Hakim-hakim 4:4-21
Hakim-hakim 4:4-21 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: ”Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.” Jawab Barak kepada Debora: ”Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Kata Debora: ”Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh. Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia. Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh. Setelah dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke gunung Tabor, dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison. Lalu berkatalah Debora kepada Barak: ”Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia, dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki. Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorang pun yang tinggal hidup. Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu. Yael itu pun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: ”Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut.” Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut. Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: ”Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus.” Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula. Lagi katanya kepada perempuan itu: ”Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada.” Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah – sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya – maka matilah orang itu.
Hakim-hakim 4:4-21 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Pada waktu itu, Debora, seorang nabi perempuan, istri Lapidot, menjadi pemimpin bangsa Israel. Dia biasa duduk di bawah sebuah pohon kurma yang dinamai ‘pohon kurma Debora’, di antara kota Rama dan Betel di perbukitan Efraim. Orang Israel berdatangan membawa perkara mereka kepadanya di sana untuk mendapatkan penyelesaian. Suatu hari, Debora memanggil Barak anak Abinoam yang tinggal di Kedes di wilayah Naftali. Kata Debora kepadanya, “Inilah perintah TUHAN Allah Israel kepadamu, ‘Pergilah ke gunung Tabor bersama sepuluh ribu orang pasukan dari suku Naftali dan Zebulon!’ TUHAN berjanji, ‘Aku akan membawa Sisera kepadamu di sungai Kison bersama dengan semua kereta dan pasukan Yabin. Di situ Aku akan menyerahkan dia ke tanganmu.’” Jawab Barak kepada Debora, “Kalau engkau juga pergi, saya akan pergi. Tetapi kalau engkau tidak ikut, saya tidak akan pergi.” Kata Debora, “Saya akan pergi bersamamu. Tetapi kamu tidak akan mendapat kehormatan dari tugas ini, karena TUHAN akan menyerahkan Sisera ke tangan seorang perempuan.” Lalu pergilah Debora bersama Barak ke Kedes. Barak mengerahkan orang-orang Zebulon dan Naftali untuk naik ke Kedes. Sepuluh ribu orang berjalan kaki mengikuti dia. Debora juga pergi bersamanya. Pada waktu itu, ada seorang Keni yang bernama Heber. (Bangsa Keni adalah keturunan Hobab, ayah mertua Musa.) Heber sudah berpisah dari bangsa Keni dan saat itu dia tinggal di sekitar pohon besar di Zaananim, dekat Kedes. Ketika Sisera mendengar bahwa Barak sudah naik ke gunung Tabor, dia memerintahkan agar kesembilan ratus kereta perangnya diberangkatkan dari Haroset Hagoyim ke sungai Kison, beserta seluruh pasukannya. Kata Debora kepada Barak, “Bersiaplah! Hari ini TUHAN sudah menyerahkan Sisera kepadamu! TUHAN sudah maju di depanmu!” Maka Barak memimpin sepuluh ribu orang turun dari gunung Tabor. Mereka menyerang pasukan Sisera. TUHAN membuat Sisera serta semua pasukan dan pengendara keretanya panik dan menjadi kacau. Sisera turun dari keretanya lalu melarikan diri dengan berjalan kaki. Barak mengejar kereta-kereta dan pasukan tentara itu di sepanjang jalan sampai ke Haroset Hagoyim. Seluruh pasukan Sisera mati dibunuh. Tidak ada satu pun yang selamat. Sementara itu, Sisera melarikan diri ke kemah Yael, istri Heber, orang Keni, karena ada hubungan baik antara Raja Yabin dan keluarga Heber. Yael keluar menyambut Sisera serta berkata kepadanya, “Mari masuk ke kemah saya, Tuan. Silakan masuk dan beristirahatlah di sini. Jangan takut.” Maka Sisera masuk ke kemah Yael. Dia berbaring, dan Yael menutupinya dengan selimut. Kata Sisera kepada Yael, “Saya haus. Tolong ambilkan sedikit air untuk saya.” Yael pun membuka kantong kulit yang berisi susu, memberinya minum, dan menyelimuti dia kembali. Kata Sisera kepadanya, “Berdirilah di pintu kemah. Jika ada yang datang dan bertanya kepadamu, ‘Apakah ada laki-laki di sini?’ Jawablah ‘Tidak ada.’” Sesudah itu Sisera tertidur karena kelelahan. Kemudian Yael mengambil sebatang pasak kemah dan sebuah palu, lalu mendekati Sisera dengan diam-diam. Dia memalu pasak itu ke pelipis kepala Sisera sampai menembus ke tanah. Sisera pun mati.
Hakim-hakim 4:4-21 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: ”Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau, dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.” Jawab Barak kepada Debora: ”Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Kata Debora: ”Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh. Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia. Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh. Setelah dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke gunung Tabor, dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison. Lalu berkatalah Debora kepada Barak: ”Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia, dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki. Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorang pun yang tinggal hidup. Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu. Yael itu pun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: ”Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut.” Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut. Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: ”Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus.” Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula. Lagi katanya kepada perempuan itu: ”Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada.” Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah – sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya – maka matilah orang itu.
Hakim-hakim 4:4-21 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Pada masa itu yang memimpin Israel adalah seorang nabi wanita bernama Debora, istri Lapidot. Debora biasanya duduk di bawah pohon kurma, antara Rama dan Betel, di daerah pegunungan Efraim. Dan di situlah orang-orang Israel datang untuk minta nasihat kepadanya. Pada suatu hari ia menyuruh orang memanggil Barak, anak Abinoam, dari kota Kedes di daerah Naftali. Lalu ia berkata kepada Barak, “Ini perintah TUHAN, Allah Israel, kepadamu: ‘Kumpulkanlah 10.000 orang laki-laki dari suku Naftali dan Zebulon, dan bawalah mereka ke Gunung Tabor. Nanti Aku membuat Sisera, panglima angkatan perang Yabin, mendatangi kamu di Sungai Kison dengan tentaranya dan kereta-kereta perangnya untuk memerangi kamu. Tetapi Aku akan memberi kemenangan kepadamu dalam pertempuran itu.’ ” Barak berkata kepada Debora, “Kalau engkau ikut, saya mau pergi. Tetapi kalau tidak, saya juga tidak mau pergi.” Debora menyahut, “Baik, saya akan ikut! Tetapi ingat, bukan kau yang nanti mendapat kehormatan. Melalui seorang wanitalah TUHAN akan mengalahkan Sisera.” Maka berangkatlah Debora bersama-sama Barak ke Kedes. Dan Barak mengerahkan suku Zebulon dan Naftali ke Kedes. Yang mengikuti Barak dan Debora ketika itu ada 10.000 orang. Pada waktu itu Heber, seorang Keni, telah memisahkan diri dari bangsanya. (Bangsa Keni adalah keturunan Hobab, ipar Musa.) Heber sudah pergi memasang kemah-kemahnya dekat pohon-pohon terpentin di Zaanaim, tidak jauh dari Kedes. Segera setelah Sisera mendengar bahwa Barak sudah pergi ke Gunung Tabor, ia mengumpulkan kesembilan ratus kereta perangnya yang dari besi itu, bersama-sama dengan seluruh pasukannya lalu membawa mereka dari Haroset-Hagoyim ke Sungai Kison. Lalu kata Debora kepada Barak, “Ayo, maju! TUHANlah yang memimpinmu. Hari ini Ia memberi kemenangan kepadamu atas Sisera.” Maka turunlah Barak dari Gunung Tabor bersama-sama dengan kesepuluh ribu orangnya, kemudian menyerang Sisera. Dan TUHAN mengacaukan seluruh pasukan Sisera dan kereta-kereta perangnya, sehingga Sisera turun dari keretanya, lalu melarikan diri dengan berjalan kaki. Barak mengejar kereta-kereta perang dan pasukan musuh itu sampai ke Haroset-Hagoyim lalu seluruh pasukan Sisera itu dibunuhnya; tidak seorang pun yang dibiarkan hidup. Sementara itu Sisera telah lari ke kemah Yael, istri Heber, orang Keni itu. Sebab, Raja Yabin dari Hazor bersahabat dengan kaum keluarga Heber itu. Ketika Sisera datang, Yael menyambut dia dan berkata, “Mari Tuan, masuk saja ke dalam kemah saya; tak usah takut.” Maka Sisera masuk ke dalam kemah itu lalu Yael menutupinya dengan kain gorden supaya ia tersembunyi. Kata Sisera kepada Yael, “Tolong berikan saya sedikit air untuk minum; saya haus.” Maka Yael membuka kantong kulit, tempat menyimpan susu, lalu memberi minum kepada Sisera, kemudian menutupinya lagi dengan kain gorden. Lalu Sisera berkata kepada Yael, “Pergilah berdiri di muka pintu kemah. Kalau orang datang dan bertanya kepadamu apakah ada orang di sini, katakan tidak ada.” Sisera begitu lelah sehingga ia mengantuk lalu tertidur dengan nyenyak. Yael mengambil sebuah martil dan sebatang pasak untuk kemah, lalu dengan diam-diam ia mendekati Sisera. Kemudian ia menancapkan pasak itu ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah. Begitulah Yael membunuh Sisera.