Yohanes 13:1-38

Yohanes 13:1-38 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Sehari sebelum Hari Raya Paskah, Yesus tahu bahwa sudah waktunya Ia meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada Bapa-Nya. Ia mengasihi orang-orang yang menjadi milik-Nya di dunia, dan Ia tetap mengasihi mereka sampai penghabisan. Yesus dan pengikut-pengikut-Nya sedang makan malam. Iblis sudah memasukkan niat di dalam hati Yudas anak Simon Iskariot untuk mengkhianati Yesus. Yesus tahu bahwa Bapa sudah menyerahkan seluruh kekuasaan kepada-Nya. Ia tahu juga bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Sebab itu Ia berdiri, membuka jubah-Nya, dan mengikat anduk pada pinggang-Nya. Sesudah itu Ia menuang air ke dalam sebuah baskom, lalu mulai membasuh kaki pengikut-pengikut-Nya dan mengeringkannya dengan anduk yang terikat di pinggang-Nya. Sampailah Ia kepada Simon Petrus, yang berkata, “Tuhan, masakan Tuhan yang membasuh kaki saya?” Yesus menjawab, “Sekarang engkau tidak mengerti apa yang Kulakukan ini, tetapi nanti engkau akan mengerti.” “Jangan, Tuhan,” kata Petrus kepada Yesus, “Jangan sekali-kali Tuhan membasuh kaki saya!” Tetapi Yesus menjawab, “Kalau Aku tidak membasuhmu, engkau tidak ada hubungan dengan Aku.” Simon Petrus berkata, “Kalau begitu, Tuhan, jangan hanya kaki saya tetapi tangan dan kepala saya juga!” “Orang yang sudah mandi, sudah bersih seluruhnya,” kata Yesus kepada Petrus. “Ia tidak perlu dibersihkan lagi; kecuali kakinya. Kalian ini sudah bersih, tetapi tidak semuanya.” ( Yesus sudah tahu siapa yang akan mengkhianati-Nya. Itu sebabnya Ia berkata, “Kalian ini sudah bersih, tetapi tidak semuanya.”) Sesudah Yesus membasuh kaki mereka, Ia memakai kembali jubah-Nya dan duduk lagi. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengertikah kalian apa yang baru saja Kulakukan kepadamu? Kalian memanggil Aku Guru dan Tuhan. Dan memang demikian. Kalau Aku sebagai Tuhan dan Gurumu membasuh kakimu, kalian wajib juga saling membasuh kaki. Aku memberi teladan ini kepada kalian, supaya kalian juga melakukan apa yang sudah Kulakukan kepadamu. Sungguh benar kata-Ku ini: Seorang hamba tidak lebih besar dari tuannya, dan seorang utusan tidak lebih besar dari yang mengutusnya. Kalau kalian sudah tahu semuanya ini, bahagialah kalian jika melakukannya. Apa yang Kukatakan ini bukanlah mengenai kalian semua. Aku tahu siapa-siapa yang sudah Kupilih. Tetapi apa yang tertulis dalam Alkitab, harus terjadi, yaitu ‘Orang yang makan bersama Aku, akan melawan Aku.’ Hal itu Kusampaikan kepadamu sekarang, sebelum terjadi, supaya kalau hal itu terjadi nanti, kalian akan percaya bahwa Akulah Dia yang disebut AKU ADA. Sungguh benar kata-Ku ini: Siapa menerima orang yang Kuutus, menerima Aku. Dan siapa menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku.” Setelah Yesus berkata begitu, Ia menjadi terharu sekali. Lalu Ia mengatakan, “Sungguh benar kata-Ku ini: Salah seorang dari antara kalian akan mengkhianati Aku.” Pengikut-pengikut-Nya memandang satu sama lain dengan sangat heran karena tidak tahu siapa yang dimaksud. Pengikut yang dikasihi Yesus duduk di sebelah Yesus. Simon Petrus memberi isyarat kepadanya, supaya ia bertanya kepada Yesus siapa yang dimaksudkan. Maka pengikut itu merapat pada Yesus, dan bertanya, “Siapa dia, Tuhan?” Yesus menjawab, “Orang yang Kuberikan roti yang Kucelupkan ke dalam mangkok, dialah orangnya.” Maka Yesus mengambil sepotong roti, mencelupnya ke dalam mangkok; lalu memberikannya kepada Yudas anak Simon Iskariot. Segera setelah Yudas menerima roti itu, Iblis masuk ke dalam hatinya. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Lakukanlah cepat apa yang mau kaulakukan.” Tidak seorang pun dari mereka yang duduk makan di situ mengerti mengapa Yesus berkata begitu kepada Yudas. Ada yang menyangka Yesus menyuruh Yudas membeli sesuatu yang diperlukan untuk pesta itu, atau memberi sedikit uang kepada orang miskin -- sebab Yudas adalah pemegang uang kas mereka. Setelah Yudas menerima roti itu, ia langsung keluar. Hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, Yesus berkata, “Sekarang Anak Manusia diagungkan, dan Allah diagungkan melalui Dia. Kalau Allah diagungkan melalui Dia, Ia pun akan diagungkan Allah melalui diri-Nya sendiri. Malah Allah akan mengagungkan-Nya dengan segera. Anak-anak-Ku, Aku tidak akan tinggal lama lagi dengan kalian. Kalian akan mencari Aku, tetapi seperti yang sudah Kukatakan kepada para penguasa Yahudi, begitu juga Kukatakan kepada kalian; ke tempat Aku pergi, kalian tak dapat datang. Perintah baru Kuberikan kepadamu: Kasihilah satu sama lain. Sama seperti Aku mengasihi kalian, begitu juga kalian harus saling mengasihi. Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian pengikut-pengikut-Ku.” “Tuhan, Tuhan mau pergi ke mana?” tanya Simon Petrus kepada Yesus. Jawab Yesus, “Ke mana Aku pergi, engkau tak dapat ikut sekarang. Engkau akan mengikuti Aku kemudian.” “Tuhan, mengapa saya tidak dapat mengikuti Tuhan sekarang?” tanya Petrus lagi. “Saya rela mati untuk Tuhan!” Yesus menjawab, “Sungguhkah engkau rela mati untuk-Ku? Ketahuilah, sebelum ayam berkokok nanti, engkau sudah tiga kali berkata bahwa engkau tidak mengenal Aku!”

Yohanes 13:1-38 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Pada malam sebelum Hari Raya Paskah, Yesus tahu bahwa sudah tiba waktu-Nya untuk meninggalkan dunia ini dan kembali kepada Bapa-Nya. Yesus selalu mengasihi semua orang yang menjadi milik-Nya di dunia ini, dan demikianlah Dia tetap membuktikan kasih-Nya kepada kami sampai hari terakhir hidup-Nya. Sewaktu Yesus dan kami murid-murid-Nya sedang makan malam bersama, iblis sudah bekerja di dalam hati Yudas supaya dia menjual Yesus kepada musuh-musuh-Nya. (Yudas ini berasal dari desa Kariot, anak Simon.) Yesus tahu bahwa Bapa-Nya sudah menyerahkan segala kuasa ke dalam tangan-Nya. Dia juga tahu bahwa Dia datang dari Allah, dan sudah hampir tiba saatnya Dia kembali kepada Allah. Karena itu, sementara kami sedang makan, Yesus berdiri dan melepas jubah-Nya. Kemudian Dia mengambil handuk dan mengikat handuk itu di pinggang-Nya. Lalu Dia mengisi air ke dalam sebuah baskom dan mulai mencuci kaki kami semua dan mengeringkannya lagi dengan handuk yang terikat pada pinggang-Nya. Waktu Dia sampai kepada Petrus, yang juga disebut Simon, Petrus berkata kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tidak usah mencuci kakiku!” Jawab Yesus kepadanya, “Sekarang kamu tidak akan mengerti apa yang sedang Aku lakukan. Tetapi nanti kamu akan mengerti.” Lalu Petrus berkata lagi, “Aku tidak akan pernah mengizinkan Engkau mencuci kakiku!” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Kalau Aku tidak mencuci kakimu, berarti kamu bukan pengikut-Ku.” Maka jawab Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kalau begitu, jangan hanya kakiku saja yang Engkau cuci, tetapi cucilah juga tangan dan kepalaku!” Yesus berkata kepadanya, “Orang yang sudah mandi, tubuhnya sudah bersih. Sesudah berjalan, dia hanya perlu membersihkan kakinya saja. Secara umum kalian sudah bersih di mata Allah, tetapi ada di antara kalian yang tidak bersih.” Yesus berkata begitu karena Dia tahu siapa yang sudah berencana untuk menjual Dia. Itu sebabnya Dia berkata, “Ada di antara kalian yang tidak bersih.” Sesudah Yesus mencuci kaki kami semua, Dia memakai jubah-Nya lagi dan kembali ke tempat duduk-Nya. Kemudian Dia berkata kepada kami, “Apakah kalian mengerti apa yang Aku kerjakan kepada kalian tadi? Kalian memanggil Aku ‘Guru’ dan ‘Tuhan.’ Dan kedua panggilan itu benar, karena memang itulah Aku. Nah, lihatlah, meskipun Aku adalah Guru dan Tuhan kalian, Aku sudah merendahkan diri seperti seorang budak dan mencuci kakimu semua. Itu artinya kalian juga harus mencuci kaki satu sama lain. Karena dengan demikian Aku sudah memberikan contoh kepada kalian supaya kalian melakukan hal yang sama seperti yang sudah Aku lakukan kepada kamu semua. Aku menegaskan kepadamu bahwa perkataan-Ku ini benar: Seorang hamba tidak lebih tinggi daripada tuannya. Demikian juga, seorang yang mewakili orang lain tidak lebih tinggi daripada orang yang mengutus dia. Hal-hal itu memang sudah jelas. Jadi kalian akan sangat diberkati kalau mengikuti contoh-Ku dan saling melayani. “Aku tidak mengatakan itu tentang kalian semua, karena Aku tahu siapa saja yang sudah Aku pilih. Tetapi apa yang tertulis dalam Firman TUHAN harus ditepati, yaitu, ‘Teman-Ku yang biasa makan bersama Aku, dialah yang menjadi musuh-Ku.’ Aku memberitahukan hal ini kepada kalian sekarang, supaya waktu peristiwa itu terjadi nanti, kalian akan percaya bahwa Aku adalah Kristus yang kalian nanti-nantikan. Aku menegaskan kepadamu bahwa perkataan-Ku ini benar: Siapa saja yang menerima orang yang Aku utus, berarti dia menerima Aku. Dan siapa yang menerima Aku, berarti dia menerima Bapa yang mengutus Aku.” Setelah berkata begitu, Yesus menjadi sangat sedih, lalu Dia berkata dengan terus-terang, “Aku menegaskan kepadamu bahwa sesungguhnya, salah seorang dari antara kalian akan menjual Aku kepada musuh-musuh-Ku.” Kami merasa bingung dan saling memandang satu sama lain, karena kami tidak tahu siapa yang Dia maksud. Kebetulan, saya duduk dekat di sebelah kanan Yesus. Maka Petrus memberi tanda dengan tangan kepada saya supaya menanyakan kepada Yesus siapa orang yang Dia maksud. Saya pun bergeser supaya lebih dekat lagi dan berbisik kepada-Nya, “Tuhan, siapakah di antara kami ini yang Engkau maksud?” Yesus menjawab, “Orang yang menerima roti yang Aku celupkan ini, dialah yang Aku maksud.” Sesudah berkata begitu, Dia mengambil sepotong roti, mencelupkannya ke dalam mangkuk, dan memberikannya kepada Yudas anak Simon, orang Kariot. Ketika Yudas makan roti itu, Satanas langsung masuk ke dalam hatinya. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Apa yang kamu rencanakan, lakukanlah segera.” Tetapi tidak seorang pun dari kami di meja itu yang mengerti apa maksud Yesus waktu Dia berkata demikian kepada Yudas. Karena Yudas adalah bendahara, maka sebagian dari kami berpikir bahwa maksud Yesus adalah supaya Yudas membeli sesuatu yang diperlukan untuk hari-hari perayaan berikutnya. Ada juga yang berpikir bahwa Yesus meminta dia memberikan sesuatu kepada orang miskin. Jadi sesudah Yudas makan roti itu, dia langsung pergi. Waktu itu hari sudah malam. Setelah Yudas keluar, Yesus berkata kepada kami, “Sekarang sudah waktunya Aku dimuliakan sebagai Sang Anak Adam. Dan Allah akan dimuliakan melalui apa yang terjadi atas diri-Ku. Ketika Allah sudah dimuliakan melalui Aku, Dia juga akan memberi kemuliaan kepada-Ku. Dan Dia akan segera melakukannya.” Yesus berkata lagi, “Anak-anak-Ku, hanya sebentar saja Aku masih ada bersama kalian. Sesudah itu kalian akan mencari Aku. Jadi sekarang Aku berkata kepada kalian sama seperti yang sudah Aku katakan kepada para pemimpin Yahudi: Kalian tidak bisa datang ke tempat Aku pergi. “Aku memberikan perintah baru kepada kalian: Kasihilah satu sama lain. Sama seperti Aku sudah mengasihi kalian, begitulah kalian harus saling mengasihi. Kalau kalian saling mengasihi, semua orang akan tahu bahwa kalian adalah murid-murid-Ku.” Lalu Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?” Jawab Yesus, “Sekarang kamu tidak bisa ikut ke tempat Aku pergi. Tetapi nanti di kemudian hari kamu akan menyusul Aku ke tempat itu.” Petrus bertanya lagi, “Tuhan, kenapa aku tidak bisa ikut Engkau sekarang? Aku siap menyerahkan nyawa demi Engkau.” Jawab Yesus, “Benarkah kamu siap menyerahkan nyawa demi Aku? Petrus, itu mustahil. Aku menegaskan kepadamu bahwa sesungguhnya, sebelum ayam berkokok nanti, kamu sudah tiga kali mengatakan bahwa kamu tidak mengenal-Ku!”

Yohanes 13:1-38 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

YESUS tahu bahwa malam sebelum hari raya Paskah itu adalah malam yang terakhir bagi-Nya di dunia ini, sebelum Ia kembali kepada Bapa-Nya. Selama makan malam, Iblis telah membisikkan ke dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, bahwa malam itulah saat untuk menjalankan rencana pengkhianatan terhadap Yesus. Yesus tahu bahwa Bapa telah memberikan kepada-Nya segala sesuatu dan bahwa Ia telah datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Dan betapa Ia mengasihi murid-murid-Nya! Maka Ia pun berdiri, menanggalkan jubah-Nya, dan melilitkan sehelai handuk pada pinggang-Nya. Ia menuangkan air ke dalam bokor, kemudian mulai membasuh kaki murid-murid dan menyekanya dengan handuk yang dililitkan pada pinggang-Nya. Ketika tiba giliran Simon Petrus, Petrus berkata kepada-Nya, “Guru, tidak pantas Guru membasuh kaki kami!” Yesus menjawab, “Sekarang engkau tidak mengerti mengapa Aku melakukannya. Tetapi kelak engkau akan mengerti.” “Jangan,” protes Petrus. “Sekali-kali jangan membasuh kaki saya!” “Tetapi, jikalau Aku tidak membasuhnya, maka engkau tidak dapat menjadi sekutu-Ku,” jawab Yesus. Lalu Simon Petrus berseru, “Kalau begitu, basuhlah tangan dan kepala saya juga—jangan hanya kaki saya!” Yesus menjawab, “Orang yang sudah mandi hanya perlu dibasuh kakinya supaya bersih seluruhnya. Sekarang engkau sudah bersih, tetapi tidak semua yang ada di sini demikian halnya.” Sebab Yesus tahu siapa yang akan mengkhianati Dia. Itulah yang dimaksudkan-Nya ketika Ia berkata, “Kalian tidak semuanya bersih.” Setelah membasuh kaki mereka, Ia mengenakan kembali jubah-Nya dan duduk serta bertanya, “Mengertikah kalian apa yang Aku lakukan? Kalian memanggil Aku ‘Guru’ dan ‘Tuhan’. Benarlah kata kalian itu, karena memang demikianlah halnya. Dan karena Aku, Tuhan dan Guru kalian, telah membasuh kaki kalian, maka layaklah kalau kalian juga saling membasuh kaki. Aku telah memberi sebuah teladan untuk diikuti: Lakukanlah sebagaimana telah Aku lakukan terhadap kalian. Benar sekali bahwa seorang pelayan tidak lebih besar daripada tuannya! Begitu juga seorang utusan tidak lebih besar daripada yang mengutusnya. Kalian mengetahui hal-hal ini—sekarang lakukanlah! Itulah jalan untuk memperoleh berkat. “Aku tidak mengatakan hal-hal ini kepada kalian semuanya. Aku benar-benar mengenal masing-masing dari antara kalian yang telah Kupilih. Kitab Suci menyatakan, ‘Seseorang yang makan malam bersama-sama dengan Aku akan mengkhianati Aku’, dan ini akan segera terjadi. Aku mengatakannya sekarang, supaya pada waktu hal itu terjadi, kalian akan percaya kepada-Ku. “Sesungguhnya siapa saja yang menerima orang yang akan Kuutus, ia menerima Aku. Menerima Aku berarti menerima Bapa yang mengutus Aku.” Yesus sangat terharu hati-Nya dan berkata, “Sesungguhnya Aku berkata kepada kalian, seorang dari kalian akan mengkhianati Aku.” Para murid saling memandang sambil bertanya-tanya siapakah yang dimaksudkan-Nya. Seorang murid yang dikasihi oleh Yesus duduk di sebelah Yesus pada meja itu. Simon Petrus memberinya isyarat agar menanyakan kepada Yesus siapakah yang akan melakukan perbuatan durjana itu. Sebab itu, murid yang dikasihi oleh Yesus itu berpaling dan bertanya kepada Yesus, “Tuhan, siapakah orangnya?” Yesus berkata, “Orangnya ialah dia yang Kuberi roti yang telah dicelupkan ke dalam kuah.” Setelah Yesus mencelupkan roti, Ia memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Segera setelah Yudas memakan roti itu, masuklah Iblis ke dalam dirinya. Kemudian Yesus berkata kepadanya, “Apa yang hendak kaulakukan, lakukanlah sekarang!” Tidak seorang pun yang duduk di sekitar meja itu mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Yesus. Ada yang mengira bahwa Yesus menyuruh Yudas membayar makanan atau memberikan uang kepada orang miskin, karena Yudas adalah bendahara mereka. Yudas segera pergi dalam kegelapan malam. Segera setelah Yudas meninggalkan ruangan itu, Yesus berkata, “Saat-Ku telah tiba. Kemuliaan Allah akan segera meliputi Aku, dan Allah akan menerima pujian yang besar karena semua yang terjadi ke atas-Ku. Allah akan memberikan kepada-Ku kemuliaan-Nya sendiri dan ini akan segera terjadi. Anak-anak yang Kukasihi, betapa singkatnya saat sebelum Aku pergi meninggalkan kalian! Setelah saat itu, walaupun kalian mencari Aku, kalian tidak dapat datang kepada-Ku, sama seperti yang telah Kukatakan kepada pemimpin-pemimpin orang Yahudi. “Oleh sebab itu, sekarang Kuberikan hukum baru kepada kalian: berkasih-kasihanlah antara sesama kalian seperti Aku mengasihi kalian. Kasih kalian yang teguh seorang kepada yang lain akan membuktikan kepada dunia ini, bahwa kalian adalah murid-murid-Ku.” Simon Petrus bertanya, “Guru, ke mana Guru akan pergi?” Yesus menjawab, “Engkau tidak dapat mengikut Aku sekarang, tetapi engkau akan mengikut Aku kemudian.” “Tetapi mengapa saya tidak dapat ikut sekarang?” tanya Petrus, “padahal saya siap untuk mati bagi Guru.” Yesus menjawab, “Mati bagi-Ku? Tidak—karena sebelum ayam berkokok besok pagi, tiga kali engkau akan menyatakan bahwa engkau tidak mengenal Aku!”

Yohanes 13:1-38 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Saat itu Hari Raya Paskah hampir tiba. Yesus tahu bahwa waktunya sudah tiba bagi-Nya untuk meninggalkan dunia ini dan kembali kepada Bapa. Yesus selalu mengasihi orang-orang di dunia yang adalah milik-Nya. Dan sekarang adalah saat bagi Dia untuk menunjukkan kepada mereka kasih-Nya yang terpenting. Ketika Yesus dan pengikut-Nya sedang makan malam bersama, Iblis telah membujuk Yudas Iskariot, anak Simon, untuk menyerahkan Yesus kepada musuh-Nya. Yesus tahu bahwa Bapa telah memberikan kuasa atas segala sesuatu kepada-Nya. Ia juga tahu, bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Jadi, selagi mereka makan, Yesus berdiri dan membuka jubah-Nya. Ia mengambil handuk, lalu membelitkannya di sekeliling pinggang-Nya. Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baskom dan mulai mencuci kaki pengikut-Nya. Ia mengeringkan kaki mereka dengan handuk yang terbelit di pinggang-Nya. Kemudian sampailah Ia pada Simon Petrus. Tetapi Petrus berkata kepada-Nya, “Tuhan, mengapa Engkau mencuci kakiku?” Yesus menjawab, “Kamu tidak mengerti apa yang Aku lakukan sekarang. Tetapi pada saatnya kelak kamu akan mengerti.” Petrus berkata, “Tidak! Sampai kapan pun Engkau tidak akan mencuci kakiku.” Tetapi Yesus menjawab, “Jika Aku tidak membasuh kakimu, kamu tidak dapat menjadi salah satu dari umat-Ku.” Simon Petrus berkata, “Tuhan, kalau begitu jangan hanya membasuh kakiku, melainkan basuhlah juga tangan dan kepalaku!” Yesus berkata, “Orang yang sudah mandi hanya perlu mencuci kakinya sebab seluruh tubuhnya sudah bersih. Kamu sudah bersih, tetapi tidak semua dari kalian bersih.” Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan-Nya. Itulah sebabnya Ia berkata, “Tidak semua dari kalian bersih.” Setelah selesai membasuh kaki pengikut-Nya, Yesus mengenakan jubah-Nya dan kembali ke meja. Ia bertanya, “Apakah kalian mengerti apa yang baru saja Aku lakukan kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan juga Tuhan. Itu tepat, karena memang Akulah Guru dan Tuhan. Aku adalah Tuhanmu dan Gurumu. Tetapi Aku membasuh kakimu seperti seorang pelayan. Jadi, kamu pun harus saling membasuh kakimu. Aku melakukan ini untuk memberi contoh kepadamu, supaya kamu saling melayani sama seperti Aku telah melayanimu. Ketahuilah, seorang pelayan tidaklah lebih tinggi daripada tuan mereka, dan seorang utusan tidak lebih tinggi daripada orang yang mengutusnya. Kalau kamu tahu semuanya ini, betapa berbahagianya kamu jika kamu melakukannya. Aku tidak membicarakan tentang kalian semua. Aku tahu orang-orang yang telah Kupilih. Tetapi apa yang dikatakan Kitab Suci harus terjadi: ‘Orang yang makan roti-Ku telah berbalik melawan Aku.’ Aku katakan kepadamu sekarang, sebelum hal itu terjadi sehingga ketika hal itu terjadi, kamu akan percaya bahwa Akulah Dia. Sesungguhnya, siapa menerima orang yang Aku utus, ia juga menerima Aku. Dan setiap orang yang menerima Aku, ia juga menerima Dia yang mengutus Aku.” Setelah Yesus menyampaikan hal-hal itu, Ia menjadi sangat susah. Ia berbicara dengan terbuka, “Sesungguhnya, salah seorang di antara kalian akan mengkhianati Aku.” Seluruh pengikut-Nya saling mengamati. Mereka tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Yesus. Salah seorang dari antara para pengikut itu duduk di sebelah Yesus dan bersandar di dekat-Nya. Dia adalah pengikut yang sangat dikasihi oleh Yesus. Kemudian Simon Petrus memberi isyarat kepada pengikut itu untuk menanyakan kepada Yesus siapakah orang yang dimaksudkan-Nya. Pengikut itu mendekati Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Tuhan, siapakah orang itu?” Yesus menjawab, “Orang itu adalah dia yang menerima potongan roti yang Kucelupkan ke dalam mangkuk ini.” Lalu Yesus mengambil sepotong roti dan mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Ketika Yudas menerima roti itu, Iblis menguasainya. Yesus berkata kepada Yudas, “Apa yang akan kamu perbuat, lakukanlah dengan cepat!” Tak seorang pun di antara mereka yang sedang makan mengerti, mengapa Yesus berkata demikian kepada Yudas. Karena Yudas adalah orang yang bertanggung jawab memegang uang kas, sebagian dari mereka menyangka Yesus menyuruhnya membeli sesuatu yang dibutuhkan untuk perayaan Paskah. Atau mereka mengira bahwa Yesus menyuruhnya untuk memberikan sesuatu kepada orang miskin. Yudas makan roti yang diberikan Yesus kepadanya. Lalu ia pergi secepatnya. Saat itu, hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, Yesus berkata, “Sekarang adalah waktunya bagi Anak Manusia untuk menerima kemuliaan-Nya. Dan Allah akan menerima kemuliaan melalui Dia. Jika Allah menerima kemuliaan melalui Dia, Allah juga akan memuliakan Anak Manusia melalui diri-Nya sendiri. Dan itu akan segera terjadi.” Yesus berkata, “Anak-anak-Ku, Aku hanya tinggal bersama kalian hanya sebentar lagi. Kamu akan mencari Aku, tetapi seperti yang telah Aku katakan kepada para pemimpin Yahudi, ‘Ke mana Aku pergi kalian tidak bisa datang.’ Aku memberikan perintah baru kepadamu: Kamu harus saling mengasihi. Sama seperti Aku mengasihi kamu, demikian juga kamu harus saling mengasihi. Jika kamu saling mengasihi, maka semua orang akan tahu bahwa kamu adalah pengikut-Ku.” Simon Petrus bertanya kepada Yesus, “Tuhan, ke manakah Engkau akan pergi?” Jawab Yesus, “Sekarang kamu tidak dapat pergi ke mana Aku pergi. Tetapi kelak kamu akan mengikuti Aku.” Petrus bertanya lagi, “Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku siap mati untuk-Mu!” Yesus menjawab, “Benarkah kamu mau memberikan hidupmu untuk-Ku? Sesungguhnya, sebelum ayam jantan berkokok, kamu akan berkata tiga kali bahwa kamu tidak mengenal Aku.”

Yohanes 13:1-38 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya: ”Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya: ”Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: ”Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: ”Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: ”Tidak semua kamu bersih.” Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.” Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: ”Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!” Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: ”Tuhan, siapakah itu?” Jawab Yesus: ”Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ”Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: ”Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” Simon Petrus berkata kepada Yesus: ”Tuhan, ke manakah Engkau pergi?” Jawab Yesus: ”Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku.” Kata Petrus kepada-Nya: ”Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!” Jawab Yesus: ”Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.”