Kisah Para Rasul 10:1-28
Kisah Para Rasul 10:1-28 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Di kota Kaisarea, ada seorang komandan kompi Romawi bernama Kornelius. Dia memimpin seratus anggota tentara yang disebut Batalion Italia. Kornelius dan keluarganya sangat hormat dan taat kepada Allah. Dia sering memberikan bantuan untuk orang-orang miskin, juga selalu berdoa kepada Allah. Pada suatu hari, sekitar jam tiga sore dia mendapat suatu penglihatan. Tampaklah dengan jelas sesosok malaikat datang kepadanya dan berkata, “Kornelius!” Lalu Kornelius memandang malaikat itu dengan takut dan bertanya, “Ada apa, Tuan?” Malaikat itu menjawab, “Allah berkenan kepada doa-doamu dan semua bantuanmu untuk orang miskin. Di mata Allah, kedua hal itu sudah menjadi suatu persembahan yang menyenangkan hati-Nya. Sekarang utuslah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang bernama Simon yang juga disebut Petrus. Dia menumpang di rumah seorang pengolah kulit binatang. Namanya juga Simon, dan rumahnya di pinggir pantai.” Sesudah malaikat itu pergi, Kornelius memanggil dua hambanya dan seorang tentara yang bertugas sebagai sekretaris pribadinya. Tentara itu juga penyembah Allah. Kornelius menjelaskan semua hal tadi kepada mereka bertiga dan menyuruh mereka pergi ke Yope. Besoknya, sekitar jam dua belas siang, sementara mereka dalam perjalanan dan sudah mendekati kota Yope, Petrus naik ke teras di bagian atas rumah untuk berdoa. Lalu dia merasa lapar dan ingin makan. Tetapi sementara makanan sedang disiapkan, Petrus mendapat suatu penglihatan. Dia melihat langit terbuka, dan ada sesuatu yang tampak seperti selembar kain lebar yang diikat pada keempat sudutnya. Kain itu diturunkan ke dekat Petrus. Di atas kain itu ada banyak sekali jenis binatang yang tidak boleh dimakan oleh orang Yahudi, termasuk binatang berkaki empat, binatang yang merayap di tanah, juga burung-burung liar. Kemudian terdengarlah suara yang berkata kepadanya, “Petrus, berdirilah! Potonglah itu dan makanlah.” Tetapi jawab Petrus, “Tidak, Tuhan! Saya tidak pernah makan sesuatu yang haram atau najis.” Suara itu berkata lagi, “Apa yang Allah katakan halal janganlah kamu anggap haram.” Penglihatan itu muncul tiga kali, lalu kain itu langsung terangkat kembali ke langit. Waktu Petrus masih memikirkan arti penglihatan itu, tiga orang suruhan Kornelius tadi sudah menemukan rumah Simon dan sedang berdiri di depan pintu pagar halaman rumahnya. Mereka bertanya, “Apakah ada orang bernama Simon, yang juga disebut Petrus, menginap di sini?” Sementara Petrus masih memikirkan tentang penglihatan itu, Roh Kudus berkata kepadanya, “Dengar Petrus! Ada tiga orang sedang mencarimu. Berdirilah dan turunlah ke bawah. Jangan ragu-ragu untuk pergi bersama mereka, karena Akulah yang mengutus mereka kepadamu.” Petrus pun turun dan berkata kepada ketiga orang itu, “Sayalah orang yang kalian cari. Ada apa, Bapak-bapak?” Mereka berkata, “Kornelius, seorang komandan kompi Romawi, menyuruh kami datang ke sini. Dia orang baik dan sudah menjadi penyembah Allah. Semua orang Yahudi menghormatinya. Dia diberitahu oleh malaikat untuk mengundang Bapak datang ke rumahnya, supaya dia bisa mendengar ajaran yang akan Bapak sampaikan.” Lalu Petrus mengundang mereka masuk dan bermalam di rumah itu. Besoknya, sesudah bersiap-siap, dia berangkat bersama mereka. Beberapa saudara seiman dari Yope juga ikut. Pada hari berikutnya tibalah mereka di Kaisarea. Kornelius sudah menunggu mereka dan sudah mengumpulkan seluruh keluarga dan sahabat-sahabatnya di rumahnya. Waktu Petrus tiba di rumah itu, Kornelius langsung berlutut di depan kaki Petrus dan menyembah dia. Tetapi Petrus memegang dan menarik dia supaya berdiri sambil berkata, “Berdirilah! Saya ini hanya manusia biasa, sama seperti Bapak!” Sambil bercakap-cakap dengan Kornelius, mereka masuk ke dalam rumah dan Petrus melihat banyak orang sudah berkumpul di situ. Kata Petrus kepada mereka, “Kalian sudah tahu bahwa kami orang Yahudi dilarang bergaul atau mengunjungi orang yang bukan Yahudi seperti kalian. Namun, Allah sudah menunjukkan kepada saya bahwa saya tidak boleh lagi menganggap siapa pun sebagai orang yang ditolak Allah.
Kisah Para Rasul 10:1-28 Firman Allah Yang Hidup (FAYH)
DI KAISAREA tinggallah seorang perwira Romawi, kapten resimen Italia, bernama Kornelius. Ia saleh serta takut akan Allah, demikian juga seluruh isi rumahnya. Ia seorang dermawan dan sangat tekun berdoa. Pada suatu petang, kira-kira jam tiga, ia dalam keadaan sadar mendapat suatu penglihatan. Dalam penglihatan itu ia melihat seorang malaikat Allah datang kepadanya. “Kornelius!” kata malaikat itu. Kornelius memandang kepadanya dengan ketakutan. “Apakah yang Tuan kehendaki?” katanya kepada malaikat itu. Malaikat itu menjawab, “Allah memperhatikan segala doa serta sedekahmu. Sekarang suruhlah beberapa orang ke Yope mendapatkan seseorang bernama Simon Petrus yang menumpang di rumah seorang penyamak kulit bernama Simon, yang tinggal di dekat pantai. Mintalah supaya ia datang berkunjung kepadamu.” Setelah malaikat itu pergi, Kornelius memanggil dua orang hambanya dan salah seorang pengawal pribadinya, seorang prajurit yang saleh. Kepada mereka diceritakannya apa yang telah terjadi, lalu disuruhnya mereka pergi ke Yope. Keesokan harinya, waktu mereka hampir sampai di Kota Yope, Petrus naik ke atap rumah yang datar untuk berdoa. Pada waktu itu tengah hari dan ia merasa lapar. Tetapi sementara makan siang disiapkan, ia mendapat suatu penglihatan. Tampak kepadanya langit terbuka, dan sehelai kain terpal lebar yang tergantung pada keempat sudutnya, turun ke tanah. Di dalam kain itu terdapat bermacam-macam binatang berkaki empat, binatang yang merayap di tanah dan burung. Semua binatang ini haram untuk orang Yahudi. Kemudian suatu suara berkata kepadanya, “Sembelih dan makanlah mana yang engkau sukai.” “Tidak, Tuhan,” sahut Petrus, “sebab saya belum pernah makan sesuatu yang diharamkan oleh hukum Yahudi.” Suara itu berkata lagi, “Apa yang dihalalkan oleh Allah, jangan engkau haramkan!” Penglihatan itu terulang tiga kali berturut-turut. Kemudian kain itu terangkat lagi ke langit. Petrus sangat bingung. Apakah arti penglihatan itu? Apa yang harus dilakukannya? Pada saat itulah orang-orang suruhan Kornelius menemukan alamat yang mereka cari dan sedang berdiri di luar pintu pagar. Mereka bertanya apakah rumah itu tempat tinggal Simon Petrus. Sementara itu, ketika Petrus sedang bingung memikirkan penglihatan itu, Roh Kudus berkata kepadanya, “Ada tiga orang yang ingin menemui engkau. Turun dan jumpai mereka serta pergilah bersama dengan mereka. Jangan khawatir, Akulah yang menyuruh mereka.” Maka Petrus pun turun. “Sayalah orang yang Saudara-Saudara cari,” katanya. “Apakah yang Saudara kehendaki?” Kemudian mereka bercerita kepadanya mengenai Kornelius, perwira Romawi itu. Ia orang yang baik serta saleh dan terpandang di kalangan bangsa Yahudi. Mereka juga bercerita bagaimana seorang malaikat telah menyuruh dia mengundang Petrus datang untuk menyatakan kehendak Allah baginya. Petrus mempersilakan mereka masuk dan bermalam di situ. Pada pagi harinya ia pergi bersama dengan mereka, disertai oleh beberapa saudara seiman dari Yope. Keesokan harinya, ketika mereka tiba di Kaisarea, Kornelius sedang menantikan Petrus. Ia telah mengumpulkan sanak saudara serta handai tolannya untuk menemui Petrus. Pada saat Petrus memasuki rumahnya, Kornelius menjatuhkan diri ke lantai dan sujud di hadapannya. Tetapi Petrus berkata, “Berdirilah! Saya seorang manusia sama seperti kamu!” Maka Kornelius pun berdirilah dan mereka berdua bercakap-cakap sebentar, lalu masuk ke dalam, di mana orang-orang yang lain berkumpul. Petrus berkata kepada mereka, “Saudara-Saudara tahu bahwa hukum Yahudi tidak membenarkan saya memasuki rumah orang bukan Yahudi seperti ini. Tetapi dalam suatu penglihatan, Allah telah menyatakan kepada saya, bahwa saya tidak boleh memandang rendah siapa pun.
Kisah Para Rasul 10:1-28 Perjanjian Baru: Alkitab Mudah Dibaca (AMD)
Di kota Kaisarea ada seorang bernama Kornelius, seorang perwira yang mengepalai pasukan yang dikenal dengan nama Pasukan Italia. Kornelius adalah seorang saleh yang takut akan Allah. Ia dan semua orang yang tinggal di rumahnya beribadah kepada Allah yang benar. Kornelius juga banyak memberi sedekah untuk menolong orang miskin dan tidak pernah melupakan untuk berdoa kepada Allah. Suatu sore kira-kira jam tiga, Kornelius mendapat penglihatan yang sangat jelas. Ia melihat malaikat Allah datang kepadanya dan berkata, “Kornelius!” Kornelius memandang malaikat itu dengan ketakutan dan menjawab, “Ada apa, Tuan?” Malaikat itu berkata kepadanya, “Allah telah mendengar doamu dan sedekah yang kau berikan kepada orang miskin. Allah mengingat kamu dan semua perbuatanmu. Sekarang utuslah beberapa orang ke kota Yope untuk menjemput seorang bernama Simon, yang juga disebut Petrus. Ia menginap di rumah seorang yang juga bernama Simon, pengrajin kulit yang rumahnya berada di tepi laut.” Lalu malaikat yang berbicara kepada Kornelius itu pergi. Kornelius segera memanggil dua orang pelayannya dan seorang prajurit. Prajurit ini adalah seorang saleh, salah satu dari pelayan pribadinya. Kornelius menjelaskan semuanya kepada ketiga orang ini dan mengutus mereka ke kota Yope. Keesokan harinya kira-kira pukul dua belas siang, ketika mereka hampir tiba di kota Yope, Petrus naik ke atap untuk berdoa. Ia merasa sangat lapar dan ingin makan. Tetapi sementara orang-orang menyiapkan makanannya, Petrus mendapat penglihatan. Ia melihat langit terbuka dan ada sesuatu yang turun dari situ. Itu terlihat seperti kain lebar yang diturunkan ke tanah dari keempat ujungnya. Di dalamnya ada segala macam binatang berkaki empat, binatang melata dan burung-burung. Kemudian ada suara yang berkata kepadanya, “Hai Petrus, bangunlah! Sembelihlah binatang-binatang itu dan makanlah!” Tetapi Petrus berkata, “Tidak, Tuhan. Aku tidak pernah makan makanan yang haram atau najis.” Tetapi suara itu berkata lagi kepadanya, “Apa yang sudah disucikan Allah jangan kamu katakan haram!” Hal ini terjadi tiga kali. Lalu semuanya terangkat kembali ke surga. Petrus sangat bingung memikirkan apa arti dari penglihatan itu. Sementara itu, orang-orang yang diutus Kornelius telah menemukan rumah Simon. Mereka sedang berdiri di depan pintu. Mereka bertanya, “Apakah Simon Petrus menginap di sini?” Sementara Petrus masih memikirkan apa arti penglihatan itu, Roh berkata kepadanya, “Dengarlah! Ada tiga orang sedang mencarimu. Bangunlah dan turunlah! Jangan ragu-ragu untuk pergi bersama orang-orang itu karena Akulah yang mengutus mereka.” Maka Petrus turun dan berkata kepada mereka, “Akulah orang yang kamu cari. Ada keperluan apa sehingga kamu datang ke sini?” Orang-orang itu menjawab, “Kornelius, seorang perwira yang takut akan Allah, dan seorang yang dikenal baik oleh bangsa Yahudi mendapat perintah dari malaikat suci agar mengundangmu ke rumahnya supaya ia dapat mendengar berita yang ingin kamu katakan.” Lalu Petrus menyuruh orang-orang itu masuk dan menginap malam itu. Keesokan harinya Petrus bangun dan pergi bersama ketiga orang itu. Beberapa orang percaya dari kota Yope juga ikut menemaninya. Hari berikutnya mereka tiba di kota Kaisarea. Kornelius sedang menunggu kedatangan mereka dan sudah mengumpulkan saudara-saudara dan teman-teman dekatnya di rumahnya. Ketika Petrus masuk, Kornelius menyambutnya. Ia menjatuhkan dirinya di kaki Petrus dan menyembahnya. Tetapi Petrus menyuruhnya berdiri. Petrus berkata, “Bangunlah, aku hanya seorang manusia biasa seperti kamu.” Petrus terus berbicara dengan Kornelius. Lalu Petrus masuk ke dalam rumah dan mendapati banyak orang berkumpul di situ. Petrus berkata kepada mereka, “Kamu tahu bahwa orang Yahudi dilarang bergaul dengan orang yang bukan Yahudi atau mengunjungi mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku bahwa aku tidak boleh mengatakan seseorang itu haram atau salah untuk bergaul dengannya.
Kisah Para Rasul 10:1-28 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: ”Kornelius!” Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ”Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: ”Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut.” Setelah malaikat yang berbicara kepadanya itu meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama-sama dengan dia. Dan sesudah ia menjelaskan segala sesuatu kepada mereka, ia menyuruh mereka ke Yope. Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa. Ia merasa lapar dan ingin makan, tetapi sementara makanan disediakan, tiba-tiba rohnya diliputi kuasa ilahi. Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: ”Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Tetapi Petrus menjawab: ”Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir.” Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: ”Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram.” Hal ini terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Simon. Mereka memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu. Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: ”Ada tiga orang mencari engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.” Lalu turunlah Petrus ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu: ”Akulah yang kamu cari; apakah maksud kedatangan kamu?” Jawab mereka: ”Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan yang terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi, telah menerima penyataan Allah dengan perantaraan seorang malaikat kudus, supaya ia mengundang engkau ke rumahnya dan mendengar apa yang akan kaukatakan.” Ia mempersilakan mereka untuk bermalam di situ. Keesokan harinya ia bangun dan berangkat bersama-sama dengan mereka, dan beberapa saudara dari Yope menyertai dia. Dan pada hari berikutnya sampailah mereka di Kaisarea. Kornelius sedang menantikan mereka dan ia telah memanggil sanak saudaranya dan sahabat-sahabatnya berkumpul. Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: ”Bangunlah, aku hanya manusia saja.” Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul. Ia berkata kepada mereka: ”Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.
Kisah Para Rasul 10:1-28 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Di Kaisarea ada seorang laki-laki bernama Kornelius. Ia seorang kapten “Pasukan Italia”. Ia orang yang takut kepada Allah dan seluruh keluarganya beribadat kepada Allah. Ia banyak menolong orang-orang Yahudi yang miskin, dan ia selalu berdoa kepada Allah. Pada suatu hari kira-kira pukul tiga siang ia melihat dengan jelas dalam suatu penglihatan, seorang malaikat Allah datang dan memanggil dia, “Kornelius!” Kornelius memandang malaikat itu dengan ketakutan lalu berkata, “Ada apa Tuan?” Malaikat itu menjawab, “Doamu dan kemurahan hatimu sudah diterima oleh Allah dan Allah ingat kepadamu. Sekarang suruhlah orang ke Yope memanggil Simon yang nama lengkapnya Simon Petrus. Ia sedang menumpang di rumah seorang penyamak kulit bernama Simon, yang tinggal di tepi pantai.” Setelah malaikat yang berbicara dengan Kornelius itu pergi, Kornelius memanggil dua orang pelayan rumahnya dan seorang anggota tentara pengawalnya yang saleh. Kornelius menceritakan kepada mereka apa yang telah terjadi, lalu menyuruh mereka ke Yope. Keesokan harinya, sementara mereka masih dalam perjalanan dan hampir sampai di Yope, Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa pada waktu tengah hari. Lalu ia lapar sekali dan ingin makan. Sementara makanan disediakan, ia mendapat suatu penglihatan. Ia melihat langit terbuka dan sesuatu seperti kain yang lebar diulurkan ke bumi, tergantung pada keempat sudutnya. Di dalamnya terdapat segala macam binatang berkaki empat, segala binatang yang menjalar dan burung-burung liar. Lalu ada suara berkata kepadanya, “Petrus, bangun! Sembelihlah dan makan!” Petrus menjawab, “Tidak, Tuhan! Belum pernah saya makan apa-apa yang haram atau najis.” Tetapi suara itu berkata lagi kepadanya, “Apa yang sudah dinyatakan halal oleh Allah, janganlah kauanggap itu haram.” Penglihatan itu berulang sampai tiga kali, kemudian kain itu terangkat ke surga. Petrus bingung memikirkan apa arti dari penglihatan itu. Sementara Petrus berpikir-pikir, orang-orang yang disuruh oleh Kornelius sudah menemukan rumah Simon dan berada di muka pintu. Lalu mereka memanggil orang dan bertanya, “Apakah di sini ada tamu yang menginap, yang bernama Simon Petrus?” Sementara Petrus masih saja terus berusaha mengetahui arti dari penglihatan itu, Roh Allah berkata kepadanya, “Hai Petrus, ada tiga orang sedang mencari engkau. Ayo lekas turun ke bawah dan jangan ragu-ragu mengikuti mereka, sebab Akulah yang menyuruh mereka.” Maka Petrus turun ke bawah dan berkata kepada orang-orang itu, “Sayalah yang saudara-saudara cari. Saudara-saudara datang untuk apa?” Mereka menjawab, “Kapten Kornelius menyuruh kami kemari. Ia seorang yang baik dan takut kepada Allah, serta sangat dihormati oleh semua orang Yahudi. Seorang malaikat Allah menyuruh dia minta Tuan datang ke rumahnya karena, sebagai jawaban atas doanya, ia disuruh mendengarkan apa yang akan Tuan katakan kepadanya.” Maka Petrus mempersilakan mereka masuk untuk menginap di situ. Besoknya Petrus bangun dan pergi bersama-sama mereka. Beberapa orang percaya dari Yope pun ikut juga. Sehari sesudah itu mereka sampai ke Kaisarea. Di sana mereka sudah ditunggu-tunggu oleh Kornelius dengan sanak saudaranya serta kawan-kawan karibnya yang sudah diundangnya. Ketika Petrus sampai, Kornelius pergi menyambut dia dan sujud di hadapannya. Tetapi Petrus menolong dia berdiri, lalu berkata, “Bangunlah! Saya sendiri pun manusia juga.” Sementara berbicara dengan Kornelius, Petrus masuk ke dalam rumah. Di situ ia melihat banyak orang sudah berkumpul. Lalu ia berkata kepada mereka, “Saudara-saudara sendiri tahu bahwa orang Yahudi dilarang oleh agamanya untuk mengunjungi atau berhubungan dengan orang-orang dari bangsa lain. Tetapi Allah sudah menunjukkan kepada saya bahwa saya tidak boleh menganggap siapa pun juga najis atau haram.