Kisah Para Rasul 9:1-30

Kisah Para Rasul 9:1-30 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sementara itu, Saulus masih giat menganiaya para pengikut Tuhan Yesus dan mengancam akan membunuh mereka. Dia pergi kepada imam besar untuk meminta surat kuasa yang ditujukan kepada para pemimpin rumah-rumah pertemuan orang Yahudi di kota Damsik. Dalam surat itu, tertulis izin bagi Saulus untuk menangkap dan menyeret setiap pengikut Yesus yang dia temui, baik laki-laki maupun perempuan, ke pengadilan di Yerusalem. Dengan membawa surat itu, berangkatlah Saulus ke Damsik. Ketika dia sudah hampir sampai, tiba-tiba cahaya dari langit memancar di sekelilingnya. Lalu Saulus jatuh ke tanah dan mendengar suara yang berkata, “Saulus, Saulus, mengapa kamu menganiaya Aku?” Saulus bertanya, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Jawab Tuhan, “Akulah Yesus, yang kamu aniaya. Sekarang berdiri dan masuklah ke kota itu. Di sana akan diberitahukan kepadamu apa yang harus kamu lakukan.” Orang-orang yang bersama Saulus dalam perjalanan itu sangat ketakutan. Mereka hanya berdiri terpaku tanpa bisa berkata apa-apa. Mereka mendengar suara itu, tetapi tidak melihat Orang yang berbicara. Lalu Saulus bangun dari tanah. Namun, ketika dia membuka matanya, dia tidak bisa melihat apa-apa lagi. Maka orang-orang yang bersama dia memegang tangannya dan menuntun dia masuk ke kota Damsik. Sejak saat itu, tiga hari lamanya Saulus tidak bisa melihat. Dia juga tidak makan dan minum. Di Damsik ada seorang pengikut Yesus yang bernama Ananias. Dalam suatu penglihatan, Tuhan memanggil dia, “Ananias!” Jawab Ananias, “Ya Tuhan, ini aku.” Kata Tuhan kepadanya, “Berdirilah dan pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus. Carilah rumah seorang yang bernama Yudas. Katakanlah kepada orang di rumahnya bahwa kamu mau bertemu dengan Saulus, seorang yang berasal dari kota Tarsus. Dia sekarang sedang berdoa kepada-Ku. Dan dalam suatu penglihatan juga, Saulus sudah melihat orang yang bernama Ananias datang kepadanya, lalu meletakkan kedua tangannya atas dia supaya dia bisa melihat kembali.” Tetapi Ananias menjawab, “Tuhan, aku sudah banyak mendengar tentang orang itu! Dia sering menganiaya umat-Mu di Yerusalem! Dan dia datang ke sini dengan membawa surat kuasa dari imam-imam kepala untuk menangkap setiap orang yang percaya kepada-Mu.” Kata Tuhan kepadanya, “Pergilah, karena Aku sudah memilih dia untuk menjadi hamba-Ku, supaya dia memberitakan tentang Aku kepada orang yang bukan Yahudi, kepada raja-raja, juga kepada orang Yahudi. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya betapa banyak penderitaan yang harus dia alami karena melayani Aku.” Maka Ananias pergi ke rumah Yudas untuk menemui Saulus. Dia meletakkan kedua tangannya pada Saulus dan berkata, “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus mengutus saya kepadamu. Dialah yang engkau lihat dalam perjalananmu ke sini. Dia mengutus saya supaya engkau bisa melihat lagi dan dipenuhi oleh Roh Kudus.” Tiba-tiba ada sesuatu seperti sisik ikan yang jatuh dari mata Saulus, dan dia bisa melihat kembali. Saulus berdiri, lalu Ananias membaptisnya. Sesudah itu, Saulus makan dan merasa kuat kembali. Kemudian Saulus tinggal beberapa hari bersama pengikut-pengikut Yesus di Damsik. Segera saja dia pergi ke beberapa rumah pertemuan orang Yahudi dan mulai memberitakan, “Kristus Yesus adalah Anak Allah!” Semua orang yang mendengar dia menjadi heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang berusaha membinasakan orang-orang yang percaya kepada Yesus di Yerusalem? Lagipula dia datang ke sini untuk menangkap dan membawa para pengikut Yesus kepada imam-imam kepala, bukan?” Tetapi Tuhan semakin menambahkan hikmat dan kemampuan kepada Saulus untuk meyakinkan orang lewat ajarannya. Waktu dia berdebat dengan orang Yahudi di Damsik, tidak ada yang bisa membantahnya saat dia membuktikan bahwa Yesus adalah Kristus yang dijanjikan Allah. Sesudah lewat beberapa hari, orang Yahudi di Damsik membuat rencana untuk membunuh Saulus. Siang dan malam mereka menjaga pintu-pintu gerbang kota supaya bisa menghabisi dia. Tetapi rencana itu diketahui oleh Saulus. Maka pada suatu malam, orang-orang yang sudah mengikuti ajaran Saulus menolongnya untuk meloloskan diri dari kota itu. Mereka menurunkan dia dengan sebuah keranjang besar melalui lubang yang ada di benteng kota. Ketika Saulus tiba di Yerusalem, dia mencoba bergabung dengan para pengikut Yesus yang lain, tetapi mereka semua takut kepadanya. Mereka tidak percaya bahwa dia sudah menjadi pengikut Yesus. Tetapi Barnabas membawa dia kepada para rasul dan menceritakan bagaimana Saulus sudah melihat Tuhan dalam perjalanan ke Damsik. Barnabas juga memberitahukan bahwa Tuhan sudah berbicara kepada Saulus, dan Saulus sudah memberitakan tentang Yesus dengan berani di Damsik. Jadi, Saulus pun bergabung dengan mereka dan sering ikut bersama mereka ke mana saja di seluruh Yerusalem. Dia selalu berbicara tentang Tuhan Yesus dengan berani. Selain itu, dia juga sering berdebat dengan beberapa orang Yahudi yang berbahasa Yunani, sampai akhirnya mereka berusaha membunuhnya. Pada waktu hal itu didengar oleh saudara-saudari seiman yang lain, mereka mengantar Saulus ke Kaisarea, lalu mengirim dia ke Tarsus.

Kisah Para Rasul 9:1-30 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

SEMENTARA itu Saulus mengancam serta bertekad untuk membinasakan setiap orang Kristen. Ia pergi kepada imam besar di Yerusalem dan meminta surat yang dialamatkan kepada para pemimpin rumah ibadat orang Yahudi di Damsyik, agar mereka membantu menangkap orang-orang Kristen yang didapatinya di sana, baik pria maupun wanita, sehingga ia dapat membelenggu dan membawa mereka ke Yerusalem. Ketika ia hampir sampai di Kota Damsyik dalam melaksanakan maksudnya itu, tiba-tiba suatu cahaya yang terang benderang menyorotinya dari langit. Ia tersungkur ke tanah dan mendengar suatu suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus! Apa sebabnya engkau menganiaya Aku?” “Siapa itu yang berbicara?” tanya Saulus. Suara itu menjawab, “Akulah Yesus, yang kauaniaya! Sekarang, bangkit dan pergilah ke dalam kota. Nantikan petunjuk-Ku selanjutnya.” Orang-orang yang menyertai Saulus termangu-mangu keheranan, karena mereka mendengar suara tanpa rupa. Pada waktu Saulus bangkit, ia sadar bahwa ia telah menjadi buta. Ia harus dituntun ke Damsyik dan tinggal di sana selama tiga hari dalam keadaan buta, tanpa makan dan minum. Di Damsyik ada seorang Kristen bernama Ananias. Dalam suatu penglihatan Tuhan berkata kepadanya, “Ananias!” “Ya, Tuhan!” jawabnya. Lalu Tuhan berkata, “Pergilah ke Jalan Lurus dan carilah rumah seseorang bernama Yudas. Tanyakan kepadanya tentang Saulus dari Tarsus. Pada saat ini ia sedang berdoa kepada-Ku, sebab dalam suatu penglihatan telah Kutunjukkan kepadanya seseorang bernama Ananias yang masuk dan menumpangkan tangan ke atasnya, sehingga ia dapat melihat lagi!” “Tetapi, Tuhan,” seru Ananias, “saya telah mendengar mengenai kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya terhadap Kristen di Yerusalem! Dan kami dengar bahwa ia membawa surat kuasa dari imam besar untuk menangkap semua orang yang menyembah-Mu di Damsyik!” Tetapi Tuhan berkata, “Pergilah dan lakukan yang Kuperintahkan, sebab Saulus telah Kupilih sebagai alat untuk menyampaikan pesan-Ku bukan saja kepada orang-orang Israel, melainkan juga kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja. Akan Kutunjukkan kepadanya betapa ia harus menderita bagi-Ku.” Maka Ananias pun pergilah dan ketika ia bertemu dengan Saulus, ia menumpangkan tangan ke atasnya sambil berkata, “Saudaraku Saulus, Tuhan Yesus Kristus yang menampakkan diri kepada Saudara dalam perjalanan, telah mengutus saya supaya Saudara dipenuhi Roh Kudus dan supaya penglihatan Saudara pulih.” Seketika itu juga seolah-olah ada selaput yang gugur dari matanya. Saulus dapat melihat lagi dan segera ia dibaptiskan. Kemudian ia makan dan pulihlah kekuatannya. Ia tinggal bersama-sama dengan orang-orang Kristen di Damsyik selama beberapa hari. Setelah itu ia segera pergi ke rumah ibadat dan bercerita kepada orang-orang di sana mengenai Berita Kesukaan tentang Yesus Kristus—bahwa Dia sesungguhnya Anak Allah! Semua orang yang mendengar dia merasa heran. “Bukankah orang ini yang dengan kejamnya menganiaya pengikut-pengikut Kristus di Yerusalem?” tanya mereka. “Dan bukankah dia datang ke sini untuk menangkap dan membawa mereka dengan terbelenggu kepada imam-imam kepala?” Saulus makin bersemangat menyampaikan khotbahnya, dan orang-orang Yahudi di Damsyik tidak dapat membantah bukti-bukti yang menyatakan bahwa Yesus sesungguhnya Kristus. Beberapa waktu kemudian para pemimpin orang Yahudi bertekad akan membunuh Saulus. Tetapi Saulus diberi tahu tentang rencana mereka, dan bahwa siang malam mereka mengawasi semua pintu gerbang kota, siap sedia akan membunuhnya. Oleh karena itu, pada malam hari beberapa muridnya menurunkan dia dalam sebuah keranjang dari suatu lubang di tembok kota! Sesampainya di Yerusalem, ia berusaha menemui umat Kristen, tetapi mereka semua takut kepadanya. Mereka mengira bahwa ia hanya berpura-pura saja. Kemudian Barnabas membawanya kepada para rasul dan menceritakan kepada mereka bagaimana Saulus melihat Tuhan ketika ia sedang dalam perjalanan ke Damsyik, apa yang dikatakan Tuhan kepadanya, serta bagaimana ia berkhotbah dengan penuh kuasa dalam nama Tuhan Yesus. Lalu mereka menerima dia, dan setelah itu ia selalu bersama-sama dengan mereka. Dengan berani ia berkhotbah dalam nama Tuhan. Tetapi kemudian beberapa orang Yahudi yang berbahasa Yunani dan yang pernah bersoal jawab dengan dia, mengadakan komplotan untuk membunuhnya. Namun, ketika teman-teman Saulus mengetahui bahaya itu, mereka membawa dia ke Kaisarea, dan kemudian membantu dia pulang ke Tarsus.

Kisah Para Rasul 9:1-30 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Di Yerusalem Saulus masih terus berusaha menakuti pengikut Tuhan, bahkan mengancam untuk membunuh mereka. Ia pergi menghadap imam besar untuk meminta surat yang ditujukan kepada rumah-rumah ibadah di kota Damaskus. Saulus ingin agar imam besar memberikan wewenang kepadanya untuk mencari para pengikut Jalan Tuhan. Jika ia menemukan orang percaya di sana, baik laki-laki atau perempuan, ia akan menangkap dan membawa mereka kembali ke Yerusalem. Ketika Saulus sedang dalam perjalanan mendekati kota Damaskus, tiba-tiba suatu cahaya yang sangat terang dari langit bersinar mengelilinginya. Saulus tersungkur ke tanah dan mendengar suara yang berkata kepadanya, “Saulus, Saulus! Mengapa kamu menganiaya Aku?” Saulus bertanya, “Siapakah Engkau, Tuhan?” Suara itu menjawab, “Akulah Yesus, yang kamu aniaya itu. Sekarang, bangkitlah dan masuklah ke dalam kota. Ada orang yang akan datang dan memberitahukan kepadamu apa yang harus kamu lakukan.” Orang-orang yang bersama Saulus hanya berdiri dan tidak mampu berbicara. Mereka mendengar suara itu, tetapi tidak melihat siapa pun. Saulus bangkit berdiri dan membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa. Maka orang-orang bersamanya memegang tangannya dan menuntunnya ke kota Damaskus. Selama tiga hari, Saulus tidak dapat melihat; dan ia tidak makan ataupun minum apa pun juga. Di kota Damaskus ada seorang pengikut Yesus yang bernama Ananias. Dalam suatu penglihatan Tuhan berbicara kepadanya, “Ananias!” Ananias menjawab, “Ini aku, Tuhan.” Tuhan berkata kepadanya, “Bangkitlah dan pergilah ke jalan yang disebut Jalan Lurus. Carilah rumah Yudas dan tanyakanlah kepadanya tentang seorang yang bernama Saulus dari kota Tarsus. Ia sedang berdoa. Dalam penglihatannya ia melihat seorang laki-laki bernama Ananias yang datang dan meletakkan tangan ke atasnya supaya ia dapat melihat lagi.” Tetapi Ananias menjawab, “Tuhan, sudah banyak orang memberitahukan aku tentang orang itu dan tentang segala kejahatan yang telah dilakukannya terhadap umat kudus-Mu di Yerusalem. Kedatangannya ke kota Damaskus ini adalah untuk menangkap semua orang yang percaya kepada-Mu. Para imam kepala telah berikan dia kuasa untuk itu.” Namun, Tuhan berkata lagi kepada Ananias, “Pergilah, sebab Aku telah memilih Saulus untuk tugas penting. Aku ingin dia memberitakan kepada berbagai bangsa, pemimpin dan seluruh bangsa Israel tentang Aku. Aku akan menunjukkan kepadanya semua yang harus ia derita demi nama-Ku.” Jadi, berangkatlah Ananias ke rumah Yudas. Di sana ia meletakkan tangannya ke atas Saulus dan berkata, “Saudara Saulus, Tuhan Yesus yang menampakkan diri dalam perjalananmu ke sini telah mengutus aku supaya kamu dapat melihat lagi dan dipenuhi Roh Kudus.” Seketika itu juga, sesuatu yang tampak seperti sisik-sisik ikan jatuh dari mata Saulus dan ia dapat melihat lagi. Kemudian ia berdiri dan dibaptis. Setelah makan, Saulus menjadi kuat kembali. Selama beberapa hari Saulus tinggal bersama pengikut Yesus yang ada di kota Damaskus. Tidak lama sesudah itu, Saulus mulai pergi ke rumah-rumah ibadah untuk memberitakan tentang Yesus. Ia berkata kepada orang-orang, “Yesus adalah Anak Allah!” Semua orang yang mendengar Saulus menjadi heran. Mereka berkata, “Bukankah di Yerusalem orang ini membunuh orang yang percaya kepada Yesus? Dan bukankah ia datang ke kota ini untuk menangkap orang yang percaya dalam nama-Nya dan membawa mereka kepada imam-imam kepala?” Saulus menjadi semakin berkuasa dalam pembuktian bahwa Yesus adalah Mesias. Bukti-buktinya sangat kuat sehingga orang Yahudi yang tinggal di Damaskus tidak dapat berdebat dengan dia. Setelah beberapa hari, orang Yahudi membuat siasat untuk membunuh Saulus. Mereka selalu mengawasi pintu gerbang kota, siang dan malam, supaya mereka dapat membunuh Saulus. Tetapi rencana itu diketahui oleh Saulus. Pada suatu malam beberapa pengikut Saulus memasukkan dia ke dalam keranjang lalu menurunkannya melalui celah di tembok kota. Begitu sampai di Yerusalem, ia mencoba bergabung dengan pengikut Yesus, tetapi mereka semua takut kepadanya. Mereka belum percaya bahwa Saulus benar-benar telah menjadi pengikut Yesus. Tetapi Barnabas menerima Saulus dan membawanya kepada para rasul. Barnabas juga menceritakan kepada mereka bagaimana Saulus telah melihat Tuhan dalam perjalanan, dan bagaimana Tuhan berbicara kepada Saulus. Kemudian ia juga menceritakan bahwa dengan penuh keberanian Saulus berbicara dalam nama Tuhan di Damaskus. Jadi, Saulus tinggal bersama mereka dan pergi ke sekeliling Yerusalem dengan bebas sambil mengajar dalam nama Tuhan dengan berani. Saulus juga sering berdebat dengan orang Yahudi yang berbahasa Yunani, yang mulai mencari jalan untuk membunuhnya. Ketika orang percaya tahu tentang hal ini, mereka membawa Saulus ke kota Kaisarea dan dari sana mereka mengirim Saulus ke kota Tarsus.

Kisah Para Rasul 9:1-30 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: ”Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: ”Siapakah Engkau, Tuhan?” Kata-Nya: ”Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat.” Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan: ”Ananias!” Jawabnya: ”Ini aku, Tuhan!” Firman Tuhan: ”Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.” Jawab Ananias: ”Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu.” Tetapi firman Tuhan kepadanya: ”Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: ”Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.” Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: ”Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?” Akan tetapi Saulus semakin besar pengaruhnya dan ia membingungkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik, karena ia membuktikan, bahwa Yesus adalah Mesias. Beberapa hari kemudian orang Yahudi merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus. Tetapi maksud jahat itu diketahui oleh Saulus. Siang malam orang-orang Yahudi mengawal semua pintu gerbang kota, supaya dapat membunuh dia. Sungguhpun demikian pada suatu malam murid-muridnya mengambilnya dan menurunkannya dari atas tembok kota dalam sebuah keranjang. Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid. Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus. Dan Saulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan. Ia juga berbicara dan bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka itu berusaha membunuh dia. Akan tetapi setelah hal itu diketahui oleh saudara-saudara anggota jemaat, mereka membawa dia ke Kaisarea dan dari situ membantu dia ke Tarsus.

Kisah Para Rasul 9:1-30 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Sementara itu Saulus terus saja ingin mengancam dan membunuh pengikut-pengikut Tuhan Yesus. Ia pergi kepada imam agung, dan minta surat kuasa untuk pergi kepada pemimpin-pemimpin rumah-rumah ibadat orang Yahudi di Damsyik, supaya kalau ia menemukan di sana orang-orang yang percaya kepada Yesus, ia dapat menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Sementara menuju ke Damsyik, ketika sudah dekat dengan kota itu, tiba-tiba suatu sinar dari langit memancar di sekeliling Saulus. Ia jatuh ke tanah lalu mendengar suatu suara berkata kepadanya, “Saulus, Saulus! Apa sebabnya engkau menganiaya Aku?” “Siapakah Engkau, Tuan?” tanya Saulus. Suara itu menjawab, “Akulah Yesus, yang engkau aniaya. Tetapi sekarang bangunlah dan masuklah ke kota. Di situ akan diberitahukan kepadamu apa yang harus kaulakukan.” Orang-orang yang ikut bersama-sama Saulus terkejut sehingga tidak dapat bersuara; karena mereka mendengar suara itu tetapi tidak melihat seseorang pun. Lalu Saulus berdiri dan membuka matanya, tetapi matanya sudah tidak bisa melihat apa-apa lagi. Jadi mereka memegang tangannya dan menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak bisa melihat dan selama itu ia tidak makan atau minum sama sekali. Di Damsyik ada seorang pengikut Tuhan Yesus bernama Ananias. Di dalam suatu penglihatan, Tuhan berbicara kepadanya. Tuhan berkata, “Ananias!” Ananias menjawab, “Saya, Tuhan.” Tuhan berkata, “Ayo berangkat sekarang. Pergilah ke rumah Yudas di Jalan Lurus. Tanyakan di sana orang yang bernama Saulus yang berasal dari kota Tarsus. Orang itu sedang berdoa, dan di dalam suatu penglihatan ia melihat seorang laki-laki, bernama Ananias, datang kepadanya dan meletakkan tangan ke atasnya supaya ia dapat melihat kembali.” Ananias menjawab, “Tuhan, saya sudah mendengar banyak orang berbicara mengenai orang ini, terutama mengenai penganiayaan-penganiayaan yang ia lakukan terhadap umat-Mu di Yerusalem. Dan sekarang ia sudah datang ke sini dengan izin dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang percaya kepada-Mu.” Tetapi Tuhan berkata kepada Ananias, “Pergilah saja! Sebab Aku sudah memilih dia untuk melayani Aku, supaya ia memberitakan tentang Aku kepada bangsa-bangsa lain yang tidak beragama Yahudi dan kepada raja-raja serta kepada umat Israel juga. Dan Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya semua penderitaan yang harus ia alami karena Aku.” Maka Ananias pun pergilah ke rumah itu dan meletakkan tangannya ke atas Saulus. “Saudara Saulus,” kata Ananias, “Tuhan Yesus yang Saudara lihat di tengah jalan ketika Saudara sedang kemari, Dialah yang menyuruh saya datang supaya Saudara bisa melihat lagi dan dikuasai oleh Roh Allah.” Saat itu juga sesuatu yang seperti sisik ikan terlepas dari mata Saulus dan ia dapat melihat kembali. Maka ia pun bangun, lalu dibaptis. Dan setelah makan, ia menjadi kuat lagi. Saulus tinggal di Damsyik dengan pengikut-pengikut Yesus beberapa hari lamanya. Ia langsung pergi ke rumah-rumah ibadat dan mulai memberitakan bahwa Yesus itulah Anak Allah. Semua orang heran mendengar Saulus. Mereka berkata, “Bukankah dia yang di Yerusalem sudah membunuh semua orang yang percaya kepada Yesus? Ia datang ke sini justru untuk menangkap dan membawa mereka kepada imam-imam kepala!” Tetapi Saulus makin kuat pengaruhnya. Bukti-bukti yang ia kemukakan mengenai Yesus begitu meyakinkan bahwa Yesus itulah Raja Penyelamat, sampai orang-orang Yahudi yang tinggal di Damsyik tidak dapat lagi membantah. Setelah lewat beberapa waktu lamanya orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Saulus. Tetapi rencana mereka ketahuan kepadanya. Siang malam mereka menunggu di pintu gerbang kota untuk membunuh dia. Tetapi pada suatu malam, pengikut-pengikut Saulus mengambil dia, lalu menurunkannya di dalam sebuah keranjang melewati tembok kota. Saulus pergi ke Yerusalem, dan di sana ia berusaha bergabung dengan pengikut-pengikut Yesus. Tetapi mereka takut kepadanya, sebab mereka tidak percaya bahwa ia benar-benar telah menjadi pengikut Yesus. Kemudian Barnabas datang kepadanya, lalu membawanya kepada rasul-rasul. Barnabas menceritakan kepada mereka tentang bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bagaimana Tuhan berbicara kepadanya. Barnabas memberitahukan juga tentang bagaimana beraninya Saulus mengajar di Damsyik dengan nama Yesus. Maka itu Saulus tinggal dengan mereka, dan berkhotbah dengan berani di seluruh Yerusalem dengan nama Tuhan. Ia berbicara dan berdebat juga dengan orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, tetapi mereka berusaha membunuh dia. Ketika orang-orang percaya lainnya tahu tentang hal itu, mereka membawa Saulus ke Kaisarea, kemudian mengirim dia ke Tarsus.