Kisah Para Rasul 18:1-28

Kisah Para Rasul 18:1-28 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)

Sesudah itu, Paulus meninggalkan kota Atena dan pergi ke Korintus. Di sana dia bertemu dengan Akwila, seorang Yahudi dari provinsi Pontus. Dia bersama istrinya, Priskila, belum lama datang dari Italia, karena Klaudius— raja tertinggi kerajaan Romawi— sudah memerintahkan bahwa semua orang Yahudi harus meninggalkan Roma. Dan karena Paulus mempunyai pekerjaan yang sama dengan mereka, yaitu membuat tenda, dia pun tinggal dan bekerja bersama mereka berdua. Setiap hari Sabat, Paulus pergi ke rumah pertemuan orang Yahudi dan berbicara dengan semua yang hadir di situ, baik orang Yahudi maupun orang Yunani yang memeluk agama Yahudi. Dia berusaha meyakinkan mereka supaya percaya kepada Yesus. Tetapi ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, hati Paulus terdorong untuk mengajarkan berita keselamatan kepada semua pemeluk agama Yahudi itu. Dia semakin berusaha meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Kristus yang sudah dijanjikan Allah. Tetapi ketika sebagian dari mereka menentang dan menghina Paulus, dia mengibaskan debu dari jubahnya dan berkata kepada mereka, “Kalian sendiri yang akan menanggung hukuman Allah, bukan saya! Mulai sekarang, saya akan pergi memberitakan kabar keselamatan kepada bangsa-bangsa yang bukan Yahudi.” Jadi Paulus meninggalkan rumah pertemuan itu dan masuk ke rumah Yustus, tepat di sebelah rumah pertemuan itu. Yustus adalah seorang bukan Yahudi yang sudah menjadi penyembah Allah. Krispus, kepala rumah pertemuan itu, bersama semua orang serumahnya juga percaya kepada Tuhan Yesus. Banyak juga orang lain di Korintus yang menjadi percaya setelah mendengar pengajaran Paulus, dan mereka semua dibaptis. Suatu malam, Tuhan berkata kepada Paulus dalam sebuah penglihatan, “Jangan takut. Tetaplah mengajar dengan berani dan jangan berdiam diri, karena Aku sudah memilih banyak orang di kota ini untuk menjadi umat-Ku. Tidak ada yang akan mencelakaimu, karena Aku menyertai kamu.” Maka Paulus tinggal di sana dan terus mengajarkan berita keselamatan selama satu setengah tahun. Tetapi pada waktu Galio menjabat sebagai gubernur provinsi Akaya, orang-orang Yahudi bersatu melawan Paulus. Mereka menangkap dan membawanya ke hadapan Galio untuk diadili. Mereka menuduh dia dengan berkata, “Orang ini mengajarkan agama baru yang berlawanan dengan hukum Taurat kami.” Begitu Paulus mau berbicara, Galio menjawab mereka, “Kalau kalian orang Yahudi melaporkan dia karena berbuat kesalahan atau suatu kejahatan, saya akan bersabar mendengarkan kalian. Tetapi kalau pengaduan kalian hanyalah soal kata-kata dan nama-nama dalam hukum agama Yahudi, uruslah hal itu sendiri! Saya menolak menjadi hakim untuk hal-hal yang seperti itu.” Lalu Galio memerintahkan para tentaranya untuk mengusir mereka dari ruang pengadilan. Tetapi orang-orang Yunani malahan menangkap Sostenes, pemimpin rumah pertemuan Yahudi, lalu memukulinya di tengah ruang pengadilan itu. Namun Galio sama sekali tidak mau peduli. Sesudah itu, Paulus masih tinggal beberapa bulan lagi di Korintus. Lalu dia pamit kepada saudara-saudari seiman dan berlayar ke provinsi Siria bersama Priskila dan Akwila. Sewaktu kapal mereka singgah di kota pelabuhan Kengkrea, Paulus mencukur rambutnya sesuai adat Yahudi mengenai perjanjian dengan TUHAN. Ketika mereka tiba di Efesus, Paulus masuk ke rumah pertemuan orang Yahudi dan berdiskusi dengan orang Yahudi yang hadir. Mereka memintanya untuk tinggal lebih lama di kota itu, tetapi dia menolak dengan berkata, “Sangat penting bagi saya mengikuti perayaan di Yerusalem. Kalau Allah mengizinkan, saya akan datang lagi ke sini.” Sesudah itu Paulus pergi naik kapal sementara Priskila dan Akwila tetap tinggal di sana. Setibanya di Kaisarea, Paulus pergi ke Yerusalem untuk memberi salam kepada jemaat di sana. Lalu dia melanjutkan perjalanan ke Antiokia. Sesudah tinggal beberapa lama di kota itu, dia pergi mengunjungi jemaat-jemaat di provinsi Galatia dan Frigia serta menguatkan keyakinan semua pengikut Yesus di sana. Pada waktu yang sama, seorang Yahudi bernama Apolos datang ke Efesus. Dia berasal dari kota Aleksandria di Mesir. Apolos sudah banyak mempelajari Kitab Suci dan pandai sekali berbicara. Dia juga pernah diajar tentang jalan keselamatan melalui Raja Penyelamat. Dengan teliti dan semangat yang menyala-nyala, Apolos mengajar di rumah pertemuan orang Yahudi tentang Raja Penyelamat, meskipun dia hanya mengetahui tentang pelayanan Yohanes Pembaptis. Priskila dan Akwila hadir waktu Apolos mulai mengajar dengan berani di rumah pertemuan. Lalu mereka mengajak dia ke rumah mereka dan menjelaskan kepadanya lebih lengkap lagi tentang jalan keselamatan dari Allah melalui Yesus. Sesudah itu, Apolos mau pergi ke provinsi Akaya. Saudara-saudari seiman di Efesus membantu dia dengan menulis surat pengantar, supaya seluruh jemaat di sana menerimanya dengan baik. Ketika Apolos tiba di sana, dia sangat menguatkan keyakinan orang-orang yang karena kebaikan hati Allah sudah percaya Yesus. Karena dalam perdebatan-perdebatan di depan umum, dengan hebatnya dia mengalahkan orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus. Dia membuktikan dari ayat-ayat Kitab Suci bahwa Yesus adalah Kristus yang sudah dijanjikan.

Kisah Para Rasul 18:1-28 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)

KEMUDIAN Paulus meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus. Di situ ia berkenalan dengan seorang orang Yahudi kelahiran Pontus, bernama Akwila, yang baru tiba dari Italia bersama dengan istrinya, Priskila. Mereka harus meninggalkan Italia karena perintah Kaisar Klaudius, yang melarang orang Yahudi berada di Roma. Paulus tinggal dan bekerja bersama-sama dengan mereka, karena seperti Paulus, mereka juga tukang kemah. Setiap hari Sabat Paulus berada di rumah ibadat berusaha meyakinkan orang Yahudi maupun Yunani. Setelah Silas dan Timotius tiba dari Makedonia, Paulus mencurahkan waktu sepenuhnya untuk mengajarkan firman Allah dan bersaksi kepada orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi, ketika mereka menentang dia dan menghujat Yesus, maka Paulus mengebaskan debu dari jubahnya dan berkata, “Biarlah darahmu tertanggung atas kepalamu sendiri! Itu bukan salahku! Mulai saat ini aku akan mengajarkan firman Allah kepada bangsa-bangsa lain.” Setelah itu ia tinggal dengan Titius Yustus, seorang orang bukan Yahudi yang berbakti kepada Allah. Ia tinggal di sebelah rumah ibadat. Kemudian Krispus, pemimpin rumah ibadat itu, dan seisi rumahnya percaya kepada Allah, lalu dibaptiskan. Demikian juga halnya dengan banyak orang Korintus yang lain. Pada suatu malam Tuhan berbicara kepada Paulus dalam suatu penglihatan, “Jangan takut! Berbicaralah dan jangan putus asa. Sebab Aku menyertai engkau dan tidak seorang pun dapat mencelakakan engkau. Banyak orang di kota ini termasuk milik-Ku.” Paulus pun tinggallah di kota itu selama satu setengah tahun mengajarkan kebenaran-kebenaran Allah. Tetapi pada waktu Galio menjadi gubernur Akhaya, orang-orang Yahudi serentak menentang Paulus serta membawanya ke hadapan gubernur supaya diadili. Mereka menuduh Paulus telah “membujuk orang supaya menyembah Allah dengan cara-cara yang bertentangan dengan hukum”. Ketika Paulus hendak membela diri, Galio berkata kepada orang-orang Yahudi itu, “Dengarlah, hai orang-orang Yahudi, seandainya perkara ini perkara pidana, aku berkewajiban memperhatikan dakwaan kalian. Tetapi ini persoalan yang menyangkut arti kata, nama, dan adat Yahudi. Karena itu, aku tidak mau campur tangan. Uruslah sendiri!” Orang-orang Yahudi itu pun diusirnya dari ruang pengadilan. Kemudian orang banyak itu menangkap Sostenes, yang menggantikan Krispus sebagai pemimpin rumah ibadat, serta memukulinya di luar ruang pengadilan, tetapi Galio sama sekali tidak ambil pusing. Setelah itu Paulus tinggal di Korintus beberapa hari lagi, lalu pamitan kepada umat Kristen di tempat itu dan mengajak Akwila dan Priskila berlayar ke Siria. Di Kengkrea ia menggundulkan kepalanya menurut adat Yahudi, karena ia telah bernazar. Ketika tiba di pelabuhan Efesus, ditinggalkannya kami di kapal, sedangkan ia sendiri pergi ke rumah ibadat untuk berbicara dengan orang-orang Yahudi. Mereka minta supaya ia tinggal di sana beberapa hari, tetapi ia merasa kekurangan waktu. “Saya harus berada di Yerusalem pada hari raya,” katanya. Tetapi ia berjanji bahwa kalau Allah berkenan, pada suatu hari kelak ia akan kembali ke Efesus. Kami pun meneruskan pelayaran. Perhentian berikutnya ialah pelabuhan Kaisarea. Dari sana ia mengunjungi jemaat di Yerusalem dan setelah itu berlayar ke Antiokhia. Setelah beberapa lama di sana, berangkatlah ia ke Turki melalui Galatia dan Frigia. Ia mengunjungi semua orang Kristen untuk mendorong serta menolong mereka tumbuh di dalam Tuhan. Kebetulan seorang Yahudi bernama Apolos baru saja tiba di Efesus dari Aleksandria di Mesir. Ia seorang guru dan pengkhotbah yang fasih lidah dan tahu Kitab Suci dengan baik. Dia mengenal ajaran Tuhan dan berbicara dengan semangat tentang Yesus, mengajar tentang-Nya dengan teliti. Namun dia hanya mengetahui baptisan yang dipraktikkan Yohanes. Priskila dan Akwila ada di situ dan mendengar dia berbicara. Khotbahnya sangat mantap. Kemudian mereka membawanya ke samping dan menjelaskan jalan keselamatan dengan lebih lengkap kepadanya. Apolos berniat pergi ke Akhaya (Yunani) dan orang-orang yang percaya merestui niatnya itu serta menulis surat kepada umat Kristen di provinsi itu supaya ia diterima dengan baik. Sesampainya di situ, Apolos sungguh-sungguh dipakai Tuhan untuk meneguhkan jemaat, karena dengan penuh kuasa ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum, serta mengemukakan bukti-bukti dari Kitab Suci bahwa Yesus sesungguhnyalah Mesias.

Kisah Para Rasul 18:1-28 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Setelah itu, Paulus meninggalkan kota Atena dan pergi ke kota Korintus. Di sana ia bertemu dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari daerah Pontus. Akwila dan istrinya, Priskila, baru saja pindah dari daerah Italia. Kaisar Klaudius memerintahkan semua orang Yahudi untuk keluar dari Roma. Paulus pergi mengunjungi mereka. Akwila dan Priskila adalah pengrajin tenda, sama seperti Paulus, maka ia tinggal dan bekerja bersama-sama mereka. Setiap hari Sabat Paulus pergi ke rumah ibadah dan berbincang dengan orang-orang Yahudi dan Yunani untuk meyakinkan mereka agar percaya kepada Yesus. Tetapi setelah Silas dan Timotius datang dari wilayah Makedonia, Paulus menggunakan waktu sepenuhnya untuk menyampaikan berita Tuhan kepada orang Yahudi dan meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Kristus. Tetapi mereka menentang dan menghina Paulus. Karena itu, Paulus mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata, “Jika kamu tidak selamat, itu karena kesalahanmu sendiri! Aku sudah melakukan sebisa mungkin. Mulai sekarang aku akan pergi kepada orang bukan Yahudi!” Maka Paulus meninggalkan rumah ibadah itu dan pergi ke rumah Titius Yustus. Ia adalah seorang yang menyembah Allah dan rumahnya ada di sebelah rumah ibadah itu. Krispus adalah pemimpin rumah ibadah Yahudi itu. Ia dan semua orang yang tinggal di rumahnya menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Banyak orang Korintus yang mendengarkan Paulus. Mereka juga menjadi percaya dan dibaptis. Pada suatu malam, Tuhan berkata kepada Paulus melalui suatu penglihatan, “Janganlah kamu takut, dan jangan berhenti berbicara dengan orang-orang. Aku akan menyertaimu dan tidak ada orang yang bisa menyakitimu, sebab ada banyak umat-Ku di kota ini.” Paulus tinggal di sana selama satu tahun enam bulan mengajarkan berita Allah kepada orang-orang yang ada di Korintus. Pada masa Galio menjadi gubernur di daerah Akhaya, orang Yahudi bersekutu untuk menentang Paulus dan menyeretnya ke pengadilan. Mereka berkata kepada Galio, “Orang ini mengajar orang banyak untuk menyembah Allah dengan cara yang bertentangan dengan hukum Taurat kami!” Paulus siap mengatakan sesuatu, tetapi Galio berkata kepada mereka, “Hai orang-orang Yahudi, aku akan mendengarmu kalau pengaduanmu ini berhubungan dengan suatu kesalahan atau kejahatan yang serius. Tetapi karena apa yang kalian adukan ini hanya ketidaksetujuan tentang kata-kata atau nama-nama dalam hukum Tauratmu sendiri, selesaikan sendiri masalahmu itu. Aku tidak mau menjadi hakim atas perkara-perkara seperti itu.” Jadi, Galio menyuruh mereka untuk meninggalkan tempat pengadilan itu. Lalu mereka kemudian menangkap Sostenes, pemimpin rumah ibadah dan memukul dia di depan tempat pengadilan. Tetapi Galio tidak peduli akan hal itu. Paulus tinggal beberapa lama dengan orang percaya di kota Korintus. Kemudian ia meninggalkan mereka dan pergi berlayar ke daerah Siria dengan ditemani oleh Priskila dan Akwila. Sebelum pergi berlayar, Paulus mencukur rambutnya di kota Kengkrea karena ia sudah berjanji kepada Allah. Ketika sampai di kota Efesus, Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di sana. Tetapi ia sendiri pergi ke rumah ibadah Yahudi dan berbincang dengan orang Yahudi di sana. Mereka minta Paulus untuk tinggal lebih lama lagi dengan mereka, tetapi Paulus menolak. Ketika Ia memohon diri dari mereka, ia berkata, “Aku akan kembali lagi kepadamu jika Allah menginginkannya.” Lalu Paulus berlayar dari kota Efesus. Ketika Paulus sampai di kota Kaisarea, ia pergi ke Yerusalem dan mengunjungi gereja di sana. Lalu ia pergi ke kota Antiokhia. Paulus tinggal di kota Antiokhia selama beberapa waktu. Kemudian ia meninggalkan tempat itu dan pergi melalui wilayah Galatia dan Frigia. Paulus melakukan perjalanan dari kota ke kota di wilayah itu, menolong semua pengikut Yesus bertumbuh semakin kuat dalam imannya. Seorang Yahudi bernama Apolos datang ke kota Efesus. Ia adalah seorang pembicara terlatih, dengan pengetahuan yang dalam tentang Kitab Suci yang dilahirkan di kota Aleksandria. Ia sudah mendapat pengajaran tentang jalan Tuhan dan selalu bersemangat membicarakan tentang Yesus. Apa yang diajarkan adalah benar, tetapi baptisan yang dikenal adalah baptisan yang diajarkan Yohanes. Apolos mulai berbicara dengan sangat berani di rumah ibadah Yahudi. Ketika Priskila dan Akwila mendengar pembicaraannya, mereka mengajaknya ke rumah dan membantunya mengerti Jalan Allah lebih baik lagi. Apolos ingin pergi ke daerah Akhaya. Jadi, orang percaya di Efesus mendukungnya. Lalu mereka menulis surat kepada para pengikut Tuhan di Akhaya supaya mereka menyambut Apolos. Sesampainya di sana, Apolos sungguh menjadi berkat bagi mereka yang percaya karena anugerah Allah. Ia menentang orang Yahudi di depan semua orang dengan tegasnya. Ia membuktikan dengan jelas bahwa orang Yahudi salah. Ia memakai Kitab Suci untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias.

Kisah Para Rasul 18:1-28 Alkitab Terjemahan Baru (TB)

Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: ”Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.” Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis. Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: ”Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan. Kata mereka: ”Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.” Ketika Paulus hendak mulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu: ”Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.” Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi. Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya. Ia minta diri dan berkata: ”Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari Efesus. Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid. Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah. Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.

Kisah Para Rasul 18:1-28 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)

Setelah itu Paulus meninggalkan Atena dan pergi ke Korintus. Di situ ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, berasal dari negeri Pontus. Akwila baru saja datang dari Italia dengan istrinya Priskila. Mereka datang ke Korintus sebab Kaisar Klaudius telah menyuruh semua orang Yahudi keluar dari Roma. Paulus pergi mengunjungi mereka berdua, lalu tinggal di situ dengan mereka dan bekerja bersama-sama mereka, karena mata pencaharian mereka sama dengan Paulus, yaitu membuat kemah. Tetapi pada setiap hari Sabat, Paulus pergi bercakap-cakap di rumah ibadat untuk membuat orang-orang Yahudi maupun orang-orang Yunani, percaya kepada Yesus. Setelah Silas dan Timotius tiba dari Makedonia, Paulus mempergunakan seluruh waktunya untuk mengabarkan berita dari Allah kepada orang-orang Yahudi bahwa Yesus itulah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Allah. Tetapi karena orang-orang terus saja menentang dan mencelanya, maka Paulus mengebaskan debu dari pakaiannya sebagai tanda untuk memperingatkan mereka akan kesalahan mereka. Ia berkata, “Kalau kalian celaka, salahmu sendiri! Saya lepas tangan! Mulai sekarang saya akan pergi kepada orang-orang bukan Yahudi.” Lalu Paulus meninggalkan mereka dan pergi tinggal di rumah yang di sebelah rumah ibadat itu. Rumah itu rumah seorang yang bukan Yahudi, tetapi ia menyembah Allah. Nama orang itu Titius Yustus. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu dengan seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus. Dan banyak juga orang-orang Korintus lainnya mendengar berita yang disampaikan Paulus, dan mereka percaya kepada Yesus lalu dibaptis. Pada suatu malam di dalam suatu penglihatan, Tuhan berkata kepada Paulus, “Janganlah takut! Berbicaralah terus dan jangan diam. Sebab Aku menyertai engkau. Tidak seorang pun dapat melakukan yang jahat kepadamu, sebab banyak orang di kota ini adalah orang-orang-Ku.” Oleh sebab itu Paulus tinggal di Korintus satu setengah tahun lamanya dan mengajarkan perkataan Allah kepada mereka. Ketika Galio menjadi gubernur Akhaya, orang-orang Yahudi bersatu menentang Paulus dan membawa dia ke pengadilan. Mereka mengajukan pengaduan ini, “Orang ini mempengaruhi orang banyak supaya menyembah Allah dengan cara yang bertentangan dengan hukum Musa!” Begitu Paulus mau menjawab, Galio sudah berkata kepada orang-orang Yahudi, “Hai orang-orang Yahudi! Kalau yang diadukan ini suatu pelanggaran atau suatu kejahatan, memang sepatutnya saya sabar mendengar pengaduanmu ini. Tetapi ini adalah pertengkaran mengenai kata-kata dan nama-nama serta hukum-hukummu sendiri! Jadi kalian yang harus menyelesaikannya. Saya berkeberatan mengadili hal-hal semacam ini!” Lalu Galio mengusir mereka ke luar. Maka mereka menangkap Sostenes, kepala rumah ibadat itu, dan memukul dia di depan meja pengadilan. Tetapi Galio sama sekali tidak peduli akan hal itu. Sesudah itu Paulus masih tinggal lama di Korintus. Kemudian ia mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang percaya di situ, lalu berlayar dengan Priskila dan Akwila ke Siria. Di Kengkrea, Paulus mencukur rambutnya yang sudah dibiarkannya menjadi panjang karena kaulnya kepada Tuhan. Ketika sampai di Efesus, Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila, lalu masuk ke rumah ibadat dan bertukarpikiran dengan orang-orang Yahudi di situ. Mereka minta supaya ia tinggal lebih lama dengan mereka, tetapi ia tidak mau. Meskipun begitu, pada waktu akan berangkat, ia berkata, “Kalau Allah mengizinkan, saya akan kembali lagi ke sini.” Sesudah berkata begitu, ia bertolak dari Efesus. Setelah turun di Kaisarea, ia pergi ke Yerusalem untuk memberi salam kepada jemaat di situ, lalu terus ke Antiokhia. Sesudah tinggal di situ beberapa lama, ia berangkat lagi mengunjungi daerah Galatia dan Frigia untuk menguatkan iman orang-orang percaya. Sementara itu, datanglah ke Efesus seorang Yahudi kelahiran Aleksandria, namanya Apolos. Ia pandai berbicara dan sangat faham tentang isi Alkitab, serta sudah dididik untuk mengenal ajaran tentang Yesus. Maka dengan semangat yang berkobar-kobar ia mengajar dengan teliti mengenai Yesus, meskipun baru baptisan Yohanes saja yang dikenalnya. Dengan berani Apolos mulai berbicara di rumah ibadat dan pada waktu Priskila dan Akwila mendengar pengajarannya, mereka membawa dia ke rumah. Di sana mereka menerangkan kepadanya dengan lebih tepat lagi mengenai rencana Allah untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus. Kemudian Apolos bermaksud pergi ke Akhaya. Maka orang-orang yang percaya kepada Yesus di Efesus menulis surat kepada saudara-saudara yang percaya di Akhaya supaya mereka mau menerima Apolos. Dan waktu Apolos tiba di Akhaya, pertolongannya ternyata sangat berguna kepada orang-orang yang karena rahmat Allah sudah percaya kepada Yesus. Sebab dengan sangat berwibawa, Apolos mengalahkan orang-orang Yahudi di dalam perdebatan-perdebatan di depan umum. Dan ia membuktikan dengan ayat-ayat dari Alkitab bahwa Yesuslah Raja Penyelamat yang dijanjikan.