2 Samuel 19:9-43
2 Samuel 19:9-43 Terjemahan Sederhana Indonesia (TSI)
Semua suku Israel berunding dengan mengatakan, “Bagaimana sekarang?! Raja yang baru saja kita pilih sudah mati, sedangkan Daudlah yang sudah menyelamatkan kita dari kekuasaan musuh-musuh kita dan orang Filistin. Tetapi sekarang Daud sudah kabur dari negeri ini. Bukankah sebaiknya kita mengangkat Daud kembali sebagai raja kita?” Raja Daud mendengar kabar tentang pendapat rakyat itu. Lalu dia mengirim pesan kepada Imam Zadok dan Imam Abiatar, “Sampaikanlah kepada para tua-tua suku Yehuda, ‘Saya sudah mendengar pendapat orang-orang Israel, kecuali dari kalian. Mengapa kalian belum sepakat untuk membawa saya kembali ke istana? Kalian adalah saudara-saudaraku, darah dagingku sendiri. Sudah sepantasnya kalian yang pertama datang untuk mengantar saya kembali ke istana.’ Sampaikan juga kepada Amasa begini, ‘Kita adalah keluarga dekat. Aku bersumpah: Biarlah Allah menghukum aku, bahkan mencabut nyawaku, jika aku tidak mengangkatmu menjadi panglima pasukan Israel untuk menggantikan Yoab!’” Demikianlah Daud berhasil membuat semua orang Yehuda sepakat mendukung dia, sehingga mereka mengirim pesan kepada raja, “Tuan, pulanglah bersama seluruh rombongan Tuan.” Maka Daud berangkat dan sampailah mereka di tepi sungai Yordan. Sementara itu, orang-orang Yehuda sudah tiba di Gilgal untuk menyambut raja dan membantu dia menyeberangi sungai Yordan. Simei, orang suku Benyamin yang sebelumnya sudah mengumpati Daud, juga cepat-cepat turun ke sungai untuk menyambut Raja Daud. Bersama Simei ada seribu orang Benyamin. Selain mereka, datang juga Ziba, pelayan keluarga Saul, bersama lima belas anaknya dan dua puluh budaknya. Mereka bergegas masuk ke sungai Yordan sebelum raja menyeberang. Mereka menolong keluarga raja menyeberangi sungai dan siap melakukan apa pun yang dapat membantu Daud. Sesampainya di seberang sungai, Simei bersujud di hadapan Daud dan berkata, “Tuanku Raja, mohon jangan mengingat-ingat kesalahan hambamu ini dan perbuatan saya pada hari ketika Tuan meninggalkan Yerusalem! Saya mohon agar Tuan melupakan semua itu! Hambamu ini sadar bahwa hamba sudah berdosa. Karena itu, hari ini saya datang sebagai orang pertama mewakili semua suku Israel selain Yehuda untuk menyambut Tuanku Raja.” Mendengar itu, Abisai menjawab, “Simei seharusnya dihukum mati karena sudah mengumpati raja yang dipilih TUHAN.” Tetapi Daud berkata, “Diam saja, anak Zeruya! Bukan urusanmu untuk menentang saya dengan pendapatmu! Hari ini bukanlah hari untuk menjatuhkan hukuman mati atas siapa pun, karena saya baru diangkat kembali sebagai raja atas Israel.” Lalu Daud berjanji kepada Simei dengan bersumpah, “Kamu tidak akan dihukum mati.” Mefiboset, cucu Saul, juga datang dari Yerusalem menemui Daud. Sebagai tanda bersedih, dia tidak membersihkan kakinya, tidak merapikan kumisnya, dan tidak mencuci pakaiannya sejak Raja Daud meninggalkan Yerusalem sampai dia kembali dengan selamat. Daud bertanya kepadanya, “Mengapa kamu tidak ikut bersama saya waktu itu, Mefiboset?” Jawabnya, “Tuanku Raja tahu bahwa hambamu ini lumpuh. Saya sudah menyuruh Ziba, budak saya itu untuk menyiapkan keledai agar hamba bisa menungganginya dan ikut dengan Tuan. Tetapi dia menipu saya dan pergi sendiri. Dia bahkan sudah memfitnah hamba di hadapan Tuan. Namun Tuanku Raja bijaksana seperti malaikat. Tuan pasti tahu apa yang sebaiknya dilakukan dalam situasi ini. Lagipula, seluruh keturunan kakekku sebenarnya layak dihukum mati oleh Tuan. Tetapi dengan mengizinkan hambamu makan semeja dengan Tuan, engkau memperlakukan saya seperti anggota keluarga! Hambamu ini merasa puas dan tidak perlu minta apa-apa lagi.” Lalu raja menjawabnya, “Cukuplah perkataanmu itu. Saya sudah memutuskan supaya tanah dan harta Saul dibagi dua antara kamu dan Ziba.” Kata Mefiboset, “Tidak apa-apa! Biarkan Ziba mengambil semuanya! Asal Tuanku Raja sudah kembali dengan selamat, hamba senang.” Barzilai orang Gilead sudah datang dari Rogelim untuk mengantar Daud sampai menyeberangi sungai Yordan. Barzilai sangat tua, umurnya delapan puluh tahun. Dia seorang yang kaya raya. Selama Raja Daud dan rombongannya tinggal di Mahanaim waktu itu, dialah yang menyediakan makanan serta kebutuhan lainnya bagi mereka. Daud berkata kepada Barzilai, “Pak, mari ikut ke Yerusalem. Di sana saya akan memenuhi segala kebutuhan Bapak.” Tetapi Barzilai menjawab, “Tuan, hambamu ini tidak akan hidup lama lagi. Tidak ada gunanya saya ikut dengan Tuan ke Yerusalem. Umur hamba sudah delapan puluh tahun. Saya tidak lagi bisa menikmati apa pun. Lidah saya sudah tidak dapat merasakan makanan atau minuman enak. Telinga saya sudah tidak bisa mendengarkan suara orang yang bernyanyi, baik laki-laki maupun perempuan. Kalau hambamu ikut ke sana, hamba hanya akan menjadi beban bagi Tuanku Raja. Saya akan menemani Tuan menyeberangi sungai Yordan dan berjalan sedikit untuk mengantarkan kepergian Tuan. Itu pun sebuah kehormatan besar bagi saya, dan Tuan tidak perlu lagi menambah hadiah apa pun untuk saya. Izinkanlah saya pulang saja, agar saat meninggal dunia saya dapat dikuburkan di dekat kuburan ayah dan ibu saya. Lebih baik anak saya, Kimham, yang pergi mengikuti Tuan. Lakukanlah baginya apa yang terbaik menurut Tuan.” Daud menjawab, “Baiklah! Kimham akan menyeberang dan ikut bersama saya ke Yerusalem. Di sana saya akan melakukan baginya apa yang baik menurut Bapak. Dan kalau Bapak sendiri membutuhkan apa pun, katakan saja. Saya pasti melakukannya.” Sesudah selesai menyeberangi sungai, Daud mengucapkan salam perpisahan sambil memeluk Barzilai dan mendoakan berkat baginya. Lalu Barzilai pulang ke kotanya. Daud berjalan menuju Gilgal disertai Kimham. Seluruh pasukan Yehuda dan separuh dari pasukan Israel ikut mengantarkan raja. Akan tetapi, timbullah pertengkaran antara kedua pihak tersebut. Pasukan Israel memprotes kepada raja, “Tuan, orang Yehuda itu diam-diam pergi menjemput Raja beserta rombongan Tuan dari sungai Yordan! Mereka tidak mengajak kami!” Sebaliknya, pasukan Yehuda menjawab mereka, “Sudah sepantasnya kami melakukan itu, karena raja berasal dari suku kami! Kalian tidak perlu marah! Kami melakukan ini tanpa dibayar baik berupa hadiah maupun makanan.” Jawab orang Israel, “Tetapi kesepuluh suku kami berhak sepuluh kali lebih banyak atas Raja Daud daripada kalian, yang dari suku Yehuda. Kalian sudah meremehkan kami! Bukankah kami yang lebih dahulu menyarankan untuk mengangkat Raja Daud kembali?!” Namun, orang Yehuda membantah mereka dengan lebih keras lagi.
2 Samuel 19:9-43 Alkitab Terjemahan Baru (TB)
Seluruh rakyat dari semua suku Israel berbantah-bantah, katanya: ”Raja telah melepaskan kita dari tangan musuh kita, dialah yang telah menyelamatkan kita dari tangan orang Filistin. Dan sekarang ia sudah melarikan diri dari dalam negeri karena Absalom; tetapi Absalom yang telah kita urapi untuk memerintah kita, sudah mati dalam pertempuran. Maka sekarang, mengapa kamu berdiam diri dengan tidak membawa raja kembali?” Raja Daud telah menyuruh orang kepada Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, dengan pesan: ”Berbicaralah kepada para tua-tua Yehuda, demikian: Mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali ke istananya?” Sebab perkataan seluruh Israel telah sampai kepada raja. ”Kamulah saudara-saudaraku, kamulah darah dagingku; mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk membawa raja kembali? Dan kepada Amasa haruslah kamu katakan: Bukankah engkau darah dagingku? Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau tidak tetap menjadi panglimaku menggantikan Yoab.” Demikianlah dibelokkannya hati semua orang Yehuda secara serentak, sehingga mereka menyuruh menyampaikan kepada raja pesan ini: ”Kembalilah, tuanku dan semua anak buahmu.” Lalu berangkatlah raja pulang dan sampailah ia ke tepi sungai Yordan. Sementara itu orang Yehuda telah sampai ke Gilgal untuk menyongsong raja dan untuk membawa raja menyeberang sungai Yordan. Juga Simei bin Gera, orang Benyamin yang dari Bahurim itu, cepat-cepat datang bersama-sama dengan orang-orang Yehuda untuk menyongsong raja Daud. Juga ada seribu orang dari daerah Benyamin bersama-sama dengan dia. Dan Ziba, hamba keluarga Saul, dan kelima belas anaknya laki-laki dan kedua puluh hambanya bersama-sama dengan dia datang tergesa-gesa ke sungai Yordan mendahului raja, lalu menyeberang dari tempat penyeberangan untuk menyeberangkan keluarga raja dan untuk melakukan apa yang dipandangnya baik. Maka Simei bin Gera sujud di depan raja, ketika raja hendak menyeberangi sungai Yordan, dan berkata kepada raja: ”Janganlah kiranya tuanku tetap memandang aku bersalah, dan janganlah kiranya tuanku mengingat kesalahan yang dilakukan hambamu ini pada hari tuanku raja keluar dari Yerusalem; janganlah kiranya raja memperhatikannya lagi. Sebab hambamu ini tahu bahwa hamba telah berbuat dosa; dan lihatlah, pada hari ini akulah yang pertama-tama datang dari seluruh keturunan Yusuf untuk menyongsong tuanku raja.” Lalu berbicaralah Abisai, anak Zeruya, katanya: ”Bukankah Simei patut dihukum mati karena ia telah mengutuki orang yang diurapi TUHAN?” Tetapi Daud berkata: ”Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya, sehingga kamu pada hari ini menjadi lawanku? Masakan pada hari ini seorang dihukum mati di Israel! Sebab bukankah aku tahu, bahwa aku pada hari ini adalah raja atas Israel?” Kemudian berkatalah raja kepada Simei: ”Engkau tidak akan mati.” Lalu raja bersumpah kepadanya. Juga Mefiboset bin Saul menyongsong raja. Ia tidak membersihkan kakinya dan tidak memelihara janggutnya dan pakaiannya tidak dicucinya sejak raja pergi sampai hari ia pulang dengan selamat. Ketika ia dari Yerusalem menyongsong raja, bertanyalah raja kepadanya: ”Mengapa engkau tidak pergi bersama-sama dengan aku, Mefiboset?” Jawabnya: ”Ya tuanku raja, aku ditipu hambaku. Sebab hambamu ini berkata kepadanya: Pelanailah keledai bagiku, supaya aku menungganginya dan pergi bersama-sama dengan raja! – sebab hambamu ini timpang. Ia telah memfitnahkan hambamu ini kepada tuanku raja. Tetapi tuanku raja adalah seperti malaikat Allah; sebab itu perbuatlah apa yang tuanku pandang baik. Walaupun seluruh kaum keluargaku tidak lain dari orang-orang yang patut dihukum mati oleh tuanku raja, tuanku telah mengangkat hambamu ini di antara orang-orang yang menerima rezeki dari istanamu. Apakah hakku lagi dan untuk apa aku mengadakan tuntutan lagi kepada raja?” Tetapi raja berkata kepadanya: ”Apa gunanya engkau berkata-kata lagi tentang halmu? Aku telah memutuskan: Engkau dan Ziba harus berbagi ladang itu.” Lalu berkatalah Mefiboset kepada raja: ”Biarlah ia mengambil semuanya, sebab tuanku raja sudah pulang dengan selamat.” Juga Barzilai, orang Gilead itu, telah datang dari Rogelim dan ikut bersama-sama raja ke sungai Yordan untuk mengantarkannya sampai di sana. Barzilai itu sudah sangat tua, delapan puluh tahun umurnya. Ia menyediakan makanan bagi raja selama ia tinggal di Mahanaim, sebab ia seorang yang sangat kaya. Berkatalah raja kepada Barzilai: ”Ikutlah aku, aku akan memelihara engkau di tempatku di Yerusalem.” Tetapi Barzilai menjawab raja: ”Berapa tahun lagikah aku hidup, sehingga aku harus pergi bersama-sama dengan raja ke Yerusalem? Sekarang ini aku telah berumur delapan puluh tahun; masakan aku masih dapat membedakan antara yang baik dan yang tidak baik? Atau masih dapatkah hambamu ini merasai apa yang hamba makan atau apa yang hamba minum? Atau masih dapatkah aku mendengarkan suara penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan? Apa gunanya hambamu ini lagi menjadi beban bagi tuanku raja? Sepotong jalan saja hambamu ini berjalan ke seberang sungai Yordan bersama-sama dengan raja. Mengapa raja memberikan ganjaran yang sedemikian kepadaku? Biarkanlah hambamu ini pulang, sehingga aku dapat mati di kotaku sendiri, dekat kubur ayahku dan ibuku. Tetapi inilah hambamu Kimham, ia boleh ikut dengan tuanku raja; perbuatlah kepadanya apa yang tuanku pandang baik.” Lalu berbicaralah raja: ”Baiklah Kimham ikut dengan aku; aku akan berbuat kepadanya apa yang kaupandang baik, dan segala yang kaukehendaki dari padaku akan kulakukan untukmu.” Kemudian seluruh rakyat menyeberangi sungai Yordan. Juga raja menyeberang, setelah berpamitan dengan Barzilai dengan ciuman. Lalu orang ini pun pulanglah ke tempat kediamannya. Sesudah itu berjalanlah raja terus ke Gilgal, dan Kimham ikut dengan dia. Seluruh rakyat Yehuda bersama-sama setengah dari rakyat Israel telah mengantarkan raja. Tetapi seluruh orang Israel datang menghadap raja dan berkata kepada raja: ”Mengapa saudara-saudara kami, orang-orang Yehuda itu, menculik raja dan membawa dia menyeberangi sungai Yordan dengan keluarganya dan semua orang Daud yang menyertai dia?” Lalu semua orang Yehuda menjawab orang-orang Israel itu: ”Oleh karena raja kerabat kami. Mengapa kamu menjadi marah karena hal ini? Apakah kami makan apa-apa atas biaya raja? Apakah kami mendapat keuntungan?” Tetapi orang-orang Israel itu menjawab orang-orang Yehuda: ”Kami sepuluh kali lebih berhak atas raja. Sebagai anak sulung kami melebihi kamu. Mengapa kamu memandang kami rendah? Bukankah kami yang pertama-tama harus membawa raja kami kembali?” Tetapi perkataan orang-orang Yehuda itu lebih pedas dari pada perkataan orang-orang Israel.
2 Samuel 19:9-43 Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK)
Di kalangan semua suku Israel timbullah pertengkaran. Kata mereka, “Raja Daud telah menyelamatkan kita dari orang Filistin dan melepaskan kita dari musuh-musuh yang lain, tetapi sekarang dia sudah melarikan diri dari Absalom dan meninggalkan negeri ini. Absalom kita lantik menjadi raja, tapi sekarang telah gugur dalam pertempuran. Mengapa tak ada seorang pun yang berusaha untuk membawa Raja Daud kembali?” Kata-kata itu sampai juga kepada Raja Daud. Sebab itu dia menyuruh Imam Zadok dan Imam Abyatar menanyakan kepada para pemimpin Yehuda demikian, “Mengapa kamu menjadi yang terakhir untuk menyambut dan mengiringi raja kembali ke istananya? Bukankah kamu sanak saudaraku dan kaum kerabatku? Masakan kamu yang terakhir memohon supaya aku pulang?” Daud juga menyuruh mereka mengatakan kepada Amasa demikian, “Bukankah engkau kerabatku? Mulai sekarang aku mengangkat engkau menjadi panglima tentaraku menggantikan Yoab. Kiranya Allah membunuh aku jika hal itu tidak kulakukan!” Begitulah Daud berhasil mengambil hati semua orang Yehuda sehingga mereka mengirimkan pesan kepada raja supaya kembali ke istana bersama-sama dengan semua pegawainya. Lalu berangkatlah raja dan sampai di Sungai Yordan, sementara itu orang-orang Yehuda sudah sampai di Gilgal untuk menjemput raja dan mengawal dia menyeberangi sungai itu. Simei anak Gera, orang Benyamin itu membawa seribu orang dari suku Benyamin dan cepat-cepat datang bersama orang-orang Yehuda itu untuk menyambut raja. Begitu juga Ziba budak keluarga Saul, beserta kelima belas orang anaknya yang laki-laki dan kedua puluh orang budaknya; mereka telah menyeberangi Sungai Yordan sebelum raja tiba. Mereka membantu keluarga raja menyeberangi serta melakukan segala yang disuruh raja kepada mereka. Pada saat raja hendak menyeberangi sungai, Simei sujud di hadapannya dan berkata, “Hamba mohon, kiranya Baginda tidak menganggap hamba tetap bersalah. Sudilah Baginda melupakan apa yang hamba lakukan pada hari Baginda meninggalkan Yerusalem. Hamba sudah insaf, bahwa hamba telah berbuat dosa, dan oleh karena itu, di antara suku-suku yang tinggal di daerah utara hambalah yang pertama-tama datang menyambut Baginda pada hari ini.” Mendengar itu Abisai anak Zeruya berkata, “Simei sudah patut dihukum mati karena dia telah mengutuki raja yang dipilih TUHAN.” Tetapi Daud berkata kepada Abisai dan Yoab abangnya, “Jangan ikut campur. Mengapa kalian menyusahkan aku? Pada hari ini aku menjadi raja lagi atas Israel, dan tak boleh ada orang Israel yang dihukum mati.” Kemudian bersumpahlah raja kepada Simei, “Aku menjamin bahwa engkau tidak akan dihukum mati.” Juga Mefiboset cucu Saul, datang untuk ikut menyambut raja. Dia tidak membasuh kakinya, tidak memotong jenggotnya, dan tidak mencuci pakaiannya sejak Raja Daud meninggalkan Yerusalem sampai ia kembali dengan selamat. Ketika Mefiboset datang dari Yerusalem untuk menyambut raja, berkatalah raja kepadanya, “Mefiboset, mengapa engkau tidak ikut dengan aku waktu itu?” Jawabnya, “Yang Mulia, Baginda tahu hamba ini pincang. Hamba menyuruh pelayan hamba menyiapkan keledai yang dapat hamba tunggangi untuk mengikuti Baginda. Tetapi hamba dikhianati oleh pelayan itu. Malahan hamba difitnahnya terhadap Baginda. Tetapi Baginda seperti malaikat Allah. Sebab itu lakukanlah apa yang Tuanku rasa baik. Seluruh kaum keluarga ayah hamba patut dihukum mati oleh Baginda, namun hamba ini telah Baginda izinkan ikut makan di istana. Sekarang hamba tidak berani lagi meminta apa-apa dari Baginda.” Raja menjawab, “Tidak perlu engkau mengatakan apa-apa lagi. Aku telah memutuskan untuk memberi segala harta Saul kepadamu dan kepada Ziba.” Lalu jawab Mefiboset, “Biarlah Ziba mengambil semuanya. Hamba sudah merasa puas karena Baginda sudah pulang dengan selamat.” Juga Barzilai orang Gilead itu datang dari Rogelim untuk mengiringi raja menyeberangi Sungai Yordan. Barzilai sudah sangat tua, umurnya sudah delapan puluh tahun. Dia amat kaya dan selama raja tinggal di Mahanaim dahulu, Barzilailah yang menyediakan makanan bagi raja. Raja berkata kepadanya, “Ikutlah dengan aku ke Yerusalem, nanti akan kusediakan segala kebutuhanmu di sana.” Tetapi Barzilai menjawab, “Hamba tidak akan hidup lama lagi. Jadi apa gunanya hamba ikut dengan Baginda ke Yerusalem? Umur hamba sudah delapan puluh tahun, dan tak ada lagi yang dapat memberi kesenangan kepada hamba. Hamba tidak dapat lagi menikmati apa yang hamba makan atau hamba minum, dan tidak dapat lagi mendengar suara orang bernyanyi. Hamba hanya akan menjadi beban bagi Baginda. Hamba tidak layak menerima upah sebesar itu. Hamba hanya ingin mengiringi Baginda beberapa langkah saja dari seberang Sungai Yordan. Sesudah itu, biarkanlah hamba pulang ke rumah dan meninggal di dekat kuburan orang tua hamba, tetapi inilah anak hamba Kimham. Izinkanlah dia mengiringi Baginda dan perbuatlah kepadanya apa yang Baginda pandang baik.” Raja menjawab, “Kimham akan kubawa dan akan kuurus seperti keinginanmu, dan segala yang kauminta kepadaku akan kupenuhi.” Kemudian Daud dan seluruh anak buahnya menyeberangi Sungai Yordan. Lalu Daud mencium Barzilai dan berpamitan dengan dia. Setelah itu pulanglah Barzilai ke rumahnya. Seluruh pasukan Yehuda dan setengah dari pasukan Israel mengiringi raja menyeberangi sungai. Sesudah itu raja terus ke Gilgal, dan Kimham ikut dengan dia. Kemudian datanglah semua orang Israel menghadap raja dan berkata kepadanya, “Baginda, mengapa saudara kami orang-orang Yehuda itu mengira bahwa merekalah yang berhak untuk menjemput dan mengawal Baginda bersama seluruh keluarga dan anak buah Baginda menyeberangi Sungai Yordan?” Lalu orang Yehuda menjawab, “Tentu saja, karena raja adalah kerabat kami. Mengapa kalian menjadi marah? Apakah kebutuhan kami ditanggung oleh raja, atau telah diberinya hadiah kepada kami?” Orang Israel menjawab, “Hak kami atas raja sepuluh kali lebih besar dari hak kalian, walaupun raja adalah kerabat kalian. Mengapa kalian pandang enteng terhadap kami? Jangan lupa bahwa kamilah yang pertama-tama sekali mengusulkan untuk membawa raja kembali!” Tetapi orang Yehuda lebih keras daripada orang Israel dan tidak mau kalah.