Yohanes 11:1-42

Yohanes 11:1-42 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: ”Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: ”Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ”Mari kita kembali lagi ke Yudea.” Murid-murid itu berkata kepada-Nya: ”Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?” Jawab Yesus: ”Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: ”Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.” Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: ”Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: ”Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya.” Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: ”Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.” Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: ”Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta: ”Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya: ”Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus: ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta: ”Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: ”Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau.” Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: ”Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: ”Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: ”Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus. Kata orang-orang Yahudi: ”Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: ”Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?” Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: ”Angkat batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: ”Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.” Jawab Yesus: ”Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: ”Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Yohanes 11:1-42 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Seorang yang bernama Lazarus tinggal di Betania bersama-sama dengan saudaranya Maria dan Marta. Maria ialah wanita yang menuang minyak wangi ke kaki Tuhan, dan menyekanya dengan rambutnya. Suatu ketika Lazarus jatuh sakit. Kedua saudaranya mengabarkan kepada Yesus, “Tuhan, saudara kami yang Tuhan kasihi itu sakit.” Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata, “Penyakit ini tidak akan menyebabkan kematian. Ini terjadi supaya Allah diagungkan, dan supaya karenanya Anak Allah juga diagungkan.” Yesus mengasihi Marta, Maria dan Lazarus. Tetapi ketika Yesus mendapat berita bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal di tempat-Nya dua hari lagi. Sesudah itu baru Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Mari kita kembali ke Yudea.” Mereka menjawab, “Bapak Guru, baru saja orang-orang Yahudi mau melempari Bapak dengan batu dan sekarang Bapak mau kembali lagi ke sana?” “Bukankah siang hari lamanya dua belas jam?” kata Yesus. “Orang yang berjalan di waktu siang, tidak tersandung sebab ia melihat terang dunia ini. Tetapi orang yang berjalan di waktu malam tersandung, sebab tidak ada terang padanya.” Begitulah kata Yesus. Kemudian Ia berkata lagi, “Sahabat kita Lazarus sudah tidur, tetapi Aku akan pergi membangunkan dia.” Pengikut-pengikut Yesus berkata, “Tuhan, kalau Lazarus tidur, nanti ia akan sembuh.” Maksud Yesus ialah bahwa Lazarus sudah mati. Tetapi mereka menyangka maksud Yesus adalah bahwa Lazarus tidur biasa. Karena itu Yesus berkata kepada mereka dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Tetapi Aku senang juga Aku tidak ada di sana, sebab lebih baik untuk kalian, supaya kalian dapat percaya. Marilah kita pergi sekarang kepada Lazarus.” Tomas yang disebut “Si Kembar” berkata kepada teman-temannya pengikut-pengikut Yesus, “Mari kita ikut, biar kita mati bersama Dia!” Ketika Yesus sampai di tempat itu, Lazarus sudah empat hari lamanya dikubur. Betania dekat Yerusalem, kira-kira tiga kilometer jauhnya. Banyak orang Yahudi telah datang mengunjungi Marta dan Maria untuk menghibur mereka karena kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar Yesus datang, ia keluar untuk menyambut Yesus, sedangkan Maria tinggal di rumah. Kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Tuhan ada di sini waktu itu, pasti saudara saya tidak meninggal. Namun begitu saya tahu bahwa sekarang ini juga Allah akan memberi apa saja yang Tuhan minta kepada-Nya.” “Saudaramu akan hidup kembali,” kata Yesus kepada Marta. Marta menjawab, “Saya tahu Lazarus akan hidup kembali bila orang mati dibangkitkan pada Hari Kiamat.” “Akulah yang memberi hidup dan membangkitkan orang mati,” kata Yesus kepada Marta. “Orang yang percaya kepada-Ku akan hidup, walaupun ia sudah mati. Dan orang hidup yang percaya kepada-Ku, selama-lamanya tidak akan mati. Percayakah engkau akan hal itu?” “Tuhan,” jawab Marta, “saya percaya Tuhan Anak Allah, Raja Penyelamat yang akan datang ke dunia ini.” Setelah Marta berkata begitu, ia pergi memanggil Maria, saudaranya dan berbisik kepadanya, “Bapak Guru ada di sini; Ia menanyakan engkau.” Mendengar itu, Maria cepat-cepat bangun, lalu pergi menemui Yesus. Waktu itu, Yesus belum masuk ke desa. Ia masih di tempat Marta menjumpai-Nya. Orang-orang Yahudi yang sedang menghibur Maria di rumah, melihat Maria bangun dan cepat-cepat keluar; jadi mereka pergi mengikuti dia, sebab mereka menyangka ia pergi ke kubur untuk menangis. Waktu Maria sampai di tempat Yesus dan melihat Dia, berlututlah Maria di depan-Nya dan berkata, “Tuhan, sekiranya Tuhan ada di sini waktu itu, pasti saudara saya tidak meninggal.” Ketika Yesus melihat Maria menangis, dan orang-orang Yahudi yang datang bersama Maria itu juga menangis, hati-Nya sedih, dan Ia tampak terharu sekali. Maka bertanyalah Ia kepada mereka, “Di mana kalian menguburkan dia?” “Mari lihat, Tuhan,” jawab mereka. Lalu Yesus menangis. Maka orang-orang Yahudi itu berkata, “Lihat, bukan main kasih-Nya kepada Lazarus!” Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia membuat orang buta melihat, mengapa Ia tidak bisa mencegah supaya Lazarus jangan mati?” Yesus sangat terharu lagi, lalu pergi ke kuburan. Kuburan itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu besar. “Singkirkan batu itu,” kata Yesus. Marta, saudara orang yang meninggal itu, menjawab, “Tetapi, Tuhan, ia sudah empat hari dikubur. Tentu sudah berbau busuk!” Yesus berkata kepada Marta, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Kalau engkau percaya, engkau akan melihat betapa besar kuasa Allah!” Maka mereka menyingkirkan batu itu. Kemudian Yesus menengadah ke langit dan berkata, “Terima kasih, Bapa, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi Aku mengatakan ini, untuk orang-orang yang ada di sini; supaya mereka percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.”

Yohanes 11:1-42 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Pada waktu itu, teman Yesus yang bernama Lazarus sedang sakit. Dia tinggal bersama dua saudarinya, yaitu Maria dan Marta, di kampung Betania dekat Yerusalem. (Maria ini yang akan meminyaki kaki Yesus dengan minyak harum dan mengusapnya dengan rambutnya.) Jadi kedua saudari Lazarus menyuruh orang pergi menemui Yesus untuk memberi kabar, “Tuhan, sahabat-Mu yang Engkau kasihi sedang sakit.” Mendengar berita itu, Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan berakhir dengan kematian, tetapi justru untuk kemuliaan Allah. Dan melalui hal itu Aku sebagai Anak Allah juga akan dimuliakan.” Walaupun Yesus mengasihi Maria, Marta, dan Lazarus, Dia tidak langsung berangkat ke rumah mereka, tetapi masih tinggal dua hari lagi di tempat-Nya bersama kami murid-murid-Nya. Sesudah itu, Dia berkata kepada kami, “Mari kita kembali ke Yudea.” Kami menjawab, “Guru, belum lama para pemimpin Yahudi hampir melempari Engkau dengan batu. Apakah Engkau sungguh-sungguh mau kembali ke sana?!” Jawab Yesus, “Setiap hari matahari bersinar selama dua belas jam. Kalau kita berjalan pada siang hari, kita tidak akan tersandung karena cahayanya menyinari kita. Tetapi orang yang berjalan di waktu malam sering kali bisa tersandung karena tidak ada terang yang menuntun dia.” Lalu kata Yesus lagi, “Sahabat kita Lazarus sedang tidur sekarang, tetapi Aku akan pergi ke sana untuk membangunkan dia.” Kami pun menjawab, “Tuhan, kalau dia sedang tidur, itu baik. Berarti dia akan sembuh dan bangun sendiri.” Kami pikir maksud Yesus adalah tidur biasa. Namun sebenarnya maksud Yesus ‘tidur’ dalam bentuk kiasan yang artinya ‘mati.’ Karena itu, Dia berkata dengan terus-terang kepada kami, “Lazarus sudah mati. Dan sebenarnya lebih baik waktu itu Aku tidak hadir di sana untuk menyembuhkan dia. Karena kejadian ini akan membuat kalian lebih percaya kepada-Ku. Nah, sekarang mari kita pergi kepadanya.” Salah satu dari kami, yaitu Tomas (yang biasa dipanggil si Anak Kembar), berkata kepada kami, “Ayo kita ikut Dia, supaya kita juga dibunuh bersama-Nya.” Waktu Yesus dan kami murid-murid-Nya tiba di Betania, ada yang memberitahukan kepada Yesus bahwa mayat Lazarus sudah berada di dalam kubur selama empat hari. Kampung Betania tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira tiga kilometer saja. Pada saat itu banyak orang Yahudi sudah datang mengunjungi Marta dan Maria untuk menghibur mereka karena kematian saudara mereka. Waktu Marta mendengar bahwa Yesus sudah dekat, dia langsung pergi menjemput Yesus, sedangkan Maria tetap tinggal di rumah. Ketika mereka bertemu, Marta berkata kepada Yesus, “Tuhan, kalau Engkau ada di sini sebelumnya, saudara saya pasti tidak meninggal. Tetapi saya tahu bahwa sekarang ini pun Allah akan memberikan kepada-Mu apa saja yang Engkau minta kepada-Nya.” Lalu Yesus menjawab, “Saudaramu itu akan hidup lagi.” Dan Marta berkata kepada-Nya, “Saya tahu bahwa dia akan bangkit dan hidup lagi ketika semua orang dibangkitkan pada hari terakhir.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Akulah yang memberi kebangkitan dan hidup. Setiap orang yang percaya kepada-Ku akan tetap hidup walaupun dia sudah mati. Semua orang yang masih hidup dan percaya kepada-Ku sebenarnya tidak akan pernah mati. Marta, apakah kamu percaya akan hal ini?” Dia menjawab, “Ya, Tuhan. Saya percaya bahwa Engkau adalah Anak Allah dan Kristus yang sudah dijanjikan untuk datang ke dalam dunia ini.” Sesudah Marta berkata begitu, dia kembali ke rumah untuk memanggil Maria. Karena ada orang-orang lain di dalam rumah, Marta berbisik kepadanya, “Guru sudah ada di sini, dan Dia mau bertemu denganmu.” Mendengar itu, Maria langsung berdiri dan pergi menemui Yesus. Saat itu Yesus belum masuk ke kampung. Dia masih berada di tempat Marta bertemu dengan-Nya. Kebetulan waktu itu ada banyak orang Yahudi yang sudah datang ke rumah Lazarus untuk menghibur Maria. Waktu mereka melihat dia berdiri dan cepat-cepat ke luar, mereka berpikir dia mau pergi ke kubur Lazarus untuk menangis. Jadi mereka mengikutinya. Waktu Maria sampai di tempat Yesus berada dan melihat-Nya, dia langsung tersungkur dan bersujud di depan kaki Yesus lalu berkata, “Tuhan, kalau Engkau ada di sini sebelumnya, saudara saya pasti tidak meninggal.” Waktu melihat Maria dan orang Yahudi yang datang bersamanya menangis, Yesus pun merasa sangat sedih dan bersusah hati. Dia bertanya kepada Maria dan Marta, “Di mana kalian menguburkannya?” Dan mereka menjawab, “Mari ikutlah, Tuhan, dan lihat sendiri!” Lalu Yesus menangis. Karena itu orang-orang yang mengikuti Maria berkata, “Lihat! Yesus pasti sangat mengasihi Lazarus.” Tetapi di antara mereka ada juga yang berkata, “Yesus pernah menyembuhkan mata orang buta, bukan?! Kalau begitu kenapa dia tidak melakukan sesuatu supaya Lazarus tidak mati?” Dengan hati yang sangat sedih, Yesus sampai di kuburan. Kuburan itu berupa sebuah gua yang ditutup dengan batu besar. Lalu Yesus berkata kepada orang-orang yang ada di situ, “Pindahkan batu itu.” Tetapi Marta berkata, “Tuhan, sudah empat hari mayatnya di dalam sana. Pasti sudah berbau.” Kata Yesus kepadanya, “Ingatlah apa yang sudah Aku katakan kepadamu! Kalau kamu percaya kepada-Ku, Allah akan menunjukkan kuasa dan kemuliaan-Nya yang sangat hebat kepadamu!” Sesudah mereka memindahkan batu penutup tempat mayat itu dibaringkan, Yesus memandang ke langit dan berkata, “Bapa, Aku berterima kasih kepada-Mu karena Engkau sudah mendengar doa-Ku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi Aku berkata seperti itu karena orang banyak yang berkumpul di sini sedang mendengar doa-Ku, dan Aku ingin supaya mereka percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.”

Yohanes 11:1-42 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

SEORANG yang bernama Lazarus jatuh sakit. Ia tinggal di Betania bersama dengan dua saudarinya, Maria dan Marta. Maria adalah wanita yang akan menuangkan minyak wangi di kaki Tuhan Yesus serta mengusapnya dengan rambutnya. Kedua saudarinya mengirim kabar kepada Yesus: “Guru, sahabat Guru sakit keras.” Tetapi, ketika Yesus mendengar hal itu, Ia berkata, “Penyakitnya bukanlah untuk mematikan, melainkan untuk menyatakan kemuliaan Allah. Aku, Anak Allah, akan dipermuliakan oleh keadaan itu.” Walaupun Yesus mengasihi Marta, Maria, dan Lazarus, Ia tidak segera pergi kepada mereka, tetapi tetap tinggal di tempat Ia berada selama dua hari lagi. Akhirnya, setelah dua hari, Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita pergi ke Yudea.” Tetapi murid-murid-Nya berkeberatan. “Guru,” kata mereka, “baru beberapa hari yang lalu para pemimpin bangsa Yahudi di Yudea mencoba membunuh Guru. Apakah Guru akan pergi ke sana lagi?” Yesus menjawab, “Setiap hari ada waktu siang selama dua belas jam. Dan pada waktu siang orang dapat berjalan dengan selamat tanpa terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Hanya pada malam hari, ada bahaya salah langkah, karena padanya tidak ada terang.” Kemudian Ia berkata, “Lazarus, sahabat kita, sedang tidur. Sekarang Aku akan pergi membangunkan dia!” Para murid mengira yang dimaksud Yesus ialah bahwa Lazarus malam itu dapat tidur dengan nyenyak. “Kalau begitu,” kata mereka, “keadaan Lazarus sudah lebih baik!” Tetapi yang dimaksudkan Yesus ialah bahwa Lazarus sudah mati. Lalu dikatakan-Nya kepada mereka dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Dan demi kalian, Aku senang bahwa Aku tidak ada di sana, karena hal ini akan memberi kalian kesempatan lain untuk percaya kepada-Ku. Marilah kita pergi kepadanya.” Tomas, yang dijuluki “Si Kembar”, berkata kepada murid-murid yang lain, “Mari kita juga pergi—dan mati bersama-sama dengan Dia.” Ketika mereka tiba di Betania, mereka diberi tahu bahwa Lazarus sudah dikuburkan selama empat hari. Letak Betania, kira-kira hanya tiga kilometer dari Kota Yerusalem dan banyak di antara pemimpin bangsa Yahudi datang untuk menyatakan belasungkawa serta menghibur Marta dan Maria berhubung dengan kematian saudara mereka itu. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus sedang menuju ke sana, ia pergi menyongsong Dia. Tetapi Maria tinggal di rumah. Marta berkata kepada Yesus, “Guru, sekiranya Guru ada di sini waktu itu, tentu saudara saya tidak akan mati. Dan bahkan sekarang pun belum terlambat, karena saya tahu bahwa Allah akan menghidupkan lagi saudara saya, kalau Guru minta kepada-Nya.” Yesus berkata kepada Marta, “Saudaramu akan hidup kembali.” “Ya,” kata Marta, “bersama-sama dengan orang-orang lain pada Hari Kebangkitan.” Yesus berkata kepadanya, “Akulah yang membangkitkan orang mati serta memberi hidup lagi kepada mereka. Siapa yang percaya kepada-Ku, walaupun ia mati seperti orang-orang lain, ia akan hidup kembali. Karena yang percaya kepada-Ku, ia akan diberi hidup kekal dan ia tidak akan binasa. Apakah engkau percaya akan hal ini, Marta?” “Ya, Guru,” katanya. “Saya percaya bahwa Guru adalah Mesias, Anak Allah, yang sudah lama kami nanti-nantikan.” Kemudian Marta meninggalkan Yesus dan kembali kepada Maria. Ia memanggil Maria dari antara orang-orang yang sedang berkabung itu, lalu berkata, “Ia ada di sini dan ingin berjumpa dengan engkau.” Dengan segera Maria pergi mendapatkan Yesus. Yesus masih berada di luar dusun itu, di tempat Marta menemui-Nya. Ketika orang-orang Yahudi, yang ada di rumah itu untuk menyampaikan kata-kata penghiburan kepada Maria, melihat Maria pergi dengan tergesa-gesa, mereka mengira bahwa ia tentu akan pergi ke kubur untuk meratapi Lazarus. Maka mereka pun pergi mengikutinya. Ketika Maria tiba di tempat Yesus, ia berlutut di kaki-Nya serta berkata, “Guru, sekiranya Guru ada di sini, tentu saudara saya tidak akan mati.” Ketika Yesus melihat dia meratap dan para pemimpin Yahudi menangis bersama dengan dia, Yesus merasa terharu dan masygullah hati-Nya. “Di mana ia dikuburkan?” tanya-Nya kepada mereka. Mereka berkata kepada-Nya, “Marilah lihat!” Air mata Yesus berlinang-linang. Para pemimpin orang Yahudi berkata, “Mereka bersahabat karib. Lihatlah betapa Ia mengasihinya.” Tetapi ada beberapa orang yang berkata, “Orang ini membuat orang buta dapat melihat. Tidak dapatkah Ia mencegah kematian Lazarus?” Sekali lagi Yesus merasa masygul hati-Nya. Kemudian mereka tiba di kubur. Kubur itu adalah sebuah gua yang pintunya ditutup dengan sebuah batu yang berat. “Gulingkanlah batu itu ke sisi,” kata Yesus kepada mereka. Tetapi Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata, “Sekarang baunya pasti busuk sekali, sebab sudah empat hari ia mati.” “Bukankah sudah Kukatakan, bahwa engkau akan melihat kekuatan agung Allah, asal saja engkau percaya?” kata Yesus kepadanya. Maka batu itu digulingkan ke sisi. Lalu Yesus memandang ke langit serta berkata, “Bapa, terima kasih, Engkau sudah mendengar Aku. (Memang Engkau selalu mendengar Aku, tetapi Aku mengatakan ini demi orang-orang yang sedang berdiri di sini, supaya mereka percaya bahwa Engkaulah yang mengutus Aku.)”

Yohanes 11:1-42 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Ada seorang bernama Lazarus yang sedang sakit. Ia tinggal di kota Betania bersama dengan saudarinya, yaitu Maria dan Marta. (Maria adalah perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi serta mengeringkan kaki-Nya dengan rambutnya.) Saudara Maria, Lazarus, sedang sakit. Jadi, Maria dan Marta menyuruh orang untuk memberi tahu Yesus, “Tuhan, teman-Mu yang Engkau kasihi sedang sakit.” Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata, “Penyakit itu tidak akan membuatnya mati, tetapi itu akan menyatakan kemuliaan Allah. Sebab, melalui penyakit itu, orang-orang akan melihat Anak Allah dimuliakan.” Yesus mengasihi Marta, Maria dan Lazarus. Jadi, ketika Yesus mendengar bahwa Lazarus sakit, Ia tinggal di tempat Ia berada dua hari lagi. Setelah itu, Yesus berkata kepada pengikut-Nya, “Kita harus kembali ke Yudea.” Mereka menjawab, “Guru, baru kemarin para pemimpin Yahudi di wilayah itu mencoba melempari Engkau dengan batu. Sekarang Engkau ingin kembali ke sana lagi?” Yesus menjawab, “Bukankah siang hari lamanya hanya dua belas jam? Jika kamu berjalan pada siang hari, kamu tidak akan tersandung dan jatuh karena kamu dapat melihat terang dunia ini. Tetapi jika kamu berjalan pada malam hari, kamu akan tersandung karena kamu berjalan di dalam kegelapan.” Kemudian Yesus berkata, “Lazarus, teman kita, sekarang sedang tidur. Tetapi Aku akan pergi ke sana untuk membangunkan dia.” Para pengikut-Nya menjawab, “Tuhan, jika ia tidur, maka ia akan sembuh.” Mereka menyangka yang dimaksud Yesus Lazarus sedang tidur adalah secara kiasan, padahal maksud-Nya adalah Lazarus sudah benar-benar mati. Jadi, Yesus berkata dengan terus-terang, “Lazarus sudah mati. Tetapi Aku bersyukur karena Aku tidak ada di sana pada saat itu. Hal itu lebih baik bagimu, karena dengan begitu kamu akan percaya kepada-Ku. Sekarang, marilah kita pergi ke sana.” Kemudian Tomas, yang juga disebut Didimus, berkata kepada para pengikut lainnya, “Marilah kita juga pergi supaya kita dapat mati bersama Yesus.” Ketika Yesus tiba di kota Betania, Ia mendengar Lazarus telah mati. Lazarus sudah ada di dalam kubur selama empat hari. Kota Betania terletak kira-kira 3 kilometer jauhnya dari Yerusalem. Banyak orang Yahudi datang untuk menghibur Marta dan Maria atas kematian saudara mereka, Lazarus. Ketika Marta mendengar bahwa Yesus sudah datang, ia pergi ke luar untuk menyambut-Nya. Sedangkan Maria tinggal di rumah. Marta berkata kepada Yesus, “Tuhan, seandainya Engkau ada di sini pada saat itu, saudaraku pasti tidak akan mati. Tetapi aku tahu bahwa sekarang pun Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta.” Jawab Yesus kepadanya, “Saudaramu akan dibangkitkan kembali.” Marta menjawab, “Aku tahu bahwa ia akan dibangkitkan untuk hidup kembali pada waktu kebangkitan di akhir jaman.” Yesus berkata kepadanya, “Akulah kebangkitan dan hidup. Setiap orang yang percaya kepada-Ku akan hidup, meskipun ia akan mati. Dan semua orang yang hidup dan percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya. Apakah kamu percaya akan hal ini, Marta?” Jawab Marta, “Ya, Tuhan. Aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, yang datang ke dunia.” Setelah bilang hal itu, Marta kembali kepada saudarinya, Maria. Ia memanggil Maria dari kerumunan orang banyak, dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sini. Ia memanggilmu.” Mendengar itu, Maria segera berdiri dan menemui Yesus. Yesus masih belum sampai ke desa itu. Ia masih berada di tempat di mana Marta menjumpai-Nya. Orang-orang yang menghibur Maria di rumahnya melihat dia keluar dengan tergesa-gesa. Mereka pun segera mengikutinya karena mengira ia akan pergi ke kubur untuk menangis di sana. Maria pergi ke tempat Yesus berada. Ketika melihat Yesus, ia sujud di depan kaki-Nya dan berkata, “Tuhan, seandainya Engkau ada di sini waktu itu, saudaraku tidak akan mati.” Ketika Yesus melihat Maria menangis, dan orang-orang yang bersamanya juga ikut menangis, Yesus pun merasa sedih dan terharu. Ia bertanya, “Di mana kamu kuburkan Lazarus?” Jawab mereka, “Tuhan, mari ikut dan lihatlah.” Yesus pun menangis. Dan orang-orang berkata, “Lihatlah, Ia sangat mengasihi Lazarus!” Tetapi beberapa orang di antara mereka berkata, “Yesus menyembuhkan mata orang buta. Mengapa Ia tidak menolong dan mencegah agar Lazarus tidak mati?” Dengan perasaan terharu, Yesus pergi ke kubur Lazarus. Kubur itu berupa sebuah gua yang ditutup dengan batu besar. Kata Yesus, “Singkirkanlah batu itu!” Tetapi Marta, saudara Lazarus, berkata, “Tuhan, Lazarus sudah mati selama empat hari. Di dalam sana pasti berbau busuk.” Lalu Yesus berkata kepadanya, “Bukankah Aku sudah berkata kepadamu, jika kamu percaya maka kamu akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka menyingkirkan batu yang menutupi kubur itu. Kemudian Yesus menengadah dan berkata, “Bapa, Aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi karena orang banyak ada di sekeliling-Ku, maka Aku katakan hal ini. Aku ingin mereka percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”