Ibrani 4:3-13

Ibrani 4:3-13 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Tetapi kita yang percaya dipersilakan untuk masuk sekarang dan mendapatkan ketenangan yang luar biasa dalam perlindungan Allah. Kita tidak seperti umat Israel yang gagal mendapatkan ketenangan itu. Seperti kata Firman Allah, “Jadi, dalam murka itu Aku bersumpah, ‘Mereka tidak akan pernah memasuki negeri-Ku yang tenang.’” Dia berkata begitu walaupun negeri itu sudah disiapkan bagi umat-Nya, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah sudah selesai sejak penciptaan dunia ini. Dari mana kita tahu? Karena Allah sudah berkata dalam Kitab Suci, “Dan pada hari ketujuh Allah berhenti dari semua pekerjaan-Nya dalam menciptakan segala sesuatu.” Namun tentang perhentian itu, ayat lain menuliskan, “Mereka tidak akan pernah masuk ke dalam negeri-Ku yang tenang.” Artinya, negeri itu masih terbuka dan kita masih mempunyai kesempatan untuk masuk ke situ. Nenek moyang kita yang sudah lebih dulu mendengar Kabar Baik justru gagal untuk masuk karena mereka tidak mau percaya kepada Allah. Karena itu, bertahun-tahun kemudian Allah menentukan lagi suatu hari yang lain sebagai kesempatan untuk memasuki negeri itu, yakni ayat dari Mazmur tadi yang menyebutkan “hari ini,” di mana Allah berbicara tentang hari tersebut melalui Raja Daud, “Hari ini, ketika kamu mendengar suara-Ku, janganlah keraskan hatimu seperti nenek moyangmu.” Seandainya Yosua sudah berhasil membawa bangsa Israel masuk ke ‘negeri tenang’ yang dijanjikan Allah, maka tidak mungkin Allah menentukan kesempatan lain untuk masuk ke sana! Hal itu menunjukkan bahwa masih ada kesempatan bagi kita umat Allah untuk memasuki ‘negeri tenang’ milik Allah itu— suatu ketenangan rohani yang bisa digambarkan seperti berhenti bekerja pada hari Sabat. Semua yang masuk ke negeri itu beristirahat dari segala pekerjaan mereka masing-masing, sama seperti Allah sampai sekarang masih berhenti dari segala pekerjaan-Nya sejak hari ketujuh yang pertama dulu. Karena itu, marilah kita dengan tekun berusaha untuk memastikan bahwa kita sudah masuk dan tinggal di dalam ‘negeri tenang’ itu. Jangan ada seorang pun yang gagal seperti nenek moyang kita, karena mereka menolak percaya kepada Allah. Sekarang jelaslah bahwa Firman Allah sungguh hidup dan berkuasa! Kekuatannya lebih tajam daripada pedang bermata dua yang paling tajam sekalipun. Firman Allah sangat berkuasa sampai bisa menembus batin kita, sehingga dapat menyingkapkan pikiran, keinginan, dan niat hati kita yang sebenarnya. Tidak ada makhluk yang dapat menyembunyikan diri dari Allah. Segala sesuatu terlihat jelas oleh Dia, bahkan seluruh isi hati kita terbuka di hadapan-Nya. Kelak, setiap orang akan berdiri dan memberi pertanggungjawaban kepada-Nya.

Ibrani 4:3-13 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

Sebab hanya kita yang percaya kepada Allah dapat memasuki tempat perhentian-Nya. Ia telah berkata, “Dalam murka-Ku Aku bersumpah bahwa mereka tidak akan memasuki tempat perhentian-Ku,” walaupun pekerjaan-Nya telah selesai sejak dunia dijadikan. Kita tahu bahwa Ia siap sedia dan sedang menunggu, sebab ada tertulis bahwa Allah beristirahat pada hari ketujuh setelah selesai menciptakan segala sesuatu yang telah direncanakan-Nya. Walaupun demikian, mereka tidak masuk, karena pada akhirnya Allah berkata, “Mereka tidak akan memasuki tempat perhentian-Ku.” Namun, janji itu tetap berlaku dan ada yang masuk ke dalam tempat perhentian-Nya, tetapi bukan mereka yang mendapat kesempatan pertama, sebab mereka tidak patuh kepada Allah dan gagal untuk masuk. Tetapi Ia telah menentukan waktu lain untuk masuk, dan waktu itu ialah “hari ini.” Hal ini dimaklumkan-Nya melalui Raja Daud, lama sesudah manusia pertama kali gagal untuk masuk, dengan kata-kata seperti yang telah dikutip di atas, “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara Allah, janganlah mengeraskan hatimu.” Tempat perhentian baru yang dikatakan Allah ini, bukanlah Tanah Israel yang dituju oleh Yosua bersama dengan orang-orang yang dipimpinnya. Seandainya itu yang dimaksudkan oleh Allah, lama sesudahnya Ia tidak akan berkata bahwa “hari ini” adalah waktunya untuk masuk. Jadi, ada suatu perhentian yang sempurna, yang masih tetap tersedia bagi umat Allah. Semua yang telah masuk ke dalam tempat perhentian Allah beristirahat dari pekerjaan mereka, seperti yang dilakukan Allah sesudah penciptaan. Marilah kita sungguh-sungguh berusaha memasuki tempat perhentian itu, dan berhati-hati jangan sampai kita melawan Allah seperti yang dilakukan bangsa Israel, sehingga mereka tidak dapat masuk. Sebab apa pun yang dikatakan Allah kepada kita selalu penuh dengan kuasa yang hidup: Firman Allah lebih tajam daripada pedang bermata dua yang paling tajam, yang dapat dengan cepat menembusi pikiran dan keinginan kita yang paling dalam, sehingga memperlihatkan diri kita yang sebenarnya. Ia mengetahui seluk-beluk setiap orang di mana pun juga. Segala sesuatu mengenai kita terbuka dan nyata di hadapan Allah yang hidup, yang dapat melihat segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun tersembunyi bagi Dia dan kepada-Nya kita harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita.

Ibrani 4:3-13 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Hanya kita yang percaya yang dapat masuk ke tempat peristirahatan Allah. Seperti yang dikatakan Allah: “Aku marah dan membuat janji: ‘Mereka tidak akan pernah masuk ke tempat peristirahatan-Ku.’” Tetapi pekerjaan Allah sudah selesai sejak Ia menciptakan dunia ini. Ada bagian Kitab Suci yang berbicara tentang hari ketujuh, “Dan pada hari ketujuh, Allah beristirahat dari semua pekerjaan-Nya.” Tetapi pada ayat Kitab Suci di atas Allah berkata, “Mereka tidak akan pernah masuk ke tempat peristirahatan-Ku.” Karena itu, masih ada kesempatan untuk sebagian orang untuk masuk ke tempat peristirahatan Allah. Tetapi mereka yang pertama kali mendengar Kabar Baik tentang itu tidak masuk, karena mereka tidak taat. Jadi, Allah menetapkan hari lain untuk masuk ke tempat peristirahatan-Nya, yang disebut “hari ini”. Ia telah berbicara tentang hari itu pada jaman yang lalu melalui Daud, sebagaimana ayat yang disebutkan sebelumnya: “Jika kamu mendengar suara Allah hari ini, jangan mengeraskan hatimu.” Kita tahu bahwa Yosua tidak dapat memberi bangsa Israel tempat peristirahatan yang dijanjikan Allah. Kita tahu ini karena Allah membicarakan tentang hari istirahat lainnya setelah itu. Hal ini menunjukkan bahwa hari istirahat untuk umat Allah masih akan datang. Allah beristirahat setelah Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya. Jadi, orang yang masuk ke tempat peristirahatan Allah juga akan beristirahat dari pekerjaan mereka, seperti yang dilakukan Allah. Karena itu, marilah kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk masuk ke tempat peristirahatan Allah. Kita harus berusaha supaya tidak ada di antara kita yang tersesat dengan mengikuti contoh mereka yang tidak menaati Allah. Firman Allah itu hidup dan bekerja dan lebih tajam daripada semua pedang bermata dua. Firman itu memotong sampai ke dalam di mana jiwa dan roh bersatu dan sampai ke dalam pusat persendian dan tulang-tulang kita. Firman itu dapat membedakan baik buruknya semua pikiran dan niat hati kita. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang tersembunyikan dari Allah. Ia melihat semuanya dengan jelas. Semuanya terbuka di hadapan-Nya. Dan untuk Dialah, kita harus menjelaskan bagaimana kita hidup.

Ibrani 4:3-13 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: ”Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,” sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: ”Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.” Dan dalam nas itu kita baca: ”Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu ”hari ini”, ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: ”Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!” Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain. Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Ibrani 4:3-13 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Tetapi kita yang percaya menerima istirahat yang dijanjikan Allah itu. Itu cocok dengan apa yang dikatakan Allah, begini, “Aku marah dan bersumpah, ‘Mereka tak akan masuk untuk mendapat istirahat bersama Aku.’ ” Allah berkata begitu meskipun pekerjaan-Nya sudah selesai semenjak Ia menciptakan dunia ini. Sebab tentang hari ketujuh, ada tertulis dalam Alkitab begini, “Pada hari ketujuh Allah beristirahat dari semua pekerjaan-Nya.” Mengenai hal itu ditulis lagi begini, “Mereka tidak akan masuk ke negeri itu untuk mendapat istirahat bersama Aku.” Jadi mereka yang pertama-tama mendengar berita tentang Kabar Baik itu, tidak menerima istirahat itu karena mereka tidak percaya. Kalau begitu sudah jelas bahwa ada orang-orang lain yang boleh menerima istirahat itu. Sebab Allah sudah menentukan suatu hari yang lain lagi, yang disebut “Hari Ini”. Bertahun-tahun kemudian Allah berbicara mengenai hal itu melalui Daud, dalam ayat yang dikutip tadi, “Kalau pada hari ini kamu mendengar suara Allah, janganlah kamu berkeras kepala.” Kalau seandainya Yosua sudah memberi orang-orang itu istirahat yang dijanjikan Allah, maka Allah tidak akan berbicara lagi tentang suatu hari yang lain. Jadi, bagi umat Allah masih ada janji untuk beristirahat seperti Allah beristirahat pada hari yang ketujuh itu. Karena orang yang menerima istirahat yang dijanjikan Allah kepadanya itu, akan beristirahat juga dari semua pekerjaannya, sama seperti Allah. Sebab itu, marilah kita berusaha sungguh-sungguh untuk menerima istirahat yang dijanjikan Allah itu. Jangan sampai seorang pun dari kita gagal seperti mereka dahulu, karena tidak percaya kepada Allah. Perkataan Allah adalah perkataan yang hidup dan kuat; lebih tajam dari pedang bermata dua. Perkataan itu menusuk sampai ke batas antara jiwa dan roh; sampai ke batas antara sendi-sendi dan tulang sumsum, sehingga mengetahui sedalam-dalamnya pikiran dan niat hati manusia. Tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari pandangan Allah. Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan-Nya. Dan kita harus memberi pertanggungjawaban kepada-Nya.