Ulangan 1:1-35

Ulangan 1:1-35 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Inilah perkataan-perkataan yang disampaikan Musa kepada seluruh umat Israel di padang belantara, di sebelah timur sungai Yordan, pada waktu mereka berkemah di lembah Yordan di dekat kota Suf. Dari tempat mereka berkemah itu, kota Paran berada di satu sisi, sedangkan kota Tofel, Laban, Hazerot, dan Disahab berada di sisi yang berlawanan. Perjalanan dari gunung Sinai ke Kades Barnea hanya sebelas hari kalau melewati Pegunungan Seir. Pada tanggal satu, bulan sebelas, tahun keempat puluh sesudah bangsa Israel keluar dari Mesir, Musa mulai menyampaikan semua perintah TUHAN kepada mereka. Semuanya ini dikatakan Musa ketika bangsa Israel sudah mengalahkan Raja Sihon dan Raja Og. Sihon adalah raja orang Amori yang sebelumnya memerintah di kota Hesbon, dan Og adalah raja yang dulu memerintah atas daerah Basan dari kota Astarot dan kota Edrei. Ketika orang Israel berada di sebelah timur sungai Yordan, di negeri Moab, Musa menjelaskan hukum TUHAN dengan berkata, “Dulu, ketika kita berada di gunung Sinai, TUHAN Allah kita berkata kepada kita, ‘Sudah cukup lama kalian tinggal di kaki gunung ini. Sekarang lanjutkan perjalanan kalian ke daerah perbukitan orang Amori, dan ke daerah sekitarnya di seluruh negeri Kanaan, termasuk lembah Yordan, ke daerah berbukit-bukit kecil di sebelah barat, dan daerah-daerah perbukitan lainnya. Termasuk juga daerah luas di padang belantara di sebelah selatan, sampai ke dataran di sepanjang tepi Laut Tengah, dan ke utara lagi sampai ke pegunungan Libanon, hingga terus ke sebelah timur sampai ke sungai besar, yaitu sungai Efrat. Ketahuilah, Aku sudah memberikan negeri itu kepada kalian melalui perjanjian yang Aku buat dengan nenek moyangmu, yaitu Abraham, Isak, dan Yakub. Jadi, masuk dan dudukilah negeri itu.’” Musa melanjutkan, “Pada waktu itu, saya berkata kepada kalian, ‘Saya seorang diri tidak sanggup menanggung beban yang besar untuk memimpin kalian semua. TUHAN Allah kita sudah membuat jumlah kalian semakin bertambah banyak. Dan lihatlah, jumlah kalian sekarang seperti banyaknya bintang di langit. Ya, semoga TUHAN, Allah nenek moyang kita, semakin menambahkan jumlah anak cucu kalian sampai ribuan kali lipat, dan membuat kalian menjadi bangsa yang makmur seperti yang sudah Dia janjikan! Namun, bagaimana mungkin saya seorang diri bisa menanggung tugas yang besar untuk menyelesaikan segala pertengkaran kalian?!’ Maka, waktu itu saya menyuruh supaya setiap suku memilih orang-orang untuk diangkat menjadi kepala suku, juga memilih orang-orang yang akan memimpin dalam kelompok seribu orang, seratus orang, lima puluh orang, dan sepuluh orang. Yang menjadi pemimpin haruslah laki-laki yang bijaksana, berpengertian, dan berpengalaman. Lalu kalian menjawab, ‘Itu rencana yang baik!’ Jadi saya melantik orang-orang itu sebagai pemimpin kalian. “Sewaktu para hakim dilantik, saya berpesan kepada mereka, ‘Kalian semua harus menolong umat Israel untuk menyelesaikan berbagai perkara di antara mereka. Kalian harus adil dalam memutuskan setiap masalah yang terjadi, baik antara seseorang dengan saudara sebangsanya, maupun antara orang Israel dengan orang asing yang tinggal di antara kalian. Jangan berpihak saat memutuskan setiap perkara. Berlakulah adil kepada setiap orang, baik yang kaya maupun yang miskin. Jangan takut dimarahi oleh siapa pun atas keputusanmu itu, karena Allah akan memimpin kalian supaya keputusanmu sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi, kalau ada masalah berat yang tidak bisa kamu selesaikan, bawalah kepada saya agar saya memutuskannya.’” Kata Musa selanjutnya, “Pada waktu itu, di kaki gunung Sinai, saya mengajari kalian tentang berbagai hal lain yang harus kalian lakukan. Lalu TUHAN Allah kita menyuruh kita untuk pindah dari gunung itu. Maka kita keluar dari sana menuju ke daerah perbukitan orang Amori. Seperti yang kalian ingat, kita melewati padang belantara yang sangat luas dan mengerikan sampai tiba di Kades Barnea. Sesudah tiba di Kades Barnea, saya berkata kepada kalian, ‘Kita sudah sampai di daerah perbukitan yang didiami orang Amori, yaitu negeri yang sebentar lagi TUHAN serahkan kepada kita. Ketahuilah, TUHAN Allah nenek moyang kita sudah memberikan negeri ini kepada kita. Masuk dan dudukilah negeri ini, seperti yang sudah diperintahkan kepada kita oleh TUHAN. Jangan takut dan janganlah putus asa!’ “Namun, kalian semua datang kepada saya dan mengusulkan, ‘Biarlah kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk mengintai negeri itu, lalu melaporkan kepada kita tentang keadaan kota-kota di sana dan strategi yang diperlukan agar bisa menerobos ke dalamnya.’ “Usulan itu saya setujui. Maka saya memilih dua belas orang, satu orang dari setiap suku. Mereka pergi ke sana melalui daerah perbukitan itu sampai tiba di Lembah Eskol, dan mereka menjelajahi daerah itu. Kemudian mereka kembali kepada kita dengan membawa buah-buahan dari negeri itu serta melaporkan, ‘Negeri yang diberikan TUHAN kepada kita memang sangat subur.’ “Tetapi kalian tidak mau pergi ke negeri itu! Kalian memberontak terhadap perintah TUHAN Allah kita! Di dalam kemahmu masing-masing, kalian bersungut-sungut dan berkata, ‘Ah, ternyata TUHAN membawa kita keluar dari Mesir karena Dia membenci kita. Dia mau menyerahkan kita kepada bangsa Amori supaya mereka membinasakan kita. Kalau kita masuk ke negeri itu, kita akan dibunuh! Kita takut karena laporan dari orang-orang yang sudah mengintai ke sana. Mereka berkata, “Orang-orang di sana lebih tinggi dan lebih kuat daripada kita. Kota-kota mereka besar dan dikelilingi tembok yang menjulang tinggi ke langit! Kami bahkan melihat orang-orang raksasa di sana, yaitu keturunan Anakim.”’ “Tetapi saya berkata kepada kalian, ‘Jangan takut kepada mereka! TUHAN Allah akan mendahului kita dan berperang bagi kita, sebagaimana yang sudah Dia lakukan di Mesir, di depan mata kita sendiri! Begitu juga dalam perjalanan melalui padang belantara, kita sudah menyaksikan bagaimana Allah menyertai kita. Dia bagaikan seorang ayah yang menggendong anaknya sendiri hingga kita tiba di tempat ini.’ “Meskipun saya sudah berkata demikian, kalian tetap tidak percaya bahwa TUHAN Allah kita setia dan mampu menolong kita, padahal Dia— dengan tiang api di waktu malam dan tiang awan di waktu siang— selalu berjalan di depan kita untuk menunjukkan jalan yang harus kita lewati, dan untuk menunjukkan tempat berkemah bagi kita.” Musa melanjutkan, “Ketika TUHAN mendengar perkataan kalian, Dia pun marah dan bersumpah, ‘Tidak seorang pun dari generasi yang jahat ini akan melihat negeri yang subur yang sudah Aku janjikan kepada nenek moyang mereka untuk mereka miliki!

Ulangan 1:1-35 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan, di padang gurun, di Araba-Yordan, di tentangan Suf, antara Paran dengan Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab. Sebelas hari perjalanan jauhnya dari Horeb sampai Kadesh-Barnea, melalui jalan pegunungan Seir. Pada tanggal satu bulan sebelas tahun keempat puluh berbicaralah Musa kepada orang Israel sesuai dengan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya demi mereka, setelah ia memukul kalah Sihon, raja orang Amori, yang diam di Hesybon, dan Og, raja negeri Basan, yang diam di Asytarot, dekat Edrei. Di seberang sungai Yordan, di tanah Moab, mulailah Musa menguraikan hukum Taurat ini, katanya: ”TUHAN, Allah kita, telah berfirman kepada kita di Horeb, demikian: Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Majulah, berangkatlah, pergilah ke pegunungan orang Amori dan kepada semua tetangga mereka di Araba-Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit, di Tanah Negeb dan di tepi pantai laut, yakni negeri orang Kanaan, dan ke gunung Libanon sampai Efrat, sungai besar itu. Ketahuilah, Aku telah menyerahkan negeri itu kepadamu; masukilah, dudukilah negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunannya.” ”Pada waktu itu aku berkata kepadamu, demikian: Seorang diri aku tidak dapat memikul tanggung jawab atas kamu. TUHAN, Allahmu, telah membuat kamu banyak dan sesungguhnya, sekarang kamu sudah seperti bintang-bintang di langit banyaknya. TUHAN, Allah nenek moyangmu, kiranya menambahi kamu seribu kali lagi dari jumlahmu sekarang dan memberkati kamu seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. Tetapi bagaimana seorang diri aku dapat memikul tanggung jawab atas kesusahanmu, atas bebanmu dan perkaramu? Kemukakanlah dari suku-sukumu orang-orang yang bijaksana, berakal budi dan berpengalaman, maka aku akan mengangkat mereka menjadi kepala atas kamu. Lalu kamu menjawab aku: Memang baik apa yang kauanjurkan untuk dilakukan itu. Kemudian aku mengambil kepala-kepala sukumu, yakni orang-orang yang bijaksana dan berpengalaman, lalu aku mengangkat mereka menjadi pemimpin atas kamu, yakni sebagai kepala pasukan seribu, kepala pasukan seratus, kepala pasukan lima puluh dan kepala pasukan sepuluh dan sebagai pengatur pasukan bagi suku-sukumu. Dan pada waktu itu aku memerintahkan kepada para hakimmu, demikian: Berilah perhatian kepada perkara-perkara di antara saudara-saudaramu dan berilah keputusan yang adil di dalam perkara-perkara antara seseorang dengan saudaranya atau dengan orang asing yang ada padanya. Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapa pun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah. Tetapi perkara yang terlalu sukar bagimu, harus kamu hadapkan kepadaku, supaya aku mendengarnya. Demikianlah aku pada waktu itu memerintahkan kepadamu segala hal yang harus kamu lakukan.” ”Kemudian kita berangkat dari Horeb dan berjalan melalui segenap padang gurun yang besar dan dahsyat yang telah kamu lihat itu, ke arah pegunungan orang Amori, seperti yang diperintahkan kepada kita oleh TUHAN, Allah kita; lalu kita sampai ke Kadesh-Barnea. Ketika itu aku berkata kepadamu: Kamu sudah sampai ke pegunungan orang Amori, yang diberikan kepada kita oleh TUHAN, Allah kita. Ketahuilah, TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan negeri itu kepadamu. Majulah, dudukilah, seperti yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. Janganlah takut dan janganlah patah hati. Lalu kamu sekalian mendekati aku dan berkata: Marilah kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki negeri itu bagi kita dan membawa kabar kepada kita tentang jalan yang akan kita lalui, dan tentang kota-kota yang akan kita datangi. Hal itu kupandang baik. Jadi aku memilih dari padamu dua belas orang, dari tiap-tiap suku seorang. Mereka pergi dan berjalan ke arah pegunungan, lalu sampai ke lembah Eskol, kemudian menyelidiki negeri itu. Maka mereka mengambil buah-buahan negeri itu dan membawanya kepada kita. Pula mereka membawa kabar kepada kita, demikian: Negeri yang diberikan TUHAN, Allah kita, kepada kita itu baik. Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menentang titah TUHAN, Allahmu. Kamu menggerutu di dalam kemahmu serta berkata: Karena TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan. Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana. Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka; TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini. Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh.” ”Ketika TUHAN mendengar gerutumu itu, Ia menjadi murka dan bersumpah: Tidak seorang pun dari orang-orang ini, angkatan yang jahat ini, akan melihat negeri yang baik, yang dengan sumpah Kujanjikan untuk memberikannya kepada nenek moyangmu

Ulangan 1:1-35 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Buku ini berisi kata-kata yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel ketika mereka berada di padang gurun di Lembah Yordan. Lembah itu ada di sebelah timur Sungai Yordan, dekat kota Suf, antara kota Paran di satu pihak, dan kota-kota Tofel, Laban, Hazerot dan Di-Zahab di pihak lain. ( Dari Gunung Sinai sampai ke Kades-Barnea lewat daerah pegunungan Edom, diperlukan sebelas hari perjalanan.) Pada tanggal satu bulan sebelas dalam tahun keempat puluh sesudah mereka meninggalkan Mesir, Musa menyampaikan kepada bangsa itu semua yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada mereka. Itu terjadi sesudah Musa mengalahkan Sihon, raja orang Amori, yang memerintah di kota Hesybon, dan Og, raja Basan, yang memerintah di kota-kota Asytarot dan Edrei. Jadi, di sebelah timur Yordan di daerah Moab, Musa untuk pertama kalinya menerangkan hukum-hukum dan perintah-perintah TUHAN. Kata Musa, “Waktu kita berada di Gunung Sinai, TUHAN Allah kita berkata, ‘Kamu sudah cukup lama tinggal di gunung ini. Sekarang bongkarlah perkemahanmu dan pergilah ke daerah pegunungan orang Amori dan ke seluruh daerah di sekitarnya, yaitu Lembah Yordan, daerah berbukit dan dataran rendah, daerah di sebelah selatan dan pantai Laut Tengah. Pergilah menduduki tanah Kanaan dan Pegunungan Libanon sampai ke sungai besar Efrat. Aku, TUHAN, telah menjanjikan seluruh tanah itu kepada leluhurmu Abraham, Ishak dan Yakub serta keturunan mereka. Jadi pergilah menduduki tanah itu.’ ” Musa berkata kepada bangsa itu, “Waktu kita berada di Gunung Sinai, saya berkata kepadamu: Tanggung jawab untuk memimpin kamu terlalu berat bagi saya. Saya tak dapat melakukannya seorang diri, sebab TUHAN Allahmu telah membuat jumlahmu bertambah sebanyak bintang-bintang di langit. Semoga TUHAN, Allah nenek moyangmu terus menambah jumlahmu sampai seribu kali lipat, dan menjadikan kamu bangsa yang makmur seperti yang telah dijanjikan-Nya! Tetapi bagaimana mungkin saya sendirian dapat memikul tanggung jawab yang berat untuk membereskan semua persoalanmu? Pilihlah dari setiap suku beberapa orang laki-laki yang bijaksana, berpengalaman dan penuh pengertian, supaya saya mengangkat mereka untuk memimpin kamu. Usul itu kamu terima dengan baik. Sebab itu di antara pemimpin-pemimpin yang kamu pilih, beberapa orang yang bijaksana dan berpengalaman saya ambil dan saya angkat untuk mengepalai kamu. Beberapa dijadikan pemimpin atas seribu orang, yang lain atas seratus orang, atas lima puluh orang dan atas sepuluh orang. Saya juga mengangkat pemimpin-pemimpin lain untuk mengurus suku-sukumu. Pada waktu itu saya menugaskan mereka begini: Perhatikanlah perselisihan-perselisihan yang timbul di antara bangsamu. Berilah keputusan yang adil, baik dalam perkara yang menyangkut orang sebangsamu atau melibatkan orang asing yang tinggal di antara kamu. Keputusanmu janganlah berat sebelah; setiap orang harus kamu adili dengan cara yang sama, tanpa membedakan siapa orang itu. Jangan takut terhadap siapa pun, sebab keputusan yang kamu ambil datang dari Allah. Kalau suatu perkara terlalu sulit bagimu, bawalah kepada saya, supaya saya memutuskannya. Pada waktu itu juga saya memberi petunjuk-petunjuk kepadamu tentang segala hal lain yang harus kamu lakukan.” “Lalu sesuai dengan perintah TUHAN Allah kita, kita meninggalkan Gunung Sinai dan berjalan melalui padang gurun yang luas dan dahsyat menuju daerah pegunungan orang Amori. Pada waktu kita sampai di Kades-Barnea, saya berkata: Sekarang kamu sudah sampai di daerah pegunungan orang Amori, tanah yang diberikan kepada kita oleh TUHAN Allah kita dan Allah nenek moyang kita. Lihat, di depanmu terbentang tanah itu. Pergilah untuk mendudukinya seperti yang diperintahkan TUHAN. Janganlah bimbang atau takut. Tetapi kamu datang kepada saya dan berkata, ‘Lebih baik kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki negeri itu supaya mereka dapat mengatakan kepada kita jalan mana yang harus kita lalui dan bagaimana kota-kota yang akan kita datangi.’ Usul itu saya setujui, sebab itu saya pilih dua belas orang, seorang dari tiap suku. Mereka memasuki daerah pegunungan itu sejauh Lembah Eskol, lalu menjelajahinya. Kemudian mereka kembali kepada kita membawa buah-buahan yang mereka dapat di sana dan melaporkan bahwa negeri yang akan diberikan TUHAN Allah kita itu sangat subur. Tetapi kamu melawan perintah TUHAN Allahmu dan tak mau memasuki negeri itu. Kamu mengomel begini, ‘TUHAN benci kepada kita. Maka Ia membawa kita keluar dari Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori supaya mereka membunuh kita. Jadi untuk apa kita ke sana? Orang-orang yang kita kirim ke sana membuat kita takut dengan melaporkan bahwa bangsa itu lebih kuat dan lebih gagah dari kita, dan bahwa mereka tinggal di kota-kota yang temboknya setinggi langit. Mereka melihat raksasa di sana!’ Tetapi saya berkata: Jangan takut kepada orang-orang itu. TUHAN Allahmu akan memimpin kamu dan berjuang untukmu seperti sudah kamu saksikan di Mesir dan di padang gurun. Kamu melihat bagaimana TUHAN Allahmu membawa kamu dengan selamat sepanjang jalan itu sampai ke tempat ini, tiada bedanya seperti seorang ayah menggendong anaknya. Tetapi walaupun saya sudah berkata begitu, kamu belum juga mau percaya kepada TUHAN Allahmu, yang berjalan di depanmu untuk mencari tempat berkemah bagimu. Ia menunjukkan jalan kepadamu di waktu malam dalam tiang api, dan di waktu siang dalam tiang awan.” TUHAN “TUHAN mendengar keluhanmu lalu menjadi marah. Ia bersumpah, ‘Tak seorang pun dari angkatan jahat ini akan memasuki negeri subur yang Kujanjikan kepada nenek moyangmu.