Kisah Para Rasul 21:26-40
Kisah Para Rasul 21:26-40 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Jadi pada hari berikutnya, Paulus pergi bersama keempat orang itu untuk mendukung acara penyucian tersebut dan dia sendiri ikut juga dalam upacara itu. Kemudian dia masuk ke teras rumah Allah untuk memberitahukan kepada para imam tanggal berakhirnya tujuh hari proses penyucian mereka, dan persembahan mereka masing-masing akan diberikan pada tanggal itu. Ketika hampir berakhir masa tujuh hari penyucian mereka, beberapa orang Yahudi dari provinsi Asia melihat Paulus di salah satu teras rumah Allah. Lalu mereka menghasut orang banyak yang ada di sana untuk menangkap dia. Mereka berteriak, “Hai orang Yahudi, tolong! Itulah dia!— orang yang mengajar di mana-mana untuk menentang adat-istiadat bangsa kita, hukum Taurat, dan rumah Allah yang kudus ini. Bahkan sekarang dia sudah menajiskan tempat suci ini dengan membawa orang bukan Yahudi ke dalam teras rumah Allah.” (Mereka berkata begitu karena pernah melihat Paulus di Yerusalem bersama Trofimus, orang Efesus itu. Mereka mengira Paulus sudah membawa dia ke dalam teras rumah Allah, padahal tidak.) Lalu seluruh kota menjadi kacau. Orang banyak berlarian dan mengepung Paulus. Mereka menangkap dia lalu menyeretnya keluar dari teras rumah Allah. Dan saat itu juga pintu-pintu teras rumah Allah ditutup. Sementara orang banyak itu berusaha membunuh Paulus, laporan datang kepada komandan batalion Romawi bahwa seluruh penduduk Yerusalem sedang rusuh. Dia langsung mengerahkan para tentara dan komandan kompi lalu berlari ke tempat kerusuhan itu. Ketika orang-orang Yahudi melihat komandan batalion dan tentaranya datang, mereka berhenti memukuli Paulus. Sesudah komandan itu tiba, dia menyuruh tentara-tentaranya menangkap Paulus dan mengikat dia dengan rantai kepada dua tentara di sebelah kiri dan kanannya. Lalu dia bertanya, “Siapa orang ini, dan kesalahan apa yang sudah dilakukannya?” Tetapi di antara orang banyak itu ada yang berteriak begini, dan ada yang berteriak begitu. Komandan batalion tidak bisa memastikan mana yang benar karena suara orang-orang itu sangat ribut. Jadi dia memerintahkan supaya Paulus dibawa ke markas. Ketika sampai di tangga batu, tentara-tentara terpaksa mengangkat Paulus karena orang banyak itu berdesak-desakan hendak menyerang dia, dan karena begitu banyaknya orang yang mengikuti sambil berteriak-teriak, “Binasakan dia!” Sewaktu hampir tiba di dalam markas, Paulus bertanya kepada komandan batalion, “Bolehkah saya bicara sebentar dengan Tuan?” Komandan itu menjawab, “Wah, rupanya kamu bisa berbahasa Yunani! Kalau begitu, kamu bukan orang Mesir yang beberapa waktu lalu memulai pemberontakan dan memimpin empat ribu orang pemberontak masuk ke padang belantara.” Jawab Paulus, “Saya memang orang Yahudi, tetapi saya berasal dari kota Tarsus di provinsi Kilikia. Jadi saya adalah warga salah satu kota penting dalam kerajaan Roma. Saya minta izin untuk berbicara kepada orang banyak ini.” Lalu komandan itu mengizinkan Paulus berbicara kepada orang banyak. Paulus berdiri di atas tangga dan memberi tanda dengan tangannya kepada mereka supaya tenang. Sesudah mereka diam, mulailah dia berbicara dalam bahasa Ibrani
Kisah Para Rasul 21:26-40 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
Paulus menyetujui usul mereka dan keesokan harinya pergilah ia bersama dengan keempat orang itu ke Bait Allah untuk menjalani upacara penahiran. Ia mengumumkan nazarnya untuk mempersembahkan kurban bersama dengan yang lain tujuh hari kemudian. Ketika masa tujuh hari itu hampir berakhir, beberapa orang Yahudi yang datang dari provinsi Asia (Turki) melihat Paulus di dalam Bait Allah. Mereka menghasut orang banyak serta menangkap dia, sambil berteriak, “Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang ajarannya menentang bangsa kita dan yang mengajarkan supaya orang jangan mau menaati hukum Yahudi. Ia bahkan menentang Bait Allah dan mencemarkannya dengan membawa orang Yunani masuk ke dalamnya!” (Karena sebelum itu mereka telah melihat Paulus di kota bersama-sama dengan Trofimus, orang bukan Yahudi yang berasal dari Efesus (Turki), dan mereka mengira bahwa Paulus telah mengajak dia masuk ke dalam Bait Allah.) Segenap penduduk kota digemparkan oleh tuduhan-tuduhan itu dan timbullah kerusuhan. Paulus diseret ke luar dan semua pintu gerbang Bait Allah segera ditutup. Sedang mereka berusaha membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan Romawi bahwa Yerusalem dalam keadaan rusuh. Kepala pasukan itu segera mengerahkan prajurit-prajurit dan perwira-perwiranya dan ia sendiri berlari ke tengah-tengah orang banyak. Ketika orang banyak melihat pasukan datang, mereka berhenti memukuli Paulus. Kepala pasukan menangkap Paulus dan memerintahkan supaya ia dibelenggu dengan rantai, lalu bertanya kepada orang banyak siapakah dia dan apakah yang telah dilakukannya. Beberapa orang meneriakkan ini dan beberapa lagi meneriakkan itu. Dalam keributan dan kekacauan seperti itu ia tidak dapat mengetahui keadaan sebenarnya. Oleh karena itu, ia memerintahkan supaya Paulus dibawa ke markas. Ketika mereka sampai di tangga, para prajurit terpaksa mendukung Paulus di atas pundak mereka untuk melindunginya dari ancaman orang banyak yang mendesak dari belakang sambil berteriak, “Bunuh dia! Bunuh dia!” Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan, “Bolehkah saya berbicara dengan Bapak?” “Engkau pandai berbahasa Yunani?” kepala pasukan itu bertanya dengan keheran-heranan. “Bukankah engkau ini orang Mesir yang memimpin pemberontakan beberapa tahun yang lalu dan membawa 4.000 anggota komplotan pembunuh ke padang gurun?” “Bukan,” jawab Paulus, “saya orang Yahudi dari Tarsus di Kilikia, kota yang cukup dikenal. Izinkanlah saya berbicara kepada orang banyak itu.” Kepala pasukan meluluskan permintaannya. Paulus berdiri di tangga serta memberi isyarat dengan tangannya supaya mereka diam. Segera orang banyak itu diliputi keheningan, dan Paulus berbicara kepada mereka dalam bahasa Aram sebagai berikut
Kisah Para Rasul 21:26-40 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Jadi, pada hari berikutnya Paulus membawa keempat orang itu dan menyucikan diri bersama-sama dengan mereka. Lalu ia masuk ke Bait Allah dan mengumumkan kapan selesainya hari-hari penyucian itu dan kapan korban persembahan akan diberikan kepada mereka masing-masing. Ketika hari ketujuh hampir berakhir, orang Yahudi dari daerah Asia melihat Paulus di Bait Allah. Mereka dengan sengaja menghasut orang banyak di sana dan menangkap Paulus. Mereka berteriak, “Hai orang-orang Israel, tolonglah kami! Inilah orang yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan bangsa kita, hukum Taurat kita dan Bait Allah ini. Ia telah membawa orang Yunani ke halaman Bait Allah sehingga membuat tempat suci ini menjadi tercela.” (Mereka bilang ini karena sebelumnya mereka melihat Trofimus, seorang Efesus bersama dengan Paulus di Yerusalem. Mereka mengira Paulus telah membawa Trofimus ke Bait Allah.) Kemarahan menyebar ke seluruh kota dan orang-orang datang berlarian dari berbagai penjuru tempat. Mereka menangkap Paulus dan menyeretnya ke luar dari Bait Allah, dan pintu-pintu Bait Allah langsung tertutup. Sementara mereka mencoba membunuh Paulus, kepala pasukan tentara Roma mendapat laporan bahwa seluruh Yerusalem sedang dalam keadaan kacau. Seketika itu juga kepala pasukan membawa para tentara dan pasukannya pergi ke tempat kejadian itu. Ketika orang-orang melihat kepala pasukan dan tentara-tentaranya, mereka berhenti memukuli Paulus. Kepala pasukan itu mendekati Paulus dan menangkapnya. Ia memerintahkan tentaranya untuk mengikat Paulus dengan dua rantai. Kemudian kepala pasukan itu bertanya kepada Paulus tentang siapa dia dan apa yang telah dilakukannya. Tetapi beberapa orang dari gerombolan itu berteriak begini, dan sebagiannya berteriak begitu sehingga menimbulkan kebingungan. Karena keadaan yang kacau-balau, kepala pasukan tidak bisa tahu apa sebenarnya yang telah terjadi. Lalu ia memutuskan untuk membawa Paulus ke markas tentara. Orang banyak itu mengikuti mereka. Ketika Paulus sampai di tangga, para tentara harus mengangkatnya karena kekerasan orang banyak itu. Mereka terus mengikuti Paulus sambil berteriak, “Bunuhlah dia!” Ketika para tentara sudah sampai ke dalam markas, Paulus berkata kepada kepala pasukan, “Bolehkah aku berkata sesuatu kepadamu?” Kata kepala pasukan, “Oh, kamu bisa bahasa Yunani?” “Kalau begitu kamu bukan orang Mesir yang beberapa waktu yang lalu menyebabkan pemberontakan dan memimpin empat ribu orang pengacau keluar ke padang belantara?” Paulus menjawab, “Bukan, aku orang Yahudi dari Tarsus, Kilikia. Aku adalah warga kota yang terkenal itu. Aku mohon, ijinkan aku untuk berbicara kepada orang-orang ini.” Kepala pasukan itu mengijinkan Paulus berbicara, Paulus berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya supaya orang-orang itu diam. Setelah mereka diam, Paulus berbicara kepada mereka dalam bahasa Aram.
Kisah Para Rasul 21:26-40 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Pada hari berikutnya Paulus membawa orang-orang itu serta dengan dia, dan ia mentahirkan diri bersama-sama dengan mereka, lalu masuk ke Bait Allah untuk memberitahukan, bilamana pentahiran akan selesai dan persembahan akan dipersembahkan untuk mereka masing-masing. Ketika masa tujuh hari itu sudah hampir berakhir, orang-orang Yahudi yang datang dari Asia, melihat Paulus di dalam Bait Allah, lalu mereka menghasut rakyat dan menangkap dia, sambil berteriak: ”Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orang yang di mana-mana mengajar semua orang untuk menentang bangsa kita dan menentang hukum Taurat dan tempat ini! Dan sekarang ia membawa orang-orang Yunani pula ke dalam Bait Allah dan menajiskan tempat suci ini!” Sebab mereka telah melihat Trofimus dari Efesus sebelumnya bersama-sama dengan Paulus di kota, dan mereka menyangka, bahwa Paulus telah membawa dia ke dalam Bait Allah. Maka gemparlah seluruh kota, dan rakyat datang berkerumun, lalu menangkap Paulus dan menyeretnya keluar dari Bait Allah dan seketika itu juga semua pintu gerbang Bait Allah itu ditutup. Sementara mereka merencanakan untuk membunuh dia, sampailah kabar kepada kepala pasukan, bahwa seluruh Yerusalem gempar. Kepala pasukan itu segera bergerak dengan prajurit-prajurit dan perwira-perwira dan maju mendapatkan orang banyak itu. Ketika mereka melihat dia dan prajurit-prajurit itu, berhentilah mereka memukul Paulus. Kepala pasukan itu mendekati Paulus, menangkapnya dan menyuruh mengikat dia dengan dua rantai, lalu bertanya siapakah dia dan apakah yang telah diperbuatnya. Tetapi dari antara orang banyak itu ada yang meneriakkan kepadanya ini, ada pula yang meneriakkan itu. Dan oleh karena keributan itu ia tidak dapat mengetahui apakah yang sebenarnya terjadi. Sebab itu ia menyuruh membawa Paulus ke markas. Ketika sampai ke tangga Paulus terpaksa didukung prajurit-prajurit karena berdesak-desaknya orang banyak, yang berbondong-bondong mengikuti dia, sambil berteriak: ”Enyahkanlah dia!” Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu: ”Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?” Jawabnya: ”Tahukah engkau bahasa Yunani? Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?” Paulus menjawab: ”Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu.” Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya
Kisah Para Rasul 21:26-40 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Maka Paulus pergi dengan keempat orang itu lalu mengadakan upacara penyucian diri bersama-sama dengan mereka pada keesokan harinya. Kemudian mereka masuk ke Rumah Tuhan untuk memberitahukan berapa hari lagi baru upacara penyucian itu selesai dan kurban untuk mereka masing-masing dipersembahkan. Ketika jangka waktu tujuh hari itu hampir berakhir, beberapa orang Yahudi dari Asia melihat Paulus di dalam Rumah Tuhan. Lalu mereka menghasut orang banyak, kemudian memegang Paulus sambil berteriak-teriak, “Hai orang-orang Israel, tolong! Inilah orangnya yang pergi ke mana-mana mengajar kepada semua orang ajaran-ajaran yang menentang bangsa Israel, menentang hukum Musa dan menentang Rumah Tuhan ini. Dan sekarang ia malah membawa orang-orang bukan Yahudi masuk ke dalam Rumah Tuhan dan membikin najis tempat yang suci ini!” ( Mereka berkata begitu sebab mereka sudah melihat Trofimus orang Efesus itu di kota bersama-sama Paulus; dan mereka menyangka Paulus sudah membawa dia ke dalam Rumah Tuhan.) Seluruh kota menjadi kacau-balau, dan semua orang berlari-lari berkerumun. Mereka menangkap Paulus dan menyeret dia keluar dari Rumah Tuhan. Saat itu juga pintu Rumah Tuhan ditutup. Sementara perusuh-perusuh itu berusaha membunuh Paulus, orang memberitahukan kepada komandan pasukan Roma bahwa seluruh Yerusalem sedang heboh. Langsung komandan itu mengambil beberapa perwira dan prajurit lalu cepat-cepat pergi dengan mereka ke tempat huru-hara itu. Pada waktu orang banyak itu melihat komandan itu dengan pasukannya, mereka berhenti memukul Paulus. Komandan itu pergi kepada Paulus lalu menangkapnya, dan menyuruh orang memborgol dia. Kemudian komandan itu bertanya mengenai siapa Paulus itu dan apa yang telah dilakukannya. Sebagian dari orang banyak itu menjawab begini dan sebagian lagi menjawab begitu. Keadaan begitu kacau sehingga komandan itu tidak bisa mengetahui apa sebenarnya yang telah terjadi. Oleh sebab itu ia memerintahkan supaya Paulus dibawa ke markas. Ketika mereka membawa dia sampai ke tangga, perusuh-perusuh itu mengamuk begitu hebat sehingga Paulus harus digotong oleh para prajurit. Mereka diikuti dari belakang oleh gerombolan perusuh-perusuh itu yang berteriak-teriak, “Bunuh dia!” Begitu mau masuk ke dalam markas, Paulus berkata kepada komandan itu, “Bolehkah saya bicara sebentar dengan Tuan?” “Apa kau bisa bahasa Yunani?” tanya komandan itu. “Kalau begitu, kau bukan orang Mesir itu yang tempo hari mengadakan pemberontakan lalu membawa lari empat ribu orang pengacau bersenjata masuk padang gurun?” Paulus menjawab, “Saya orang Yahudi; saya warga kota Tarsus, kota yang penting di Kilikia. Tolong izinkan saya berbicara kepada orang-orang itu.” Maka setelah Paulus diberi izin berbicara, Paulus berdiri di tangga, lalu memberi isyarat dengan tangannya. Semua orang menjadi tenang. Kemudian Paulus berbicara kepada mereka di dalam bahasa Ibrani. Paulus berkata