Pengkhotbah 3:9-22

Pengkhotbah 3:9-22 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sebenarnya, apa manfaat yang manusia peroleh dari segala kerja kerasnya? Aku sudah melihat bahwa Allah membuat manusia hidup bersusah payah. Allah sudah mengatur supaya setiap hal terjadi tepat pada saat yang sudah ditentukan-Nya. Dia memberi manusia keinginan untuk mengetahui masa depan yang kekal, namun tidak seorang pun yang sanggup memahami apa yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Akhirnya aku menyadari bahwa tidak ada hal yang lebih baik bagi manusia selain bersukacita atas segala sesuatu yang kita nikmati selama kita hidup. Jadi menikmati makanan, minuman, dan pekerjaan serta hasilnya adalah berkat dari Allah. Aku menyadari bahwa apa pun yang sudah ditetapkan Allah adalah kekal untuk selamanya. Tidak ada yang bisa menambah ataupun menguranginya. Hal ini Allah lakukan agar manusia menghormati-Nya. Apa yang terjadi sekarang sudah terjadi sejak dulu. Dan segala hal yang akan terjadi, juga sudah terjadi sejak dulu. Allahlah yang menentukan demikian, supaya apa yang sudah terjadi akan berulang kembali. Aku juga melihat bahwa hal-hal yang terjadi di dunia ini sering tidak adil. Di mana seharusnya keadilan ditegakkan dan orang-orang hidup benar, di situ malah kejahatan dan kecurangan sering terjadi. Aku berkata dalam hati: Jadi, karena Allah sudah menetapkan segala kejadian, berarti akan tiba saatnya Allah mengadili setiap orang— baik yang benar maupun yang jahat. Lalu aku berpikir, “Ternyata Allah sedang menguji manusia, supaya mereka sadar bahwa hidup ini tidak berbeda dari hidup hewan!” Nasib manusia dan hewan sama. Manusia dan hewan sama-sama punya nafas dan pasti akan mati. Manusia tidak memiliki kelebihan dibandingkan hewan. Hidup ini memang sia-sia! Karena pada akhirnya baik tubuh manusia maupun hewan akan menuju ke tempat yang sama. Semua makhluk hidup berasal dari tanah dan akan kembali lagi menjadi tanah. Siapakah yang tahu apakah roh manusia naik ke atas sedangkan roh hewan turun ke bumi?! Jadi aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia selain menikmati pekerjaan serta hasilnya. Hanya itulah upah kita. Karena masing-masing kita tidak mungkin tahu apa yang akan terjadi setelah kita tak ada lagi di dunia ini.

Pengkhotbah 3:9-22 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah. Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia. Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu. Ada lagi yang kulihat di bawah matahari: di tempat pengadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan, dan di tempat keadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan. Berkatalah aku dalam hati: ”Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.” Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: ”Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang.” Karena nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia. Kedua-duanya menuju satu tempat; kedua-duanya terjadi dari debu dan kedua-duanya kembali kepada debu. Siapakah yang mengetahui, apakah nafas manusia naik ke atas dan nafas binatang turun ke bawah bumi. Aku melihat bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada bergembira dalam pekerjaannya, sebab itu adalah bahagiannya. Karena siapa akan memperlihatkan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?

Pengkhotbah 3:9-22 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Apakah hasil segala jerih payah kita? Aku tahu bahwa Allah memberi beban yang berat kepada kita. Ia menentukan waktu yang tepat untuk segala sesuatu. Ia memberi kita keinginan untuk mengetahui hari depan, tetapi kita tak sanggup mengerti perbuatan Allah dari awal sampai akhir. Aku tahu bahwa bagi kita tak ada yang lebih baik daripada bergembira dan menikmati hidup sepanjang umur kita. Sebaiknya kita semua makan dan minum serta menikmati hasil kerja kita. Itu adalah pemberian Allah. Aku tahu bahwa segala karya Allah akan tetap ada selama-lamanya. Manusia tak dapat menambah atau menguranginya. Dan Allah bertindak demikian supaya kita takut kepada-Nya. Yang sekarang terjadi, sudah terjadi sebelumnya. Yang akan ada, sudah lama ada. Allah menentukan supaya yang sudah terjadi, terjadi lagi. Ada lagi yang kulihat di dunia ini: di mana seharusnya ada keadilan dan kebaikan, di situ ada kejahatan. Pikirku, Allah akan mengadili orang yang baik maupun orang yang jahat, sebab setiap hal dan setiap tindakan akan terjadi pada waktu yang ditentukan Allah. Kesimpulanku ialah: Allah menguji kita untuk menunjukkan bahwa nasib kita tidak berbeda dengan nasib binatang. Bagaimanapun juga, nasib manusia dan binatang adalah serupa. Yang satu akan mati, begitu juga yang lain. Kedua-duanya adalah sama-sama makhluk. Jadi, manusia tidak lebih beruntung daripada binatang, sebab bagi kedua-duanya hidup itu sia-sia. Mereka menuju ke tempat yang sama. Mereka berasal dari debu dan akan kembali kepada debu. Kita tidak tahu, apakah roh manusia naik ke atas dan roh binatang turun ke dalam tanah. Sebab itu aku menyadari bahwa tidak ada yang lebih baik bagi manusia daripada menikmati hasil kerjanya. Selain itu tak ada yang dapat dilakukannya. Tak mungkin ia mengetahui apa yang akan terjadi setelah ia mati.