heran melihat Dia bercakap-cakap dengan seorang wanita, tetapi tidak seorang pun menanyakan apa sebabnya atau apa yang diperbincangkan mereka. Wanita itu meninggalkan buyungnya di tepi sumur, lalu kembali ke kampungnya memberitahukan kepada setiap orang, “Marilah menjumpai Orang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang pernah kulakukan. Mungkinkah Dia Mesias itu?” Maka berduyun-duyunlah orang kampung itu pergi menemui Dia. Sementara itu murid-murid mengajak Yesus makan. “Tidak,” kata-Nya, “Aku mempunyai makanan yang tidak kalian ketahui.” “Siapakah yang membawakan Dia makanan?” murid-murid itu saling bertanya. Kemudian Yesus menjelaskan, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Allah, yang mengutus Aku, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Apakah kalian kira bahwa panen tidak akan mulai sebelum musim panas berakhir, empat bulan lagi? Lihatlah sekelilingmu! Ladang-ladang yang luas sudah menguning dan jiwa-jiwa siap untuk dituai. Para penuai akan mendapat upah yang memuaskan dan akan mengumpulkan jiwa-jiwa yang kekal di dalam lumbung surga! Betapa besar kesukaan yang menantikan para penabur dan para penuai! Sebab benarlah bahwa yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku menyuruh kalian menuai di tempat kalian tidak menabur; orang lain yang menabur dan kalian yang menerima hasilnya.” Banyak orang Samaria dari kampung itu percaya, bahwa Dialah Mesias, karena wanita itu berkata, “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang pernah kulakukan!” Ketika mereka menemui Dia di tepi sumur, mereka memohon dengan sangat supaya Ia singgah di kampung mereka. Ia tinggal di sana selama dua hari, cukup lama sehingga banyak dari mereka percaya kepada-Nya setelah mendengar pengajaran-Nya. Kemudian mereka berkata kepada wanita itu, “Sekarang kami percaya, bukan hanya karena apa yang kaukatakan kepada kami, melainkan karena kami sendiri telah mendengar Dia. Sesungguhnyalah Dia Juru Selamat dunia.”

Yohanes 4:3-42 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Maka Ia meninggalkan Yudea dan pulang ke Galilea. Dalam perjalanan ke Galilea, Ia harus melewati daerah Samaria. Di Samaria Yesus sampai ke kota yang bernama Sikhar, yang terletak dekat dengan tanah yang dulu diberikan Yakub kepada anaknya, Yusuf. Sumur Yakub ada di situ. Yesus lelah karena perjalanan panjang, lalu Ia duduk di pinggir sumur itu. Kira-kira pada tengah hari, seorang perempuan Samaria datang untuk menimba air, dan Yesus berkata kepadanya, “Tolong, berikan Aku minum.” Ini terjadi saat pengikut-Nya sedang berada di kota membeli makanan. Perempuan itu menjawab, “Aku heran Engkau minta air minum dariku! Engkau adalah orang Yahudi, sedangkan aku ini orang Samaria!” (Orang Yahudi tidak mau berhubungan dengan orang Samaria.) Jawab Yesus, “Kamu tidak tahu apa yang Allah punya bagimu. Dan kamu tidak tahu siapa yang minta air darimu. Jika kamu tahu, kamu pasti sudah minta Aku, dan Aku pasti sudah memberikan air yang memberi hidup kepadamu.” Perempuan itu bilang, “Tuan, dari manakah Engkau mendapat air kehidupan itu? Sumur ini sangat dalam dan Engkau tidak punya sesuatu untuk menimba air. Apakah Engkau lebih besar daripada Yakub, leluhur kami? Ia berikan sumur ini kepada kami. Ia sendiri sudah minum dari sumur ini, dan juga semua anak dan ternaknya.” Yesus menjawab, “Setiap orang yang minum air ini akan haus lagi. Tetapi setiap orang yang minum air yang Kuberikan tidak akan pernah haus lagi. Air yang Kuberikan itu akan menjadi seperti mata air yang mengalir di dalam diri mereka. Mata air itu akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka.” Perempuan itu berkata kepada Yesus, “Tuan, berilah aku air itu. Jadi, aku tidak akan haus lagi dan tidak perlu balik ke sini lagi untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, bawalah suamimu dan kembali ke sini.” Perempuan itu menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai suami.” Jawab Yesus kepadanya, “Kamu benar berkata bahwa kamu tidak punya suami. Sebab, meskipun kamu sudah punya lima suami, tapi laki-laki yang tinggal bersamamu saat ini bukanlah suamimu. Dalam hal ini kamu berkata benar.” Kata perempuan itu, “Tuan, aku bisa lihat kalau Engkau adalah seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di gunung ini. Tetapi kalian orang Yahudi bilang bahwa Yerusalem adalah tempat orang-orang harus menyembah.” Yesus berkata, “Percayalah kepada-Ku, waktunya telah tiba di mana kalian akan menyembah Bapa tanpa harus berada di gunung ini atau pergi ke Yerusalem. Kalian orang Samaria menyembah apa yang tidak kalian kenal. Kami orang Yahudi menyembah apa yang kami kenal, karena keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi waktunya akan datang di mana penyembah yang benar menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran. Sebenarnya, waktu itu ada di sini sekarang ini. Dan orang-orang seperti inilah yang dikehendaki Bapa sebagai penyembah-Nya. Allah adalah Roh. Jadi, mereka yang menyembah-Nya harus menyembah dalam roh dan kebenaran.” Perempuan itu berkata, “Aku tahu bahwa Mesias akan datang, Dia yang disebut Kristus. Dan ketika Ia datang, Ia akan menjelaskan semuanya kepada kami.” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Ia sedang berbicara denganmu sekarang ini. Akulah Mesias itu.” Pada saat itu, pengikut Yesus kembali dari kota. Mereka heran karena melihat Yesus sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tak seorang pun dari mereka yang bertanya kepada perempuan itu, “Apa yang kamu inginkan?” Atau bertanya kepada Yesus, “Mengapa Engkau bercakap-cakap dengan perempuan ini?” Kemudian perempuan itu meninggalkan tempat airnya dan kembali ke kota. Di sana, ia memberitahukan kepada orang-orang, “Ada seorang yang bilang kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mari dan lihatlah Dia! Mungkin Ia adalah Mesias.” Maka semua orang meninggalkan kota dan pergi melihat Yesus. Waktu perempuan Samaria itu masih di kota, pengikut Yesus berkata kepada-Nya, “Guru, makanlah!” Tetapi Yesus menjawab, “Aku mempunyai makanan yang kamu tidak tahu sama sekali.” Jadi, mereka saling bertanya, “Apakah ada orang yang sudah membawa makanan untuk-Nya?” Yesus berkata, “Makanan-Ku adalah melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Makanan-Ku adalah menyelesaikan pekerjaan yang Ia berikan kepada-Ku. Ketika kamu berkebun, kamu selalu bilang, ‘Empat bulan lagi kami akan mengambil hasil panen.’ Tetapi Aku bilang kepadamu, Bukalah matamu dan lihatlah ladang-ladang. Sekarang semuanya sudah siap untuk dipanen. Bahkan saat ini, orang yang memanen sudah menerima upahnya. Mereka sedang mengumpulkan orang-orang yang memiliki hidup yang kekal. Jadi, sekarang mereka yang menanam bisa bersukacita dengan mereka yang memanen. Benarlah perkataan orang, ‘Yang seorang menanam, lainnya memanen.’ Aku mengutus kamu untuk memanen sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Orang lainlah mengerjakannya, dan kamu memanen hasil usaha mereka.” Banyak orang Samaria di kota itu menjadi percaya kepada Yesus. Mereka percaya karena kesaksian perempuan tentang Dia. Ia katakan kepada mereka, “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Orang Samaria pergi menemui Yesus. Mereka memohon kepada-Nya supaya tinggal bersama mereka. Jadi, Yesus tinggal di sana selama dua hari. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya pada Yesus karena perkataan-Nya. Mereka berkata kepada perempuan itu, “Awalnya, kami percaya kepada Yesus karena perkataanmu. Tetapi sekarang kami percaya karena kami sendiri telah mendengar-Nya. Sekarang kami tahu bahwa Dialah yang akan menyelamatkan dunia.”

Yohanes 4:3-42 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Ketika Yesus tahu bahwa orang-orang Farisi sudah mendengar tentang hal itu, Ia pergi dari Yudea kembali ke Galilea. Dalam perjalanannya itu Ia harus lewat Samaria. Maka sampailah Yesus di sebuah kota di Samaria yang bernama Sikhar, tidak jauh dari tanah yang dahulu diberikan Yakub kepada Yusuf anaknya. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus lelah sekali karena perjalanan, sebab itu Ia duduk di pinggir sumur. Waktu itu kira-kira pukul dua belas siang, dan pengikut-pengikut Yesus sudah pergi ke kota untuk membeli makanan. Kemudian seorang wanita Samaria datang menimba air. Yesus berkata kepadanya, “Bu, boleh Aku minta minum?” Wanita Samaria itu menjawab, “Tuan orang Yahudi, saya orang Samaria; mengapa Tuan minta minum dari saya?” (Sebab orang-orang Yahudi tidak ada hubungan dengan orang Samaria.) Yesus menjawab, “Sekiranya engkau tahu pemberian Allah dan siapa yang minta minum kepadamu, pasti engkau sendiri yang minta minum kepada-Nya, dan Ia akan memberi kepadamu air hidup.” Kata wanita itu, “Tuan tidak punya timba, dan sumur ini dalam sekali. Dari mana Tuan mendapat air hidup? Yakub, bapak leluhur kami, memberi kami sumur ini. Ia sendiri mengambil air minumnya dari sini; begitu pula anak-anaknya serta binatang ternaknya. Apakah Tuan sangka Tuan lebih besar dari Yakub?” “Orang yang minum air ini akan haus lagi,” kata Yesus, “tetapi orang yang minum air yang akan Kuberikan, tidak akan haus lagi selama-lamanya. Sebab air yang akan Kuberikan itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yang memancar keluar dan memberikan kepadanya hidup sejati dan kekal.” Kata wanita itu, “Tuan, berilah saya air itu, supaya saya tidak haus lagi; dan tidak perlu kembali ke sini untuk mengambil air.” “Pergilah, panggil suamimu, lalu kembalilah ke sini,” kata Yesus. “Saya tidak punya suami,” jawab wanita itu. “Memang benar katamu,” kata Yesus. “Sebab engkau sudah kawin lima kali, dan laki-laki yang hidup bersamamu sekarang bukan suamimu.” “Sekarang saya tahu Tuan seorang nabi,” kata wanita itu. “Nenek moyang kami menyembah Allah di bukit ini, tetapi bangsa Tuan berkata bahwa hanya di Yerusalem saja tempatnya orang menyembah Allah.” “Percayalah,” kata Yesus kepadanya, “satu waktu orang akan menyembah Bapa, bukan lagi di bukit ini, dan bukan juga di Yerusalem. Kalian orang Samaria menyembah yang tidak kalian kenal, sedangkan kami orang Yahudi menyembah Dia yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari orang Yahudi. Tetapi waktunya akan datang, malahan sudah datang, bahwa dengan kuasa Roh Allah orang-orang akan menyembah Bapa sebagai Allah yang benar seperti yang diinginkan Bapa. Sebab Allah itu Roh, dan hanya dengan kuasa Roh Allah orang-orang dapat menyembah Bapa sebagaimana Ia ada.” Wanita itu berkata kepada Yesus, “Saya tahu Raja Penyelamat (yang disebut Kristus) akan datang. Kalau Ia datang, Ia akan memberitahukan segala sesuatu kepada kita.” “Akulah Dia,” kata Yesus, “Aku yang sekarang sedang berbicara dengan engkau.” Pada waktu itu pengikut-pengikut Yesus kembali. Mereka heran melihat Yesus berbicara dengan seorang wanita. Tetapi tidak seorang pun dari mereka yang bertanya kepada wanita itu, “Ibu perlu apa?” atau yang bertanya kepada Yesus, “Mengapa Bapak berbicara dengan wanita itu?” Maka wanita itu meninggalkan tempayannya di situ lalu lari ke kota dan berkata kepada orang-orang di sana, “Mari lihat orang yang memberitahukan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya lakukan. Mungkinkah Ia itu Raja Penyelamat?” Maka orang-orang itu pun meninggalkan kota lalu pergi kepada Yesus. Sementara itu pengikut-pengikut-Nya mengajak Yesus makan. “Bapak Guru,” kata mereka, “silakan makan.” Tetapi Yesus menjawab, “Ada makanan pada-Ku, yang tidak kalian tahu.” Maka pengikut-pengikut-Nya mulai saling bertanya, “Apakah ada orang membawa makanan untuk Dia?” Lalu Yesus berkata, “Makanan-Ku adalah mengikuti kemauan Dia yang mengutus Aku, dan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan-Nya kepada-Ku. Kalian berkata, ‘Empat bulan lagi musim panen.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning, siap untuk dituai! Orang yang menuai sudah mulai menerima upahnya dan mengumpulkan hasil untuk hidup yang sejati dan kekal. Maka orang yang menabur dan orang yang menuai boleh bersenang bersama-sama. Peribahasa ini benar juga, ‘Yang satu menanam, yang lain menuai.’ Aku menyuruh kalian pergi menuai di ladang yang tidak kalian usahakan; orang lain sudah bekerja di sana, dan kalian menerima keuntungan dari pekerjaan mereka.” Banyak orang Samaria penduduk kota itu percaya kepada Yesus, karena wanita itu berkata, “Ia mengatakan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya lakukan.” Maka ketika orang-orang Samaria itu bertemu dengan Yesus, mereka minta dengan sangat supaya Ia tinggal dengan mereka. Jadi Yesus tinggal di situ dua hari lamanya. Kemudian lebih banyak lagi orang percaya kepada Yesus karena apa yang diajarkan-Nya sendiri kepada mereka. Mereka berkata kepada wanita itu, “Kami percaya sekarang, bukan lagi karena apa yang engkau katakan kepada kami, tetapi karena kami sendiri sudah mendengar Dia, dan tahu bahwa Ia memang Penyelamat dunia.”